Sabtu, 08 Oktober 2011

ANAK ANGKAT

Seorang ibu muda yang baru saja melahirkan berkunjung ke rumah
orangtuanya. Dengan bangga ia menunjukkan bayinya kepada ibunya
seraya berkata: "Ibu, bayiku sehat dan lucu. Namun ada yang agak
aneh. Rambutnya hitam sekali, padahal aku dan suamiku berambut
kemerahan." Ibunya menjawab: "Kamu tak perlu heran, kan rambut
ayahmu juga hitam." Dengan cepat anak perempuannya menjawab: "Tapi
Bu, itu tidak ada pengaruhnya. Bukankah aku adalah anak angkat?"
Ibunya terhenyak lalu sambil tersenyum menjawab, "Ah, aku selalu
lupa akan hal itu."

Dalam kekristenan, kata "anak Allah" kerap kali dipakai dengan penuh
kebanggaan. Akan tetapi, lambat laun pemahaman akan asal mula status
tersebut kerap terlupakan. Kita lupa bahwa status anak Allah yang
kita terima melalui iman tersebut adalah sebuah anugerah yang
bermula dari penebusan Kristus (4:5). Dengan demikian, kita menjadi
milik-Nya, didiami oleh Roh Allah, dan menjadi ahli waris-Nya. Ini
semua membuktikan bahwa Dia mengasihi kita dengan sempurna kendati
kita semula adalah "anak angkat".

Dari pihak kita, adalah baik dan wajar untuk senantiasa mengingat
asal muasal status kita. Menyadari bahwa status anak yang kita
peroleh adalah karena kemurahan semata, itu akan menolong tata nilai
dan perilaku kita. Kita akan senantiasa diingatkan untuk "tahu
diri", bersyukur, dan berupaya untuk hidup sepadan dengan kemurahan
Allah tersebut. Apakah kita sedang terus memperjuangkan hidup yang
menunjukkan ucapan syukur atas anugerah tersebut? Ataukah selama ini
perilaku kita justru mencerminkan hidup yang tak tahu berterima
kasih?

ANUGERAH YANG TAK TERUKUR
MEMBAWA KITA PADA HIDUP YANG PENUH UCAPAN SYUKUR

Galatia 3:26-4:7

26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam
Yesus Kristus.
27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan
Kristus.
28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak
ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah
keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
1 Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig,
sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia
adalah tuan dari segala sesuatu;
2 tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada
saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
3 Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk
juga kepada roh-roh dunia.
4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya,
yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum
Taurat.
5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak.
6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh
Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak,
maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar