Rabu, 19 Oktober 2011

Aku datang untuk...

 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi"

(Rm 6:19-23; Luk 12:49-53)

"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan bebetapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di  bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya." (Luk 12:49-53),

·   Fungsi api adalah membakar, dan aneka jenis benda yang dapat terbakar dengan mudah akan segera ludes menjadi abu, sedangkan benda keras seperti besi, batu atau beton dapat meleleh, sedangkan logam mulia seperti emas terbakar akan semakin kelihatan keaslian atau kemurniannya. Maka jika Yesus "datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu menyala" berarti ia menghendaki pemurnian atau penjernihan iman kita. Iman mendasari hidup sejati dan mengatasi relasi darah atau daging, maka baiklah kita mawas diri perihal keimanan atau panggilan kita masing-masing, apakah kita setia pada iman atau panggilan. Sebagai orang yang telah dibaptis hendaknya kita setia pada janji baptis, sedangkan yang terpanggil secara khusus entah menjadi suami-isteri, pastror, bruder atau suster hendaknya setia pada janji atau kaul yang telah diikrarkan. Jauhkan semangat KKN (Kolusi, Korupsi dan Neptisme). Sekiranya terpaksa harus kolusi atau neoptisme

tidak apa-apa asal tidak korupsi, karena dengan saling kenal lebih mendalam karena ikatan darah atau teman akan mendukung kerjasama yang baik asal tidak korupsi. Dengan kata lain kami harapkan kita semua serentak dan bekerjasama memberantas korupsi dalam bentuk apapun, karena korupsi merupakan bentuk pembusukan hidup bersama, sehingga hidup bersama tidak sedap dan nikmat lagi. Kami harap anak-anak sedini mungkin dibiasakan hidup jujur dan disiplin serta tidak melakukan tindakan amoral sahabatnya korupsi seperti meknipu, berbohong, manipulasi dan seterusnya.

·   "Sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal" (Rm 6:22), demikian peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua umat beriman. Sebagai umat beriman atau beragama kita semua diharapkan menjadi 'hamba-hamba Allah', yang berarti senantiasa taat dan setia pada kehendak atau perintah Allah, tidak hidup dan bertindak mengikuti selera pribadi atau keinginan/kemauan sendiri. Maka marilah kita semua setia dalam menjalankan aneka macam tata tertib atau kewajiban sebagai umat beragama atau beriman. Memang kesetiaan atau ketaatan pada perintah atau kehendak Tuhan antara lain menjadi nyata dalam kesetiaan atau ketaatan pada aneka tata tertib dalam hidup dan kerja bersama dimanapun dan kapanpun. Sekali lagi saya angkat apa itu setia: "setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan

kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24-25). Pada masa yang diwarnai semangat materialistis dan hedonis saat ini memang banyak godaan-godaan yang dapat merongrong atau menghancurkan kesetiaan kita pada perjanjian yang telah kita buat. Godaan utama kiranya uang, karena ketika orang kaya akan uang atau dikuasai oleh uang, maka yang bersangkutan dengan mudah mengikuti godaan lainnya seperti kenikmatan seksual dengan berhubungan seksual dengan orang yang bukan pasangan hidupnya atau yang merayu muda-mudi untuk bergaul bebas sampai hubungan seksual. Orang dengan mudah menjadikan tubuhnya sebagai hamba dosa, dan ada kecenderungan  mengkormersielkan anggota tubuh atau memandang tubuh manusia sebagai

kesatuan daging belaka. Marilah kita lawan atau atasi aneka godaan bersama-sama, saling membantu dan mendukung.

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mzm 1:1-3)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar