Jumat, 28 Februari 2014

WAKTU ADALAH INVESTASI YANG TERBAIK

 

Apakah anda percaya bahwa uang diperoleh dengan bekerja?

Apakah anda percaya bahwa

tidak bekerja = tidak ada uang?

Apakah sekarang anda bekerja untuk mendapatkan uang?

Sampai usia berapakah anda ingin tetap bekerja?

Bila anda sudah tidak bekerja, apakah anda nanti masih memiliki uang?

Bila anda sudah berhenti bekerja, dari manakah anda memperoleh uang?

Bila anda sudah berhenti bekerja, akan cukupkah uang anda?

Apakah anda mengenal konsep "PASSIVE INCOME'?

Alkisah, ada sebuah desa di kaki pegunungan. Sumber mata air terdapat di atas gunung. Setiap hari penduduk desa harus mengambil air dari atas gunung, dibawa turun ke desa di bawah kaki gunung tersebut.

Bila anda menjadi penduduk desa tersebut, bagaimana caranya anda mengambil air setiap hari? Ada dua pilihan:

1. Menggunakan ember2. Membangun saluran air Dari dua pilihan tersebut, yang manakah yang anda pilih?

99% orang pasti memilih membangun saluran air.

Apakah pilihan anda sama (membangun saluran air) ?

Mengapa anda tidak memilih menggunakan ember?

Banyak alasan orang tidak mau menggunakan ember, antara lain:

tidak efisien, boros waktu, capek, dll.

Tetapi ada 2 hal yang sangat membedakan antara menggunakan ember dan membangun saluran air:

1. Dengan menggunakan ember, berarti harus bolak-balik terus-menerus. Artinya harus terus-menerus MENGERJAKAN PEKERJAAN YANG ITU-ITU JUGA.2. Dengan menggunakan ember, pada saat kita berhenti, maka berarti AIRNYA JUGA BERHENTI SEKETIKA. Tapi dengan pilihan kedua, yaitu membangun saluran air, ada 2 hal yang perlu kita ingat:

1. Setelah saluran air selesai dibangun, AIR AKAN MENGALIR DENGAN SENDIRINYA, bahkan pada waktu kita tidur sekalipun.2. Dengan membangun saluran air, berarti kita BEKERJA SEKALI, TAPI HASILNYA KITA BISA NIKMATI TERUS MENERUS. Inilah maksud sebenarnya dari PASSIVE INCOME. Apakah pekerjaan/bisnis anda sekarang lebih mirip dengan "prinsip ember" atau 'prinsip saluran air"?

Apakah anda harus mengerjakan pekerjaan/bisnis anda setiap hari?

Apakah anda "dibayar" untuk kepandaian/kemampuan anda, atau hanya sekedar waktu anda saja?

99% pekerjaan adalah "hanya" menukar waktu anda dengan uang.

Buktinya, sewaktu anda berhenti mengerjakan pekerjaan/bisnis anda sekarang, apakah masih ada kemungkinan untuk terus mendapatkan penghasilan darinya?

 

Kembali ke pertanyaan di atas: SAMPAI USIA BERAPA ANDA AKAN TERUS BEKERJA?

Apakah anda BUTUH dengan apa yang disebut "passive income"?

Bila anda tidak ingin bekerja sampai tua, berarti anda BUTUH kesempatan untuk memperoleh "passive income".

Berarti anda BUTUH untuk mulai membangun saluran pipa.

 

KAPAN WAKTU YANG TEPAT untuk mulai membangun saluran pipa?

Waktu yang tepat yang terbaik adalah:

KEMARINSekarang hanya ada waktu yang tepat urutan kedua, yaitu:

HARI INI 

Faktanya, saya BUTUH "membangun saluran air", tapi saat ini saya terlalu sibuk dan tidak punya waktu. Bagaimana caranya?

1. Pekerjaan dengan "menggunakan ember" TIDAK AKAN PERNAH SELESAI. Jadi TIDAK ADA GUNANYA MENUNGGU waktu yang tepat lagi.2. Bila anda benar-benar BUTUH, maka pasti WAKTU akan ada dengan sendirinya. Sama seperti anda "butuh" masuk kantor, anda "butuh" buka toko, anda "butuh" meninjau pabrik, anda "butuh" pergi liburan, dsb. Sekali lagi, bila anda benar-benar BUTUH "membangun saluran air" dan menganggapnya benar-benar PENTING, maka ANDA PASTI PUNYA WAKTU untuk itu.3. Semakin lama anda menunda membangun saluran pipa, semakin lama pula anda terjebak menggunakan ember terus-menerus.4. Pekerjaan dengan menggunakan ember, semakin lama akan semakin berat. Tidak pernah menjadi semakin mudah.5. Mulai membangun saluran air pada saat kita masih bisa menggunakan ember, adalah hal yang sangat bijaksana. Bila kita baru mau membangun saluran pipa pada saat sudah tidak bisa menggunakan ember lagi, semuanya sudah jadi sangat terlambat.6. Ingat, WAKTU YANG TEPAT SUDAH LEWAT, tinggal bagaimana kita MENGGUNAKAN HARI INI AGAR TIDAK SEMAKIN TERLAMBAT.7. Tidak ada yang bisa mengatur waktu anda, sebaik anda sendiri. Kita sudah melihat prinsip "passive income" dengan membangun saluran air. Mari kita teruskan cerita "membawa ember" dan "membangun saluran air" tadi.

Bagaimana caranya bagi seorang pembawa ember, bila dia ingin memperbanyak air yang bisa dibawanya tiap hari? Ada beberapa pilihan yang biasa dilakukan:

1. Memperbesar ukuran ember. Bisa diartikan, kita menerima 'kenaikan jabatan" yang disertai bertambahnya tanggung jawab dan bertambahnya beban pekerjaan tersebut.

2. Menambah jumlah ember yang dibawa. Bila penghasilan dari satu pekerjaan tidak cukup, biasanya kita mencari pekerjaan kedua, atau bahkan ketiga. Biasanya ada satu pekerjaan yang "full-time" dan ada beberapa yang "part-time".

3. Menambah waktu kerja. Singkatnya, lembur siang-malam. Tidur hanya 2-3 jam sehari.

 

Apakah cara-cara di atas mampu memperbanyak air (memperbesar penghasilan) kita?

Tentu saja bisa. Tetapi cara-cara di atas SANGAT TERBATAS, untuk 2 hal:

1. Terbatasnya tenaga2. Terbatasnya waktu  

Karena cara-cara di atas SANGAT TERBATAS, maka kita perlu mengingat fakta-fakta di bawah ini (karena kita seringkali lupa) :

1. Dengan mengandalkan prinsip 'membawa ember", kita SELAMANYA TIDAK MUNGKIN SUKSES besar, karena sudah terbukti SANGAT TERBATAS.2. Oleh karenanya, TIDAK PERNAH ADA orang-orang terkaya (tersukses) yang mencapai kesuksesannya saat ini dengan mengandalkan prinsip "membawa ember".3. Semua pakar-pakar ternama di dunia mengajarkan bahwa dengan "membawa  ember", tidak akan membawa kita kemana-mana. Hanya di situ-situ saja seumur hidup. (Misal: Robert T. Kiyosaki dalam "Rich Dad Poor Dad")4. Bila kita SEUMUR HIDUP hanya ngotot dengan "membawa ember" saja, SUDAH PASTI kita tidak bisa mencapai sebagian besar impian kita, karena satu hal pasti: membawa ember itu potensinya SANGAT TERBATAS.5. Anda tidak perlu mencari bukti lebih banyak lagi. Orang-orang di sekitar kita sudah banyak yang menjadi contoh dan bukti mutlak, bahwa dengan hanya "membawa ember" saja, maka TIDAK MUNGKIN bisa benar-benar sukses.  

Nah, sekarang bagaimana dengan "membangun saluran air"?

Tadi kita sudah sepakat bahwa: setelah saluran air selesai dibangun, air akan terus mengalir, bahkan pada saat kita tidur.

Pertanyaannya: Bagaimana bila aliran air tersebut tidak cukup. Bagaimana bila kita ingin memperbesar kapasitas air yang mengalir? Terbatas jugakah?

 

Jawabannya: DENGAN SATU SALURAN AIR, MEMANG TERBATAS.

Tapi ingatlah hal ini:

1. Setelah satu saluran air selesai dibangun, KITA BISA MULAI MEMBANGUN SALURAN AIR lainnya.2. Pada saat kita membangun saluran air yang kedua (atau ketiga), SALURAN AIR PERTAMA TETAP MENGALIR airnya.3. Artinya, kita bisa membangun BANYAK SEKALI SALURAN AIR, dan ini berarti PENGHASILAN KITA MENJADI TIDAK TERBATAS.  

Inilah yang kita sebut dengan "

UNLIMITED INCOME", yaitu sebuah

PENGHASILAN DENGAN POTENSI YANG TIDAK ADA BATASNYA.Batasnya hanya ditentukan oleh serajin apa kita membangun saluran-saluran air kita.

 

Lalu kapan berhentinya? Sama juga donk dengan "membawa ember"?

Beda sekali. Bedanya :

1. Dengan "membawa ember", begitu kita berhenti, SEMUA PENGHASILAN SERTA MERTA BERHENTI TOTAL.2. Dengan "membangun saluran air", begitu kita berhenti, PENGHASILAN KITA MASIH TETAP MENGALIR TERUS. Yang berhenti hanya pertumbuhan penghasilannya (dan pada prakteknya, itupun bukan berhenti bertumbuh sama sekali, hanya menjadi lebih lambat saja). Pada suatu saat, bila kita sudah cukup "puas" dengan tingkat penghasilan kita saat itu, tentu boleh-boleh saja punya alasan untuk berhenti, dan mulai benar-benar menikmati "passive income" yang "unlimited".

 

CATATAN PENTING :

1. Membangun saluran air pasti perlu waktu.
2. Untuk mencapai "unlimited income", kita mungkin harus membangun beberapa saluran air.
3. Oleh karena itu PENTING SEKALI agar kita MULAI MEMBANGUN SALURAN AIR YANG PERTAMA SECEPAT MUNGKIN, SEDINI MUNGKIN.
4. Sebelum kita MULAI membangun saluran air kita yang pertama, artinya kita juga BELUM memulai usaha kita mencapai "unlimited income".
5. Inilah juga alasan terpenting mengapa kita TIDAK BOLEH MENUNDA-NUNDA LAGI untuk MULAI membangun saluran pipa kita yang pertama, baru nanti ada yang kedua, ketiga dan seterusnya.
6. MULAILAH HARI INI JUGA.  

 

Sekali lagi tentang "ember" dan "saluran air" :

                                                                                  

1. Apakah "ember" bisa anda wariskan ke anak anda? Tentu saja bisa. Tapi ingat, bila anda mewariskan ember kepada anak anda, berarti pula:

• Anda bisa mewariskan embernya, tapi TIDAK AIRNYA.• Anak anda TETAP HARUS BOLAK-BALIK mengangkut air sendiri setiap hari.• Anda bisa mewariskan bisnis anda kepada anak/keluarga anda, tapi ingat, anak/keluarga anda tetap harus "meneruskan" bisnis anda tersebut.• Bila anak anda BERHENTI membawa ember, AIRNYA PASTI BERHENTI JUGA kan.  

2. Apakah "saluran air" bisa anda wariskan ke anak anda? Jelas bisa.

• Hebatnya, bila anda mewariskan "saluran air" ke anak anda, maka berarti anda juga SEKALIGUS mewariskan airnya.• Air tetap akan mengalir terus, walaupun anda sudah tidak ada lagi.• Kehidupan anak/keluarga anda JAUH LEBIH TERJAMIN bila anda mewariskan saluran air, bukannya ember.  

Banyak orang yang gagal melihat kelebihan mewariskan saluran air dibandingkan dengan mewariskan ember.

 

Mana yang anda pilih untuk diwariskan ke anak anda?

EMBER atau

SALURAN AIR ???

 

Bila anda memilih untuk mewariskan SALURAN AIR, maka ada beberapa hal yang penting untuk anda ingat:

1. SEGERA mulai membangun saluran airnya. Anda TIDAK BISA MEWARISKAN APA YANG ANDA TIDAK PUNYA.
2. Bila anda setuju, bahwa untuk membangun saluran air itu diperlukan waktu, maka itu pula lah alasannya mengapa anda harus MULAI SAAT INI JUGA.
3. Semakin terlambat anda mulai membangun saluran air, maka SEMAKIN BESAR RESIKONYA bahwa saluran air itu tidak SELESAI PADA WAKTUNYA.
4. Bila saluran air itu BELUM SELESAI pada waktunya, dan anda sendiri tiba-tiba tidak bisa meneruskannya lagi, maka ANAK ANDA TIDAK AKAN MEWARISKAN APA-APA. Tidak mewariskan saluran air, dan besar kemungkinan juga tidak mewariskan "ember" pula.
5. Membangun saluran air bukan HANYA UNTUK ANDA, tapi juga UNTUK MASA DEPAN ANAK-ANAK DAN KELUARGA ANDA.6. Bila membangun saluran air SEDEMIKIAN PENTINGNYA, hanya ada satu hal yang bisa kita lakukan: MULAILAH SAAT INI JUGA.
7. Karena SEDEMIKIAN PENTINGNYA arti saluran air ini bagi masa depan anak dan keluarga kita, maka berarti pula TIDAK ADA ALASAN APA PUN untuk tidak segera mulai membangun saluran air ini. Tidak ada alasan waktu, tidak ada alasan ketrampilan, dan tidak ada alasan-alasan lainnya.
8. Hal ini karena membangun saluran air adalah TERAMAT SANGAT PENTING SEKALI.  

Beberapa pertanyaan terakhir:

1. Apakah anda sudah paham kelebihan membangun saluran air dibandingkan dengan membawa ember? (passive income, unlimited income, warisan)
2. Apakah pekerjaan/bisnis anda sekarang lebih dekat ke "membawa ember" atau ke "membangun saluran air"?
3. Apakah anda BUTUH untuk membangun saluran air?
4. Bila seumur hidup anda tidak punya saluran air, apakah anda merasa hidup anda akan baik-baik saja? (karena faktanya hanya sedikit sekali orang yang memilih membangun saluran air)
5. Bila seumur hidup anda hanya membawa ember, apakah anda merasa biasa-biasa saja? (karena sebagian besar orang yang seperti itu, seumur hidup hanya membawa ember saja)
6. Apakah dengan adanya saluran air akan banyak membantu anak/keluarga anda nantinya?
7. Apakah masa depan anak/keluarga anda bisa banyak berubah bila anda mau mulai membangun saluran air?  

Kondisi kita saat ini adalah akibat pilihan-pilihan kita di masa lalu.

Kondisi kita di masa depan tergantung dari pilihan-pilihan kita saat ini.

 EVERYONE IS NUMBER ONE 
http://nomor1.tv/askopgi255
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 12 Juli 2013

Jos gandos kotos-kotos telek babi dadi atos.ora mambu tambah jos.. edukasi berhasil untuk indukan babi yang sedang hamil.dengan harapan anakan babi yang lahir 2 bulan lagi jadi bibit ungul.usia jual kalau 5 bulan setengah, bobot mencapai berarti rekor. Atau jika anda biasa jual babi pada usia 7 bulan dengan memakai produk kami cukup 5 bulan 15 hari bobot babi setara dengan usia pemeliharaan selama 7 bulan.
Kotorannya kering, Tidak berbau dan langsung menjadi pupuk Organik tanpa melakukan permentasi atau pengolahan lagi.
Berapakah biaya yang bisa anda kurangi untuk semuanya?.... Hanya anda yang bijak mengambil langkah maju meninggalkan kebiasaan lama.
Info: 081333735837, 081333299996. Email. askop.adv@gmail.com.
http://indonetwork.co.id/mikroba_bio_k
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 12 Juni 2013

JANGAN JADIKAN AKUN FB ANDA TEMPAT SAMPAH

Salah satu kunci Sukses Usaha di dunia Marketing Online atau Offline adalah dalam tehnik PROMOSI, Tehnik Promosi yang tepat dan cermat akan membawa peningkatan Omset Usaha anda dengan cepat.
Bergabung dan ajak semua teman serta Downline Bisnis anda di Askop Advertiser untuk mempromosikan usaha anda ke ratusan bahkan ribuan Website sekaligus dengan keuntungan:

- Tidak Harus mengikuti banyak grup promo di FB agar tidak membuat Wall FB anda penuh dengan promo yang bukan produk anda.

- Hemat puluhan juta rupiah tidak hanya untuk promosi satu produk, satu website, satu bulan.

- Hanya perlu biaya RP.1,- untuk Promosi Puluhan bahkan Ratusan produk anda.

- Tidak perlu banyak Update Promosi di banyak Grup FB anda.

- Dengan Mempromosikan Produk anda sendiri anda bisa menambah penghasilan dari Referal link anda.

- Anda bisa menambah Downline sehingga Profit anda bertambah pula.

- Anda akan mendapatkan web replika anda dengan Gratis.

- Biaya bulanan yang harus anda bayarkan setiap bulan sangat ringan hanya RP.30.000,-/­bulan.

- Mendapatkan Software dengan sitem Upload tercepat.

- kirim iklan ke 1120 website sekaligus.

- Produk usaha anda akan lebih cepat dikenal secara luas.
- Hemat waktu sehingga anda bisa sambil Kerjakan kesibukan lainnya,

Caranya... Kunjungi Link. http://www.autosubmit.w­eb.id/­?ref=24942
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 03 Maret 2013

Dgn 500rb Sudah Bisa Mulai Kuliah!!!

Kuliah Itu...
Ga Perlu Pusing mikirin Biaya Gedung...
Ga Usah Galau Jika Kantong Tipis...

Inilah Terobosan Kemudahan Yang STIEBBANK Tawarkan!
Uang pendaftaran Hanya 100rb,
+ 400rb Dibayar Setelah Masuk Kuliah sebagai Syarat Memperoleh Jas Almamater.
TOTAL biaya sampai Lulus Cuma 15jt, bisa DICICIL RINGAN selama kuliah. Besarnya Cicilan Ditentukan oleh Mhs. Cicilan Dibayarkan Dari Hasil Bisnis Sendiri Selama Kuliah.

Kuliah dimulai 1 Sept 2013
Tunggu Apa Lagi?
Yogyakarta yang Terkenal Dengan Kota Pendidikan, Siap Melahirkan Pengusaha-Pengusaha Handal melalui STIEBBANK!

Info: 081333299996 / PinBB 274F434D
www.KampusPencetakPengusaha.com

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 19 Februari 2013

JUST SHARE :

Bagi rekan-rekan semua yang sering ke WarNet, coba kalian periksa di belakang PC warnet yang rekan-rekan gunakan tsb, bila ada COLOKAN HITAM, yang biasanya dipakai untuk mencegat jalur kabel Keyboard...
Saya sarankan jangan On Line di WarNet tsb !!!

Karena itu memang sengaja dipasang oleh entah pihak WarNet atau pelanggan yang berniat jahat, dengan tujuan utk merekam/mengkopi data-data rekan-rekan , yang diantaranya adalah password e-mail, fb, internet banking atau data2 penting lainnya. Alat ini disebut HARDWARE KEYLOGGER.

Silahkan di-Share buat teman2 lainnya yg sering On line di WarNet .... :)

Semoga bermanfaat...^^

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 19 Desember 2012

"Kisah Dibalik Sukses Starbucks"

"Kisah Dibalik Sukses Starbucks"

Apa yang akan Anda lakukan jika ide Anda ditolak dan dilecehkan-bahkan dianggap gila-oleh 217 orang dari 242 yang diajak bicara? Menyerah? Atau malah makin bergairah? Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda.

Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks.

"Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau? Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi," itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks.

Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori Jones Yang- Pour Your Heart Into It; Bagaimana Starbucks Membangun Sebuah Perusahaan Secangkir Demi Secangkir-Howard menceritakan bagaimana ia merintis "cangkir demi cangkir" dan menjadikan Starbucks sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh dunia.

Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai. Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas.

Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru. Meski begitu, Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan Starbucks.

Suatu ketika, Howard Schultz datang dengan ide cemerlang. Ia mendesak Jerry untuk mengubah Starbucks menjadi bar espresso dengan gaya Italia. Setelah perdebatan dan pertengkaran yang panjang, keduanya menemui jalan buntu. Jerry menolak karena meskipun idenya bagus, Starbucks sedang terjerumus dalam utang sehingga tidak akan mampu membiayai perubahan.

Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.

Tekad itu terwujud–dan bahkan–dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya. Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawan dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.

Kini, dibantu dengan CEO yang diperbantukannya, Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang di seluruh dunia. Ia juga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan di sisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga.

Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.
Howard Schultz adalah gambaran kegigihan seseorang dalam mewujudkan ide. Meski diremehkan pada awalnya, Howard tetap bertahan dan akhirnya membuktikan bahwa dengan tindakan nyata, semua ide bisa menjadi nyata. Kepedulian yang ditunjukkan dengan "memanusiakan" semua karyawannya juga telah membuatnya makin disegani sehingga mampu terus memperbesar usahanya.

Demikianlah kekuatan yang tersembunyi di balik semangat pantang menyerah dan kegigihan tiada akhir. Hanya mereka yang memiliki konsistensi dan persistensi tinggi dalam memperjuangkan hidupnya, barulah bisa meraih puncak keberhasilan, merobohkan mitos ketidakmungkinan, mengukir prestasi, menorehkan sejarah baru dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.
http://cafebisnis.com/?reg=askopgideon
Powered by Telkomsel BlackBerry®

"Kisah Dibalik Sukses Eka Tjipta Widjaya"

"Kisah Dibalik Sukses Eka Tjipta Widjaya"

Sarjana atau lulusan universitas? Jangan keburu bangga. Sebab, ijasah tinggi bukan jaminan kesuksesan seseorang. Sebaliknya, meski ijasah rendah belum tentu pula jadi kere.

Mau bukti? Eka Tjipta Widjaya, pendiri Sinar Mas Grup, masuk 3 besar orang terkaya Indonesia versi majalah Globe Asia. Kabarnya, total kekayaannya ± USD 3,8 milyar. Tapi siapa sangka, dia hanya lulusan SD.

Inilah kisahnya.

Nama asli Eka Tjipta Widjaya adalah Oei Ek Tjhong. Dia lahir 3 Oktober 1923. Saat kecil, keluarganya hidup dalam kemiskinan. Bersama ibunya, ia pindah ke Makassar pada tahun 1932, ketika usianya 9 tahun.

Tiba di Makassar, Eka kecil – masih dengan nama Oei Ek Tjhong – segera membantu ayahnya yang sudah lebih dulu tiba dan mempunyai toko kecil. Tujuannya jelas, segera mendapatkan 150 dollar, guna dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun kemudian, utang terbayar, toko ayahnya maju. Eka pun minta Sekolah. Tapi Eka menolak duduk di kelas satu.

Tamat SD, ia tak bisa melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Ia pun mulai jualan. Ia keliling kota Makassar, menjajakan biskuit dan kembang gula. Hanya dua bulan, ia sudah mengail laba Rp. 20, jumlah yang besar masa itu. Harga beras ketika itu masih 3-4 sen per kilogram. Melihat usahanya berkembang, Eka membeli becak untuk memuat barangnya.

Namun ketika usahanya tumbuh subur, datang Jepang menyerbu Indonesia, termasuk ke Makassar, sehingga usahanya hancur total. Ia menganggur total, tak ada barang impor/ekspor yang bisa dijual. Total laba Rp. 2000 yang ia kumpulkan susah payah selama beberapa tahun, habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Di tengah harapan yang nyaris putus, Eka mengayuh sepeda bututnya dan keliling Makassar. Sampailah ia ke Paotere (pinggiran Makassar, kini salah satu pangkalan perahu terbesar di luar Jawa). Di situ ia melihat betapa ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda.

Tapi bukan tentara Jepang dan Belanda itu yang menarik Eka, melainkan tumpukan terigu, semen, gula, yang masih dalam keadaan baik. Otak bisnis Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan mengadakan persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Ia merencanakan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja itu.

Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah di Paotere. Ia membawa serta kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang untuk membuat air panas, cangkir, sendok dan sebagainya. Semula alat itu ia pinjam dari ibunya. Enam ekor ayam ayahnya ikut ia pinjam. Ayam itu dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam. Dia juga pinjam satu botol wiskey, satu botol brandy dan satu botol anggur dari teman-temannya.

Jam tujuh pagi ia sudah siap jualan. Benar saja, pukul tujuh, 30 orang Jepang dan tawanan Belanda mulai datang bekerja. Tapi sampai pukul sembilan pagi, tidak ada pengunjung. Eka memutuskan mendekati bos pasukan Jepang. Eka mentraktir si Jepang makan minum di tenda.

Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, minum dua teguk whisky gratis, si Jepang bilang joto. Setelah itu, semua anak buahnya dan tawanan diperbolehkan makan minum di tenda Eka. Tentu saja ia minta izin mengangkat semua barang yang sudah dibuang.

Segera Eka mengerahkan anak-anak sekampung mengangkat barang-barang itu dan membayar mereka 5 – 10 sen. Semua barang diangkat ke rumah dengan becak. Rumah berikut halaman Eka, dan setengah halaman tetangga penuh terisi segala macam barang.Ia pun bekerja keras memilih apa yang dapat dipakai dan dijual. Terigu misalnya, yang masih baik dipisahkan. Yang sudah keras ditumbuk kembali dan dirawat sampai dapat dipakai lagi. Ia pun belajar bagaimana menjahit karung.

Karena waktu itu keadaan perang, maka suplai bahan bangunan dan barang keperluan sangat kurang. Itu sebabnya semen, terigu, arak Cina dan barang lainnya yang ia peroleh dari puing-puing itu menjadi sangat berharga. Ia mulai menjual terigu.Semula hanya Rp. 50 per karung, lalu ia menaikkan menjadi Rp. 60, dan akhirnya Rp. 150. Untuk semen, ia mulai jual Rp. 20 per karung, kemudian Rp. 40.

Kala itu ada kontraktor hendak membeli semennya, untuk membuat kuburan orang kaya. Tentu Eka menolak, sebab menurut dia ngapain jual semen ke kontraktor? Maka Eka pun kemudian menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya.

Ia bayar tukang Rp. 15 per hari ditambah 20 persen saham kosong untuk mengadakan kontrak pembuatan enam kuburan mewah. Ia mulai dengan Rp. 3.500 per kuburan, dan yang terakhir membayar Rp. 6.000. Setelah semen dan besi beton habis, ia berhenti sebagai kontraktor kuburan.

Demikianlah Eka, berhenti sebagai kontraktor kuburan, ia berdagang kopra, dan berlayar berhari-hari ke Selayar (Selatan Sulsel) dan ke sentra-sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah.

Eka mereguk laba besar, tetapi mendadak ia nyaris bangkrut karena Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai Mitsubishi yang memberi Rp. 1,80 per kaleng. Padahal di pasaran harga per kaleng Rp. 6. Eka rugi besar.

Ia mencari peluang lain. Berdagang gula, lalu teng-teng (makanan khas Makassar dari gula merah dan kacang tanah), wijen, kembang gula. Tapi ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, ia rugi besar, modalnya habis lagi, bahkan berutang. Eka harus menjual mobil jip, dua sedan serta menjual perhiasan keluarga termasuk cincin kawin untuk menutup utang dagang.

Tapi Eka berusaha lagi. Dari usaha leveransir dan aneka kebutuhan lainnya. Usahanya juga masih jatuh bangun. Misalnya, ketika sudah berkibar tahun 1950-an, ada Permesta, dan barang dagangannya, terutama kopra habis dijarah oknum-oknum Permesta. Modal dia habis lagi. Namun Eka bangkit lagi, dan berdagang lagi.

Usahanya baru benar-benar melesat dan tak jatuh-jatuh setelah Orde Baru, era yang menurut Eka, "memberi kesejukkan era usaha". Pria bertangan dingin ini mampu membenahi aneka usaha yang tadinya "tak ada apa-apanya" menjadi "ada apa-apanya". Tjiwi Kimia, yang dibangun 1976, dan berproduksi 10.000 ton kertas (1978) dipacu menjadi 600.000 ton sekarang ini.
Tahun 1980-1981 ia membeli perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau, mesin serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton. Perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar berkapasitas 20 ribu ton dibelinya pula.

Tahun 1982, ia membeli Bank Internasional Indonesia. Awalnya BII hanya dua cabang dengan aset Rp. 13 milyar. Setelah dipegang dua belas tahun, BII memiliki 40 cabang dan cabang pembantu, dengan aset Rp. 9,2 trilyun.

PT Indah Kiat juga dibeli. Produksi awal (1984) hanya 50.000 ton per tahun. Sepuluh tahun kemudian produksi Indah Kiat menjadi 700.000 ton pulp per tahun, dan 650.000 ton kertas per tahun.

Tak sampai di bisnis perbankan, kertas, minyak, Eka juga merancah bisnis real estate. Ia bangun ITC Mangga Dua, ruko, apartemen lengkap dengan pusat perdagangan. Di Roxy ia bangun apartemen Green View, di Kuningan ada Ambassador.

"Saya Sungguh menyadari, saya bisa seperti sekarang karena Tuhan Maha Baik. Saya sangat percaya Tuhan, dan selalu ingin menjadi hamba Nya yang baik," katanya mengomentari semua suksesnya kini. "Kecuali itu, hematlah," tambahnya.

Ia menyarankan, kalau hendak menjadi pengusaha besar, belajarlah mengendalikan uang. Jangan laba hanya Rp. 100, belanjanya Rp. 90. Dan kalau untung Cuma Rp. 200, jangan coba-coba belanja Rp. 210," Waahhh, itu cilaka betul," katanya.

Setelah 58 tahun berbisnis dan bergelar konglomerat, Eka mengatakan, dia pribadi sebenarnya sangat miskin. "Tiap memikirkan utang berikut bunganya yang demikian besar, saya tak berani menggunakan uang sembarangan. Ingin rehat susah, sebab waktu terkuras untuk bisnis. Terasa benar tak ada waktu menggunakan uang pribadi," Eka mengungkapkan. Hendak makan makanan enak, lanjutya, sulit benar karena makanan enak rata-rata berkolesterol tinggi.

Inilah ironi, kata Eka. Dulu ia susah makan makanan enak karena miskin. Kini ketika sudah "konglomerat" (dengan 70 ribu karyawan dan hampir 200 perusahaan), Eka tetap susah makan enak, karena takut kolestrol. Usia yang menuntutnya menjaga kesehatan secara ketat dan prima.

Mari "share" ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada pada kisah di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, terimakasih.
http://www.hipkijatim.com/?id=askopgideon

Powered by Telkomsel BlackBerry®