Kamis, 13 Oktober 2011

Mantan Pembajak Pesawat Garuda Ditangkap Tuhan

[Kesaksian] Mantan Pembajak Pesawat Garuda Ditangkap Tuhan !
Dahsyat !!
Segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Yesus Tuhan.
 
GBU
------------------------------
 M. Zein, Mantan Radikalis, Ditangkap Tuhan Selepas Dari Penjara
 
PADA 28 Maret 1981 silam, dunia digemparkan oleh aksi pembajakan atas pesawat Garuda DC 29 Woyla di Bandara Don Muaeng, Thai-land. Lima pembajak yang merupakan anggota kelompok ekstrimis "Komando Jihad" itu menuntut uang tebusan sebesar US$ 1,5 juta dari pe-merintah Indonesia, dan agar rekan-rekan mereka yang ditahan segera dibebaskan. Bila tuntutan mereka tidak di-turuti, pesawat yang sudah dipenuhi bahan peledak itu akan diledakkan. Namun pasukan antiteror yang dipimpin Kolonel TNI (Infantri) Sintong Panjaitan, sukses membebaskan ratusan penumpang yang menjadi sandera, dan menembak mati empat orang pembajak. Salah seorang pembajak, Imran Mohammad Zein ditangkap saat berusaha melarikan diri, dan divonis penjara 20 tahun di LP Nusakambangan.
Tak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dan itu telah dinyatakan dalam diri  Zein yang dulu bercita-cita ingin mendirikan negara berbasis agama. Beberapa tahun setelah bebas dari LP Nusakambangan, dia justru di"tangkap" Tuhan. Kini mantan ekstrimis itu menjadi hamba Tuhan yang di masa tuanya tetap bersemangat  melayani Tuhan. Bagaimana kuasa Tuhan itu mengubah hati Zein? Ini kisahnya.
Selesai menja-lani hukuman tahun 1998, Zein berangkat ke Kalimantan Tengah. Di Pangkalanbun, dia bekerja di perusahaan kayu milik saudara istri pertamanya. Dia menjadi salah satu mandor penebangan kayu. Bersama istri dia menempati salah satu camp di tengah hutan. Suatu sore, sepulang dari penebangan, istri melapor kalau kayu bakar untuk memasak sudah habis. Mereka memasak pakai kayu karena banyak di sana. Minyak tanah hanya untuk lampu. Zein pun memanggul chainsaw (gergaji mesin) dan masuk ke hutan untuk cari kayu bakar.
Di tengah hutan, tiba-tiba muncul kilat (petir). Secara refleks dia melemparkan gergaji mesin yang di dalamnya ada dinamo, dan tiarap. Bila biasanya kilatan petir diakhiri suara ledakan, saat itu justru tidak ada suara ledakan. Namun ketika dia mendongak ke arah petir itu, dia menyaksikan sesosok wajah, yang gambarnya pernah dia lihat sewaktu membakar sebuah gereja di Batam sekitar tahun 80-an: Wajah Tuhan Yesus! Bersamaan dengan itu terdengar suara: "Akulah Tuhanmu. Layani Aku!" Meski dia berusaha menyangkal, dan berpikir itu hanya omong kosong, namun suara itu tetap mengiang-ngiang di telinganya: "Akulah Tuhanmu. Layani Aku!"Dia pun gelisah dan mulai meninggalkan aktivitas doa yang selama ini rutin dia jalani. Sebaliknya dia mendekati kelompok persekutuan doa para mandor beragama Kristen yang setiap malam Kamis digelar di sebuah camp, yang cukup jauh dari camp-nya. Sewaktu menyatakan niatnya untuk ikut persekutuan doa itu, banyak yang curiga mengingat latar belakangnya sebagai pembenci umat Kristen. Akhirnya ada juga yang bersedia membimbingnya, sekalipun  sering terjadi perdebatan, adu argumentasi tentang agama lamanya dan agama Kristen.
Tahun 2004, sewaktu terjadi peristiwa bentrok antara suku Dayak dengan Madura, dia  pulang ke Blitar bersama sang istri yang berasal dari Blitar, Jawa Timur. Dia ingin dibaptis, namun tidak ada satu gereja pun di Blitar yang berani membaptisnya. Singkat cerita, seorang staf  pendeta  asing yang sering tampil di televisi, membawanya ke sebuah gereja yang bersedia membaptisnya. Suatu hari di tahun 2004 itu pun, ayah empat putri ini dibaptis. Namun sesaat sebelum dia dicelupkan di kolam baptisan, terjadi fenomena alam yang tidak masuk akal. Saat itu pukul satu siang, dan terang benderang. Namun sesaat sebelum dia dicelupkan ke air, tiba-tiba kegelapan menyelimuti tempat itu. Dan setelah dia selesai dibaptis, hujan lebat turun.
Tugas belum selesai
Setelah pria berdarah Banten-Demak ini resmi memeluk agama Kristen, hubungan dengan istri dan anak-anak pun renggang. Bahkan mereka menuding dia kafir, dan segala macam tudingan yang menyakitkan. Namun Zein mengingatkan, "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Yesus, sebab keberadaan seluruh umat manusia ada di tangan-Nya". Hal itu kembali terbukti karena pada Januari 2005, sang istri pun dibaptis. Beberapa waktu sebelumnya, sang istri memang secara tiba-tiba berkata kepada Zein, "Saya ingin menjadi Kristen!"
Namun Tuhan punya rencana lain,  sebab akhir Maret 2005 itu, sang istri dipanggil Tuhan. Menurut dokter, pembuluh darahnya pecah saat "ribut" dengan anaknya, gara-gara agama yang baru dianut oleh ibu mereka. Zein sendiri menegaskan kalau dia tidak pernah mengkristenkan sang istri, namun dia sendirilah yang menyatakan diri ingin menjadi pengikut Kristus. Sepeninggal sang istri, Zein sempat bimbang dan memprotes Tuhan: "Yang benar saja Tuhan, kenapa istri saya? Kenapa bukan saya?" Namun  tiba-tiba terdengar suara: "Tugasmu belum selesai!"
 Setelah dibaptis, Zein kuliah teologi di Solo selama 4 tahun. Sebagai mahasiswa teologi, pada 2006 dia ke Aceh dan Sumatera Utara dalam rangka praktek (mission trip). Di Aceh dia sempat direkayasa dan ditahan Kodim Kutacane (Aceh) dengan tuduhan sebagai pelarian GAM, namun dilepas kembali karena tiada bukti. Dari Aceh dia ke Medan, dan bertemu dengan seorang janda beranak dua, Munthe, yang kini menjadi istrinya.
Menjadi  pengikut Tuhan memang tidak mudah bagi Zein. Dia dijauhi keluarga besarnya. Hak pemilikan atas rumah warisan di Blitar dicabut sanak keluarga istri. Bahkan hubungan dengan keempat anaknya pun putus. "Sekalipun demikian saya tetap mengasihi mereka," tutur Zein yang bersama sang istri memilih menjalani kehidupan sederhana di Cikarang, Jawa Barat.Hans P. Tan ( Reformata )
www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar