Kamis, 27 Oktober 2011

Doa Menghadapi Musuh

Doa Menghadapi Musuh

Di puncak kejayaan Yehuda, bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim (2 Tawarikh 20:1). Bagaimana reaksi sang raja? Alkitab mencatat: Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan (2 Tawarikh 20:3). Yosafat dan seluruh orang Yehuda berdoa puasa.

Ketika berada di puncak keberhasilan, entah itu dalam pelayanan atau bisnis, kita harus tetap waspada sebab bahaya tetap saja mengintai. Sering kali euforia kesuksesan membuat para pemimpin lupa daratan, sehingga mengabaikan kehidupan doanya. Ketika kemudian bahaya datang, kita menjadi bingung dan takut.

Ketakutan itu sendiri wajar dan manusiawi. Meskipun kerajaan kita kuat, organisasi kita solid, keuangan kita aman, ketakutan masih bisa mencekam kehidupan seorang pemimpin. Yosafat pun takut, padahal angkatan bersenjatanya sangat kuat. Tetapi, pemimpin Kristen yang baik tidak larut dalam ketakutan. Ia akan berdoa!

Menghadapi bahaya musuh, Yosafat menggerakkan sebuah konser doa nasional. Orang-orang berdatangan dari semua kota di Yehuda, berkumpul dan berdoa bersama (2 Tawarikh 20:4). Yosafat tahu akan kuasa doa persepakatan yang kelak di kemudian hari diajarkan oleh Tuhan Yesus: "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 18:19) Yosafat pun bangkit memimpin doa bersama tersebut (2 Tawarikh 20:5-13).

Pemimpin Kristen tidak akan bekerja secara "one man show". Ia akan bekerja secara tim, bahkan di dalam doa kepada Tuhan. Ketika bahaya mengancam gereja misalnya, sang pendeta hendaknya memobilisasi seluruh jemaat untuk berdoa bersama. Namun, ia sendiri harus berani berdiri menjadi imam yang penuh iman.

Di tengah konser doa nasional itu, Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dipenuhi Roh Kudus dan bernubuat. Pesan profetiknya berisi tentang: penguatan iman (2 Tawarikh 20:15), marifat atau petunjuk roh tentang musuh (2 Tawarikh 20:16b), dan strategi peperangan yang harus dilakukan (2 Tawarikh 20:16-17). Berdasar petunjuk-petunjuk profetik itu, Yosafat berunding dan mengatur strategi perang dengan menempatkan para pemuji di depan pasukan (2 Tawarikh 20:21).

Dalam doa bersama, Tuhan akan berbicara. Seorang pemimpin tidak perlu merasa tersingkir ketika Tuhan berbicara melalui tokoh lain. Pemimpin Kristen yang baik akan mempertimbangkan semua petunjuk Roh Kudus sebagai masukan guna menentukan strategi dan langkah-langkah praktis.

Diambil dari:
Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
Judul artikel: Yosafat: Meminta Kemenangan
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta, 2004
Halaman: 45 -- 50

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar