Senin, 26 Juli 2010

Tuhan Yesus Mengasihi Anda


Setiap hari Minggu sore, setelah kebaktian pagi di gereja mereka, Pak
pendeta dan anak lelakinya yang berumur 11 tahun, biasanya pergi keluar
jalanan untuk membagi-bagi traktat Injil kepada penduduk kota itu.
Di hari minggu yang khusus itu, sang pendeta dan anaknya keluar ke jalanan, tetapi cuacanya amat dingin disertai hujan lebat.

Anak
itu mengenakan pakaiannya yang paling tebal dan kering serta berkata,
"OK Papa, aku sudah siap." Ayahnya bertanya, "Siap untuk apa?"
"Papa, sudah waktunya untuk membawa traktat Injil dan pergi keluar."
Pendeta itu membalas, "Nak, cuaca di luar amat dingin dan lagi hujannya amat lebat".

Anak
itu memandang ayahnya dengan heran dan mengatakan, "Namun Papa, apakah
banyak orang tidak jadi pergi ke neraka kalau sedang hujan?"
Ayahnya
menjawab, "Nak, aku tidak akan pergi dalam cuaca yang begini." Dengan
hampir putus asa anak itu bertanya, "Papa, apa aku boleh pergi
sendirian?"

Ayahnya untuk beberapa saat ragu-ragu, namun kemudian menjawab, "Nak, kamu boleh pergi sendiri. Ini traktatnya. Hati-hatilah."
"Terima kasih, Papa"
Anak berumur 11 tahun ini langsung keluar rumah dan mulai pergi ke rumah-rumah untuk membagi traktat Injil.

Setelah dua jam kemudian, ia sudah basah kuyup karena hujan.
Traktatnya tinggal satu lembar.

Ia
berhenti di sudut jalan dan mencari seseorang untuk diberi traktat yang
terakhir itu, namun di jalan tak ada seorangpun yang lewat.
Kemudian la pergi ke sebuah rumah pertama yang la lihat dan la menekan bel rumah itu.
Namun tidak ada orang yang menjawab.
la berulang-ulang menekan belnya, tetap tidak ada orang yang membukakan pintunya.

Sekali lagi ia menekan belnya dan kemudian menunggu, namun tetap tidak ada jawaban.
Akhirnya ketika la hendak meninggalkan tempat itu, ada sesuatu yang mencegahnya.
Ia kembali ke pintu depan rumah itu kemudian menekan sekali lagi disertai mengetuk pintunya dengan keras.


Kali ini, pintunya dibuka dan di tengah pintu berdiri seorang wanita tua. Wanita itu bertanya dengan pelan, "Ada apa, nak?"
Dengan
mata yang berbinar serta senyuman yang amat ramah, ia berkata, "Ibu,
maaf kalau aku mengganggumu.Namun aku ingin mengatakan, 'YESUS sungguh
mengasihi Ibu'. Aku datang untuk memberi lbu selembar traktat yang
menceritakan segala sesuatu tentang YESUS dan Kasih-Nya yang ajaib."
Kemudian ia menyerahkan traktatnya yang tinggal satu lembar itu dan
membalikkan badannya untuk segera pergi.
Wanita itu memanggilnya ketika ia akan pergi dan berkata, "Terima kasih, nak! Semoga Tuhan memberkatimu."

Hari Minggu berikutnya di dalam gereja, Pak pendeta berada di atas mimbar dan hendak mulai dengan kebaktian.

Sebelumnya
ia mengundang jemaat dan bertanya, "Apakah di antara jemaat ada yang
ingin memberikan kesaksian atau ingin mengatakan sesuatu?"

Dari belakang gereja, di barisan yang paling terakhir, berdirilah seorang wanita tua.

Dan
ketika ia mulai berbicara, wajahnya bersinar amat cerah. "Tidak ada
orang dalam gereja ini yang mengenal aku. Akupun tak pernah datang ke
gereja ini. Pasalnya, sebelum minggu yang lalu, aku bukan seorang
percaya. Suamiku telah meninggal dunia dan meninggalkan aku seorang
diri. Hari minggu yang lalu dengan cuaca yang amat dingin disertai
hujan lebat, membuat jiwaku lebih parah lagi karena aku sejak lama
sudah kehabisan akal dan sudah meninggalkan semua harapan untuk ingin
hidup terus."

"Jadi aku mengambil tali dan kursi kemudian naik
tangga ke loteng rumah. Aku mengikat ujung tali yang satu erat-erat di
balok kuda-kuda rumah dan mengikat ujung lain tali itu melingkari
leherku. Dengan berdiri di atas kursi itu aku merasa begitu kesepian
dan begitu patah hati. Ketika aku hendak meloncat dari kursi, pada saat
itu aku mendengar bel pintu depan berdering kencang, sehingga aku
terkejut. Aku berpikir, "Aku akan menunggu satu menit. Aku yakin,
siapapun yang menekan bel itu pasti akan pergi. Aku menunggu dan
menunggu, namun bel itu terus berdering tak henti-henti. Akhirnya orang
itu pun mulai mengetuk-ngetuk pintu dengan keras. Aku berpikir lagi,
"Siapakah orang itu? Tidak pernah ada orang yang mengebelku atau datang
untuk mengunjungiku! "

Aku melemparkan ikatan tali di leherku dan
berialan ke pintu depan, sementara bunyi bel semakin kencang. Ketika
aku membuka pintu depan, aku hampir tak percaya apa yang kulihat. Di
depan pintu terlihat seorang anak kecil dengan wajah yang cerah,
laksana malaikat yang tak pernah aku kenal seumur hidupku. Senyumnya...
Aduh, aku tak dapat melukiskannya untuk kalian. Dan kata-kata yang
keluar dari mulutnya membuat hatiku yang telah lama mati, meloncat dan
hidup kembali, ketika la berseru dengan suara seperti malaikat, "YESUS
SUNGGUH MENGASIHIMU!" Kemudian ia memberikan aku selembar traktat yang
kubawa ini.

Ketika malaikat kecil itu menghilang ditelan hujan
yang lebat, aku menutup pintu dan membaca dengan pelan setiap kata dari
Injil itu. Kemudian aku kembali ke loteng untuk mendapatkan tali dan
kursi. Aku tidak memerlukannya lagi. Pasalnya, kini aku sudah jadi anak
yang bahagia dari RAJA dan karena alamat dari gereja kalian berada di
balik traktat itu, aku datang di sini hendak mengucapkan terima kasihku
secara pribadi kepada malaikat kecilku, "Terima kasih kepada malaikat
utusan Tuhan yang datang sungguh tepat pada waktunya sehingga dengan
demikian, jiwaku telah diselamatkan dari keabadian neraka."

Tidak ada mata yang kering dalam gereja.
Ketika
gereja dipenuhi dengan seruan dan teriakan untuk memuliakan Nama Tuhan,
pendeta, ayah anak itu turun dari mimbar dan datang ke bangku di mana
anak kecil itu duduk. Ia merangkulnya dengan mesra dan menangis tanpa
dapat dikuasainya lagi.

Mungkin tak ada gereja yang mengalami
saat-saat yang mulia dan mungkin di dunia ini tidak pernah kita lihat
seorang ayah yang hatinya dipenuhi dengan kasih dan kehormatan untuk
anaknya, kecuali Bapa surgawi, yang mengijinkan Anak-Nya, YESUS, untuk
keluar ke dalam dunia yang gelap, dan dingin.

Ia telah menerima
kembali Anak-Nya dengan sukacita yang tak terlukiskan. Dan apabila
seluruh surga penuh dengan seruan pujian dan kemuliaan untuk
menghormati sang Raja, maka Ia mendudukkan Anak-Nya di atas singgasana,
jauh lebih tinggi dari semua dan segala penguasa, kuasa dan nama.

Mungkin, di antara pembaca ada juga yang harus melalui saat-saat yang gelap, dingin dan sepi dalam hatimu.
Anda
mungkin seorang yang percaya, karena kita pun mempunyai banyak masalah,
atau mungkin Anda belum mengenal Raja di atas segala Raja.

Apapun
masalahnya, dan bagaimanapun problem dan situasi dimana Anda berada,
betapa gelapnya kenyataan hidup ini, aku ingin menyampaikan bahwa:
YESUS SUNGGUH MENGASIHIMU

Yohanes
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

(Sumber : Forum Kristen)


__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar