Jumat, 16 Juli 2010

ORANG YANG PALING SAYA BENCI DI DUNIA

Kategori: Kesaksian - Pertobatan


Pada saat kuliah, saya tinggal di rumah seorang perwira polisi. Dia adalah
orang yang keras dan kasar; bukan tipe orang yang menyenangkan. Anda pasti
akan memilih menjauh darinya daripada berada di dekatnya. Setelah
bertahun-tahun kemudian, kami bertemu lagi. Kali ini dia adalah orang yang
benar-benar berbeda. Ia menjadi begitu baik dan ramah, orang yang sangat
menyenangkan untuk kita bergaul. Saya bertanya padanya, apa yang membuat ia
berubah begitu drastis dan luar biasa seperti ini? Ia berkata telah
mengalami perjumpaan dengan Yesus. Hidupnya sungguh berubah drastis, bukan
saja dalam karakter, tapi juga kariernya dalam kepolisian. Selama ini
pangkatnya tertingginya hanya sersan. Namun setelah menerima Yesus,
kariernya melesat dalam waktu singkat, pangkatnya menjadi Inspektur Kepala.
Yang mana hal itu adalah hal yang sangat sulit di negara yang mayoritas
masyarakatnya non-Kristen.

Namun, perubahan itu tidak lantas membuat saya menjadi senang bergaul
dengannya. Sebaliknya, saya semakin menjauhinya. Karena ada dua macam orang
yang saya paling benci di dunia ini, yang pertama adalah agen asuransi dan
kedua adalah seorang Kristen yang sejati. Mengapa? Karena mereka adalah
orang yang pantang menyerah dalam mengganggu ketenangan hidup orang lain.
Demikianlah pandangan saya tentang orang Kristen saat itu. Dan benar juga,
ia tidak pernah menyerah, perwira polisi itu terus datang pada saya, tapi
saya tidak menghiraukan atau menggubrisnya. Ia bahkan berdoa agar kami dapat
memiliki anak lagi, dan benar juga doanya, istri saya hamil kembali. Saat
kehamilannya memasuki usia 6 bulan, ada sebuah masalah terjadi dan dokter
berkata kami harus merelakan anak itu. Bila tidak, nyawa ibunya yang
dipertaruhkan. Istri saya kemudian berseru kepada Yesus untuk menolongnya.
Di rumah sakit itu Yesus datang dan menjumpainya dan istri saya pun menerima
Yesus dalam hidupnya. Yang terjadi kemudian anak saya yang terakhir dapat
lahir dengan selamat dan sehat.

Istri saya mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus pada tahun 1989. Setiap
akhir pekan, dia membawa dua anak perempuan saya ke gereja untuk beribadah.
Sebagai seorang usahawan, saya tidak pernah masuk ke gereja, saya hanya
mengantar mereka sampai depan gereja dan kemudian meneruskan kesibukan saya.
Sejak dia hidup dalam Yesus, saya melihat istri saya begitu berubah. Ia
menjadi penuh kebaikan dan kasih, ia bahkan mengasihi saya lebih lagi. Saat
itu usaha kami bertumbuh menjadi lebih besar dan lebih besar lagi, sehingga
permasalahan yang datang juga lebih besar dan rumit. Hal itu membuat saya
tidak bisa tidur tiap malam, karena begitu banyak persoalan yang harus saya
pikirkan. Tapi saya melihat istri saya tidur dengan tenang damai, padahal
dia adalah partner usaha saya, dia yang memegang keuangan dalam perusahaan
kami. Bukankah kita menghadapi permasalahan dan pemikiran yang sama mengenai
perusahaan, tapi mengapa ia bisa tidur setenang itu. Saya bertanya padanya,
"Mengapa engkau bisa setenang dan sedamai itu? Ia menjawab, "Terimalah Yesus
dalam hatimu, maka akan ada damai di hatimu."

Namun hal itu tidak membuat saya berubah. Entah mengapa saya menjadi
membencinya, padahal tidak ada yang salah pada dirinya. Mungkin kemarahan
saya berdasarkan kecemburuan yang tidak saya sadari, kecemburuan akan
ketenangan, kedamaian, sukacita, dan kasih yang dimilikinya, sementara saya
tidak memilikinya. Setiap hari saya berubah menjadi kasar padanya. Setiap
dia akan pergi ke gereja, saya mengintimidasinya, mencari-cari keributan,
dan mengacam untuk menceraikannya bila ia tetap seperti itu. Tapi ia
bergeming, ia tetap tenang dalam menghadapi saya dan tetap mengasihi saya.
Tahun 1993, saya mendapatkan begitu banyak masalah yang tidak dapat saya
selesaikan, masalah itu begitu menumpuk, membuat saya begitu galau. Saya
butuh kedamaian, saya butuh pemecahan atas masalah-masalah saya. Jadi suatu
hari saya menemani istri saya ke gereja untuk pertama kalinya. Dan di
situlah saya menemukan apa yang saya cari-cari selama ini -- kedamaian,
ketenangan, sukacita, dan kasih.

Saya pun luluh. Saat itu saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam
hidup saya. Sejak itu hidup saya sungguh berubah drastis. Saya adalah sebuah
ciptaan yang baru, Dia memberikan saya hidup yang baru. Tuhan mengubah cara
pandang dan cara berpikir saya saat saya menekuni firman-Nya setiap hari.
Dan luar biasanya, setiap doa saya pasti dikabulkan atau dijawab oleh Tuhan.
Seperti saat-saat sulit dalam keuangan, dan hal-hal ketika saya butuh campur
tangan Tuhan. Hal itu membuat saya semakin percaya kalau saya sedang
menyembah Tuhan yang hidup, tidak ada keraguan terhadap-Nya. Hal itu
berdampak dalam hidup saya sehari-hari. Saya menjadi memiliki kepercayaan
diri yang tinggi dalam mengerjakan hal-hal yang sulit dan dihindari orang.
Tapi Tuhan membuat saya teguh dan kuat menghadapi bagaimanapun tantangannya.
Membuat saya hidup berkemenangan melewati saat sesulit apa pun.

Seperti contohnya belum lama ini saya mengalami kesulitan financial dengan
berutang pada bank dalam jumlah yang sangat besar. Saya harus menjual
properti saya untuk bisa melunasi hutang tersebut. Tapi menjual properti
tidak semudah membalikkan tangan, sangat sulit menemukan pembeli dengan
harga yang pas, semua pembeli menawar dengan harga yang sangat jauh di bawah
normal, sehingga walaupun properti terjual, nilainya tidak bisa untuk
membayar utang pada bank. Untuk menanti pembeli yang tepat butuh waktu lama,
sementara utang harus segera dibayarkan. Saya berdoa meminta petunjuk Tuhan
untuk dapat melalui krisis ini. Dan Tuhan memberikan jawaban. Ia memberikan
strategi yang rinci bagaimana saya bisa keluar dari krisis ini, bahkan Tuhan
menunjukkan orang yang mau membeli property saya dengan harga yang pas.
Sungguh luar biasa Tuhan itu! Di dalam Yesus ada jaminan keselamatan,
jaminan doa yang dijawab, dan jaminan damai sejahtera. Tuhan telah
memberkati saya dengan banyak hal, Dia juga rindu untuk memakai Anda dan
memberkati Anda.

Diambil dan disunting seperlunya dari:/ Nama majalah: VOICE Indonesia, Edisi
95, Tahun 2008/ Penulis: LM/ Penerbit: Communication Department -- Full
Gospel Business's Men/ Fellowship International -- Indonesia: Yayasan
Usahawan/ Injil Sepenuhnya Internasional (PUISI), Jakarta/ Halaman: 21 -- 24


Kafir Yang Paling Di Cari Di Seluruh Dunia

Renungan: Marilah Kita Pergi Ke Tempat Lain

Markus menceritakan ketika Yesus mendengar dari Simon dan lainnya bahwa
"Semua orang mencari Engkau," maka Yesus menjawab, marilah kita pergi ke
tempat lain - supaya di sana juga Aku memberitakan Injil - karena untuk
itulah Aku telah datang. Markus 1: 37, 38

Pada suatu hari saya berbicara dengan seorang misionari yang sudah beberapa
tahun melayani di Sumba. Misionari ini menceritakan, pada suatu hari ia
pergi mengunjungi sebuah kampung dan mulai bersaksi dari satu rumah ke rumah
yang lainya. Hasilnya, ada satu keluarga yang mengijinkan rumahnya dipakai
untuk kelas pelajaran Alkitab bagi anak-anak. Setelah kelas ini berjalan
beberapa kali, sipemilik rumah menghentikan kegiatan ini dan tidak
memperkenankan rumahnya dipakai lagi untuk belajar. Lalu misionaris ini
bertanya kepada anak-anak yang dibinanya, apakah mereka masih ingin
berkumpul untuk belaar firman Tuhan. Mereka menjawab, ya tetapi di mana?
Akhirnya mereka sepakat mengadakan pelajran Alkitab di bawah sebuah pohon
(foto) Meskipun di bawah pohon, anak-anak tetap bersemangat belajar firman
Tuhan. KDP membantu misionaris ini dengan sebuah gitar dan terpal.

Seorang misionaris yang lain, diundang pelayanan di sebuah negara Asia.
Ketika ia sampai di negara tersebut, ia menuju tempat keramaian di mana
banyak orang sedang bersantai menikmati liburan. Tanpa canggung, di
tengah-tengah keramaian, ia mulai berkhotbah. Walaupun terlihat agak aneh
bagi sebagian orang tetapi ada juga orang-orang yang mulai mendengarkan
khotbahnya. Di akhir khotbahnya misionaris ini mengajak mereka untuk percaya
kepada Yesus dan di antaraq mereka yang hadir ada beberapa yang menyerahkan
hidupnya untuk Yesus.

Ada seorang gadis yang baru percaya Yesus dan mulai membaca Alkitab. Ketika
orang tuanya mengetahui pertobatannya, mereka marah dan memindahkan anak
itu ke kota lain dengan tujuan memutus hubungan anak ini dengan orang-oraqng
yang memperkenalkan kebenaran kepadanya. Tetapi ternyata di tempat yang jauh
dari orang tuanya, anak gadis itu lebih mudah untuk bersekutu dengan Tuhan
lewat doa dan membaca Alkitab. Supaya kegemarannya membaca Alkitab tidak
dicurigai orang sekelilingnya, Ia membeli Alkitab yang kulit luarnya seperti
buku bacaan remaja - tidak seperti kulit luar Alkitab pada umumnya yang
berwarna hijau atau hitam.

Di Jawa Barat ada beberapa gedung gereja yang ditutup namun mereka tidak
hilang harapan dan berhenti beribadah, mereka pindah beribadah di
rumah-rumah bahkan ada juga yang berani tetap beribadah walaupun harus
beribadah di pinggir-pinggir jalan, mengabaikan angin, panas, debu,
keramaian dan pandangan aneh orang di sekitarnya.

Yesus selalu bergerak pergi dari satu desa ke desa lainnya, dari satu kota
ke kota lainnya. Lalu apakah rintangan di satu tempat bisa menghentikan
pemberitaan Injil? Jawabannya tidak. Tuhan sudah memberi kita kesempatan
memberitakan injil di mana saja. Tuhan selalu punya cara untuk kita bisa
taat dan bertumbuh karena ketidak-taatan adalah sumber utama kemunduran
rohani. Oleh karena itu jangan membatasi Tuhan dengan keterbatasan lokasi,
waktu, situasi, konsep kita dan lainnya. Tetap maju di dalam Tuhan.

Source:

Buletin KDP (Kasih Dalam Perbuatan) Edisi Mei - Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar