Kamis, 29 Juli 2010

Mencapai Tingkat Yang Lebih Tinggi

Mencapai Tingkat Yang Lebih Tinggi

1 Petrus 1:6–7

1:6. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan
api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada
hari Yesus Kristusmenyatakan diri-Nya.


Kita perlu terus berusaha meraih kehidupan yang lebih tinggi. Ukuran tinggi di
sini makudnya bukan lebih kaya, lebih berpendidikan, lebih terhormat, dan
sebagainya. Di mata TUHAN yang dimaksud dengan "lebih tinggi" yang benar adalah
lebih tinggi dalam pengenalan akan TUHAN, dan dalam persekutuan yang benar
dengan-NYA.

Banyak orang merasa bahwa ia telah mengenal atau melihat kehidupan ini lebih
lengkap, tetapi sebenarnya tidak. Masalahnya terletak pada pengertian bagaimana
kehidupan yang lebih tinggi itu. Semakin mengenal kebenaran TUHAN, semakin
tinggi tingkat kehidupan kita. Seseorang tidak mungkin memiliki kehidupan yang
lebih tinggi tanpa mengenal kebenaran TUHAN. Selanjutnya seseorang harus berani
dengan tulus mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu. Jadi bagaimana mungkin
seseorang dapat meningkatkan level rohaninya kalau tidak memiliki gairah
mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu? Tanpagairah mengasihi TUHAN, maka
usahanya untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi tidak lain bertujuan untuk
kesombongan diri semata.

Petrus berkata, kemurnian iman jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang
fana (1Ptr. 1:7). Karena itu untuk meningkatkan level rohani kita, kita harus
memiliki iman yang murni. Iman yang murni mempunyai ciri tidak terikat dengan
segala ikatan dunia dan percintaannya (1Yoh. 2:15-17). Baginya, hidup ini hanya
untuk menyembah dan berbakti kepada TUHAN.

Langkah-langkah untuk mencapai kehidupan dengan tingkat yang lebih tinggi ini
antara lain: Pertama, Komitmen yang utuh untuk mengikut TUHAN Yesusdengan
sungguh-sungguh (Rm. 6:4). Komitmen adalah pendorong yang harus dikobarkan
dalam diri setiap individu. Ini tidak bisa dipaksakan, harus lahir dari diri
sendiri. Selanjutnya, dari komitmen ini, kita akan terus berusaha menggali
Alkitab sebagai sumber inspirasi (Mat. 4:4). Kemudian, kita harus melalui
penyangkalan diri terus-menerus. Dengan penyangkalan diri terus menerus ini,
filosofi hidup kita semakin berubah, dan membuat kita semakin berpikir dan
berperasaan Kristus. Jadi inilah yang perlu dilakukan untuk menuju tingkat yang
lebih tinggi, tidak dapat ditawar.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar