Minggu, 13 November 2011

MENGGANTUNGKAN HARAPAN

MENGGANTUNGKAN HARAPAN

Ketika suaminya meninggal, wanita ini bertekad menjanda untuk
membesarkan anak tunggalnya. Ia berjuang melawan kerasnya hidup,
termasuk cercaan serta cibiran tetangga yang mewaspadai para janda.
Ia berpikir, "Tak apalah aku susah sekarang. Sebentar lagi anakku
dewasa, dan dialah harapan masa tuaku." Namun mendadak, anak
tunggalnya itu meninggal. Harapan hidupnya terampas seketika. Sampai
ia harus bertanya, "Untuk apa lagi aku hidup?" Di sepanjang jalan
desa Nain menuju pemakaman, air matanya telah mengering. Meski
orang-orang turut meratapi kepergian putranya, tak ada yang memahami
kesedihannya karena kehilangan tempat menggantungkan hidup.

Ketika ia berpapasan dengan Yesus, kesedihan mencekik
kerongkongannya. Ia tak lagi mampu mengucap, memohon pertolongan.
Apakah hati sang Juru Selamat hanya tergerak jika diminta, dan jika
ada iman kepada-Nya? Ketika hidupnya "lumpuh", sang Juru Selamat
memahaminya. Dia peduli pada hati yang menjerit tanpa kata. Dengan
penuh kasih Dia berkata: "Jangan menangis." Ucapan ini bukan sekadar
penghiburan di kala duka. Sebab, Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas
maut dan kehidupan. Maka, dengan penuh kuasa Yesus berseru: "Hai
anak muda ... bangkitlah" (ayat 14). Yesus bukan hanya membangkitkan
si anak muda, tetapi juga menghidupkan kembali harapan si janda.

Kepada siapa Anda menggantungkan harapan masa depan? Kepada pasangan
hidup, anak-anak, harta, asuransi, atau yang lain? Ingatlah bahwa
semua itu bisa mati dan habis. Maka, berharaplah kepada sumber
kehidupan, yaitu Yesus, yang selalu mampu dan mau memedulikan kita.


TARUHLAH SEGALA HARAPAN HIDUP KITA
PADA DASAR YANG TEGUH DAN TAK TERGOYAHKAN

Lukas 7:11-17

11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain.
Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang
banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke
luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan
banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh
belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para
pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata
kepadamu, bangkitlah!"
15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan
Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil
berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah
kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."
17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di
seluruh daerah sekitarnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar