Selasa, 29 November 2011

Kebun Anggur Nabot

Kebun Anggur Nabot
1 Raja-raja 21:1-29

 ... karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan

(1 Raja-raja 21:20).

 

     Kekuasaan tidak absolut. Tidak semua aset dan segala hak bisa dikuasai. Ada hak-hak yang asasi, tidak bisa dan tidak boleh dikekang kekuasaan. Kita berkuasa tidak untuk merampok, merompak, merampas, korupsi, atau apa pun kita menyebut tindakan maling itu.... Dan, janganlah meniru yang dilakukan Ahab, raja Samaria, yang sangat bernafsu memiliki kebun anggur Nabot di samping istananya di Yizreel.

     Sesungguhnya Ahab raja yang baik, dan secara baik-baik ia ingin mengambil-alih kebun anggur Nabot. Tetapi kebun itu pusaka nenek moyang, "kebun kehidupan" dinasti Nabot. Jadi, kebun itu tidak dijual!

     Raja Ahab kesal hati dan gusar. Ia tahu Nabot takkan melepaskan kebun anggurnya. Lalu Izebel, istri Ahab, melancarkan arogansi kerajaan untuk merampas kebun anggur Nabot. Sebuah konspirasi jahat dirancang, di hadapan para tua-tua, pemuka dan rakyat Yizreel, Nabot dituduh telah mengutuk Tuhan dan raja. Pemilik kebun anggur itu pun digiring ke luar kota, kemudian dilempari batu sampai mati.

     Segera Izebel menemui Ahab, katanya: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu,... ia sudah mati" (ayat 15). Ahab pun mengambil-alih kebun anggur Nabot menjadi miliknya.

     Izebel merancang kejahatan, dan Ahab menikmati hasilnya. Ahab tidak membunuh Nabot, tangannya tak dikotori darah, tetapi ia membiarkan Izebel melakukan kejahatan. Ya, Ahab memendam nafsu jahat, dan Izebel menyalurkannya dengan siasat keji. Ahab telah memperbudak diri pada kejahatan karena dihasut Izebel. Hari ini, tidakkah ada banyak "pemimpin yang baik" memperbudak diri dengan melakukan kejahatan? Dan, orang-orang kepercayaan pemimpin yang justru sering memercikkan siasat jahat.

     Namun Tuhan tidak diam. Ia mengutus Elia untuk menghakimi Ahab: "Engkau telah membunuh serta merampas juga!... Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu" (ayat 19). Ahab pun menyesal, hatinya hancur. Ia berpuasa dan mengenakan kain kabung.

     Ketika Tuhan melihat Ahab kembali merendahkan diri di hadapan-Nya, Ia berfirman, "Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya" (ayat 29). Konon, Yoram, putra Ahab, dibunuh oleh Yehu bin Yosafat bin Nimsi dan dibuang di kebun anggur Nabot. Kitab 2 Raja-raja 10:10-17 mencatat bahwa firman Tuhan tentang keluarga Ahab,

tidak ada yang tidak dipenuhi. Yehu telah membunuh semua keturunan, pembantu, penasihat, dan orang-orang kepercayaan Ahab di Yizreel.

     Hari ini, saat korupsi mengganas di negeri ini, setiap orang seharusnya sadar, Tuhan tidak pernah tidur. Ia selalu mengawasi hati, kata dan tindakan kita. Jangan merampas "kebun kehidupan" orang lain! Hai Pemimpin, jangan biarkan orang-orang kepercayaan Anda merampok hak orang lain! Waspadalah, ada banyak "Izebel" di sekitar Anda...!

 

Satu-satunya hal yang perlu bagi kemenangan kejahatan adalah

pria baik yang tidak berbuat apa-apa.—Edmund Burke



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar