Rabu, 30 November 2011

MENGEJAR EKOR

MENGEJAR EKOR

Seekor kucing keasyikan mengejar ekornya sendiri. Berputar-putar,
dan berputar-putar lagi, berharap segera mendapati ekornya
tertangkap. Ia pikir, ketika ia sudah mendapatkan ekornya, ia akan
bahagia. Ia tidak akan khawatir kehilangan ekor, karena ia telah
memegang ekornya. Padahal itu salah sama sekali! Berputar sampai
pingsan pun ia takkan dapat menangkap ekornya. Ia hanya akan
kelelahan. Dan sesungguhnya, bukankah tanpa dikejar pun, ekor itu
selalu setia mengikutinya?

Sadar atau tidak, kerap kali orang memakai waktu hidupnya untuk
banyak mengejar kesuksesan, kekayaan, pengakuan, dan sebagainya,
agar hidupnya bahagia. Segala upaya, waktu, dan energi,
dicurahkannya untuk mengejar hal-hal itu. Padahal, itu sebenarnya
adalah target hidup yang salah! Segala target yang tidak bernilai
kekal, tidak layak kita kejar sedemikian rupa. Kita malah kehilangan
target yang utama, yang Tuhan ingin agar kita raih dan miliki,
supaya hidup kita berarti.

Mari simak lagi, bagaimana Tuhan berkenan pada permintaan Salomo
(ayat 10). Yakni, ketika Salomo meminta hikmat sebagai hal
terpenting yang ia rindukan, bukan yang lain-lain (ayat 9). Dan,
ketika target utama itu telah ia sasar, Tuhan ternyata menambahkan
hal-hal lain yang Salomo perlukan, meski Salomo tidak memintanya
(ayat 13). Tanpa perlu dikejar, Tuhan memberinya kekayaan,
kemuliaan, umur panjang. Itu semua bonus! Sebab itu, kita diajar
untuk tidak mengejar bonus, tetapi target utama: hikmat. Yakni, hati
yang berpadanan dengan hati Tuhan. Mata yang melihat seperti mata
Tuhan. Hidup yang berjalan sebagaimana Tuhan berjalan. Mari kenali
pribadi Tuhan lebih intim. Dan, milikilah hikmat dari-Nya.

HIDUP KITA DI DUNIA INI TERBATAS ADANYA MAKA TENTUKAN TARGET YANG
BENAR DAN KEKAL NILAINYA


1 Raja-raja 3:4-14

4 Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan
korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar;
seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu.
5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi
pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak
Kuberikan kepadamu."
6 Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih
setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup
di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan
Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu
dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya
seperti pada hari ini.
7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat
hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun
aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.
8 Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang
Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak
terkira banyaknya.
9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang
perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara
yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi
umat-Mu yang sangat besar ini?"
10 Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang
demikian.
11 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah
meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau
kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk
memutuskan hukum,
12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu,
sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan
pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti
engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti
engkau.
13 Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik
kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada
seorangpun seperti engkau di antara raja-raja.
14 Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap
mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu
Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu."

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar