Senin, 28 November 2011

GIZI BAGI JIWA

GIZI BAGI JIWA

Harold Kushner, seorang rabi dan penulis termasyhur, pernah
mengemukakan bahwa pada usia di atas lima puluh, biasanya manusia
mempunyai satu kerinduan khusus, yakni kerinduan akan makna. Ia pun
menanyai dirinya sendiri, "Apa arti dari semua yang kumiliki, apa
arti hidupku?" Ia ingin mendapatkan arti hidup. Demikian pula kurang
lebih perasaan Yakub dalam kisah yang kita baca hari ini.

Yakub telah begitu lama terpisah dengan Yusuf, anak kesayangannya.
Bayangkan, 22 tahun! Dan, selama itu pula ia seolah-olah kehilangan
makna hidup. Saat berjumpa lagi, pertemuan mereka begitu
mengharukan! Yusuf memeluk leher ayahnya dan lama menangis di
bahunya (ayat 29). Pertemuan itu menghadirkan keharuan memuncak,
juga kelegaan yang mendalam bagi Yakub. Katanya, "Sekarang, bolehlah
aku mati setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau
masih hidup ..." (ayat 30). Kembali melihat Yusuf adalah hal yang
menyempurnakan dan "memberi gizi" bagi jiwa Yakub pada masa tuanya.

Ada kalanya hidup seseorang begitu "pahit" sehingga ia melihat
segala sesuatu dengan muram dan suram. Kehilangan, kerinduan akan
sesuatu, harapan yang belum tercapai, masa lalu yang pedih, bisa
menjadi musababnya. Dalam relasi dengan sesama, apakah kehadiran
kita memberikan "nutrisi" atau "gizi" pada jiwa orang lain, sehingga
hidup mereka kembali bermakna? Kita bisa memulainya, setidaknya dari
lingkup terkecil, yakni keluarga. Hadirkan diri di situ. Berikan
perhatian dan kasih yang nyata. Kita dapat menjadi penguat bagi
mereka, agar tegar menghadapi serta mengelola segala kepahitan hidup
yang mungkin menghampiri.

JADILAH PRIBADI YANG SELALU SIAP MEMBERI MAKNA
KHUSUSNYA AGAR ORANG LAIN MERASAKAN HIDUPNYA BERHARGA

Ayat Alkitab: Kejadian 46:28-30

28 Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih dahulu mendapatkan Yusuf,
supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya. Sementara itu
sampailah mereka ke tanah Gosyen.
29 Lalu Yusuf memasang keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan
Israel, ayahnya. Ketika ia bertemu dengan dia, dipeluknyalah
leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya.
30 Berkatalah Israel kepada Yusuf: "Sekarang bolehlah aku mati,
setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih
hidup."

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar