Kamis, 01 Desember 2011

TAKKAN MENYERAH

TAKKAN MENYERAH

Iman dan usaha untuk berbuat sesuatu adalah ibarat dua sisi dari
sekeping mata uang yang tak terpisahkan. Tanpa ada perbuatan yang
dilakukan, diragukan bahwa di situ ada iman (Yakobus 2:14-18).
Bukankah perbuatan kita merupakan penampakan dari apa yang kita
imani?

Sekumpulan orang yang beriman kepada Yesus menyaksikan bagaimana
Yesus mengajar dengan kuasa dan mukjizat, serta menyembuhkan orang
sakit (Markus 1:21-28). Dari situ, hati mereka tergerak untuk
menolong teman sekampung mereka yang sejak kecil lumpuh dan tersisih
hidupnya. Mereka beriman Yesus mampu menyembuhkan maka mereka tidak
diam saja. Meski banyak rintangan: mungkin rumah si lumpuh jauh,
mungkin tubuhnya berat. Ditambah lagi, ketika sampai di tempat
Yesus, ternyata rumah itu penuh sesak dan orang-orang tak mau
memberi jalan. Namun, sekali lagi iman itu mereka wujudkan dengan
usaha yang pantang menyerah. Mereka membuka atap rumah, dengan
risiko si empunya rumah marah. Iman yang besar kepada Yesus
memampukan mereka mengatasi segala hambatan. Ketika si lumpuh
diturunkan, Yesus melihat iman mereka yang mau berusaha itu dan
memberi kesembuhan. Iman itu menjadi kenyataan karena anugerah Allah
di dalam Kristus, bukan karena kemampuan mereka sendiri.

Apabila kita sedang menghadapi sebuah tugas atau tantangan hidup
yang butuh iman dan perjuangan keras, ingatlah kisah ini. Teguhkan
iman dengan memandang kebesaran Allah yang sanggup menolong sehingga
menguatkan kita untuk berjuang pantang menyerah. Serahkan
ketidakberdayaan kita ke alamat yang tepat, yakni Yesus yang mampu
membuat iman kita menjadi kenyataan.

IMAN MENGARAHKAN MATA KITA KEPADA YESUS YANG HEBAT
AGAR DENGAN IMAN ITU KITA MEMBERI USAHA TERBAIK KITA

Markus 2:1-12

1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi
ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi
tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan
firman kepada mereka,
3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh,
digotong oleh empat orang.
4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang
banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah
terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu
terbaring.
5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka
berpikir dalam hatinya:
7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka
berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu
berpikir begitu dalam hatimu?
9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu
sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu
dan berjalan?
10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia
berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh
itu--:
11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan
pulanglah ke rumahmu!"
12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan
pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua
takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah
kita lihat."


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar