Sabtu, 03 Desember 2011

HOPE

 HOPE
1 Raja-raja 17: 7-16

 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar... Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai (Yesaya 9:1, 5).

 

      Janda ini tahu, hidupnya dan hidup anaknya akan segera berakhir. Betapa tidak? Ia hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak yang tinggal sekali masak. Kekeringan telah melanda daerahnya, Sarfat. Ia memaksakan diri untuk mengumpulkan dua tiga potong kayu api untuk mengolah tepung dan minyak itu (1 Raja-raja 17:12). Dengan getir dia bergumam: "Ini akan menjadi hidangan terakhir bagiku dan anakku." Ternyata dia salah! Dalam ayat-ayat selanjutnya kita ketahui Tuhan menolongnya melalui Nabi Elia.

      Bayangkan situasi janda di Sarfat itu, di mana ia tahu hidupnya akan segera berakhir. Tak ada harapan, ia merasa tak ada jalan keluar. Betapa menyesakkan hidupnya. Wajar jika ia merasa getir dan putus asa.

      Ada banyak di antara kita yang mengalami situasi seperti janda itu. Tak ada lagi harapan. Kondisi finansial yang

morat-marit, dikhianati pasangan hidup, ditelikung teman sendiri, menderita sakit yang tak tersembuhkan, menghadapi kenakalan anak, bisnis mendekati kebrangkutan, situasi kerja yang tidak kondusif, dan masalah-masalah lain yang membuat kita terpuruk dalam keputusasaan. Sungguh asa telah sirna.

     Meminjam istilah Dr. Fred Luskin, pemimpin Proyek Pengampunan Stanford di Stanford University, yang menamakan sebagian dari pekerjaannya dalam proyek itu

HOPE (Healing Our Past Experiences), sesungguhnya masih ada

Hope bagi kita

. Tetapi, benarkah masih ada harapan?

     Inilah kabar baik bagi kita yang sedang terpuruk pada masa Natal ini:

"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.... Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:1, 5).

      Sesungguhnya Natal selalu menyemai harapan bagi yang putus asa, membawa damai sejahtera, memulihkan luka hati, menjadi penawar dahaga, menyalakan cahaya yang nyaris atau malah telah padam, membagikan tawa bahagia, menenteramkan jiwa yang gundah gulana, melantunkan pujian syukur.

     Jalan hidup kita mungkin bukan jalan yang mudah, tetapi Tuhan mengizinkan kita melaluinya pasti untuk kebaikan kita. Daripada mengeluh kepada-Nya "mengapa Kau beri aku jalan yang sukar, ya Tuhan," lebih baik kita melaluinya bersama-Nya. Jangan pernah berhenti berharap, sebab di dalam Tuhan selalu ada harapan. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18). —Liana Poedjihastuti

 

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab daripada-Nyalah harapanku.

—Mazmur 62:6



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar