Selasa, 17 April 2012

Pita Kuning

 

Pita Kuning
Lukas 15:11-32

… Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia (Lukas 15:20).

 

 

Seorang lelaki duduk termenung dalam bus yang ditumpanginya melaju menuju Florida. Wajahnya menyiratkan kecemasan. Sekelompok anak muda dalam bus itu mengajaknya bercakap-cakap, lalu ia mengisahkan apa yang tengah dialaminya. Ia telah disekap dalam penjara New York selama empat tahun dan hari itu ia dibebaskan dan sedang dalam perjalanan kembali ke rumahnya di Jacsonville. Lelaki itu merasa cemas apakah isterinya akan menerimanya. Seminggu sebelumnya ia telah menyurati isterinya. Ia menulis akan datang dengan bus ini. Seandainya isterinya mau menerimanya, ia meminta isterinya mengikatkan sebuah pita kuning pada pohon ek tua di dekat rumah mereka, dan ia akan turun dari bus dan pulang ke rumah. Tetapi, jika isterinya tidak menghendakinya, maka tidak akan ada pita kuning dan ia akan melanjutkan perjalanannya entah ke mana.

     Bus itu memasuki Jacksonville. Sangat terasa ketegangan mencekam tidak hanya dialami lelaki itu, tetapi juga anak-anak muda itu. Semua harap-harap cemas. Anak-anak muda itu memperhatikan pohon ek yang semakin mendekat. Sementara lelaki itu tak berani melihat, ia hanya menundukkan kepalanya. Mendadak anak-anak muda itu serentak berdiri dan berteriak, bahkan ada yang menari-nari. Mau tak mau lelaki itu mengangkat kepalanya dan matanya menatap pohon ek tua itu. Ternyata pohon itu telah ditutupi pita-pita kuning, bukan cuma satu, tetapi puluhan. Matanya berkaca-kaca. Ia segera menghentikan bus, melempar senyum pada anak-anak muda itu, lalu turun dari bus. Ia tahu isterinya memaafkan dan menerimanya kembali.

     Anak bungsu dalam perumpamaan Tuhan Yesus juga takut pulang pada awalnya. Tetapi kemudian dibulatkan tekadnya untuk pulang ke rumah ayahnya. Ia tahu ayahnya akan memaafkannya. Benarlah, Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya... Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia (ayat 20).

     Bapa kita di surga adalah Bapa Yang Mahapengampun. Jika kita telah berdosa, jangan takut kembali. Ketika kita mau mengakui semua kesalahan dan bertobat, mau berbalik, maka Bapa Yang Maharahim akan mengampuni kita.

     Kalau Bapa mau mengampuni kita, masakan kita tidak mau mengampuni mereka yang telah menyakiti kita? Ampunan Bapa seharusnya mendorong kita untuk juga saling mengampuni.

     Pasanglah pita kuning di rumah atau di meja kerja Anda. Mungkin keluarga dan teman kerja Anda akan bertanya. Ceritakanlah bahwa Anda telah memaafkan seseorang. Kalaupun mereka hanya melihat dengan heran, biarkanlah. Tetapi Anda tahu bahwa Anda telah bersedia memberi maaf.

 

Pita kuning tanda maaf atau ampunan.

 

Luangkanlah waktu sejenak untuk mendengarkan lagu

Tie a Yellow Ribbon Round the Old Oak Tree.

www.youtube.com/watch?v=7NCZ4l8FCFc

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar