Minggu, 25 September 2011

Keturunan Tangguh, Ajaib!


"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib dan jiwaku benar-benar menyadarinya"

Setiap anak itu ajaib. Ya ajaib! Dibentuk Sang Pencipta meminjam rahim setiap Ibu kita. Setiap anak lahir dari Ibu dan Ayah  yang ajaib. Setiap orangtua perlu menyadari hal ini dengan sungguh. Sungguh,  Tidak ada yang kebetulan. Kelahiran setiap anak di dalam keluarga  tidak ada yang kebetulan. Semua dalam rancanganNya.

Setiap Anak yang  dikaruniai Tuhan dalam rumah tangga kita adalah anak-anak ajaib. Anak anugerah, anak panah yang kelak siap diluncurkan dalam masyarakat dan menjadi berkat.

Namun ironis, dalam beberapa kasus kita menjumpai ada ibu atau ayah yang tidak dekat (peduli) dengan anaknya. Lebih suka menyerahkan pengasuhan anak pada baby-sitter, PRT, atau nenek si Anak. Mengapa?  Mungkin dulu tidak punya hubungan batin, atau kurang kasih sayang orangtua, atau tidak punya nilai atau pemahaman yang benar mendidik anak, dsb.

Berikut ada penjelasan yang lebih merupakan ringkasan materi seminar dan lokakarya penulis di 20 Kota. Semoga bermanfaat.

Setiap Anak Unik

Perlu kita sadari bahwa anak itubbukan benar-benar milik kita. Anak itu titipan TUHAN. Dengan demikian kita tidak akan berani sembarangan mendidik mereka, sebab suatu hari Sang Pemilik sesungguhnya meminta pertanggungjawaban dari Anda dan saya.

Setiap anak titipan Ilahi ini unik dan berbeda satu sama lain. Setiap anak berbeda karena mereka lahir kondisi yang berbeda. Itu sebabnya kita tidak boleh mencoba membuat anak sama atau membanding-bandingkan mereka.

Ada beberapa hal yang membentuk kepribadian anak sehingga mereka tidak sama.

1. Kondisi emosi ibu saat mengandung.

2. Kualitas relasi ayah dan ibu saat membesarkan anak.

3. Kualitas relasi anak dengan orang terdekat seperti kakak dll,.

4. Karakter dan spiritual ortu

5. Kondisi sosial-ekonomi keluarga

6. Faktor lingkungan seperti sekolah, lingkungan rumah, pergaulan dll.

7. Pohon keluarga ayah dan ibu.

Karena setiap anak berbeda maka wajiblah kita bersikap kepada anak sesuai pribadinya. Karena itu teknik kita mendidik anak harus disesuaikan, agar cocok untuk tiap anak. Sikap bijak mendidik anak didasari dengan menerima seluruh pribadi baik kelebihan maupun kelemahannya. Kita fokus pada kelebihan, bukan kekurangan mereka.

7 kesalahan mendasar Ortu

Sebagai terapis keluarga, saya menyimpulkan ada tujuh kesalahan umum ortu dalam mengasuh anak.

Pertama, Membeda-bedakan anak satu dngan lainnya (favoritism).

Kedua, Membanding-bandingkan situasi anak sekarang dengan masa lalu kita masih kecil (veteranism). Ketiga, Menganggap anak sekedar investasi dan sumber kebanggaan ortu. Berharap anak menjaga kita dimasa Tua, dan menjadikan anak sumber kebahagiaan dan kebanggan ortu.

Keempat, Membiarkan anak  tumbuh begitu saja (tanpa pengarahan, tanpa teladan). Kurang memberi waktu dan tidak menjadi teladan baik bagi anak.

Kelima, Mengharapkan si anak kelak membalas jasa pada ortu, menuntut anak. Anak diharap membalas jasa dan mengatur jumlah uang yang harus disetor. Menetapkan jatah dsb.

Keenam, ortu Tidak kompak dan  sering cekcok. Tidak cakap mengelola konflik, hingga anak dilibatkan masuk dalam konflik ortu. Anak jadi korban.

Ketujuh, ortu lupa  bahwa mereka  juga pernah kecil dan remaja, pernah buat salah dsb. Sehingga sering tidak berempati saat anak melawan, gagal dsb.

Mendidik Anak Utuh, Menuai Keturunan Tangguh

Ada 7 Atmosfer dan fasilitas lingkungan yang dibutuhkan Anak, agar mereka menjadi keturunan tangguh. Ciri anak tangguh atau perkasa adalah:

A. Percaya diri

B. Disiplin

C. Pemberani

D. Bertanggungjawab

Tentu tidak mudah mendidik dan membesarkan anak tangguh seperti ciri-ciri di atas. Kondisi lingkungan anak-anak kita saat ini makin tidak kondusif. Oleh karna itu Ada beberapa kondisi atau atmosfer yang diperlukan untuk menyiapkan anak tangguh.

1. Orangtua hidup takut akan Tuhan dan menyerahkan anak-anak dalam doa setiap hari.

2. Orangtua mengajarkan Firman kepada anak sebagai pedoman hidup.

3. Mengutamakan anak-anak dari sekian banyak prioritas, tidak mengorbankan anak dengan alasan apapun.

4. Menyediakan anak sarana rekreasi yang cukup dan game yang sehat

5. Tinggal di lingkungan (rumah/kompleks) yang sehat dan cocok bagi anak.

6. Anak sekolah di tempat yang cukup baik dan membuat dia tumbuh dan belajar

7. Menyediakan lingkungan Pembinaan iman dan pergaulan yang sehat buat anak.

Disamping itu perlu menyiapkan  jembatan atau sarana mengasuh anak. Jembatan komunikasi itu antara lain

1. Mengajar dengan hati dan mata. Anak butuh kehadiran dan kehangatan

2. Mengajar anak sambil bercerita

3. Mengajar anak sambil bermain

4. Mengajar dengan suasana humor dan bercanda

5. Mengajar dengan contoh (teladan)

6. Kreatif mengajar dengan perkataan kreatif dan tidak membosankan

7. Ortu tahu meminta maaf saat melukai hati anak

Penutup

Menjadi ortu adalah posisi yang tidak tergantikan. Pekerjaan kita sebagai karyawan, dosen atau apapun bisa digantikan orang lain, tapi tidak demikian menjadi Ayah atau Ibu. Karena itu nikmatilah dan amalkanlah tugas panggilan anda menjadi orangtua, bagi anak-anak ajaib pemberian Tuhan.

Mereka tidak minta kita sempurna, tapi hanya menjalankan fungsi kita sebagai Ayah dan Ibu sebaik-baiknya. Selamat untuk para Ayah dan Ibu Ajaib.


"Bagikanlah penderitaan Anda, maka penderitaan Anda berkurang. Bagikanlah kebahagiaan Anda, maka kebahagiaan Anda bertambah" - Pelikan ***
www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar