Sabtu, 04 Februari 2012

Aku Percaya Kepada Allah

Aku Percaya Kepada Allah
Ulangan 6:4-9

 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita (Ulangan 6:4).

      "Aku percaya kepada Allah." Kutipan ini merupakan sebagian dari kalimat pertama Pengakuan Iman Rasuli, yang setiap Hari Minggu kita ucapkan bersama-sama dalam kebaktian Jemaat. Dan itu merupakan kelanjutan dari

credo atau "pengakuan iman" umat Perjanjian Lama (Ulangan 6). Karena seringnya kita ucapkan, tidaklah mengherankan kalau kita juga lalu menjadi hafal kalimat-kalimat dari Pengakuan Iman kita itu. Meskipun demikian, hafal kalimatnya belum berarti pasti paham, yakin dan menghayati isinya, sehingga dengan konsekuen menjalankannya dalam kehidupan. Jadi, kalau kita mengucapkan "Aku percaya kepada Allah", apa arti dari ucapan pengakuan kita itu? Dan apa konsekuensinya bagi kehidupan kita sehari-hari? Apakah keberadaan dan perilaku kita benar-benar menampakkan dan membuktikan bahwa kita adalah orang-orang yang percaya kepada Allah?

     Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama kita perlu memahami, Allah yang bagaimana yang kita percayai itu. Dari Pengakuan Iman, Allah yang kita percayai itu kita yakini sebagai "Bapa yang mahakuasa". Itu berarti, Dia pasti akan selalu berkenan dan mampu menyertai serta menolong kita, "anak-anak-Nya", dengan mengaruniakan berkat-berkat lahiriah dan rohaniah yang kita perlukan, karena Dia berkuasa untuk itu. Kita yakin akan kekuasaan-Nya itu, karena kita percaya bahwa Dia adalah juga "Khalik" atau Pencipta "langit dan bumi", di mana kita hidup ini. Berdasarkan pemahaman dan keyakian yang sedemikian, maka salah satu akibat yang nyata bagi kita dalam menjalani hidup ini ialah lenyapnya segala macam kekuatiran dan ketakutan terhadap berbagai persoalan, kesulitan dan ancaman penderitaan, baik yang menyangkut kehidupan lahiriah maupun batiniah kita. Kesungguhan dan kebenaran dari

credo yang kita ucapkan, akan nyata dalam seberapa jauh kehidupan kita itu akan senantiasa memancarkan ketenteraman dan kedamaian, kebahagiaan dan kesukacitaan. Semoga dalam mengawali kehidupan di tahun yang baru ini, kepercayaan kita kepada Allah seperti kita ucapkan itu akan sungguh-sungguh menjadi dasar dan sumber ketenteraman serta kesejahteraan kita yang sejati.  

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. —1 Petrus 5:7


 


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar