Dalam berbagai bencana yang menimpa negeri ini-tsunami, gunung
meletus, angin puting beliung, tanah longsor, banjir, kapal
tenggelam, kecelakaan pesawat terbang, dan sebagainya-kita kerap
menjumpai berbagai kisah mengharukan dari mereka yang tertimpa
bencana. Ki sah tentang orang-orang yang dapat terus bertahan di
tengah situasi yang berat dan tidak mengenakkan, orang-orang yang
mengucap syukur sebab lolos da ri maut. Bagi mereka, selalu ada
alasan untuk bersyukur.
Mazmur 42 memberikan gambaran mengenai keresahan umat Tuhan ketika
dibuang di negeri asing. Bukan situasi yang mudah. Selama tujuh
puluh tahun mereka tidak lagi bi sa beribadah di Bait Allah.
Nostalgia masa lalu membuat ha ti tambah pedih (ayat 5, 7). Sangat
rindu rasanya un tuk bi sa kembali beribadah di Yerusalem-bagai rusa
merindu kan air (ayat 2). Bahkan terlontar seruan seolah-olah Tuhan
melu pa kan umat-Nya (ayat 10). Akan tetapi, pemazmur tidak mau
terbenam dalam kenangan masa lalu. Ia mengarahkan diri menatap ke
depan; berharap kepada Allah (ayat 6, 12). Ia memiliki keyakin-an
yang jelas bahwa dalam keadaan yang berat sekali pun, Tuhan tengah
berkarya. Sehingga, ia tetap dapat berkata, " ... aku akan bersyukur
lagi kepada-Nya"-Pribadi yang ia kenal sebagai Penolong dan Allah.
Ada masa-masa di mana kesadaran kita akan kehadiran-Nya yang memberi
pertolongan mengendur-oleh karena larut dalam persoalan, kekalutan,
maupun situasi tak menentu. Dalam keadaan seperti itu, mintalah
pertolongan-Nya, supaya kita selalu dapat melihat dan mensyukuri apa
yang ada. Sebab, di dalam hadirat-Nya, selalu ada alasan untuk
bersyukur.
KASIH DAN PEMELIHARAAN ALLAH TAK PERNAH LUNTUR
MAKA, DI MANA PUN DAN KAPAN PUN TERUSLAH NAIKKAN SYUKUR
Ayat Alkitab: Mazmur 42
1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2)
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah
jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2 (42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3 (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena
sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
4 (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku
gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan
manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara
sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang
yang mengadakan perayaan.
5 (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
6 (42-7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat
kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari
gunung Mizar.
7 (42-8) Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air
terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi
aku.
8 (42-9) TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan
pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah
kehidupanku.
9 (42-10) Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau
melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah
impitan musuh?"
10 (42-11) Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela
aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?"
11 (42-12) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau
gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku
bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar