Sabtu, 28 Januari 2012

Tertunda

Tertunda

Mungkin Anda pernah merasakan bahwa Tuhan begitu lama menjawab
permohonan Anda. Bisa jadi Anda malah mengira bahwa jawaban-Nya
bagi Anda adalah "Tidak". Namun bisa jadi Tuhan memang menunda
jawaban-Nya untuk maksud melatih iman kita.

Yairus, kepala rumah ibadat, ternyata percaya pada kuasa Yesus. Ketika
anaknya sakit, ia datang kepada Yesus lalu memohon agar Yesus
menyembuhkan anaknya (21-23). Namun di tengah jalan, terjadilah
peristiwa yang menghambat perjalanan Yesus. Kalau kita membaca
ayat 25-34, kita tentu bisa mengira-ngira bahwa peristiwa itu
memakan waktu yang tidak sebentar. Jadi kita bisa bayangkan betapa
resah dan cemasnya hati Yairus selama peristiwa itu berlangsung,
bila mengingat anaknya yang sedang sekarat.

Benar saja. Di akhir peristiwa itu, datanglah orang yang berkata bahwa
anak Yairus sudah mati (35). Orang itu pun mengusulkan untuk tidak
lagi merepotkan Yesus. Namun kematian bukan merupakan kekalahan
bagi Yesus. Kematian bukanlah jalan buntu bagi Yesus. Yesus
meminta dua hal dari Yairus, yaitu "Jangan takut, percaya saja"
(36). Yairus harus berhenti dari rasa takutnya, karena takut dan
percaya tidak bisa berjalan seiring. Apa yang harus Yairus
percayai? Perkataan Yesus. Semua orang akan berkata bahwa tidak
ada harapan bagi Yairus, tetapi perkataan Yesus membawa
pengharapan.

Orang-orang yang meratapi dan menangisi kematian anak Yairus kemudian
menjadi tertawa ketika Yesus mengatakan bahwa anak Yairus tidak
mati, melainkan tidur (38-39). Yesus kemudian membuktikan
perkataan-Nya. Dengan disaksikan oleh Yairus dan istrinya, juga
ketiga murid-Nya yaitu Petrus, Yakobus, Yohanes (37, 40), Yesus
memerintahkan anak itu untuk bangung (41). Anak itu pun bangun dan
berjalan (42).

Kadang-kadang Tuhan membiarkan kita berada dalam situasi yang membuat
kita nyaris kehilangan pengharapan untuk menyatakan bahwa Dia ada
dan berkuasa. Dalam situasi demikian, mintalah kekuatan agar Anda
dapat melangkah maju dalam iman.


Markus 5:21-24, 35-43

21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak
berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada
di tepi danau,
22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika
ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang
sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu
atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di
dekat-Nya.

35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala
rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya
lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"
36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata
kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"
37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali
Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya
orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu
ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu,
lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama
dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang
berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab
umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat
takjub.
43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun
mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu
makan.


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar