Jumat, 26 November 2010

Memahami Perkataan TUHAN

Memahami Perkataan TUHAN

Yohanes 8: 43; Matius 18: 3
Yohanes 8: 438:43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu
tidak dapat menangkap firman-Ku.
Matius 18: 318:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu
tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga.

Ibarat radio, kita harus memiliki kemampuan menangkap siaran Tuhan dalam
frekuensi yang tepat. Di zaman Tuhan Yesus, orang-orang Yahudi tidak mampu
memahami perkataan Tuhan sebab mereka tidak memiliki frekuensi yang sama (in
tune) dengan Tuhan. Demikian pula kita bisa melihat hari ini banyak orang
beragama Kristen, tetapi tidak mengenal kebenaran Tuhan sebab frekuensinya
berbeda. Menyedihkan sekali, tetapi inilah faktanya.
Dalam Yoh. 8:43, bahasa Tuhan atau ucapan Tuhan (λαλιά, laliá) artinya jiwa atau
nafas dari kebenaran yang Tuhan ajarkan; cara berpikir Tuhan. Sebagai contoh,
dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dengar orang tua memarahi anaknya
dengan berkata, "Kamu tidak mengerti apa yang orang tua mau. Kamu mendengar
nasihat, tetapi tidak mengerti". Tidak mengerti bukan berarti tidak mendengar.
Mereka mendengar, tetapi mereka tidak mengerti atau tidak mau mengerti. Banyak
orang seperti ini: mendengar Firman tetapi tidak mengerti atau tidak mau
mengerti.
Tidak sedikit orang yang melayani Tuhan tetapi tidak tahu bahasa Tuhan, dan juga
tidak berusaha tahu kebenaran Tuhan. Mereka tidak mau belajar dengan
sungguh-sungguh sehingga ketinggalan jauh. Contohnya, Tuhan berkata kepada
murid-murid-Nya bahwa Rohlah yang memberi hidup, dan daging sama sekali tidak
berguna. Perkataan-perkataan Tuhan adalah roh dan hidup. Ini maksudnya pemahaman
bahwa perkataan Tuhan itu menekankan hal-hal sorgawi; tidak ada unsur
keduniawiannya. Jadi orang yang masih berpikiran duniawi tidak akan dapat
mengerti apa yang diajarkan Tuhan. Orang yang mau mengerti bahasa Tuhan harus
mau membuka pikirannya selebar-lebarnya dan menanggalkan segala pola pikir yang
lama, yaitu pola pikir yang berbasis pada kehidupan dunia hari ini.
Untuk mengerti perkataan Tuhan, kita tidak boleh merasa sudah tahu (Mat. 18:3).
Orang yang masih mau mempertahankan konsep-konsep hidupnya yang lama dan tidak
bersedia menjadi seperti anak-anak pasti tidak bisa diajar oleh Tuhan. Kita
harus menjadi seperti παιδίον (paidíon), yaitu anak kecil yang bisa dididik.
Kata "bertobat" dalam teks ini adalah στρέφω (stréfō), artinya berbalik arah.
Maka untuk mengerti perkataan Tuhan, kita harus mau berbalik dan menjadi
paidíon, anak kecil yang mau dididik. Kita harus mengalami terobosan sehingga
mengerti bahasa Tuhan; dan setelahnya kita pasti tercandui kebenaran, mengagumi
kebenaran dan mau terus-menerus mengerti lebih dalam lagi.

Untuk mengerti perkataan Tuhan, kita harus mau berbalik dan menjadi seperti anak
kecil yang mau dididik.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar