Jumat, 26 November 2010

ILUSI

ILUSI

Ilusi adalah bayangan yang menipu. Disangka nyata, padahal tidak.
Ada satu ilusi di hidup ini yang begitu dipercaya manusia. Yakni
bahwa seakan-akan manusia bisa "punya" sesuatu. Bukankah manusia
berjuang agar bisa "punya" ini dan itu? Jika belum "punya", ia ingin
"punya". Jika sudah "punya", ia ingin "punya" lebih. Semua iklan
menggelitik "rasa belum punya" kita. Orang yang dianugerahi talenta
untuk berkarya, dibilang "punya" prestasi. Orang yang dikaruniai
anak, mengaku "punya" anak. Orang kaya sering disebut "orang
berpunya". Betulkah manusia bisa benar-benar "punya"?

Perumpamaan Yesus menyingkap kebenaran, sekaligus membongkar
kepalsuan (ilusi). Tokoh "orang kaya" ini menghidupi bayangan semu
seolah-olah ia "punya". Ia dilukiskan sebagai orang yang berdialog
dengan diri sendiri tentang topik "punya". Mulai dari posisi "belum
punya" (ayat 17), "ingin punya" (ayat 18), sampai akhirnya
membayangkan kalau "sudah punya" (ayat 19). Namun, akhir kisahnya
tragis: jiwanya diambil, dan ia tak berdaya! Artinya, sebenarnya ia
tak "punya" apa-apa. Apa yang ada padanya cuma titipan, karunia
Allah. Termasuk jiwanya sendiri, ia tak ikut "punya".

Berlagak "punya", saling menuntut "punyaku, bukan punyamu" adalah
sumber sengketa, termasuk di antara saudara. Seperti orang yang
meminta Yesus menjadi penengah soal warisan di awal perum-pamaan
(ayat 13). Ilusi ini menyesatkan. Padahal Sang Empunya segala
sesuatu adalah Tuhan. Kita hanya pengelola segala milik-Nya yang
dipercayakan: waktu, tenaga, harta, talenta, keturunan.
Ber-syukurlah atasnya. Bekerja keraslah untuknya. Berbagilah
dengannya. Bertanggung jawablah kepada Pemiliknya --PAD

KITA "DATANG" DAN "PERGI" TAK MEMBAWA APA-APA
SEGALANYA HANYA KARUNIA DARI SANG EMPUNYA SEGALA

Ayat Alkitab: Lukas 12:13-21

13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru,
katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan
aku."

14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah
mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"

15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah
terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari
pada kekayaannya itu."

16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan,
kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.

17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab
aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil
tanahku.

18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak
lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan
aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan
barang-barangku.

19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu
banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;
beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada
malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang
telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi
dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar