Nama saya Budi Raharjo atau sering dipanggil Topix. Saya bekerja di perusahaan swasta bagian pemasangan reklame/baliho. Pada tanggal 8 Juni 2006, pukul 19.00 WIB, saya memasang gambar di satu counter HP di daerah Mangkunegaran, Solo. Gambar tersebut berukuran 3x5 meter. Saya naik ke bangunan setinggi tujuh meter. Gambar sudah terpasang dan tinggal merapikan saja. Saat merapikan itu, saya menarik gambar ke kanan dan ke kiri memakai alat bantu besi bulat seukuran jari tangan yang panjangnya tiga meter. Pada saat besi itu saya angkat ke atas, tiba-tiba mengenai sesuatu. "Greng", mendadak semua terasa gelap dan saya jatuh dari bangunan -- mula-mula mengenai genteng, tembus plafon, kemudian jatuh berbenturan dengan barang-barang yang ada dalam ruangan tersebut, dan sempat tidak sadarkan diri beberapa saat. Ajaibnya! Menurut saksi mata, saya jatuh di samping meja kaca etalase HP. Seandainya saya jatuh mengenai meja etalase pasti kondisinya mengerikan. Saya percaya Tuhan melindungi saya.
Tahu-tahu saya sudah di rumah sakit, dengan dikerumuni banyak orang. Saya mulai bisa mendengar, tetapi perasaan saya bingung. Rasanya, tangan dan kaki saya di sebelah kiri tidak ada. Sekujur tubuh terasa sangat pedih. Sempat terlintas dalam benak saya: ke mana kaki dan tanganku? Saya melirik ke kiri dan coba menggerakkan kaki, ternyata masih ada. Saya menggigil pedih. Sebagian besar bagian tangan dan kaki kiri merah melepuh, dan bagian tangan kanan, kepala, muka, dada gosong dan berbau. Setelah ingatan saya mulai pulih, saya bertanya, "Kenapa?" Dijelaskan oleh beberapa saksi yang membawa saya ke rumah sakit bahwa saya terkena setrum listrik hingga tubuh saya terbakar. Lalu dalam kondisi terbakar, saya terjatuh dari atas bangunan, menjebol atap rumah itu sampai ke bawah dengan berbagai benturan mengenai kepala, serta muka dan tubuh yang sudah terbakar.
Selama satu minggu saya dirawat di rumah sakit. Mengingat biaya yang diperlukan sangat banyak, maka keluarga memutuskan untuk membawa pulang, padahal kondisi saya masih parah. Di rumah, kami sekeluarga mengadakan kebaktian ucapan syukur atas pertolongan Tuhan dan memohon pemulihan kesehatan. Selama satu minggu, saya berbaring di tempat tidur dengan luka bakar dan sakit di kepala. Pada minggu ketiga, saya sudah bisa bangun dan mulai berjalan-jalan di sekitar rumah. Orang yang melihat keadaan saya takut karena bekas-bekas terbakar masih kelihatan di tubuh saya.
Minggu berikutnya saya sudah ke gereja. Yang membuat saya terkesan dan merasa diperhatikan, ternyata dalam doa syafaat untuk orang-orang sakit, nama saya tetap disebut. Padahal saya sudah ada di gereja. Setelah beberapa waktu, akhirnya saya benar-benar pulih. Sembuh. Tidak ada bekas terbakar dan tidak ada efek dari benturan-benturan. Saya benar-benar telah disembuhkan oleh Tuhan. Melalui semua peristiwa itu Tuhan membuka mataku lebar-lebar, bahwa setiap orang yang mendekat pada-Nya pasti diselamatkan. Dengan luka yang begitu parah saya dipulihkan.
"Terima kasih Tuhan Yesus, kuasa dan mukjizat-Mu sungguh padaku. Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua sudah Engkau rancang untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Mu." Amin.
Diambil dari:
Judul buku: Apakah Tuhan Masih Bekerja Saat Ini?
Penulis: Budi Raharjo
Penerbit: GUPDI Jemaat Pasar Legi, Solo
Halaman: 86 -- 87
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar