Mazmur 116
Pengalaman apa dalam hidup kita yang membuat kita benar-benar bersyukur
kepada Tuhan? Penulis mazmur ini memiliki pengalaman lepas dari maut. Itulah
yang dia tuangkan dalam mazmur syukur ini.
Mazmur syukur biasanya mulai dengan ajakan untuk memuji atau bersyukur
kepada Tuhan. Namun mazmur ini dimulai dengan pernyataan kasih pemazmur kepada
Tuhan. Kasih yang merupakan respons pemazmur terhadap pertolongan Tuhan yang
nyata pada waktunya. Dua kali pemazmur menyebut dirinya dalam keadaan terancam
maut (3, 8). Pemazmur ketakutan, merasa sangat lemah (6), dan tertindas (10). Pemazmur
pun berseru minta tolong (4). Tuhan mendengar jeritannya dan menolong dia lepas
dari situasi yang sangat mengerikan tersebut. Pertolongan Tuhan membuat hati
pemazmur menjadi teduh (7). Keyakinannya akan kebaikan Tuhan semakin mantap
walaupun situasi belum sama sekali membaik (10).
Pertolongan Tuhan yang begitu luar biasa, membekas di sanubari pemazmur. Maka ia bertekad untuk
membalas kebaikan Tuhan. Apa yang hendak dia lakukan? Pertama, ia hendak menyatakan
kebaikan Tuhan di hadapan umat Tuhan. Mengangkat piala keselamatan Tuhan
berarti menyaksikan karya penyelamatan-Nya. Kedua, pemazmur hendak
mempersembahkan kurban syukur kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa sikap ibadah
pemazmur sesuai dengan aturan Taurat. Ketiga, pemazmur hendak membayar nazar yang
rupanya ia ikrarkan ketika menghadapi masa-masa sulit tersebut. Pemazmur tidak
melupakan janjinya. Sampai dua kali, pernyataan akan membayar nazar itu
diungkapkan (14, 18). Ini membuktikan keseriusan pemazmur.
Pertolongan terbesar yang pernah Tuhan lakukan dalam hidup kita ialah
tatkala Ia membebaskan kita dari belenggu dosa dan maut oleh kasih karunia
Tuhan Yesus. Sudahkah kita mengangkat piala keselamatan Kristus di hadapan
umat-Nya seraya memproklamasikan kasih-Nya kepada dunia ini?
|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/ ||||||
Susahnya Jadi Orang Jujur
Mazmur 64
Mazmur 63-65;
Roma 6
Mampukah kita hidup normal di
tengah orang-orang gila? Mungkin saja mampu, tetapi pasti tidak gampang. Satu
atau dua hari mungkin kita masih bisa bertahan hidup sebagai orang normal di
tengah orang gila, tetapi lama kelamaan kita pasti akan menjadi bingung
sendiri; siapa yang gila dan siapa yang normal.
Begitulah kira-kira kondisi yang
sedang kita hadapi pada zaman sekarang ini. Kita akan selalu diperhadapkan dengan
sistem atau bahkan orang yang tidak menyukai kejujuran dan kebenaran. Jujur
menjadi sebuah kata yang mahal. Pada waktu kita berusaha menjadi jujur,
tidak jarang orang malah membenci kita dan menganggap kita sok suci. Apa yang
harus kita lakukan dalam kondisi yang seperti ini?
Daud pernah mengalami hal
seperti itu. Dalam Mazmur 64, ia berteriak karena dikelilingi oleh orang-orang
fasik yang tidak menyukai hidup benar dan jujur, seperti yang dijalani
olehnya. Dan, Daud tidak bisa melawan atau berbuat apa-apa. Jadi, yang ia lakukan
adalah datang kepada Tuhan dan berdoa dengan keyakinan, bahwa orang yang
benar dan jujur tetap berada dalam lindungan Tuhan.
Mungkin kita pun akan mengalami
hal serupa. Keadaan dunia saat ini bisa memaksa kita untuk berbuat tidak jujur.
Akan tetapi, marilah kita memantapkan langkah untuk selalu bertindak jujur,
berapa pun besar risiko yang harus kita tanggung. Dan, kemantapan langkah itu
kita iringi dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita terantuk.
Dia akan senantiasa menyertai dan melindungi kita
JANGAN
TAKUT UNTUK BERLAKU JUJUR
KARENA
TUHAN MELINDUNGI ORANG JUJUR
Penulis: Riand Yovindra
|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar