Mazmur 119:1-8
Dari beberapa hal ini yang manakah yang paling mantap untuk dijadikan
andalan dalam hidup: harta, pengaruh, kepandaian, atau firman Allah? Dari hal-hal itu yang
mana yang kini sedang Anda jadikan pegangan?
Paling tidak ada delapan sebutan untuk firman Allah dalam mazmur pengajaran
ini: taurat Tuhan, peringatan (atau kesaksian), jalan, titah, ketetapan,
perintah, penghukuman (1-8: dalam bahasa Ibr.: torah, edah, derek, pikud, khok,
mitsvah, mishpat). Tujuh sifat dan fungsi kerja firman Allah ini menunjukkan
kelengkapan dan kesempurnaan untuk menjadi pegangan hidup kita. Mari perhatikan satu per
satu.
Firman Allah adalah taurat atau hukum Tuhan. Hukum yang Allah berikan serasi
dengan keberadaan dan sifat Allah. Seluruh ciptaan diciptakan dengan
hukum-hukum yang serasi sifat Allah. Secara khusus manusia yang adalah
gambar-Nya diciptakan serasi sifat moral Allah, sebab dengan demikian kita
boleh menggambarkan Allah dalam hidup kita. Firman Allah adalah peringatan atau
kesaksian. Di dalam firman-Nya, Allah menyaksikan kebenaran firman-Nya. Allah melalui perintah,
ajaran, hukum, dan peristiwa menyaksikan kesejatian kebenaran firman-Nya.
Dengan menerima dan memberlakukannya, kebenaran firman sungguh terjadi. Firman
Allah juga adalah jalan Allah. Hidup ini adalah suatu perjalanan, entah maju
mencapai sasaran atau menyimpang dan sesat. Hanya firman Allah yang dapat
memberi kita jalan yang membawa kita ke perjumpaan dengan Allah, kekal kelak
dan tiap hari kini.
Firman Allah adalah titah. Allah adalah Raja yang berdaulat memastikan
segala ciptaan ada dalam keadaan serasi dengan diri dan kehendak-Nya. Firman
Allah adalah ketetapan. Allah yang tahu kebenaran, Allah yang terpercaya untuk
memutuskan. Firman Allah adalah perintah. Apa yang Allah nyatakan sebaai opsi,
tak boleh kita mutlakkan. Firman Allah juga adalah penghukuman. Paparan di
dalamnya akan terjadi dan orang yang memegang atau menolaknya akan menerima
akibat baik atau buruknya.
Kita membutuhkan pegangan untuk hidup dalam anugerah-Nya, diberdayakan
memuliakan Allah. Perkataan-Nya layak jadi pegangan sepanjang hidup kita.
|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/
||||||
Sukacita Pelayanan
Filipi 1:1-8
1 Korintus 15:58
Mazmur 89-90;
Roma 15:1-13
Saya teringat saat pertama kali
saya belajar memasak. Saat itu mama saya spontan mengeluh, "Aduh, jadi repot!"
Namun, Mama tetap mengajari saya memasak nasi goreng dengan sukacita. Saat
itu, saya hanya diminta mengaduk nasinya dan Mama memberitahukan semua prosesnya
sambil memasukkan semua bumbunya. Dan, jadilah nasi goreng pertama buatan
saya. Waktu Papa mengatakan "Hm, lumayan enak!" rasanya hati senang sekali.
Walaupun saya tahu, itu bukan nasi goreng saya, tetapi nasi goreng Mama yang
saya aduk.
Seperti itulah pelayanan kita.
Sesungguhnya Tuhan bisa saja mengerjakan semuanya sendiri. Jika melayani
Tuhan, terkadang kita malah membuat Tuhan "repot" karena perilaku kita.
Namun, itulah kasih Tuhan yang mau menjadikan kita sebagai rekan sekerja-Nya.
Dan, sukacita kita adalah ketika kita dapat melihat karya Tuhan melalui tangan
kita. Itulah yang dirasakan oleh Rasul Paulus. Saat Paulus menulis kitab
Filipi, ia sedang berada di penjara. Namun, ketika ia mengingat persekutuan
jemaat Filipi di dalam Injil, Paulus bersukacita. Paulus tahu jika jemaat
Filipi dapat sehati dan bahkan bersekutu dalam penderitaan, itu pun karya dan
pemeliharaan Tuhan, bukan sekadar hasil pelayanan Paulus.
Melayani Tuhan memang tidak
mudah. Terkadang kita mengalami hal yang tidak mengenakkan seperti halnya
Paulus yang dipenjarakan karena memberitakan Injil. Namun, inilah hak istimewa
kita, yaitu turut merasakan sukacita Tuhan saat melihat orang-orang yang kita
layani bertobat dan bertumbuh di dalam Tuhan. Oleh karena itu, tetaplah giat
melayani Tuhan.
TUHAN ADALAH KAPTEN DARI
TIM IMPIAN YANG SELALU MENANG
MAKA BETAPA ISTIMEWA
apaBILA KITA PUN MENJADI ANGGOTA TIM-NYA!
Penulis: Vonny Thay
|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar