Di Lembang, Jawa Barat, ada satu hutan wisata pinus, bernama
   Jayagiri. Kalau kita menyusuri hutan itu dengan berjalan kaki, maka
   kita akan sampai ke kawasan gunung Tangkuban Perahu. Dulu semasa
   tinggal di Bandung, saya pernah beberapa kali pergi ke sana. Di awal
   perjalanan, rasanya sangat melelahkan. Sebab jalannya menanjak dan
   belum terlalu banyak pemandangan yang bisa dinikmati. Akan tetapi,
   jika kita sudah sampai di tengah hutan, perjalanan berubah
   mengasyikkan. Rasa lelah pun dapat dilupakan karena terobati oleh
   pemandangan yang indah dan kesegaran udara yang sejuk.
   Itu jugalah gambaran perjalanan hidup kristiani. Hidup dalam iman
   kristiani memang tidak selalu mudah. Terkadang kita harus melewati
   jalan yang sulit; mungkin berupa kebencian dari orang-orang yang
   menentang kekristenan, atau aniaya, atau godaan yang bisa
   menggoyahkan iman. Paulus bahkan menyadari bahwa mempertahankan iman
   dapat mendatangkan penderitaan. Akan tetapi, penderitaan itu tidak
   ada apa-apanya jika dibandingkan kemuliaan yang disediakan bagi kita
   kelak. Itulah penghiburannya.
   Sebenarnya godaan yang paling besar tatkala kita lelah adalah sikap
   bersungut-sungut. Dari situ kita akan sangat tergoda untuk berhenti
   saja mempertahankan iman. Bisa jadi karena kita harus meng-hadapi
   tekanan dan ungkapan kebencian atas iman kita. Atau, karena
   penghayatan iman kita disalahmengerti oleh orang lain. Apabila kita
   sedang mengalami hal-hal demikian, kita harus meneguh-kan hati untuk
   setia, sebab tidak selamanya kita akan mengalami hal-hal itu. Suatu
   hari kelak, dunia dan segala perilakunya akan berlalu. Dan bagi yang
   setia, kemuliaan besar sudah tersedia --RY
                JANGAN BERHENTI MEMPERTAHANKAN IMAN ANDA
          KARENA MAHKOTA KEMULIAAN MENANTI DI AKHIR PERJALANAN
   Roma 8:18-25
   18  Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak
       dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada
       kita.
   19  Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat
       anak-anak Allah dinyatakan.
   20  Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
       bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang
       telah menaklukkannya,
   21  tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan
       dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam
       kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
   22  Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama
       mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
   23  Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima
       karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil
       menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh
       kita.
   24  Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan
       yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang
       masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
   25  Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita
       menantikannya dengan tekun.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar