Kejadian 37:12-36
Kejahatan tak mungkin
sepenuhnya sehati, sebab ia melibatkan banyak sikap egois dengan kepentingan
berbeda. Sebaliknya kedaulatan Allah seringkali bertindak secara ajaib. Ia
dapat membangkitkan orang, dari kalangan yang tidak kita duga, untuk menjadi
alat-Nya.
Yusuf yang diejek
"si pemimpi" ternyata bukan anak manja. Selain rajin, ia penurut dan
penuh kasih. Ketika ayahnya menyuruh dia pergi mencari para saudaranya, dengan
cepat ia menaati. "Ya bapa", satu-satunya komentar Yusuf dalam pasal
ini, adalah ungkapan sikap hormat dan taat. Bahkan ketika ia tidak dapat
menjumpai saudaranya di Sikhem, ia rela pergi lebih jauh lagi sampai ke Dotan.
Ia menempuh perjalanan yang melelahkan dan penuh bahaya, bukan saja karena
ketaatan kepada ayahnya, tetapi karena ia pun mengasihi para saudaranya. Namun
apakah mereka mengasihi Yusuf?
Kita biasa menggolongkan
iri, curang, atau gosip sebagai dosa kecil bahkan manusiawi. Tidak sejahat dan
seserius membunuh atau berzinah, misalnya. Betapa menyesatkan pemikiran itu!
Kisah ini memaparkan bahwa iri adalah bapak dari benci dan kakek dari rencana
pembunuhan. "Sekarang, marilah kita bunuh dia ... Dan kita akan lihat
nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!" (20). Ucapan ini menyiratkan bahwa
ujung dari kejahatan ialah sikap dan tindakan yang membuyarkan rencana Ilahi!
Namun sanggupkah kejahatan membuyarkan rencana Ilahi? Entah karena apa, muncul
dua "penyelamat" dari antara bersaudara yang telah menjadi
sekomplotan penjahat ini. Ruben mengusulkan agar Yusuf tidak dibunuh, tetapi
dibuang ke sumur kering (21-22). Yehuda berkata bahwa menjual Yusuf lebih
untung daripada membunuh dia (26-27). Si pemimpi pun luput dari pembunuhan dan
rencana Ilahi bergulir menuju kegenapannya!
Sesungguhnya tak seorang
pun berkuasa membuyarkan rancangan Allah atas hidup kita. Maka tak perlu takut
bila Anda berada dalam tekanan orang yang berusaha menghambat Anda. Allah berkuasa menggenapi rencana-Nya!
|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/
||||||
Berbahagia Karena Berbuat
Yakobus 1:21-25
Mazmur 1-3; Kisah Para Rasul 17:1-15
Suatu pagi, seseorang yang mengidentifikasi dirinya
sebagai sirtom93 menulis pesan di sebuah situs internet. Ia mengancam akan
membakar sekolahnya di Norfolk, Inggris, pada pukul 11.30. Banyak orang di
seluruh dunia membaca pesan itu, tetapi tidak berbuat apa-apa. J.P. Neufeld
berbeda. Ia membaca pesan itu pada pukul 10.47. Dari internet, ia melacak
identitas sirtom93. Juga mencari nomor telepon kantor polisi Norfolk di Inggris
yang berjarak 5.000 kilometer dari rumahnya di Kanada. Berkat laporannya,
polisi berhasil membekuk sirtom93 sesaat sebelum ia beraksi. Tindakan J.P.
berhasil mencegah pembunuhan massal.
Dengan membaca kita hanya menerima informasi,
tetapi tidak bisa mengubah situasi. Membaca Alkitab pun demikian; hanya sibuk
meneliti kebenaran Alkitab tidak bisa mengubah apa pun. Tidak menghasilkan
perubahan atau pertumbuhan rohani. Baru ketika orang berjuang mewujudkannya, ia
"akan berbahagia oleh perbuatannya" (ayat 25). Ketika firman Tuhan
diwujudnyatakan, kuasa Tuhan bekerja. Kita bisa melakukan perbuatan yang baik
dan benar bagi diri sendiri maupun sesama. Dari situ kita bertumbuh. Memang
tidak selalu kita berhasil melakukan firman, tetapi yang penting bertekun.
Sekalipun gagal, orang yang terus berusaha melakukan firman akan berbahagia
karena mendapat pengalaman iman.
Banyak orang suka membaca Alkitab, tetapi enggan
memberlakukannya. "Ini bukan saat yang tepat," kita berdalih. "Nanti akan saya lakukan!" Ini
bentuk penipuan diri. Dengan menunda melakukan firman, kita kehilangan
kesempatan untuk menjadi agen perubahan. Kebahagiaan pun menjauh. Sungguh
sayang!
BAGI MEREKA YANG TEKUN
MEMBERLAKUKAN FIRMAN-NYA
KEGAGALAN HANYALAH
KESUKSESAN YANG TERTUNDA
|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar