Selasa, 12 Oktober 2010

Menghadapi Kenyataan Setelah Bulan Madu

Menghadapi Kenyataan Setelah Bulan Madu

Hidup bagaikan putri dan pangeran yang bahagia selamanya hanya ada di dalam
cerita dongeng. Realita pernikahan tidaklah semudah itu. Ada banyak
tantangan yang datang silih berganti dalam kehidupan pernikahan, termasuk
menghadapi pasangan Anda sendiri. Meskipun Anda sudah berpacaran selama
bertahun-tahun, hal itu tidak dapat menjadi jaminan bahwa pernikahan Anda
akan langgeng dan bahagia selamanya. Adriana S. Ginanjar, psikolog dari
Universitas Indonesia dalam bukunya Mari Bicaramengungkapkan, tantangan
sering muncul justru di awal pernikahan. Masalah yang paling sering
dihadapi adalah masa penyesuaian diri terhadap peran baru sebagai suami
atau istri. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam kebiasaan
sehari-hari, harapan terhadap pernikahan, cara berkomunikasi serta
nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan. Dalam kisah dongeng, kekuatan
cinta akan mengalahkan segala rintangan. Dalam realita, hal itu tidaklah
cukup. Pasangan yang tidak siap menghadapi adaptasi di awal pernikahan
seringkali memandang konflik sebagai sinyal padamnya cinta dan pernikahan
yang sudah di ambang kehancuran. Perbedaan yang dulu dipandang sebagai hal
unik mulai menjadi biang keladi. Salah satu kunci keberhasilan penyesuaian
diri adalah menyadari perbedaan yang ada di antara Anda berdua merupakan
hal yang normal dan penting bagi pemenuhan kebutuhan masing-masing. Saat
memilih pasangan di masa pacaran, Anda pasti memilih kualitas pasangan yang
tidak Anda miliki agar merasa lebih penuh. Agar masalah tidak menjadi
semakin besar, jangan lari dari hal itu namun pegang teguh dalam pikiran
Anda bahwa kesamaan visi tidak akan dapat diperoleh jika sama-sama
bersikeras. Perbesarlah toleransi dan penerimaan di antara Anda berdua.
Bila pasangan berusaha saling menerima perbedaan dan akhirnya menghargai
keunikan masing-masing, maka pernikahan dapat berjalan harmonis. Berikut
ini adalah inspirasi dan strategi menghadapi tantangan adaptasi di awal
pernikahan yang diambil dari buku Mari Bicara: Proses adaptasi
sebagai pasangan baru selalu diwarnai konflik dan perbedaan pendapat.
Jangan memasang target tinggi, dan bersikaplah santai dalam menghadapi
masalah. Selalu pusatkan pikiran pada hal positif pasangan.
Kurangi untuk membesarkan perbedaan apalagi mengubah pasangan supaya sesuai
dengan gambaran yang Anda inginkan. Diskusikan pandangan dan
nilai-nilai dalam menjalani pernikahan. Mulai dari tugas-tugas suami dan
istri, rencana untuk memiliki anak, pengelolaan keuangan, pengembangan
karier, kehidupan beragama dan juga hubungan dengan kerabat.
Jalin hubungan baik dengan keluarga pasangan. Hal ini dimaksudkan untuk
lebih mengenal pasangan Anda lebih dalam. Ungkapkan cinta pada
pasangan lewat berbagai macam cara. Mulai dari kecupan, kata-kata,
sentuhan, memberikan bantuan, dan kejutan lain yang
menyenangkan. Hindari untuk menjelek-jelekkan keluarga pasangan
atau menantang untuk bercerai jika sedang terbawa emosi. Kedua hal ini
dapat menimbulkan sakit hati yang mendalam. Bersabarlah
menghadapi perbedaan meskipun proses yang harus Anda jalani cukup berat.
Jangan lupa untuk menghargai usaha pasangan dalam mengatasi perbedaan yang
ada di antara Anda berdua. Sumber : kompas/jawaban.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar