Rabu, 18 April 2012

TIP : MEMBANGUN KARAKTER YANG SALEH

TIPS: MEMBANGUN KARAKTER YANG SALEH

Program Bimbingan Pribadi untuk Orang Tua dan Guru

Anda pasti menginginkan anak-anak Anda bertumbuh di jalan Tuhan -- sesuai kehendak Allah, sesuai rancangan yang ditetapkan Allah bagi putra-putri Anda. Siapa yang bisa mengerti dengan lebih baik apa yang dibutuhkan anak Anda selain Dia yang menciptakan anak Anda? Cara hidup terbaik bagi anak Anda, dan Anda sendiri, adalah bertumbuh di jalan-Nya.

Allah menetapkan rancangan bagi setiap anak agar memiliki masa kanak-kanak yang penuh kegembiraan dan keriangan, waktu untuk belajar mengenal-Nya dan mengasihi-Nya. Sama seperti anak Anda belajar berjalan, berbicara, makan, dan melakukan hal-hal penting lainnya pada usia tertentu dan tahap kehidupan tertentu, anak Anda juga harus belajar untuk bertumbuh secara rohani melalui setiap tahap kehidupan dan usia. Hidup yang disfungsi terjadi karena lapar rohani, tidak bertumbuh secara rohani seperti yang dikehendaki Allah, yakni pertumbuhan yang dimaksudkan Allah terjadi dalam hidup kita. Hidup beriman ini "meliputi segala aspek hidup", membangun pribadi seutuhnya yang menyenangkan hati Tuhan dengan bertumbuh sesuai kehendak Allah. Kehidupan yang bertumbuh seperti ini bukanlah sebuah tugas, melainkan sebuah kesenangan.

Untuk bertumbuh sesuai kehendak Allah, anak Anda harus bertumbuh dalam tiga hubungan penting: dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesama. Untuk bisa bertumbuh dengan indahnya, tiga hubungan ini harus bekerja sama seperti suara-suara dalam sebuah paduan suara bersama-sama melantunkan lagu yang indah. Artikel berikut ini menunjukkan bagaimana hubungan ini dibangun dengan 50 nilai yang kita sebut Batu Karakter.

Membangun karakter, dalam bahasa sederhana, adalah membantu seorang anak untuk bertumbuh di jalan Allah, dengan mengikuti tiga langkah sederhana berikut ini.

Langkah 1. Percaya

Setiap nilai karakter, dari lima puluh karakter, didasarkan pada kebenaran penting di Alkitab. Semakin menyenangkan proses belajarnya, anak Anda akan semakin menerima Batu Karakter ini dan membentuk iman percaya. Langkah ini membangun KEPERCAYAAN. Bahkan anak terkecil pun dapat memulai menjalin kepercayaan ini, membentuk sistem iman Kristen.

Langkah 2. Menjadi

Ketika iman percaya anak Anda bertumbuh, ini membentuk karakternya. Kita terbentuk (menjadi) sesuai apa yang kita yakini, dimulai pada usia dini. Karakter adalah diri Anda sebenarnya. Keyakinan dan karakter akan terus bertumbuh bersama-sama melewati tahun-tahun di sepanjang usia dan tahap kehidupan. Langkah ini menolong anak Anda menerapkan kepercayaan/keyakinan yang sudah dipelajari dalam setiap cerita untuk membentuk karakternya. Langkah ini membentuk KARAKTER.

Langkah 3. Berperilaku

Ketika karakter yang saleh itu dibentuk dari kepercayaan, perbuatan yang saleh akan mengikuti. Karakter membentuk perilaku. Perilaku adalah buah karakter. Langkah 3 menolong anak Anda untuk menetapkan langkah, tangan, dan bibir pada hal-hal yang sudah dipelajari, diyakini, dan melewati proses "menjadi". Langkah ini membangun perilaku atau TABIAT.

Masing-masing kisah dari 50 cerita Alkitab ini adalah kisah pembentukan karakter yang berpusat pada satu Batu Karakter. Singkatnya, membangun karakter itu mudah sekali, dengan mengikuti 3 langkah berikut ini:
1. Memercayai (Membangun kepercayaan/iman)
2. Menjadi (Membangun karakter)
3. Berperilaku (Membangun tabiat)

Daftar cerita Alkitab ini dirancang untuk digunakan di sepanjang tahun, dengan menyampaikan salah satu dari 50 cerita ini setiap minggunya. Biasanya gereja atau keluarga melakukan sesuatu yang istimewa di Hari Paskah atau Natal. Tapi, jika Anda ingin menggunakan bahan ini untuk Natal dan Paskah, ulangilah cerita nomor 2 mengenai Kelahiran Yesus untuk Natal, dan cerita nomor 46 tentang Kebangkitan Yesus untuk Paskah.

Daftar Cerita

1. Malaikat menyampaikan tentang kelahiran Yesus kepada Maria (Lukas 1:26-38).
2. Kelahiran Yesus (Lukas 2:1-7).
3. Gembala-gembala mendengarkan pujian malaikat (Lukas 2:8-20).
4. Orang-orang majus dari timur menyembah Yesus (Matius 2:1-12).
5. Maria dan Yusuf menyingkir ke Mesir (Matius 2:13-23).
6. Masa Kanak-kanak Yesus di Nazareth (Lukas 2:39-40).
7. Yesus mengajar para alim ulama (Lukas 2:41-52).
8. Yohanes membaptis Yesus (Matius 3:13-17).
9. Yesus dicobai di padang gurun (Matius 4:1-11).
10. Murid-murid Yesus yang pertama (Yohanes 1:35-51).
11. Saat engkau membutuhkan seorang teman (Lukas 10:25-37).
12. Orang kaya yang bodoh (Lukas 12:16-26).
13. Nikodemus bercakap-cakap dengan Yesus (Yohanes 3:1-21).
14. Yesus berbicara dengan perempuan di tepi sumur (Yohanes 4:1-42).
15. Menjala ikan bersama Yesus (Lukas 5:1-11).
16. Lubang di atap (Markus 2:1-12).
17. Yesus mengajak Matius untuk menjadi pengikut-Nya (Matius 9:9-13).
18. Yesus memilih dua belas murid (Markus 3:13-19; Lukas 6:12-16).
19. Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira Roma (Lukas 7:1-10).
20. Perempuan berdosa mencium kaki Yesus (Lukas 7:36-50).
21. Yesus meredakan angin ribut (Markus 4:35-41).
22. Yesus membangkitkan anak perempuan Yairus (Matius 9:18-26; Markus 5:21-43).
23. Domba yang hilang (Lukas 15:3-7).
24. Anak yang hilang (Lukas 15:11-32).
25. Yesus memberi makan 5000 orang (Matius 14:13-21; Yohanes 6:1-15).
26. Yesus berjalan di atas air (Matius 14:2-33).
27. Yesus mencelikkan mata orang buta (Markus 8:22-26).
28. Yesus dimuliakan di atas gunung (Lukas 9:28-36).
29. Siapakah yang terbesar di dunia ini? (Matius 18:1-5; Lukas 9:46-48).
30. Yesus mengunjungi Maria dan Marta (Lukas 10:38-42).
31. Yesus gembala yang baik (Yohanes 10:11-18).
32. Yesus membangkitkan Lazarus (Yohanes 11:1-44).
33. Yesus menyembuhkan 10 orang kusta (Lukas 17:11-19).
34. Yesus mengasihi anak-anak (Markus 10:13-16).
35. Ini tidak adil! (Matius 20:1-16).
36. Janda yang tidak pernah menyerah (Lukas 18:1-8).
37. Yesus menolong Zakheus menjadi orang jujur (Lukas 19:1-10).
38. Yesus naik keledai memasuki Yerusalem (Matius 21:1-11).
39. Janda miskin memberi lebih banyak dibanding orang kaya (Lukas 21:1-4).
40. Maria mengurapi kaki Yesus dengan minyak mahal (Yohanes 12:1-8).
41. Perjamuan terakhir bersama Yesus (Markus 14:12-26).
42. Yesus berdoa di taman Getsemani (Matius 26:36-57; Lukas 22:39-54).
43. Petrus menyangkali Yesus (Matius 26:57-58, 69-75; Lukas 22:54-62).

44. Yesus dibawa ke hadapan Pilatus dan Herodes (Matius 27:2, 11-31; Lukas 23:1-25; Yohanes 18:28-40).
45. Yesus disalib (Matius 27:27-56).
46. Kebangkitan Yesus (Matius 27:57-28:10; Lukas 23:50-56; Yohanes 19:38-42).
47. Yesus bertemu dua orang dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24:13-35).
48. Yesus menampakkan diri kepada Tomas dan murid lainnya (Lukas 24:36-43).
49. Yesus mengajar Petrus (Yohanes 21).
50. Yesus naik ke surga (Matius 28:16-20; Lukas 24:50-53; KPR 1:9-14). (t/Atik)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: I Want to be like Jesus
Judul bab: How to Build Godly Character
Judul asli artikel: How to Build Godly Character
Penulis: V. Gilbert Beers
Penerbit: SP Ministries, Glen Ellyn, Illinois
Halaman: 190 -- 192


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 17 April 2012

NERAKA

Salah satu topik gurauan yang cukup sering dibuat oleh orang
Kristiani adalah tentang neraka. Ba-nyak cerita lucu atau tidak
serius mengenainya sehingga bisa sampai kepada kesimpulan: "tidak
ada yang perlu ditakuti dengan neraka." Ini ibarat seorang penjinak
bom yang sedang menjinakkan bom berbahaya sambil bergurau dengan
temannya. Ia sedang menyepelekan sesuatu yang bisa merenggut
nyawanya.

Sebagaimana surga, Alkitab juga menandaskan kepastian adanya neraka.
Alkitab di beberapa tempat menggambarkan sekilas mengenai tempat ini
dan mereka yang akan menghuninya. Neraka dalam banyak hal
dikontraskan dengan surga. Ia adalah tempat di mana tidak akan
pernah dirasakan kehadiran Allah. Mereka yang dihukum di sana akan
mengalami penderitaan fisik dan tentu juga batin. Dan, penghukuman
tersebut akan tidak berkesudahan. Di tempat ini, pertobatan dan
penyelesalan sudah tidak ada gunanya. Ini bukanlah bentuk kekejaman
Allah, melainkan lebih merupakan konsekuensi bagi mereka yang
menolak dan memberontak terhadap Dia. Neraka adalah tempat
terjadinya keterpisahan dan keterasingan antara manusia dan Allah
selama-lamanya (ayat 9).

Neraka sungguh ada karena Allah mengatakannya. Tentu kita tidak akan
pernah berharap untuk berada di sana. Namun, mungkin saja kita akan
terkejut karena menjumpai sesuatu yang tidak pernah kita harapkan.
Kemudian kalau kita juga peduli supaya tidak banyak orang yang
menghuninya, jangan bergurau tentangnya. Ceritakan fakta sebenarnya
tentang neraka agar semua orang mencari tahu jalan untuk
menghindarinya. Sudahkah Anda melakukannya?

NERAKA ADALAH TEMPAT MENGERIKAN YANG TIDAK PANTAS DIJADIKAN GURAUAN.

Ayat Alkitab: 2 Tesalonika 1:1-12

1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang
Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus
Kristus.
2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan
dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
3 Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu,
saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu
makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di
antara kamu,
4 sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang
kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan
penindasan yang kamu derita:
5 suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan
bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang
sekarang menderita karena Kerajaan itu.
6 Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada
mereka yang menindas kamu
7 dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan
juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga
menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya,
dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,
8 dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau
mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.
9 Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya,
dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,
10 apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara
orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang
percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu
percayai.
11 Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah
kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan
kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan
menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,
12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan
kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan
Yesus Kristus.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Ngeri dan dahsyatnya dosa

Ngeri dan dahsyatnya dosa

Dari pemaparan panorama kondisi manusia yang kita telaah beberapa hari
terakhir kita telah melihat betapa mengerikannya dosa itu dan
betapa kuasanya hadir di mana-mana dalam hidup kita sehari-hari di
dunia ini. Paulus menyadari bahwa ketika kita bicara tentang orang
jahat dan yang hidup amoral, tentang orang yang legalistik dan
orang yang menggampangkan anugerah Allah, kita mungkin merasa diri
aman dari semua tantangan itu. Kita mungkin merasa tidak terlalu
ekstrem kanan maupun kiri. "Yang penting toh saya saat teduh
setiap hari, beribadah dan melayani secukupnya, tidak usah
macam-macam, " mungkin itu yang kita pikirkan. Benarkah ada
situasi yang aman dari bahaya-bahaya yang telah kita lihat dalam
hari-hari terakhir ini?

Dalam perikop yang puitis ini Paulus menjawab "Tidak!" dengan tegas.
Tak ada seorang pun yang bisa cukup aman dari kuasa dosa yang
hadir di mana-mana. Kenyataannya, tantangan dan cobaan itu bukan
saja hadir di sekitar kita, juga di dalam diri kita. Pikiran,
perbuatan, perkataan kita; seluruh keberadaan kita telah tercemar
oleh natur manusia berdosa. Kecenderungan alami kita bukanlah
untuk taat kehendak Allah tetapi berontak dan lari dari dekapan
kasih-Nya. Jika Allah membiarkan manusia sendirian, kita akan
saling menghancurkan dan membinasakan sebab "rasa takut kepada
Allah tidak ada" dalam diri kita.

Apakah dengan Allah menyodorkan diri-Nya kepada kita kita lantas
menjadi penurut dan setia kepada-Nya? Tidak juga. Bahkan setelah
kita mengenal Kitab Suci dan kebenaran Allah yang terkandung di
dalamnya, kita tetap membandel dan berontak. Hukum Allah bukannya
membimbing manusia kembali kepada Penciptanya malahan membuat
manusia semakin jauh terjatuh ke dalam dosa, dulu kita tidak tahu
dan kita berontak, sekarang kita tahu banyak dan semakin canggih
memberontak. Pengalaman hidup kita telah membuktikannya: hukum
agama apa pun, tidak memadai untuk membawa manusia kepada Allah.
Kita membutuhkan solusi non-agamis dari Allah. Hal itu hanya
didapat oleh karena anugerah Allah.

Roma 3:9-20

9 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang
lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa
dosa,
10 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
11 Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang
mencari Allah.
12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak
ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka
merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
16 Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
17 dan jalan damai tidak mereka kenal;
18 rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."
19 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab
Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat,
supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah
hukuman Allah.
20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh
karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat
orang mengenal dosa.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

HIDUP BERIMAN

HIDUP BERIMAN

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata "beriman"?
Bagi banyak orang, itu artinya memercayai Tuhan sanggup mengerjakan
hal-hal yang luar biasa, seperti memberikan keturunan bagi Abraham
yang sudah lanjut usia, membelah Laut Merah, atau meruntuhkan tembok
Yerikho.

Namun, kitab Ibrani juga mencatat bahwa "beriman" termasuk
memercayai Tuhan ketika Dia bekerja "di balik layar". Misalnya dalam
kasus Rahab yang tidak binasa karena sudah menolong para mata-mata,
atau Daud yang mengalahkan kerajaan lain dengan tentaranya (ayat
31-34). Dari sisi manusia tak ada mukjizat yang mencolok, tetapi
jelas ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Yang mengejutkan,
ternyata "beriman" juga termasuk memercayai Tuhan ketika Dia
mengizinkan penderitaan. Ada orang-orang yang disebut beriman ketika
mereka dipenjara, dibunuh, hidup dalam kekurangan, dan sebagainya
(ayat 36-37).

Hidup beriman tidak menjanjikan kita untuk selalu mengalami mukjizat
dan keberhasilan. John Piper menyimpulkan, "Tuhan memiliki
tujuan-tujuan-Nya sendiri yang tidak kita ketahui. Dan, iman berarti
kita percaya bahwa tujuan-tujuan Tuhan itu baik .... Iman berarti
mengasihi Tuhan lebih dari hidup, dari keluarga, dari pekerjaan,
dari rencana pensiun, ... dari impian membangun rumah, atau
mengumpulkan uang. Iman berkata, 'Baik Tuhan memelihara hidupku atau
mengizinkan aku menderita, aku tetap mengasihi-Nya.'" Tuhanlah upah
kita (ayat 6), yang menyediakan tempat tinggal kekal kita (ayat 10),
harta yang kekal dan lebih berharga daripada segalanya (ayat 26).
Apakah ini menggambarkan iman Anda?

MAKIN SULIT KEADAAN, MAKIN BESAR IMAN YANG DINYATAKAN,
BAHWA TUHAN ADALAH YANG PALING BERHARGA DAN MULIA DALAM KEHIDUPAN.

Ayat Alkitab: Ibrani 11:30-40

30 Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota
itu dikelilingi tujuh hari lamanya.
31 Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa
bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah
menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.
32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan
waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak,
Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,
33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan,
mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup
mulut singa-singa,
34 memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata
pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi
kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan
tentara asing.
35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati,
sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya
disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh
kebangkitan yang lebih baik.
36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan
dipenjarakan.
37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka
mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing
sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang
gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu,
sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu
kesaksian yang baik.
40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita;
tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pita Kuning

 

Pita Kuning
Lukas 15:11-32

… Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia (Lukas 15:20).

 

 

Seorang lelaki duduk termenung dalam bus yang ditumpanginya melaju menuju Florida. Wajahnya menyiratkan kecemasan. Sekelompok anak muda dalam bus itu mengajaknya bercakap-cakap, lalu ia mengisahkan apa yang tengah dialaminya. Ia telah disekap dalam penjara New York selama empat tahun dan hari itu ia dibebaskan dan sedang dalam perjalanan kembali ke rumahnya di Jacsonville. Lelaki itu merasa cemas apakah isterinya akan menerimanya. Seminggu sebelumnya ia telah menyurati isterinya. Ia menulis akan datang dengan bus ini. Seandainya isterinya mau menerimanya, ia meminta isterinya mengikatkan sebuah pita kuning pada pohon ek tua di dekat rumah mereka, dan ia akan turun dari bus dan pulang ke rumah. Tetapi, jika isterinya tidak menghendakinya, maka tidak akan ada pita kuning dan ia akan melanjutkan perjalanannya entah ke mana.

     Bus itu memasuki Jacksonville. Sangat terasa ketegangan mencekam tidak hanya dialami lelaki itu, tetapi juga anak-anak muda itu. Semua harap-harap cemas. Anak-anak muda itu memperhatikan pohon ek yang semakin mendekat. Sementara lelaki itu tak berani melihat, ia hanya menundukkan kepalanya. Mendadak anak-anak muda itu serentak berdiri dan berteriak, bahkan ada yang menari-nari. Mau tak mau lelaki itu mengangkat kepalanya dan matanya menatap pohon ek tua itu. Ternyata pohon itu telah ditutupi pita-pita kuning, bukan cuma satu, tetapi puluhan. Matanya berkaca-kaca. Ia segera menghentikan bus, melempar senyum pada anak-anak muda itu, lalu turun dari bus. Ia tahu isterinya memaafkan dan menerimanya kembali.

     Anak bungsu dalam perumpamaan Tuhan Yesus juga takut pulang pada awalnya. Tetapi kemudian dibulatkan tekadnya untuk pulang ke rumah ayahnya. Ia tahu ayahnya akan memaafkannya. Benarlah, Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya... Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia (ayat 20).

     Bapa kita di surga adalah Bapa Yang Mahapengampun. Jika kita telah berdosa, jangan takut kembali. Ketika kita mau mengakui semua kesalahan dan bertobat, mau berbalik, maka Bapa Yang Maharahim akan mengampuni kita.

     Kalau Bapa mau mengampuni kita, masakan kita tidak mau mengampuni mereka yang telah menyakiti kita? Ampunan Bapa seharusnya mendorong kita untuk juga saling mengampuni.

     Pasanglah pita kuning di rumah atau di meja kerja Anda. Mungkin keluarga dan teman kerja Anda akan bertanya. Ceritakanlah bahwa Anda telah memaafkan seseorang. Kalaupun mereka hanya melihat dengan heran, biarkanlah. Tetapi Anda tahu bahwa Anda telah bersedia memberi maaf.

 

Pita kuning tanda maaf atau ampunan.

 

Luangkanlah waktu sejenak untuk mendengarkan lagu

Tie a Yellow Ribbon Round the Old Oak Tree.

www.youtube.com/watch?v=7NCZ4l8FCFc

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 11 April 2012

Kidal

 

Kidal
Hakim-hakim 20:15-17

 

Dari segala laskar ini ada tujuh ratus orang pilihan yang kidal,dan setiap orang dari mereka dapat mengumban dengan tidak pernah meleset sampai sehelai rambut pun (Hakim-hakim 20:16).

 

     Apakah Anda pernah melihat seorang anak kidal yang dimarahi orangtuanya karena menerima atau memberi barang dengan tangan kiri? Hingga saat ini pun masih banyak orang yang memegang tata krama bahwa tangan kiri adalah "tangan yang kotor" dan tidak sopan. Hal ini terjadi karena kuatnya tradisi yang diturunkan kepada kita.

     Kata

kiri, dari etimologinya, dipakai dalam berbagai bahasa untuk merepresentasikan yang berkonotasi

negatif. Kiri dalam Bahasa Latin,

sinistra, berarti jahat atau tidak beruntung. Kiri dalam bahasa Prancis,

gauche, berarti janggal, tidak tahu malu, atau aneh.

Zuǒ (左), kata sifat dari kiri dalam Bahasa Tionghoa, bisa berarti tidak tepat atau tidak lazim.

     Dalam Bahasa Ibrani, kiri memiliki asosiasi dengan tahanan atau tawanan. Ajaran Yahudi juga memakai istilah "tangan kiri" untuk melambangkan kemalangan atau hukuman dari Allah. Simbolisasi ini pun dipakai oleh beberapa teolog Kristen seperti Karl Barth. Bahkan di Ghana, istilah "seseorang tidur menghadap kiri", itu berarti orang tersebut sudah meninggal.

     Jumlah orang kidal hanya sekitar 10 persen dari total umat manusia. Namun diperkirakan jumlah ini belum mencerminkan kondisi sebenarnya. Sebuah penelitian menemukan bahwa 50 persen simpanse kidal. Mungkinkah seluruh sistem kebudayaan dan sistem pendidikan manusia melakukan "penindasan" terhadap orang kidal dengan memaksa mereka menjadi orang normal (baca: kanan)? Apakah orang kidal tidak diciptakan sesuai citra Allah?

     Bacaan kita hari ini memberi kesaksian bahwa orang kidal pun dipakai oleh Allah dalam karya-Nya. Tidak ada satu pun ayat Alkitab yang mengutuk orang kidal. Demikian pula tidak ada ayat yang mengharuskan orang kidal menjadi orang kanan. Jika Allah melihat hati, masakan anak Allah menilai orang menurut ras, fisik, dan hal inderawi lainnya? Anda istimewa di mata Tuhan dengan keunikan yang Anda miliki.
 

Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaanku; engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau. —Yesaya 43:1, 4


Powered by Telkomsel BlackBerry®

TANGAN KANAN-NYA MENOPANGKU

TANGAN KANAN-NYA MENOPANGKU

Nama saya Budi Raharjo atau sering dipanggil Topix. Saya bekerja di perusahaan swasta bagian pemasangan reklame/baliho. Pada tanggal 8 Juni 2006, pukul 19.00 WIB, saya memasang gambar di satu counter HP di daerah Mangkunegaran, Solo. Gambar tersebut berukuran 3x5 meter. Saya naik ke bangunan setinggi tujuh meter. Gambar sudah terpasang dan tinggal merapikan saja. Saat merapikan itu, saya menarik gambar ke kanan dan ke kiri memakai alat bantu besi bulat seukuran jari tangan yang panjangnya tiga meter. Pada saat besi itu saya angkat ke atas, tiba-tiba mengenai sesuatu. "Greng", mendadak semua terasa gelap dan saya jatuh dari bangunan -- mula-mula mengenai genteng, tembus plafon, kemudian jatuh berbenturan dengan barang-barang yang ada dalam ruangan tersebut, dan sempat tidak sadarkan diri beberapa saat. Ajaibnya! Menurut saksi mata, saya jatuh di samping meja kaca etalase HP. Seandainya saya jatuh mengenai meja etalase pasti kondisinya mengerikan. Saya percaya Tuhan melindungi saya.

Tahu-tahu saya sudah di rumah sakit, dengan dikerumuni banyak orang. Saya mulai bisa mendengar, tetapi perasaan saya bingung. Rasanya, tangan dan kaki saya di sebelah kiri tidak ada. Sekujur tubuh terasa sangat pedih. Sempat terlintas dalam benak saya: ke mana kaki dan tanganku? Saya melirik ke kiri dan coba menggerakkan kaki, ternyata masih ada. Saya menggigil pedih. Sebagian besar bagian tangan dan kaki kiri merah melepuh, dan bagian tangan kanan, kepala, muka, dada gosong dan berbau. Setelah ingatan saya mulai pulih, saya bertanya, "Kenapa?" Dijelaskan oleh beberapa saksi yang membawa saya ke rumah sakit bahwa saya terkena setrum listrik hingga tubuh saya terbakar. Lalu dalam kondisi terbakar, saya terjatuh dari atas bangunan, menjebol atap rumah itu sampai ke bawah dengan berbagai benturan mengenai kepala, serta muka dan tubuh yang sudah terbakar.

Selama satu minggu saya dirawat di rumah sakit. Mengingat biaya yang diperlukan sangat banyak, maka keluarga memutuskan untuk membawa pulang, padahal kondisi saya masih parah. Di rumah, kami sekeluarga mengadakan kebaktian ucapan syukur atas pertolongan Tuhan dan memohon pemulihan kesehatan. Selama satu minggu, saya berbaring di tempat tidur dengan luka bakar dan sakit di kepala. Pada minggu ketiga, saya sudah bisa bangun dan mulai berjalan-jalan di sekitar rumah. Orang yang melihat keadaan saya takut karena bekas-bekas terbakar masih kelihatan di tubuh saya.

Minggu berikutnya saya sudah ke gereja. Yang membuat saya terkesan dan merasa diperhatikan, ternyata dalam doa syafaat untuk orang-orang sakit, nama saya tetap disebut. Padahal saya sudah ada di gereja. Setelah beberapa waktu, akhirnya saya benar-benar pulih. Sembuh. Tidak ada bekas terbakar dan tidak ada efek dari benturan-benturan. Saya benar-benar telah disembuhkan oleh Tuhan. Melalui semua peristiwa itu Tuhan membuka mataku lebar-lebar, bahwa setiap orang yang mendekat pada-Nya pasti diselamatkan. Dengan luka yang begitu parah saya dipulihkan.

"Terima kasih Tuhan Yesus, kuasa dan mukjizat-Mu sungguh padaku. Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semua sudah Engkau rancang untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Mu." Amin.

Diambil dari:
Judul buku: Apakah Tuhan Masih Bekerja Saat Ini?
Penulis: Budi Raharjo
Penerbit: GUPDI Jemaat Pasar Legi, Solo
Halaman: 86 -- 87


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Darah-NYA Menyelamatkan Kita

Darah-Nya Menyelamatkan Kita
Zakharia 3:3-4

 

Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu, yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu daripadanya"... (Zakharia 3:3-4).

 

      Jabez Stone, dalam cerpen Stephen Vincent berjudul "

The Devil and Daniel Webster", digambarkan sebagai sosok yang selalu sial, sehingga demi meraih kemakmuran dan kesenangan, dia menjual dirinya kepada setan.

      Dewasa ini banyak orang semacam Jabez Stone, demi popularitas, jabatan, atau kekayaan, mereka rela "bertransaksi dengan setan". Tidak sedikit orang-orang tersebut adalah mereka yang menamakan dirinya orang percaya, Kristiani. Sangat disayangkan bukan? Kadang kala kita jadi tak habis pikir, apakah era pengetahuan dan teknologi canggih ini sudah mundur dan cenderung kembali kepada zaman "gelap"? Anda pasti melihat tayangan televisi atau membaca atau mendengar tetangga bercerita tentang orang yang mencari ilmu, berguru pada orang pintar, bertapa, atau ke paranormal untuk meramal dan kalau mungkin mengubah nasib.

      Nabi Zakharia dalam penglihatan keempat, melihat imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat Tuhan sedang iblis di sebelah kanannya mendakwa dia, namun Malaikat Tuhan berkata: "Tuhan kiranya menghardik engkau, hai iblis!" Yosua mengenakan pakaian yang kotor pada waktu dia berdiri di hadapan Malaikat Tuhan yang kemudian memerintahkan orang-orang yang melayani Yosua untuk menanggalkan pakaian yang kotor tersebut dan menggantikannya dengan yang bersih. Begitulah Malaikat Tuhan telah menyelamatkan Yosua dari iblis.

      Pada minggu-minggu pra paskah ini, kita pun diingatkan akan kemungkinan kita tergiur oleh tawaran iblis, baik dalam bentuk kekayaan, kedudukan atau jabatan dan polularitas, yang semua itu ujung-ujungnya duit. Bertransaksi dengan iblis tentu saja ada dampaknya yaitu DOSA. Dosa yang menjauhkan kita dari Bapa Yang Mahakasih, yang memeliharakan kita, dan membuat kita tidak layak di hadapan-Nya.

     Apakah Anda merasa tidak layak datang ke hadapan Bapa? Ingatlah, sebagai orang Kristiani, darah Jesus sudah mengucur untuk membersihkan segala dosa kita, agar kita menjadi layak di hadapan Bapa, Tuhan kita.

Berjalan dengan Tuhan dan Juru Selamat, Yesus Kristus, membawa kita kepada hidup yang penuh dengan kebahagiaan yang abadi.


 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sekilas Pandang

Sekilas Pandang
Yohanes 8:1-6

 

...Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang (Yesaya 11:3).

 

     Film

Paying the Piper mengisahkan seorang ayah yang marah karena kematian putri kesayangannya. Anak gadisnya tewas dalam kecelakaan tunggal saat mengemudi dalam keadaan mabuk, mobilnya tergelincir masuk jurang. Itulah kisah yang mengawali

Paying the Piper. Sang ayah tidak bisa menerima kenyataan anaknya mati karena alkohol. Ia tidak bisa memaafkan "penjual miras" yang telah menjual minuman alkohol kepada anak yang masih di bawah umur. Ia terus mencari dan harus menemukan "penjual miras" itu. Setiap bar, diskotek dan tempat-tempat dugem ia razia.

     Setelah semua tempat penjual miras didatangi, ia tidak menemukan satu orang pun penjual yang bersalah atas tuduhannya. Ia frustrasi, hatinya galau. Lalu ia membuka lemari di mana ia menyimpan minuman keras. Ia kaget menemukan secarik kertas dari putrinya—yang ditulis sebelum malam kecelakaan:

"Ayahku tersayang, terima kasih sudah mengizinkan aku pergi pesta. Aku bawa sebotol wiski Ayah, tak keberatan'kan? Aku akan meminumnya bersama teman-temanku...."     Sekilas pandang sang ayah telah membangun stigma, bahwa penjual miras adalah penyebab kecelakaan yang menewaskan putrinya. Ia

mencari kesalahan penjual miras. Dan tentang

mencari kesalahan, kita juga ingat perilaku para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Suatu pagi, mereka datang menemui Yesus yang sedang berada di Bait Allah di Bukit Zaitun. Mereka sengaja membawa seorang perempuan yang berzina dan berkata:

"Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zina. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" (ayat 4-5). Mereka hanya ingin mencobai Yesus. Tujuan mereka hanya satu, ingin

mencari kesalahan Yesus:

Supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya (ayat 6). Dan jawab Yesus kepada mereka:

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu"(ayat 7).

     Ya, betapa sering penghakiman lahir dari ketidaktahuan atau ketidaksadaran, sama seperti ayah yang

mencari kesalahan penjual miras. Tetapi penghakiman juga sering lahir dari kepicikan, kenaifan dan hati sesat seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang

mencari kesalahan Yesus. Kita mungkin juga sering terlalu cepat menuduh dan menghakimi orang lain. Ironisnya, bukan orang lain yang seharusnya kita hakimi, tetapi justru kita yang bersalah dan membutuhkan pengampunan. Penilaian yang picik, hati yang panas membuat kita tak segan

mencari kesalahan orang lain, menghakimi dan memupuskan pengampuan. Seharusnya sebagai anak-anak Tuhan, semua itu tidak boleh terjadi. Jika kita mendekat dan lebih dekat pada Tuhan, niscaya "Roh Tuhan akan ada padanya

[kita], roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya

[kita] ialah takut akan Tuhan. Ia

[Kita] tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang" (Yesaya 11:2-3,

penekanan ditambahkan). 

Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan Tuhan orang menjauhi kejahatan. —Amsal 16:6

 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Memperkuda Tuhan

Memperkuda Tuhan
Mazmur 73:12-20
73:12 Sesungguhnya, itulah orang-orangfasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!73:13 Sia-sia sama sekali akumempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda takbersalah.73:14 Namun sepanjang hari aku kena tulah,dan kena hukum setiap pagi.73:15 Seandainya aku berkata: "Akumau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianatkepada angkatan anak-anakmu.73:16 Tetapi ketika aku bermaksud untukmengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,73:17 sampai aku masuk ke dalam tempatkudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licinKautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.73:19 Betapa binasa mereka dalam sekejapmata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!73:20 Seperti mimpi pada waktuterbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.Mudah untuk mengatakan bahwa ketenanganhanya diperoleh dalam Tuhan. Tetapi tahukah kita: bagaimana memperolehketenangan dalam Tuhan itu. Jangan membayangkan ketenangan dalam Tuhan adalahketika memperoleh pertolongan dari Tuhan atas segala masalah yang terjadidalam hidup kita. Kita menyatakan memiliki ketenangan dalam Tuhan, karena Tuhandijadikan andalan untuk bisa lolos dari segala masalah dan memperoleh pemenuhandari segala kebutuhan. Ini sikap yang salah terhadap Tuhan. Bahkan ini sikapyang tidak menghormati Tuhan. Sebab sikap ini berarti sikap memanfaatkan Tuhanatau "memperkuda" Tuhan.Memperoleh ketenangan dalam Tuhan bukankarena Tuhan berkuasa menghindarkan kita dari masalah dan dengan kekuatan-Nyadapat memenuhi segala kebutuhan kita. Memperoleh ketenangan dalam Tuhan artinyabisa menikmati Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan. Masalahnyasekarang adalah bagaimana menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumberkebahagiaan?
Pertama, sadari betaparentannya hidup kita ini. Hari ini kita sehat, besok belum tentu keadaan kitaseperti sekarang. Hari ini masih hidup, kita tidak berani memastikan apakahbesok masih hidup. Hari ini kita memiliki segala sesuatu, besok kita tidakmemiliki segala sesuatu. Hari ini menghirup udara kebebasan, besok sudah diterali besi. Kita hidup di dunia yang serba tidak menentu. Adalah bodoh kalaukita berharap bisa tidak mengalami kesulitan atau sedikit mengalami masalahdalam hidup ini. Segala kesulitan pasti ada, tetapi semua itu diubah Tuhanmenjadi sarana untuk membentuk dan mendewasakan kita.
Kedua, sadari bahwa manusia hidup berkisar hanya tujuh puluh tahun.Setelah itu, semua yang dimiliki harus ditanggalkan. Bukan hanya itu saja,tetapi setelah itu harus menghadapi tahta pengadilan Allah.
Ketiga, sejatinya sukacita di dalamTuhan adalah sesuatu yang riil, bukan sekedar dipercakapkan dan dirasakansesaat dengan perasaan dalam liturgi gereja.
Tentu hal ini bukan sesuatu yang otomatis bisa terjadi atau berlangsung mudahdalam hidup kita. Orang yang tidak mengerti kebenaran diatas ini akan semakinjauh dari Kerajaan Allah. Iblis dalam kelicikannya membuat mereka merasa sudahada di dalam kehidupan Kristen yang benar. Mereka merasa sudah menjadi orangKristen yang wajar dan normal di mata Allah. Padahal sebenarnya merekatergiring ke dalam pembuangan abadi, sebab mereka tidak dikenal oleh Tuhan.
Ketenangan sejati bukan karena Tuhan selalumenolong kita ketika dalam kesulitan, tetapi ketika kita hidup bersama Tuhandalam segala keadaan.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jangan Mau Dihentikan!

Jangan Mau Dihentikan!

Filipi 1:6Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 101; Lukas 13; Yosua 13-14Anda masih ingat dengan ular tangga? Sebuah permainan yang bisa dimainkan beberapa orang. Tujuan dari permainan tersebut adalah untuk mencapai petak terakhir, tetapi perjalanan yang harus dilalui tidak selalu mulus, karena selain tangga, ada ular-ular yang menghalangi.Ular tangga sendiri ditemukan tahun 1870 dengan nilai moral di dalamnya, yaitu apapun yang dihadapi, seseorang harus terus bermain jika ingin tiba di akhir. Ular dipakai sebagai simbol pengaruh jahat dari musuh, sedangkan tangga adalah simbol sesuatu yang baik, yang bisa membawa seseorang naik ke tingkat yang lebih tinggi.Begitu juga dalam hidup. Ketika kita memiliki visi atau tujuan, sangatlah penting untuk kita terus menyadari bahwa ada pihak-pihak yang akan selalu berusaha menggagalkan pencapaian visi tersebut. Kita dapat belajar dari Nehemia. Ia menerima visi untuk membangun kembali tembok Yerusalem, tetapi Sanbalat dan Tobia tidak menyukainya. Mereka berusaha menggagalkannya dengan mengolok-olok bangsa Yahudi untuk menjatuhkan mental dan semangat mereka. Tetapi apa respon Nehemia? Dia meminta tolong kepada Tuhan dan tidak berhenti membangun! Sementara mereka terus bekerja, pertolonganpun tiba. Akhirnya mereka berhasil menyelesaikan proyek itu.Apakah Anda sedang berhadapan dengan 'Sanbalat' dan 'Tobia'? Jangan putus asa! Bulatkan tekad, tujukan hati Anda kepada Tuhan dan tujuan yang Ia ingin Anda raih. Teruslah berjuang, maju dan raih tujuan Anda bersama Tuhan.Berjuanglah sampai akhir, jangan menyerah!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Iman Tidak Menuntut Bukti

 

Iman Tidak Menuntut Bukti
Yohanes 20:24,25

 

...tetapi Tomas berkata kepada mereka, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan memasukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya" (Yohanes 20:25).

 

     Ucapan Tomas kepada para murid yang lain, yang mengatakan bahwa mereka sudah bertemu dengan Tuhan Yesus yang sudah bangkit dari kubur-Nya, menunjukkan sikap seorang yang kritis dan tidak mudah menerima atau percaya begitu saja kepada apa yang dikatakan orang lain. Dengan sikap yang seperti itu, orang menjadi tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain sehingga menjadi ikut-ikutan dengan pendapat atau perilaku orang lain. Sikap seperti itu pada hakikatnya merupakan sikap yang baik, karena selain menunjukkan kehati-hatian, juga keinginan untuk mendasarkan segala sesuatunya atas kebenaran berdasarkan kenyataan. Selain baik, bahkan juga diperlukan. Sebab, dalam kehidupan ini, seperti yang kita alami sekarang, banyak terjadi kebohongan-kebohongan dengan berbagai motif dan alasan. Selain itu, oleh semakin menguatnya komunikasi dan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat, kita menjadi mudah dipengaruhi oleh keadaan, sehingga menjadi gampang ikut-ikutan pendapat dan perbuatan orang lain, tanpa menyadari apakah itu baik dan benar, atau sebenarnya buruk dan keliru. Jadi, dalam hubungan antarmanusia, sikap kritis dan tidak mudah percaya saja kalau tanpa bukti nyata, merupakan sikap yang tepat dan baik.

     Namun, dalam hal hubungan manusia dengan Tuhan, sikap kritis seperti dilakukan Tomas itu sering tidak tepat. Sebab, kebenaran Tuhan itu tidak selalu terjangkau akal manusia, sehingga tidak selalu harus membutuhkan verifikasi dan bukti-bukti faktual yang dapat diperoleh manusia. Ada faktor lain dalam hubungan manusia dengan Tuhan yang harus menjadi dasar utamanya, yaitu faktor iman. Mengenai apa yang dimasudkan dengan iman itu Kitab Ibrani pasal 11:1 mendefinisikannya sebagai berikut, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Oleh karena itu, bagi orang beriman, iman harus menjadi dasar bagi akal atau logika, bukannya akal atau logika yang harus menjadi dasar bagi iman.

Kata Yesus kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."—Yohanes 20:29



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Memenangkan Jiwa Yang Sejati

Memenangkan Jiwa Yang Sejati
Roma 9:1-3
9:1 Akumengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turutbersaksi dalam Roh Kudus,9:2bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.
9:3 Bahkan,aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaumsebangsaku secara jasmani.Melakukan apa yang diingini Tuhan tidak cukup dengan perilaku yang tidakmelanggar hukum, juga bukan saja baik di mata manusia tetapi juga terhormat,agung di mata Allah dan pasti memberkati semua orang. Filosofinya bukan "yangpenting tidak merugikan orang lain", tetapi bagaimana memberkati sesama.Memberkati sesama artinya bukan sekedar memberi mereka pakaian, makan cukup danterlindungi, tetapi bagaimana mereka bisa bersama-sama dengan kita masuk KerajaanBapa di Surga. Hal inilah yang diingini oleh Bapa, sebab satu jiwa manusiaselamat malaikat di Surga bersukacita. Tentu malaikat tidak akan bersukacitakalau Bapa tidak bersukacita. Betapa indahnya kalau kita memperjuangkankepuasan hati Bapa ini. Rumusnya adalah orang yang mengasihi seseorang adalahorang yang menyediakan nyawanya bagi orang tersebut. Kalau kita mengasihi Tuhankita akan mempertaruhkan apa yang kita miliki demi kepentinganNya.Kepentingan Tuhan adalah keselamatan jiwa-jiwa. Keselamatan jiwa-jiwaditentukan oleh pengertiannya terhadap kebenaran. Itulah sebabnya arahpelayanan kami sudah mulai berubah sejak kami mengenal kebenaran ini, bukanhanya sekedar membuat berbagai kegiatan untuk menambah jumlah jemaat ataumengadakan kegiatan penginjilan ke berbagai daerah serta membantu pendeta danjemaat yang tidak mampu. Tetapi bagaimana meneruskan kebenaran yangmemerdekakan ini kepada semua orang sampai ke ujung bumi.
Sayang sekali, banyak orang berpikir bahwa memenangkan jiwa sama dengan menjadikanseseorang sebagai anggota salah satu gereja. Hal ini dikesankan demikian olehsebagian pemimpin gereja dan persekutuan, sebab jumlah jemaat yang besarmendatangkan keuntungan materi atau paling tidak kesenangan hati. Itulahsebabnya mereka puas dengan jumlah jemaat tetapi tidak mengupayakan mengajarmereka kebenaran guna melayakkan menjadi anak-anak Allah. Yang dilakukan adalahbagaimana anggota gerejanya bertambah banyak, karena itu merupakan 'bajukehormatan' seorang pendeta atau pemimpin agama. Hal ini sebenarnya juga telahmenyesatkan kami dulu, sebelum kami mengenal kebenaran yang murni. Tetapisekarang setelah Tuhan membuka banyak kebenaran, menyadarkan kami untukmemindahkan fokus hidup dan pelayanan. Apapun harus dipertaruhkan supaya satudemi satu mereka menjadi layak disebut sebagai anak-anak Allah, yaitu dengancara mengajarkan kebenaran agar mereka menuju kesempurnaan Kristus. Inilahpelayanan yang benar.
Jadilahpelaku dan penyambung lidah kebenaran dimanapun anda berada, itulah pelayanan yangbenar.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Siapa Yang Terpilih?

Siapa Yang Terpilih?

Lukas 23:35Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 102; Lukas 14; Yosua 15-16Di tengah kumpulan orang banyak yang berdiri di tempat yang disebut Golgota, para pemimpin agama mengejek Yesus yang akan disalibkan. Kata mereka, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Ejekan itu diikuti olokan para prajurit Roma, "Jika Engkau raja Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!". Para pemuka agama itu benar, Yesus memang tidak menyelamatkan diri-Nya, tapi alasannya yang tidak mereka pahami. Untuk apa Ia tidak menyelamatkan diri-Nya?Setiap pilihan memang berdiri di atas perbandingan. Dia atau saya, maju atau mundur dan sebagainya. Mana yang lebih penting? Karena mengasihi kita, sehingga waktu Yesus disodori pilihan menyelamatkan diri atau menyelamatkan kita, Ia menolak menyelamatkan diri. Setelah bergumul di taman Getsemani, Ia memilih naik ke atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.Mungkin itulah mengapa orang-orang belakangan menyebut hari Jumat Agung (Paskah), "Good Friday" dalam bahasa Inggris. Karena sesuatu yang baik telah terjadi. Jika ditanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut, maka jawaban Yesus jelas sekali: Siapa yang Yesus lebih kasihi? Diri-Nya atau orang lain? Dan jawaban para pemimpin agama itulah yang benar: "orang lain" yaitu kita, sangat dikasihi-Nya.Bagaimana dengan kita? Siapakah yang kita kasihi di atas segalanya? Apa Yesus ada di peringkat pertama?Bagi dunia mungkin Anda hanyalah seseorang, tapi bagi seseorang Anda adalah dunianya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Mencari Tuhan

Mencari Tuhan

Yesaya 55:6
55:6 Carilah TUHANselama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Iadekat!Pagi hari menjadi saat dimana kitamemulai menggelar sekolah kehidupan untuk mengenal apa yang Dia ingini untukdilakukan. Sebab inilah satu-satunya langkah kehidupan yang harus kita milikiseperti yang menjadi prinsip hidup Anak Tunggal Bapa, Tuhan kita Yesus Kristus:"Makanan-Ku adalah melakukan kehendakBapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." Itu berarti setiap pagi kita harusmulai bertanya: "Apa yang Engkau inginkanaku lakukan ya Bapa?" Ini berarti kita sudah tidak mempersoalkan apa yangbaik dan buruk di mata hukum dan manusia. Baginya Tuhan adalah hukumnya. Disiniseseorang barulah dikatakan meletakkan Tuhan di tahta hatinya. Inilah orangyang ber-Tuhan dengan benar. Bukan menjadikan Tuhan sebagai hulubalang ataupengawal, tetapi sebagai "The Majesty", yang Maha Mulia.Banyak orang yang merasasudah memuliakan Tuhan bila mengatakan kepada Tuhan sebagai yang Maha Mulia.Bibirnya mengatakan Tuhan Maha Mulia tetapi kelakuannya hanya menjadikan Tuhansekedar sebagai hulubalangnya. Gerakan pujian dan penyembahan kalau hanyaberhenti sampai menyanyi sama seperti seorang anak TK yang tidak pernah naikpindah sekolah. Bodohnya tidak sedikit orang Kristen yang merasa sudah hidup dihadirat Tuhan hanya karena cakap menaikkan penyembahan dan pujian denganbibirnya. Mereka berpikir Tuhan sudah cukup puas dipuji sebagai yang Maha Muliadan sederetan kata indah lainnya. Padahal yang penting dalam kehidupan iniadalah bagaimana menemukan apa yang Tuhan ingini untuk dilakukan danmelakukannya dengan hati yang menghormati dan mengasihi Dia.Hidup seperti ini menjadirumit, sebab memahami manusia lain saja sangatlah sulit apalagi memahami Tuhanyang tidak kelihatan. Tetapi tidak jika kita serius. Mengenal manusia bisalebih rumit sebab manusia penuh dengan intrik munafik dan sering sangatterselubung. Berbeda dengan Tuhan yang berkenan di temui oleh orang yangsungguh-sungguh mencari Dia (Yes 55:6). Kita harus yakin bisa menemukanNya.Jangan punya
mental block, sehinggakalah sebelum berperang. Jadi selagi masih berkesempatan untuk mencari danmenemukan Dia, kita harus berusaha sungguh-sungguh. Orang yang mengutamakanTuhan adalah orang yang meletakkan hal mencari dan menemukan kehendak Tuhanadalah hal yang paling utama dalam kehidupan ini, lebih dari apapun dan siapapun.Ini salah satu ciri dari orang yang menghormati dan mengasihi Tuhan.
Carilah Tuhan selagi masih ada waktu, jadikan Diasebagai Yang Maha Mulia.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

PEMIMPIN YANG BAIK MEMILIKI STRATEGI

PEMIMPIN YANG BAIK MEMILIKI STRATEGI (I)

Jangan miliki tujuan, maka Anda akan melanggarnya setiap saat! Kita semua telah mendengarkan itu dari waktu ke waktu. Tetapi sayang, kebenarannya hanya sampai ke dalam hati sedikit orang! Tahukah Anda ke mana Anda pergi? Para pemimpin yang baik harus memiliki strategi. Mereka harus mengetahui bagaimana cara mengerjakan sesuatu.

Sebuah strategi yang baik terdiri atas:

1. Tujuan -- maksud-maksud dasar organisasi.
2. Sasaran -- cara khusus yang dipakai untuk mengukur dan mencapai tujuan.
3. Prioritas -- faktor-faktor yang menentukan kapan dan mengapa sesuatu dilakukan.
4. Perencanaan -- proses yang digunakan untuk mencapai sasaran (meliputi personalia, sumber daya, kendala, dan evaluasi).
5. Pedoman -- kerangka kerja moral dan etis yang digunakan organisasi dalam mencapai sasaran-sasarannya.

Organisasi hendaknya memiliki suatu filsafat pelayanan yang meliputi kelima unsur ini. Pemimpin bertanggung jawab penuh untuk menjaga, tidak menyimpang, dan berdiri pada jalur yang benar.

Mengapa Kita Memerlukan Strategi?

Banyak organisasi dan pemimpin yang bekerja tanpa strategi yang baik. Sasaran mereka hanyalah untuk menjaga agar organisasi mereka tetap berjalan dari hari ke hari. Mereka hanya menangani permasalahan dan kebutuhan saat ini. Organisasi semacam itu menderita suatu penyakit kronis. Jika tidak kronis setidaknya organisasi itu "tidak sehat". Sebuah organisasi dikatakan tidak sehat jika ia tidak tahu ke mana dan mengapa ia berjalan.

Pikirkan beberapa alasan mengapa Anda membutuhkan sebuah strategi yang baik. Mungkin itu akan mengungkapkan beberapa alasan mendasar dari rasa frustrasi, bingung, dan kurangnya antusias dalam organisasi Anda.

1. Untuk Mengetahui Mengapa Sesuatu Harus Dilakukan

Sebuah organisasi bisa menyediakan pekerjaan untuk banyak orang dan merancang tugas-tugas untuk mereka lakukan. Tetapi jika tidak ada strategi, alasan orang untuk bekerja akan hilang. Ini terjadi khususnya di kalangan organisasi Kristen. Ada idealisme tertentu dalam hati setiap orang percaya, yang bergabung untuk bekerja pada sebuah organisasi Kristen. Orang tersebut ingin menjadi bagian dari sesuatu yang benar-benar besar, sesuatu yang berdampak kekal. Mereka suka merasakan bahwa pekerjaan tersebut dilakukan untuk Tuhan. Dan memang demikian.

Bila pekerja Kristen mulai bertanya-tanya mengapa suatu hal tertentu harus dikerjakan, maka strategi menjadi sesuatu yang sangat diperlukan. Pekerjaan mereka memerlukan suatu penjelasan. Para pekerja Kristen perlu dimotivasi oleh sasaran-sasaran organisasi yang tinggi dan mulia.

Seorang sekretaris kami merasa patah semangat karena kehilangan visi dalam pekerjaan dan pelayanannya di gereja. Setelah diingatkan, ia mulai menyadari pentingnya pekerjaannya dan ia dapat bersyukur bahwa ia telah menjadi salah satu bagian di dalamnya; motivasinya bukan sekadar materi.

2. Untuk Mempertahankan Minat

Jika sebuah organisasi tidak memiliki tujuan dan sasaran, seorang pekerja di organisasi tersebut mudah kehilangan minat -- untuk pergi ke kantor setiap hari pun menjadi lebih sukar, pekerjaan tidak lagi menggairahkan, hidup serasa bosan dan tumpul, pekerja bersikap apatis, acuh tak acuh terhadap kebutuhan dan tanggung jawab yang mendesak. Bila hal ini terjadi, para pemimpin perlu memerhatikan strategi dengan baik.

Salah seorang staf kami telah kehilangan hasrat dalam pelayanan. Dia tahu seluruh strategi organisasi, namun belum diterapkannya dalam pelayanan. Ketika diingatkan kembali, ia menemukan sebuah strategi untuk melayani Tuhan dengan antusias dan penuh sukacita.

3. Untuk Mengetahui Apa yang Harus Dilakukan

Seorang hamba Tuhan mengunjungi saya. Ia baru saja lulus dari seminari dan menggembalakan sekelompok kecil jemaat. Setelah bergumul beberapa tahun, dia memulai dengan menanyakan beberapa pertanyaan mendasar mengenai apa yang harus dilakukan para gembala. Dia berkata bahwa dia duduk di kantornya dari hari ke hari dan tidak terjadi apa pun. Tidak ada yang datang menemuinya. Tidak ada yang meneleponnya. Dia merasa bosan dan tidak tahu harus berbuat apa.

Terus terang, saya merasa kesulitan memahami orang muda ini! Namun, saya menyadari bahwa dia bersungguh-sungguh dan dia tidak memiliki strategi. Ketika saya berbicara tentang strategi, saya memberikan beberapa pemikiran kepadanya. Dia merasa kewalahan. Dia tidak menyadari bahwa banyak hal yang harus dikerjakan!

Keluhan yang paling lazim di kalangan organisasi Kristen (yang sering kali tidak diperhatikan oleh para pemimpin) adalah bahwa orang-orang tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan. Mereka memunyai waktu, tetapi mereka tidak mengetahui dengan jelas mengenai strategi organisasi dan tidak tahu bagaimana menerapkannya pada bidang pelayanan mereka.

4. Untuk Mengetahui Bagaimana Sesuatu Harus Dilakukan

Strategi meliputi perencanaan. Perencanaan meliputi "bagaimana sesuatu harus dilakukan" di dalam suatu organisasi. Strategi menyampaikan kepada kita bagaimana sampai pada sasaran yang ingin dicapai. Organisasi-organisasi yang tidak memiliki strategi membuat orang yang bekerja di dalamnya merasa kesulitan dalam mencapai sesuatu.

Dalam sebuah organisasi yang besar, tampaknya sangat sulit untuk mencapai sebuah tujuan. Menurut pengamatan saya, seseorang mungkin telah lama bekerja dalam suatu organisasi, namun ia tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu dengan cara yang efisien. Sebuah strategi akan membantu. Dalam strategi, proses untuk mencapai sesuatu harus digambarkan dengan jelas. Garis kepemimpinan perlu dijelaskan, sehingga pekerja tidak memiliki keraguan dalam melakukan tugasnya dan dari siapa mereka akan mendapatkan persetujuan.

Di samping semua hal itu, berdasarkan pengalaman saya, "proses-proses" di dalam organisasi perlu terus-menerus ditingkatkan dan diperkenalkan kepada orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Hal ini merupakan sesuatu yang perlu terus-menerus dilakukan karena staf, alat-alat, jadwal-jadwal dapat berganti; semuanya ini memerlukan komunikasi dengan para pekerja. Mereka perlu sering diingatkan bagaimana sesuatu seharusnya dilakukan.

5. Untuk Mengevaluasi Pekerjaan Kita

Mungkin inilah alasannya mengapa begitu banyak pemimpin yang gagal untuk memiliki strategi. Kita tidak ingin dievaluasi dengan bentuk pengukuran apa pun. Mudah saja untuk menyoroti kelemahan dan kegagalan dalam organisasi. Tetapi evaluasi harus terus berjalan. Tugas seorang pemimpin adalah melakukan evaluasi secara konsisten, mengurangi bagian-bagian yang tidak produktif, dan menambah sumber daya dan orang pada bagian-bagian yang menjanjikan pertumbuhan.

Saya bertanya kepada seorang hamba Tuhan, teman saya, "Bagaimana keadaan jemaat Anda?" Dia menjawab, "Saya tidak tahu." Dia jujur, tetapi setelah beberapa saat bercakap-cakap, saya melihat bahwa dia tidak memiliki strategi! Dia tidak tahu apa yang menjadi tujuan-tujuannya, dan dengan sendirinya ia sedang berkata bahwa ia tidak memiliki sasaran atau rencana. Tidak heran bila ia tidak tahu bagaimana keadaan jemaatnya sendiri!

Bahaya terbesar dalam evaluasi adalah bila seorang pemimpin membandingkan pekerjaannya dengan orang lain. Hal itu tidak perlu dilakukan. Seorang pemimpin hanya perlu untuk menetapkan strategi bagi organisasinya dan berpegang pada strategi itu! Jangan khawatir dengan apa yang orang lain lakukan dalam organisasi lain! Pertanyaannya adalah, apakah sebagai pemimpin, ia telah mencapai sasaran yang telah ia tetapkan untuk pelayanannya? Jika ya, puji Tuhan! Itulah satu-satunya hal yang memiliki arti! Allah tidak menilai kita berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh orang lain!

6. Untuk Menjalankan Kepemimpinan Rohani

Mungkin kita menyatakan dengan mulut kita bahwa kita berkomitmen terhadap tujuan-tujuan yang tinggi dan mulia, namun tanpa strategi yang disusun dengan jelas, tidak akan ada komitmen yang terwujud. Sebuah strategi menunjukkan suatu kesungguhan tentang kepemimpinan rohani kita. Kita harus tahu ke mana kita pergi dan bagaimana cara untuk sampai ke sana.

Perpindahan dalam pelayanan sering kali terjadi. Para hamba Tuhan berpindah dari gereja yang satu ke gereja lainnya, sementara masing-masing gereja yang sedang dalam proses pertumbuhan itu terhambat. Mereka diharapkan menjadi pemimpin-pemimpin rohani, tetapi ke mana mereka pergi? Sebuah strategi yang tersusun rapi akan mengakhiri pergantian penggembalaan yang tetap. Ini memerlukan waktu untuk mengembangkan suatu strategi. Berbahagialah organisasi Kristen dengan strategi yang menghendaki adanya kepemimpinan jangka panjang.

7. Untuk Menuntun Kita pada Masa Krisis

Suatu strategi akan membantu kita untuk bersabar bila keadaan menjadi buruk. Saat keadaan memburuk, strategi dapat membantu dan menolong seorang pemimpin untuk menempatkan semua itu dalam perspektif yang memadai.

Seorang hamba Tuhan dari kota lain menelepon dan mengatakan bahwa ia akan keluar dari pelayanan jemaatnya yang sedang mengalami kemunduran. Saya mendorongnya untuk tetap tinggal. (Kata-kata "Saya akan keluar" harus disingkirkan dari kamus kepemimpinan rohani!) Dia tidak mau menerima nasihat saya, dan akhirnya ia harus menyesalinya. Dia sekarang merasa telah melakukan kekeliruan. Masalahnya? Dia tidak memiliki strategi, sasaran, ataupun tujuan.

Banyak pemimpin terus mengabaikan fakta dasar kepemimpinan adalah Anda harus tahu ke mana Anda pergi, jika Anda ingin orang lain mengikuti Anda!

[Bersambung ke edisi e-Leadership 117]

Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: The Seven Laws of Christian Leadeship
Judul buku terjemahan: Rahasia Keberhasilan Seorang Pemimpin (7 Hukum Kepemimpinan Rohani)
Judul asli artikel: Pemimpin Yang Baik Memiliki Strategi
Penulis: David Hocking
Penerjemah: Martin Muslie, Deddy, Suryadi, Xavier Quentin Pranata
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1994
Halaman: 217 -- 223


KUTIPAN

"Ketika kita merasa terlalu berani, ingatlah akan kelemahan kita. Ketika kita merasa terlalu lemah, ingatlah kekuatan Kristus." (Sir Thomas Moore)


INSPIRASI: TUHAN DI BALIK PERUBAHAN (ESTER 5)

Pada saat negara mengalami masa kritis, kita sering mendengar suatu pernyataan: "Perkembangan politik berubah setiap satu detik". Nuansa inilah yang melatarbelakangi kisah Ester di pasal 5 yang dimulai dengan penegasan: "Pada hari yang ketiga" (5:1). Inilah hari penentuan, siapa yang akan memenangkan peperangan, Ester yang menyelubungi dirinya (2:10, 20), atau Haman dengan rencana terselubungnya (5:14)?

Ester telah mempersiapkan suatu strategi yang cermat dan penuh risiko, yang bukan sekadar mempertaruhkan nyawanya sendiri, tetapi juga nyawa semua orang sebangsanya. Ia menggunakan dan memaksimalkan kesempatan sekecil apa pun, berdandan secantik mungkin, dan tidak gegabah menyampaikan maksudnya (1,4,7-8). Namun di balik semuanya itu ada sesuatu yang terjadi, yang hanya dimungkinkan karena adanya tangan Tuhan yang bekerja (Amsal 21:1) serta memberikan kasih karunia. Ester melanggar peraturan dan seharusnya menerima hukuman mati, namun sebaliknya ia justru mendapat perkenan raja (4:11; 5:2-3,6,8).

Pada hari itu juga berkumpullah dalam satu pesta ketiga orang paling penting yang menentukan nasib banyak orang dalam kerajaan Persia: Ahasyweros, Ester, dan Haman. Haman dalam kesombongannya meninggikan dirinya sendiri, sementara ia tidak menyadari perubahan yang terjadi. Ia bersama istri dan sahabat-sahabatnya merancangkan hal yang jahat bagi Mordekhai (5:10-14), namun ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang masuk dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Tuhan tidak tinggal diam. Ia mengatur perubahan. Ia Raja di atas segala raja yang memberikan kasih karunia kepada Ester -- umat kepunyaan-Nya dan jerat bagi Haman -- musuh-Nya yang meninggikan diri.

Di tengah kecamuk politik Indonesia yang terus berubah, kita perlu mendukung orang Kristen yang duduk di pemerintahan, agar berani menghadapi risiko serta melangkah dengan iman kepada Tuhan yang membuat perubahan. Kiranya mereka bersikap bijaksana, membuat strategi yang cermat dan tepat demi terwujudnya tujuan yang mulia.

Diambil dari:
Nama situs: SABDA.org (Publikasi e-SH)
Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2001/06/25/
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 20 Februari 2012


Powered by Telkomsel BlackBerry®

AGAR DOA TAK TERHALANG

AGAR DOA TAK TERHALANG

Pernahkah Anda merasa begitu sulit untuk berdoa? Saya pernah. Dan
hari-hari itu mengerikan. Saya bisa kelihatan sedang berdoa,
berusaha merangkai kalimat-kalimat doa, tetapi sebenarnya saya tidak
sedang terhubung dengan Tuhan. Firman Tuhan sebenarnya sudah
memperingatkan kita tentang hal ini.

Persis sebelum bagian yang kita baca, Petrus mengingatkan para suami
untuk mengasihi dan menghormati istrinya agar doanya tidak
terhalang. Lalu, Petrus meneruskan nasihatnya kepada seluruh jemaat
agar mereka hidup dalam kasih dan damai, menjauhi yang jahat, karena
Tuhan tidak akan mendengarkan permohonan orang-orang jahat (ayat
12). Jika kita meneruskan hingga 1 Petrus 4:7, sekali lagi kita akan
menemukan bahwa Petrus menasihati jemaat untuk menguasai diri dan
menjadi tenang supaya dapat berdoa. Dapatkah Anda melihat
kesamaannya? Ada cara hidup yang menghalangi doa, ada cara hidup
yang menolong kita memiliki kehidupan doa yang baik. Pesan ini
diulang-ulang Petrus dalam suratnya.

Bayangkan Tuhan mendengar saya berdoa mohon damai sejahtera, tetapi
tiap hari mengisi pikiran dan hati saya dengan kekecewaan dan
kepahitan. Saya mohon hubungan yang penuh kasih, sementara saya
sendiri tidak mau mengasihi. Menggelikan bukan? Bagaimana saya bisa
menuntut Tuhan mendengar doa saya, sementara hidup saya menunjukkan
bahwa saya tidak serius dengan apa yang saya doakan? Tuhan memanggil
anak-anak-Nya untuk hidup dalam kebenaran. Adakah hal-hal yang harus
Anda bereskan di tengah keluarga, rekan kerja, persekutuan orang
percaya, supaya doa Anda tidak terhalang?

JIKA SERIUS DENGAN TUHAN, KITA AKAN SERIUS DALAM DOA;
JIKA SERIUS DENGAN DOA, KITA AKAN SERIUS DALAM CARA KITA HIDUP.

Ayat Alkitab: 1 Petrus 3:8-12

8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan,
mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci
maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu
memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk
memperoleh berkat. Sebab:
10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik,
ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya
terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus
mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan
telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi
wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 10 April 2012

Kekuatan Allah

kekuatan Allah

Perikop hari ini yang dimulai dengan kata sambung "sebab" perlu
dipahami dalam hubungannya dengan ay. 14-15 yang kita baca
kemarin. Alkitab TB2 (LAI, 1997) mengatakan, "Sebab aku tidak malu
terhadap Injil." Sebagai seorang hamba Kristus, Paulus merasa
dirinya berutang untuk memberitakan Injil kepada orang dari segala
kalangan, "baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak
terpelajar." Dalam konteks inilah kita bisa memahami kenapa Paulus
sampai perlu mengatakan bahwa ia tidak malu untuk tetap
memberitakan Injil.

Di tengah tantangan kehidupan dunia sehari-hari ada kalanya saat kita
perlu menunjukkan identitas sebagai orang Kristen kita merasa
rendah diri dengan iman kita dan dengan pengetahuan kita sementara
ketika melihat orang lain kita merasa mereka lebih pintar,
terpelajar, dan berbudaya. "Layakkah saya menyampaikan Injil ini?
Jangan-jangan saya akan didebat habis-habisan oleh mereka dan
malah hanya menjadi bahan tertawaan."

Paulus mengatakan bahwa poin penting dari pemberitaan Injil bukanlah
pada perbandingan siapa kita yang memberitakan dan siapa mereka
yang hendak kita Injili. Yang penting adalah Injil itu sendiri.
Sebagaimana Paulus melihat dirinya sebagai hamba Kristus (1)
sehingga ia tidak punya pilihan lain selain memberitakan Injil,
begitu pula setiap Kristen. Jika kita adalah hamba Kristus, maka
segala kelemahan yang nampak pada diri kita dan segala kelebihan
yang nampak pada diri orang yang menjadi sasaran Injil menjadi
tidak relevan. Bukan diri kita yang kuat tetapi Allah yang kuat
dan wujud dari kekuatan itu adalah Injil. Injil itu yang
menyelamatkan semua orang, baik orang Yahudi maupun "orang Yunani"
(juga orang Indonesia dan semua bangsa di dunia, seperti nyata
dalam Surat Roma ini).

Di dalam Injil nyata pembenaran yang Allah kerjakan untuk manusia.
Selama kita setia kepada berita Injil dan setia kepada natur serta
tujuan dari Injil itu sendiri, tidak ada alasan untuk ragu, malu,
ataupun rendah diri atas Injil ini karena di dalamnyalah ada
keselamatan bagi kita dan bagi siapa pun yang menerimanya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

TERSUNGKUR UNTUK BERSYUKUR

TERSUNGKUR UNTUK BERSYUKUR

Pengemis buta duduk di emper toko. Di sebelahnya ada papan
bertuliskan, "Saya buta, kasihanilah saya". Pria tua menghampirinya
dan mengganti tulisan di papan, "Hari ini indah, sayangnya saya tak
bisa melihatnya". Tulisan di papan itu mengungkapkan hal yang sama,
tetapi dengan cara berbeda. Yang pertama mengatakan bahwa pengemis
itu buta; yang kedua mengatakan bahwa orang yang lalu-lalang sangat
beruntung bisa melihat. Akhirnya, banyak orang memberi koin kepa-da
pengemis itu setelah tulisannya diganti. Orang-orang itu bersyukur.

Bersyukur dan memuliakan Allah, itulah yang sedang diajarkan Yesus.
Sepuluh orang sakit kusta memohon kesembuhan (ayat 13). Namun, Tuhan
Yesus malah meminta mereka pergi memperlihatkan diri kepada imam
(ayat 14). Dan, semua sembuh di tengah perjalanan. Adakah yang
kembali kepada Dia? Ada! Namun, cuma satu-orang Samaria-yang kembali
sambil memuliakan Allah dengan nyaring (ayat 15). Ia sujud; mengucap
syukur di kaki Yesus, sebab ia bisa kembali menjalani kehidupan
normal. Bagaimana dengan kesembilan orang lainnya? Datang kepada
imam dan menunjukkan diri bahwa mereka tahir lebih penting daripada
kembali dan bersyukur kepada Yesus.

Anugerah Allah yang "menyembuhkan" kita dari "penyakit" dosa dan
maut semestinya mewujud dalam ucapan syukur. Mari melihat kembali
isi doa kita. Dari sekian banyak doa permohonan, adakah ucapan
syukur mengalir? Allah layak menerima syukur kita. Dia layak
dimuliakan karena Pribadi-Nya dan karena apa yang telah Dia perbuat
bagi kita. Selamat bersyukur!

SYUKUR MERUPAKAN PENGAKUAN BAHWA SEGALA YANG ADA
DAN TERJADI PADA KITA ADALAH BERKAT TUHAN.

Ayat Alkitab: Lukas 17:11-19

11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan
Samaria dan Galilea.
12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta
menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
13 dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah
dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan
mereka menjadi tahir.
15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh,
kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur
kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya
telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan
Allah selain dari pada orang asing ini?"
19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah,
imanmu telah menyelamatkan engkau."
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 09 April 2012

MENGAPA TUHAN?

MENGAPA TUHAN?

Kitab Yoel adalah kitab yang menarik sekaligus menggentarkan hati
karena sarat dengan berita penghukuman. Kita dapat membaginya dalam
dua bagian besar. Pasal 1-2 berbicara tentang bagaimana Israel akan
dihukum, supaya mereka menaruh hormat hanya kepada Tuhan. Pasal 3
menggambarkan bagaimana bangsa-bangsa yang menolak untuk menghormati
Tuhan juga akan dihukum.

Apa alasannya Tuhan mendatangkan hukuman kepada umatnya sendiri?
Sejak pasal 1:1 hingga 2:11, Yoel hanya menggambarkan bahwa hukuman
Tuhan itu dahsyat, seperti wabah belalang yang menghabiskan segala
hasil ladang, demikian musuh akan menghancurkan negeri itu. Namun,
mengapa? Jelas bukan karena benci, karena di ayat 12-14, Tuhan
berkata: "Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, ..." Tuhan
masih sayang kepada umat-Nya. Yang Dia inginkan adalah segenap hati
mereka. Bacaan hari ini menegaskan maksud Tuhan. Tuhan tak mau
umat-Nya mendua hati (ayat 18). Penghukuman itu diizinkan Tuhan agar
umat-Nya belajar bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang patut disembah
(ayat 17).

Ketika hati kita mulai berpaling dari Tuhan, Dia akan bertindak
untuk membawa kita pada pertobatan. Mungkin kita mulai mengandalkan
diri sendiri dan doa rasanya tidak perlu lagi, lalu Tuhan mulai
mengizinkan masalah datang. Hubungan-hubungan rusak. Kita frustrasi,
kehilangan damai di hati. Jika Anda mengalaminya, inilah saat untuk
kembali. Tuhan menghendaki hati kita 100%. Dia tak ingin menjadi
Tuhan hanya untuk hari Minggu, hanya ketika kita akan makan atau
bangun tidur, tetapi dalam keseluruhan hidup kita.

PENGHUKUMAN TUHAN BUKAN UNTUK MENGHANCURKAN ANAK-ANAK-NYA,
TETAPI MENGHANCURKAN HATI MEREKA AGAR BERBALIK PADA -NYA.

Ayat Alkitab: Yoel 2:18-27

18 TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan
kepada umat-Nya.
19 TUHAN menjawab, kata-Nya kepada umat-Nya: "Sesungguhnya, Aku
akan mengirim kepadamu gandum, anggur dan minyak, dan kamu akan
kenyang memakannya; Aku tidak akan menyerahkan kamu lagi menjadi
cela di antara bangsa-bangsa.
20 Yang datang dari utara itu akan Kujauhkan dari padamu, dan akan
Kuusir ke suatu negeri kering dan tandus, barisan mukanya ke
laut timur, dan barisan belakangnya ke laut barat, maka bau
busuknya dan bau anyirnya akan naik, sebab ia telah melakukan
perkara yang besar.
21 Jangan takut, hai tanah, bersorak-soraklah dan bersukacitalah,
sebab juga TUHAN telah melakukan perkara yang besar!
22 Jangan takut, hai binatang-binatang di padang, sebab tanah
gembalaan di padang gurun menghijau, pohon menghasilkan buahnya,
pohon ara dan pohon anggur memberi kekayaannya.
23 Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena
TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada
awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan,
hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.
24 Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat
pemerasan kelimpahan anggur dan minyak.
25 Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan
habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang
pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang
Kukirim ke antara kamu.
26 Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu
akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan
kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi
untuk selama-lamanya.
27 Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel,
dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang
lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk
selama-lamanya."

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kebekuan Hati

Anda tidak tahu seberapa besar Anda mempercayai sesuatu kecuali setelah kebenaran ataupun kepalsuannya menjadi masalah hidup atau mati bagi Anda »C.S.Lewis«
Kejadian 45:26 Mereka menceritakan kepadanya: "Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka.
Ketika Yakub mendengar berita tentang Yusuf anaknya, hatinya tetap dingin karena sedikitpun dia tidak percaya akan berita yang didengarnya.
Bila terlalu lama seseorang mati didalam pengharapan, hatinya menjadi tawar dan sulit untuk menjadi percaya.
Schok terapi atau peredam kejut kadang diperlukan untuk menggocangkan kebekuan hati orang tersebut.
Mati pengharapan bisa terjadi terhadap Tuhan, pasangan, keluarga, sahabat, usaha, pekerjaan atau apapun juga.
Semakin tinggi level kebekuan hati kita, maka semakin keras goncangan yang akan kita terima.
Roma 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Apapun kondisi kita pagi ini, jangan pernah putus pengharapan, apalagi terhadap Tuhan, mungkin pasangan kita mengecewakan, mungkin keluarga kita mengecewakan, atau mungkin juga sahabat kita mengecewakan.
Usaha atau pekerjaan sedang terancam, jangan pernah putus pengharapan terhadap Tuhan, karena KASIH ALLAH tetap menyertai hidup kita.
Tersenyumlah !, hadapi semua ini dengan ucapan syukur, percayalah kepada Tuhan, badai kehidupan pasti berlalu.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 08 April 2012

Harta Bukanlah Sumber Ketenangan

Harta Bukanlah Sumber Ketenangan

Mazmur 73:25-26
73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorgaselain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini dibumi.73:26 Sekalipun dagingku dan hatikuhabis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplahAllah selama-lamanya.Sering kita mendengar orang berkata bahwayang penting hidup dalam ketenangan. Ketenangan yang dimaksud pasti keadaandimana tidak ada perselisihan, tidak ada ancaman dan masalah yang mengganggujiwa. Pada umumnya atau bahkan bisa dikatakan hampir semua orang berusaha untukmemiliki kehidupan seperti itu. Jalan yang dipahami oleh hampir semua oranguntuk mencapai ketenagan seperti itu adalah uang atau kekayaan materi, karenakekayaan materi dipandang sebagai kekuatan yang prima di dunia hari ini. Uang bisamembeli aparat, uang bisa membeli keputusan hakim, uang bisa mengubah hukum,uang bisa membeli kedudukan, uang membuat seseorang terhormat dan diseganiorang, uang bisa membeli dukungan politik dan lain sebagainya.Tidaklah heran kalau fokus manusia tertuju kepada usaha bagaimana memiliki uangsebanyak mungkin. Semakin banyak uang, maka diperkirakan bisa menjadi lebihtenang, atau semakin besar kemungkinan untuk memiliki ketenangan. MenurutFirman Tuhan bisa dipastikan orang seperti itu tidak akan pernah memperolehketenangan dalam arti yang sesungguhnya. Tuhan Yesus berkata agar kitaberjaga-jaga dan waspada terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorangberlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada kekayaannyaitu" (Luk 12:15). Perkataan Tuhan Yesus ini tidak mungkin meleset.
Orang yang menggantungkan kekuatannya padauang pasti akan binasa, artinya terpisah dari Allah. Kalau Tuhanberkemurahan kepada orang-orang tertentu, maka Tuhan menegor orang tersebutdengan berbagai tegoran atau pukulan yang membuat ia sadar dan bertobat, tetapikalau Tuhan membiarkan orang tersebut tanpa pukulan yang menyadarkan dirinyaberarti orang itu pasti binasa. Hal ini dikemukakan dalam Mazmur 73:1-20.
Kalau Tuhan menegor dengan atau melaluisuatu keadaan dimana uang tidak bisa menyelesaikan masalah bahkan seringmenjadi sumber masalah berarti Tuhan menghendaki kita pulang kembali dalampelukan persekutuan dengan diri-Nya. Oleh sebab itu di perayaan Paskahtahun ini, mari kita bertobat, kita jangan menunggu ditegor Tuhan dengantegoran yang berat barulah mau mengakui bahwa hidup manusia tergantung padaTuhan. Walau hari ini kita merasa bisa hidup tanpa Tuhan, tetapi harusmemandang Tuhan dan mengakui bahwa kita tidak bisa hidup tanpa persekutuan denganTuhan. Kita harus selalu bergantung kepada Tuhan dalam segala hal dan mengakuibahwa segala kekuatan yang dapat kita miliki tidak bisa menjadi tempatperlindungan.
Ketenangan sejati bukanlah pada harta dunia ini,tetapi hidup dengan Tuhan.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Hamba Kristus Yesus

Hamba Kristus Yesus

Perikop ini memiliki struktur utama yang sederhana. Pengirimnya: "dari
Paulus". Penerimanya: "kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma".
Salamnya di ay. 7b. Perikop ini menjadi panjang karena penjelasan
atas identitas diri Paulus. Perhatikanlah bahwa ay. 1-6 merupakan
anak-anak kalimat dan penjelasan tentang identitas Paulus. Ay. 1
menjelaskan siapa itu Paulus: rasul dengan tugas memberitakan
Injil Allah. Ay. 2-4 menjelaskan Injil yang dipercayakan kepada
Paulus. Penjelasan ini membawa kita kepada poin bahwa Injil itu
adalah Injil "Yesus Kristus Tuhan kita". Ay. 5 kemudian memaparkan
lebih jauh peranan Kristus dalam penugasan Paulus yang berdampak
kepada jemaat di Roma yang disebutkan di ay. 6 sebagai bagian dari
tugas itu yang diberikan kepada Paulus.

Semua ini adalah pengejawantahan dari pengakuan Paulus bahwa dirinya
adalah "hamba Kristus Yesus". Pengakuan itu berarti bahwa seluruh
identitas dirinya ia definisikan dalam hubungannya dengan Injil.
Saat Paulus melihat dirinya, ia tidak lmelihat latar belakang
dirinya, prestasi-prestasinya. Ia tidak lagi memandang penting
atribut-atribut dirinya. Tidak berarti bahwa ia tidak punya
sesuatu apa pun untuk dibanggakan (bnd. Fil. 3:4-7). Seorang hamba
tidak membanggakan CV-nya sendiri; ia hidup untuk tuan dan
pemiliknya.

Ketika Paulus mengatakan bahwa ia adalah "hamba Kristus" ia bukan
hanya menggunakan predikat yang mengecilkan kepentingan diri atau
berpura-pura rendah hati, tetapi ia memandang dirinya, latar
belakangnya dan segala prestasinya bukan apa-apa kalau bukan
karena karya Kristus. Kita tak mungkin memahami Paulus tanpa
mengetahui Injil Allah dan Kristus. Waktu berkenalan dengan orang,
ia tidak mengatakan, "Paulus, pengusaha tenda. Anda ingin memesan
tenda?" tetapi ia mengatakan, "Paulus, hamba Kristus. Anda tahu
siapa itu Kristus?" Bagaimana dengan hidup Anda? Apakah karakter
hamba Kristus tercermin di dalamnya? Bisakah orang melihat Kristus
dalam hidup dan karya Anda?

Roma 1:1-7

1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan
dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,
3 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan
Daud,
4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari
antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus
Kristus Tuhan kita.
5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan
rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat
kepada nama-Nya.
6 Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil
menjadi milik Kristus.
7 Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah,
yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia
menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari
Tuhan Yesus Kristus.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

SOLUSI RASA TAKUT

SOLUSI RASA TAKUT

Jika merasa takut, kepada siapa Anda akan pergi? Kemenakan saya
tanpa ragu akan menjawab: "Papa!" Kenapa? Karena Papa tidak takut!
Mau ada hujan badai di luar, mati listrik semalaman, asal bersama
papanya, ia bisa tidur tenang. Ya, jika merasa takut, baik anak-anak
maupun orang dewasa akan mencari perlindungan kepada orang yang
tidak takut, bisa menenteramkan hati kita yang kalut. Namun,
bukankah tak ada manusia yang seratus persen bebas dari rasa takut?
Yang berani dengan hujan badai mungkin ciut dengan krisis ekonomi.
Yang tak takut dengan harimau bisa jadi kalut saat menghadapi sakit
keras. Lalu dari mana kita bisa memperoleh ketenteraman sejati di
kala takut?

Salah satu ayat Firman Tuhan yang kita baca hari ini menjawab:
"dalam takut akan Tuhan" (ayat 26). Sebuah nasihat yang kalau
dipikir-pikir lagi agak janggal. Bagaimana bisa rasa takut diobati
dengan "rasa takut" lainnya? Seorang pengkhotbah mendefinisikan
takut akan Tuhan sebagai: "takut" untuk tidak menghormati atau
memercayai Tuhan. Artinya, kita menghormati Tuhan dengan percaya
ketika Dia berfirman: "Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, "
(Yesaya 41:10). Kita tidak meragukan Tuhan yang berjanji: "Aku
sekali-kali tidak akan membiarkan engkau" (Ibrani 13:5).

Ketakutan apa yang Anda miliki saat ini? Solusi rasa takut dalam hal
apa pun adalah takut akan Tuhan. Memercayakan diri kepada manusia
yang terbatas dan bisa berubah, cepat atau lambat kita akan kecewa.
Sebaliknya, Tuhan, Pencipta semesta, kuasa-Nya tidak terbatas dan
tidak berubah. Takutlah untuk tidak memercayai-Nya, bukan yang lain.

DALAM TAKUT AKAN TUHAN, SEGALA KETAKUTAN DIKALAHKAN.

Ayat Alkitab: Amsal 14:26-35

26 Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada
perlindungan bagi anak-anak-Nya.
27 Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang
terhindar dari jerat maut.
28 Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi
tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.
29 Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah
membesarkan kebodohan.
30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan
tulang.
31 Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi
siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
32 Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar
mendapat perlindungan karena ketulusannya.
33 Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi
tidak dikenal di dalam hati orang bebal.
34 Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda
bangsa.
35 Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi
kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

ENERGI KEBANGKITAN

 ENERGI  KEBANGKITAN

 

" Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita

yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid

Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam

bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.  Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan

takut.  Pergi dan katakanlah kepada

saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan

melihat Aku."  Ketika mereka di

tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan

memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah

berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah

besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan,

bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang

tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara

dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."  Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti

yang dipesankan kepada mereka.  Dan

ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini." (Mat 28:8-15).

 

Seperti

para perempuan dan para murid Yesus yang mengalami energi kebangkitan.  Mereka hidup dalam damai dan kebebasan.  Mari kita dengarkan kembali warta kebangkitan

itu bekerja dalam diri kita masing-masing.  Aleluya.

 

Selamat

Paskah.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

"Aku telah melihat Tuhan!"

"Aku telah melihat Tuhan!"

(Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18)

" Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus

kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya." (Yoh 20:11-18),

·   Membaca dan merenungkan kisah sebagaimana diwartakan dalam kutipan Warta Gembira hari ini mengingatkan saya pribadi akan suatu pengalaman yang begitu mengesan, yaitu ketika saya masih berada di novisiat SJ di Girisonta-Ungaran, Jawa Tengah. Selama di novisiat kami setiap hari harus 'opera' yaitu bekerja kurang selama satu jam untuk merawat dan mengurus aneka macam kebutuhan hidup bersama, maka ada yang bertugas di kebun, di klas untuk menyapu dan mengepel lantai, di toilet dst.. Hari itu kami berdua memperoleh tugas untuk membersihkan toilet. Baru mulai bekerja tiba-tiba teman saya bernyanyi dengan keras "Di sini ada Tuhan". "He , ada apa?" , pertamyaan saya, dan ia menanggapi dengan lagu yang sama "Di sini ada Tuhan".  Maka saya pun akhrinya tergerak untuk mendekatinya dan kemudian sambil menunjuk toilet yang ternyata masih ada kotoran air besar dan belum dibersihkan, sambil bernyanyi "Di sini ada Tuhan". Sebelum opera memang

kami menerima instruksi atau pelajaran perihal "menemukan Tuhan dalam segala sesuatu dan segala sesuatu dalam Tuhan". Memang sungguh luar biasa dan mengesan bahwa melihat kotoran di toilet berarti menemukan Tuhan. Dalam sausana yang masih mencekam di lingkungan para murid, tiba-tiba Maria Magdalena yang telah menerima penampakan Yesus bangkit dari mati berkata "Aku telah melihat Tuhan". Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk mengimani dan menghayati Yesus yang bangkit dari mati hidup dan berkarya dimana saja dan kapan saja, termasuk di tempat-tempat yang dinilai kotor atau menjijikkan, sarat dengan tantangan, masalah dan hambatan. Marilah kita temukan dan hayati Tuhan yang hidup dan berkarya di tempat-tempat yang sarat dengan tantangan, masalah maupun hambatan.

·   "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa" (Kis 2:41), demikian informasi yang sungguh mengagumkan dan menarik berkat pemberitaan atau kesaksian para rasul. Marilah kita hayati tugas pengutusan kita sebagai pewarta-pewarta kabar baik, sebagai saksi akan Yesus yang telah wafat di kayu salib dan dibangkitkan dari mati. Orang yang ceria dan bergembira memang selalu menarik, memikat dan mempesona banyak orang, dan membuat banyak orang senang mendekat serta kemudian bersahabat alias menggabungkan diri dengan orang yang ceria dan gemibira. Pertama-tama kami mengajak dan mengingatkan para rekan imam atau pastor untuk senantiasa ceria dan gembira dalam kondisi atau situasi apapun, karena dengan demikian umat yang dilayani juga akan tergerak untuk mendekat dan bersahabat dengan anda, serta kemudian umat pun juga dengan ceria dan gembira diajak berpartisipasi

dalam aneka tugas pengutusan sebagai Umat Allah, terlibat dalam aneka urusan dan pekerjaan dalam hidup menggereja atau berparoki. Orang yang senantiasa gembira dan ceria menunjukkan bahwa yang bersangkutan sungguh beriman, serta tidak pernah khawatir menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Biarlah melalui kesaksian iman kita yang ditandai dengan keceriaan dan kegembiraan semakin banyak orang bergabung dengan kita. Kita datangi mereka yang frustrasi di dalam kehidupan dan kerja, tinggal bersama mereka dan kemudian mereka kita ajak untuk melihat dan menghayati kehadiran dan karya Tuhan dalam frustrasi.

"Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan. Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!" (Mzm 33:18-20)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 07 April 2012

Adam Kedua

Adam Kedua
1 Korintus 15:45
15:45 Seperti ada tertulis: "Manusiapertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhirmenjadi roh yang menghidupkan.Keyakinan bahwa Tuhan Yesus adalah AnakTunggal Bapa yang datang ke dunia untuk menyelesaikan masalah dosa manusiaadalah kunci penting dalam kehidupan iman Kristen. Hanya nama Tuhan Yesus yangdiberikan kepada manusia sehingga manusia beroleh keselamatan (Kis 4:12). Hanyaada satu jalan untuk memperoleh keselamatan. Inilah yang membangkitkankemarahan dan penolakan agama lain sebab mereka tidak bisa menerima Tuhan Yesussebagai Juru Selamat. Dengan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, makasemua doktrin dan pengajaran menjadi gugur. Inilah yang menjadi keberatanpemimpin-pemimpin agama Yahudi yang merasa dengan kesalehan mereka, mereka bisamenyelesaikan masalah dosa mereka. Keberagamaan mereka menjadi tidak laku kalauorang-orang menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya cara menyelesaikanmasalah dosa.Selanjutnya lebih sulitlagi kalau menerima Yesus Kristus sebagai Anak Allah, sebab menurut keyakinanmereka Allah tidak mungkin memiliki anak. Menjadikan manusia sejajar denganAllah, dianggapnya dosa paling besar yaitu menghujat Allah. Merekamempersoalkan, kalau Allah memiliki anak siapa istri-Nya? Padahal ternyatadalam perkembangan ilmu pengetahuan pengembangbiakkan tidak harus melaluihubungan dua jenis kelamin. Kloning bisa menjadi sarana penggandaan suatuentitas. Suatu hal yang tidak sulit kalau Allah mengkloning diri-Nya sehinggalahirlah pribadi lain (Maz 2:7; Kis 13:33). Sama seperti penciptaan manusia,Allah menciptakan manusia dengan melahirkannya melalui hembusan nafas-Nya (Kej2:7). Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia dilahirkan oleh Allah. Manusiaadalah keturunan Allah (Kis 17:28-29). Yesus Kristus adalah Anak Tunggal Bapayang sudah ada sebelum dunia dijadikan.
Tuhan Yesus Kristus datangke dunia dikarenakan Adam gagal sebagai Juru Selamat manusia. Sebab seandainyaAdam tidak gagal, tidak jatuh dalam dosa maka Anak Tunggal Bapa tidak perluturun ke dunia. Adamlah yang akan mengajar keturunannya mengenai kebenaran danAdam juga yang akan menjadi teladan kehidupan yang harus diikuti oleh semuaketurunannya. Sekaligus dengan ketaatan Adam maka iblis bisa dibuktikan bahwaia bersalah dan patut dihukum. Tetapi peta sejarah kehidupan telah berubah.Anak Tunggal Bapa yang harus turun ke dunia sebagai Penebus dan Juru Selamat.Dan Dia telah menyelesaikan tugas ke-Mesiasan-Nya dengan sempurna. Sudah genap.
Allah mengutus anak-Nya yang tunggal agar kitamengikuti teladan-Nya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sesudah Yudas Pergi

 

Sesudah Yudas Pergi
Yohanes 13:31-35

 

Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia" (Yohanes 13:31).

 Jika tempat kita kerja atau perkumpulan, ada satu orang saja yang menjadi sumber masalah, pasti kita segera menginginkan orang itu kalau bisa cepat-cepat pergi. Ada trik-trik yang dibuat agar orang itu tidak betah lagi di situ atau malah secepatnya diminta mengundurkan diri atau diundurkan.

     Pembacaan firman Tuhan hari ini dimulai dengan: "Sesudah Yudas pergi...." Ada apa sesudah Yudas pergi? Ternyata Tuhan Yesus tidak main-main dengan hal baru yang akan disampaikan kepada murid-murid-Nya. Demikian juga kita baru bisa berbuat sesuatu yang baru jikalau apa yang mengganjal dalam perjalanan hidup ini sudah disingkirkan lebih dahulu. Sesudah Yudas pergi, maka inilah hal-hal baru yang disampaikan kepada kita masa kini:

     Awas ada iblis di sekitar kita tanpa peduli identitas kita. Adalah menyedihkan jikalau kita membaca di surat kabar ada nama-nama orang tertentu yang dicari karena telah berbuat merugikan perusahaan atau negara. Orang berkata itu ketidakjujuran, tidak loyal, pagar makan tanaman, dan masih banyak lagi sebutannya. Ketahuilah siapa sebenarnya yang menggerakkan seseorang sampai berbuat demikian? Yudas pergi dari komunitas Yesus karena 'ia kerasukan iblis", dan ia pergi setelah makan roti (ayat 27). Jikalau kita diberkati dengan rejeki, iblis ada di sana. Jikalau kita sedang dalam kekurangan, iblis juga ada di sana. Awas dan waspadalah!

     Posisikan kita untuk memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Jarang sekali Yesus menyebut murid-murid-Nya dengan panggilan "anak-anak-Ku" (ayat 33). Ketika murid-murid kebingungan setelah Yesus bangkit, panggilan itu terdengar kembali: "Hai, anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?" (Yohanes 21:5). Yesus merangkul murid-murid-Nya yang masih loyal dengan gambaran seperti hubungan bapa dan anak-anaknya. Posisikan Anda untuk selalu menjadi anak Bapa sehingga peristiwa Yudas pergi tidak terulang dalam hidup kita.

     Akankah kita seperti Yudas yang pergi meninggalkan Tuhan justru setelah makan roti? Beberapa orang telah menyangkal dan menodai imannya kepada Kristus justru setelah menerima banyak berkat dan bergabung dengan

"iblis yang selalu menunggu waktu untuk menggodai kita" (Lukas  4:13).

Pertahankan diri untuk tetap menjadi anak dari seorang Bapa yang selalu peduli.

 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kemerdekaan Yang Sejati

Kemerdekaan Yang Sejati

Galatia 5:1
5:1 Supaya kita sungguh-sungguhmerdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguhdan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.Bagaimanakah sebenarnya kebebasan ataukemerdekaan itu? Sebab sering kita mendengar pembicara di mimbar berbicaramengenai kebebasan atau kemerdekaan dalam Kristus, tetapi sebenarnya tidak adakejelasan mengenai proses kemerdekaan tersebut. Kita dinyatakan sudah merdekatetapi kita tidak mengalami dan merasakan sesuatu yang luar biasa darikemerdekaan itu. Kalau begitu apa bedanya kita dengan mereka yang ada di luaranugerah keselamatan Tuhan Yesus Kristus? Jangan sampai terjadi penipuanterhadap jemaat. Jemaat dinyatakan sudah merdeka padahal belum benar-benarmerdeka. Bagaimanakah kemerdekaan dalam Kristus itu sebenarnya?Memang Tuhan Yesus telahmati di kayu salib menebus dosa manusia. Penebusan itu memerdekakan. Sepertiseorang budak yang telah digadaikan atau dijual sehingga menjadi milik seorangtuan. Sekarang tuan pemilik aslinya membelinya kembali dan memberi kesempatanapakah budak tersebut mau dimiliki oleh Tuannya sendiri atau tidak. Kalau budakpada umumnya diperjualbelikan oleh orang lain, tetapi kalau hal itu dikenakanpada manusia yang memiliki kehendak bebas masalahnya menjadi berbeda.
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang harusdimiliki Tuhan sebagai "budak-Nya" diberi kebebasan apakah ia mau menjadi budakTuhan atau menjadi milik kuasa lain.Manusia di taman Eden menghadapi perjuangan apakah memberi diri menjadi budakTuhan atau budak setan. Ternyata manusia disesatkan oleh iblis sehingga iamenjual diri dan gagal menjadi budak Tuhan. Kedatangan Tuhan Yesus ke duniauntuk membeli kembali manusia milik-Nya tersebut. Sekarang setelah Ia membelikita, kita diberi kebebasan untuk menjadi milik Tuhan atau milik setan. Kembaliperjuangan yang pernah terjadi di Eden juga terjadi dalam kehidupan kita. Kalaukita merasa otomatis sudah merdeka padahal belum, betapa menyedihkan. Untukmenjadi milik Tuhan atau budak Tuhan, kita dituntut untuk berjuang denganserius. Itulah sebabnya Paulus dalam tulisannya mengatakan: Supaya kitasungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilahteguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan (Gal 5:1).
Jadi, kalau diajarkan bahwakebebasan itu otomatis dimiliki oleh orang Kristen, itu adalah ajaran yangsesat. Tuhan Yesus memang telah mati di kayu salib untuk membeli kita, tetapiselanjutnya apakah kita mau dimiliki Tuhan atau tidak tergantung respon setiapindividu.
Untuk mengalami kemerdekaan yang sesungguhnya, kitaharus meresponi keselamatan dalam Tuhan Yesus.

Powered by Telkomsel BlackBerry®