Rabu, 15 Februari 2012

Untuk Mereka Yang Terlupakan

Untuk Mereka Yang Terlupakan

1 Yohanes 3:16-18Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 41; Kisah Para Rasul 13; Keluaran 31-32Bicara soal "mereka yang terlupakan" pikiran kita langsung terbayang sekelompok masyarakat yang miskin, tidak terpelajar, pengemis, pengamen, dan semua orang berlabel "sampah masyarakat". Sikap terhadap mereka pun beragam. Ada yang acuh tak acuh, ada yang perduli dan ada yang benci. Tapi 1 Yohanes 3:16-18 mengajarkan agar kita menunjukkan kasih dengan tindakan praktis. Berikut ilustrasi tentang tindakan praktis.Pada suatu malam seorang ibu sedang sibuk membereskan kamar tamu untuk seseorang. Melihat pemandangan yang tidak biasa itu, sang anak bertanya, "Untuk siapa ibu membereskan kamar itu?" Jawaban yang mengejutkan keluar dari mulut ibu itu. "Baru saja ayahmu memberitahu ada seorang pengemis di luar sana sedang kedinginan dan tidak punya tempat tidur".Jelas bagi sebagian orang itu bukan sikap yang bijaksana. Mengundang pengemis yang kotor dan bau, masuk dan tidur di kamar tamu. Lukas 14:13-14 adalah alasan yang mendorong ibu itu untuk bertindak demikian, yang berbunyi, "...apabila mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta...".Tidak jarang dalam hidup ini kita diberi kesempatan untuk menikmati kenyamanan dan kemakmuran. Setiap hari mungkin kita "berpesta" dengan segala fasilitas yang ada. Saat seperti itu, bersediakah kita mengundang mereka yang kurang beruntung?Berikanlah kasih yang Anda miliki kepada mereka yang dilupakan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kembangkan Orang di sampingmu

 

Kembangkan Orang di sampingmu
Yohanes 1:41

 

Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus) (Yohanes 1:41).

 

     Menciptakan "satu orang satu pelayan" penting dilakukan, baik dalam pekerjaan yang digeluti sehari-hari maupun dalam pelayanan gereja, agar tidak terjadi kekosongan  orang di dalamnya di kemudian hari. Prinsipnya, tiap orang membawa satu jiwa untuk dikader, dilatih, dididik, diberi kesempatan maju;  didampingi dengan proses mentoring merupakan hal yang perlu dilakukan agar pelayanan tidak menjadi ompong dan terhenti, sekaligus kita diajar untuk menghargai ada potensi orang lain di sekitar kita,  dan mereka diajar untuk maju.

     Andreas membawa Simon Petrus kepada Yesus, ketika dirinya sudah menjadi murid-Nya tampa rasa iri, kalau kelak Simon Petrus akan menjadi tokoh yang lebih besar dibanding dengan dirinya (Yohanes 1:41).  Filipus yang sudah dipanggil Yesus terlebih dahulu, membawa Natanael bergabung menjadi murid Yesus dengan berkata:

"kami telah menemukan dia yang disebut dalam kitab Musa dan kitab para Nabi yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret" (Yohanes 1:45). Intinya, mereka  yang sudah lebih dahulu bergabung dengan Yesus, lalu mengajak orang lain ikut serta,  melangkah bersama sama, serta menjalani hidup bersama dengan Yesus selama tiga tahun sebagai proses pembentukan dan pengembangan diri. Hasilnya selain diri kita bertumbuh,  orang lain di sekitar kita juga bertumbuh, baik karakter kepribadian, maupun kemampuannya.

     Pengalaman, plus kemampuan dan ketrampilan akan bertumbuh bersama-sama,  dan berjalan seiiring jikalau kita mempunyai mentalitas mau mengembangkan orang lain di samping kita. Kecuali kalau Anda mempunyai sifat tidak mau tersaingi orang lain, dan mudah curiga dengan kemajuan rekan Anda, maka Anda sengaja menutup diri Anda untuk tidak mau mengembangkan orang lain di sekitar Anda tumbuh dan berkembang. Lalu, siapa yang sebenarnya rugi, kalau seorang mempunyai mentalitas takut tersaingi? Ya seluruh institusi yang ada, bukan hanya devisi di bawah Anda, karena orang yang disiapkan terjun ke lapangan tersebut tampil miskin pengalaman.  Bagaimana sikap Anda saat ini?

 

Anda tidak mau mengembangkan orang-orang di dekat Anda karena Anda takut tersaingi?


 


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Apakah salib anda?

Apakah salib Anda?

Salib Yesus adalah satu untuk seluruh dunia. Yesus memikul salib
sebagai bukti Allah memberi keselamatan kepada dunia. Sementara
itu, salib kita berbeda-beda sesuai dengan panggilan kita
masing-masing. Meski berbeda-beda, tujuannya hanya satu yakni
untuk mengikut Yesus. Ada orang yang salibnya adalah tekanan
sosial yang menghalang-halanginya mengikut Yesus. Ada juga yang
salibnya adalah keistimewaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
dirinya sehingga membuatnya terjebak dalam dilema untuk mengikuti
kehendak masyarakat atau mengikut Yesus.

Yesus mengingatkan Petrus dan murid-murid-Nya yang lain tentang dua
hal: tentang salib Yesus dan tentang salib murid-murid Yesus.
Salib Yesus adalah demi keselamatan dunia. Yesus akan menanggung
banyak penderitaan, ditolak, dan dibunuh, lalu bangkit. Yesus rela
memikul salib-Nya karena Dia tahu tujuan hidup-Nya. Sementara itu,
salib murid-murid Yesus adalah karena mengikut Yesus. Mereka
bahkan mungkin saja sampai kehilangan nyawa. Untuk itu, mereka
butuh keberanian untuk menyangkal diri dan memikul salib. Juga,
keberanian untuk kehilangan nyawa serta keberanian menjadi saksi
Kristus sampai dengan akhir hayat.

Apakah salib Anda saat ini? Jangan keliru, salib datang dari pihak
luar, bukan sebagai akibat perbuatan jahat kita. Kejahatan orang
lain menjadi beban penderitaan bagi kita dalam kita mengikut Tuhan
Yesus. Namun, bukan berarti salib harus ditolak. Allah menghendaki
Anda memikul salib Anda justru agar orang-orang jahat tunduk di
bawah salib Kristus dan mendapatkan keselamatan dari-Nya. Salib
Anda bisa berupa kemiskinan yang ditimbulkan oleh sistem dari
penguasa yang opresif. Bisa juga berupa perlakuan diskriminatif,
dan berbagai aniaya lainnya karena mengikut Kristus. Yang penting
adalah bagaimana Anda menyikapinya. Jadikan salib Anda sebagai
bukti kasih Kristus kepada orang yang 'menyalibkan' Anda. Pikul
salib Anda dengan segenap hati Anda sambil senantiasa mengingat
bahwa di ujung hidup Anda ada mahkota kebenaran menanti (2Tim.
4:8).

Markus 8:31-9:1

31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak
Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
bangkit sesudah tiga hari.
32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik
Yesus ke samping dan menegor Dia.
33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia
memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang
dipikirkan manusia."
34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata
kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan
karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan
nyawanya.
37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di
tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak
Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak
dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati
sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan
kuasa."


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Anugerah Yang Tiada Ternilai

Anugerah Yang Tiada Ternilai

Kejadian 6:7-8
6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akanmenghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baikmanusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara,sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."6:8 Tetapi Nuh mendapat kasihkarunia di mata TUHAN.Hidup yang diisi oleh gairah atausemangat Tuhan Yesus bukanlah kehidupan yang menakutkan dan membuat seseorangmenjadi aneh serta tidak bisa menikmati kehidupan hari ini. Justru sebaliknya,inilah kehidupan yang sangat bernilai luar biasa. Kristus adalah teladanmanusia yang sesuai dengan rancangan Allah semula, jadi kalau kita maudikembalikan kepada rancangan semula tersebut, mengenakan gairah-Nya adalahsuatu keharusan.Jika kita diperkenankanmemiliki kehidupan yang bernilai tersebut, itu merupakan anugerah yang tiadaternilai. Sama seperti Nuh, ketika ia menerima suara Tuhan untuk membuatbahtera. Di satu sisi, Nuh harus memikul tanggung jawab yang besar; tetapi disisi lain, Nuh mendapat anugerah atau kasih karunia untuk diselamatkan bersamadengan orang-orang yang dicintainya. Itulah yang dikatakan oleh Alkitab,"Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan" (ay. 8).
Jadi
anugerah atau kasih karunia itu memuat tanggung jawab yang besar.Tidak mungkin Allah yang bertanggung jawab memberi kita anugerah tanpa tanggungjawab. Tetapi tanggung jawab tersebut tidak mengurangi nilai anugerah tersebutsama sekali.
Panggilan untukmengenakan kehidupan Tuhan Yesus bukanlah beban, bukan sesuatu yang membuatseseorang merasa tertekan dan teraniaya. Panggilan itu justru suatu anugerah. Hanya sajasayang sekali karena banyak orang Kristen menganggap bahwa anugerah tidak perludiresponi dan tidak butuh keaktifan, mereka gagal untuk menerima anugerahtersebut. Tanpa respons yang semestinya, kita tidak memasuki proseskeselamatan. Ironisnya, banyak orang merasa telah memiliki keselamatan ituwalaupun tidak mau bertindak secara memadai untuk meresponinya. Hati-hatilahsebab ini merupakan kebodohan yang membinasakan.Perlu dicatat serius bahwasesungguhnya tidak banyak orang yang memiliki kesempatan yang luar biasa ini.Hanya orang yang terpilihlah yang mendapatkan kesempatan ini. Jika kita masihbisa mengetahui kebenaran ini dan masih bisa belajar memahami petunjukpelaksanaan kehidupan sebagai anak-anak Allah, itu berarti kita termasuk orangpilihan. Maka marilah dengan penuh ucapan syukur atas anugerah ini, kita seriusmenyambut pemilihan tersebut dengan penuh tanggung jawab meresponinya.
Mengenakan gairah Tuhan Yesus merupakan anugerahyang diberikan Allah hanya bagi umat pilihan.Diadaptasi dari
Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 14 Februari 2012

Injil Barnabas

 Penulis: Ps. Bobby M.Th

Analisa dari perspektif Iman Kristen

Pengantar:

Injil Barnabas adalah sebuah karya yang mengaku sebagai gambaran kehidupan Yesus oleh muridnya, Barnabas. Dua naskah tertua yang diketahui telah ditetapkan berasal dari akhir abad ke-16, dan masing-masing ditulis dalam bahasa Italia dan dalam bahasa Spanyol; meskipun versi yang bahasa Spanyol yang ada hingga sekarang hanyalah salinan dari abad ke-18. Injil Barnabas panjangnya lebih kurang sama dengan keempat Injil bersama-sama (naskah bahasa Italia mengandung 222 pasal); dengan bagian yang terbesar pada umumnya memuat kisah tentang pelayanan Yesus, yang pada umumnya mengharmoniskan dari laporan-laporan yang juga ditemukan dalam Injil-injil kanonik. Dalam batas tertentu, tetapi tidak seluruhnya, kitab ini mengikuti penafsiran Islam tentang asal-usul Kristen; dan karenanya siapa pengarangnya dan sejarah tekstualnya tetap menjadi kontroversi yang berlanjut.

Asal-usul:

Beberapa peneliti karya ini berpendapat bahwa Injil Barnabas aslinya adalah sebuah karya Italia, karena di dalamnya terdapat ungkapan-ungkapan yang sangat mirip dengan yang digunakan oleh Dante. Selain meminjam dari karya Dante, menurut mereka si penulis juga mengambil pendahuluan dari versi Spanyol untuk mendukung kesimpulan ini. Para peneliti lainnya mencatat serangkaian persamaan tekstual antara ayat-ayat Injil Barnabas, dan berbagai teks lainnya dari sejumlah harmoni dari keempat Injil kanonik bahasa sehari-hari dari akhir Abad Pertengahan (dalam bahasa Inggris Pertengahan dan bahasa Belanda Pertengahan, tetapi khususnya dalam bahasa Italia Pertengahan); yang semuanya diperkirakan berasal dari sebuah versi Diatessaron karya Tatian (Jan Joosten, "The Gospel of Barnabas and the Diatessaron," Harvard Theological Review 95.1 (2002): 73-96). Hal ini pun akan mendukung pendapat bahwa karya ini aslinya dari Italia.

Para peneliti lainnya berpendapat bahwa versi bahasa Spanyol yang lebih dulu terbit. Menurut mereka, klaim dalam bagian pendahuluan versi bahasa Spanyol bahwa karya itu didasarkan pada sebuah sumber dalam bahasa Italia dimaksudkan untuk mengangkat kredibilitas karya tersebut dengan menghubungkannya dengan Perpustakaan Kepausan. Para peneliti ini mencatat paralel dengan serangkaian karya pemalsuan Morisco, prasasti-prasasti Sacromonte dari Granada, yang berasal dari tahun 1590-an; atau penulisan ulang Morisco atas tradisi-tradisi Kristen dan Islam, yang dihasilkan setelah mereka diusir dari Spanyol (

G.A.Wiegers, "Muhammad as the Messiah: A comparison of the polemical works of Juan Alonso with the Gospel of Barnabas", Leiden, Bibliotheca Orientalis, LII, no 3/4, April-Juni 1995, hlm.245-292).

Manuskrip Spanyol yang diklaim ditulis di Istanbul, dan manuskrip Italia yang selamat mempunyai beberapa ciri Turki; jadi, apakah bahasa aslinya bahasa Spanyol atau Italia – Istanbul dianggap oleh kebanyakan peneliti sebagai tempat asal teks yang sekarang. Pandangan ini telah menambahkan kredibilitas, dalam arti bahwa banyak teks kuno Kristen dan patristik mungkin masih ditemukan, pada abad ke-16, dalam perpustakaan-perpustakaan Yunani di Istanbul – Konstantinopel kuno – dan bahwa kota itu memiliki sejumlah komunitas yang cukup besar yang berbahasa Yunani, Italia dan Spanyol.

Setelah jatuhnya Granada Moor pada 1492, populasi Mudejar dan Sephardi (orang-orang Muslim dan Yahudi yang menolak untuk berpindah ke agama Kristen) diusir dari Spanyol. Meskipun sebagian mulanya menemukan tempat perlindungan di Italia (khususnya Venezia), kebanyakan bermukim di Kesultanan Ottoman. Di sana orang-orang Yahudi yang berbahasa Spanyol membangun sebuah sub-kultur yang kaya di Istanbul dengan industri cetak yang maju dalam bahasa Ibrani dan Ladino. Jumlah ini semakin meningkat setelah 1550, setelah kampanye penganiayaan oleh Inkuisisi Venezia terhadap orang-orang Italia anti-Trinitarian dan Yahudi. Meskipun ajaran Islam pada saat ini sangat menentang pencetakan teks-teks Islam atau yang berbahasa Arab, pencetakan bahan-bahan non-Muslim pada prinsipnya tidak dilarang. Bahkan ada upaya-upaya pada 1570-an oleh pihak-pihak anti-Trinitarian untuk membangun sebuah percetakan di ibukota Turki untuk menerbitkan karya-karya Protestan radikal. Dalam pengantar berbahasa Spanyol, Fra Marino mencatat keinginannya agar Injil Barnabas dicetak, dan satu-satunya tempat di Eropa yang memungkinkannya pada akhir abad ke-16 adalah Istanbul.

Namun demikian, segelintir peneliti curiga bahwa ciri-ciri 'Turki' yang tampak jelas dalam manuskrip Italia; khususnya anotasi-anotasi berbahasa Arab, yang mereka nilai begitu penuh dengan kesalahan-kesalahan mendasar sehingga kemungkinan sekali tidak ditulis di Istanbul (bahkan oleh seorang penulis Italia). Secara khusus, mereka mencatat bahwa penonjolan syahadat versi Italia ke dalam bahasa Arab, tidak persis sama dengan rumusan ritual standar yang diucapkan setiap hari oleh setiap Muslim. Para peneliti ini cenderung untuk menyimpulkan dari berbagai inkonsistensi ini bahwa kedua manuskrip kemungkinan merupakan sebuah percobaan pemalsuan forensik, dan mereka cenderung menyimpulkan bahwa tempat penulisannya adalah Roma.

Sedikit akademikus menyatakan bahwa teks ini, dalam bentuknya yang sekarang, tidak berasal dari masa lebih awal daripada abad ke-14–16; meskipun segelintir dari mereka menganggapnya mengandung bagian-bagian dari sebuah karya yang lebih awal, dan hampir semuanya menemukan pengaruh dari sumber-sumber yang lebih tua— terutama sekali teks Vulgata dari Alkitab bahasa Latin. Akibatnya kebanyakan peneliti sepakat bahwa teks yang ada sekarang mengandung stratifikasi sekurang-kurangnya tiga lapisan komposisi yang berbeda:

* sebuah lapisan editorial yang berasal dari tahun 1590-an; dan terdiri, sekurang-kurangnya, dari pendahuluan dalam bahasa Spanyol dan anotasi-anotasi dalam bahasa Arab,

* sebuah lapisan komposisi naratif dalam bahasa vernakular, entah dalam bahasa Spanyol atau Italia, dan berasal dari masa tidak lebih tua daripada pertengahan abad ke-14,

* sebuah lapisan yang berasal dari bahan-bahan sumber yang lebih awal, yang hampir dapat dipastikan diteruskan kepada si pengarang/penerjemah bahasa vernakular ke dalam bahasa Latin; dan terdiri, sekurang-kurangya, atas nas-nas yang panjang di dalam Injil Barnabas yang sangat sejajar dengan perikop-perikop dalam kitab-kitab Injil kanonik; tetapi yang lapisan yang ada di baliknya jelas berbeda dengan bahasa Latin pertengahan Vulgata (seperti misalnya dalam versi alternatif dari Doa Bapa Kami dalam pasal 37, yang menyertakan doksologi penutup, bertentangan dengan teks Vulgata, tetapi sesuai dengan Diatessaron dan banyak tradisi varian yang lebih tua lainnya);

Fakta utama kepalsuan Injil Barnabas:

Injil ini mengatakan bahwa Yesus bukan Allah ataupun Anak Allah.Menurut Injil Barnabas, Yesus meramalkan dan menolak penyembahan dirinya sebagai Allah:

dan setelah mengatakan hal ini, Yesus memukul wajahnya dengan kedua tangannya, dan kemudian menutupi tanah dengan kepalanya, sambil berkata: "Terkutuklah barangsiapa yang memasukkan ke dalam ucapan-ucapanku bahwa aku adalah anak Allah" (53:6)

dan setelah berkata demikian Yesus keluar dari Bait Allah. Dan rakyat mengagungkannya, karena mereka membawa semua orang yang sakit yang dapat mereka kumpulkan, dan Yesus setelah berdoa memulihkan kesehatan mereka: oleh karena itu, pada hari itu di Yerusalem tentara-tentara Romawi, melalui pekerjaan Setan, mulai menghasut rakyat, sambil berkata Yesus adalah Allah Israel, yang telah datang untuk melawat umat-Nya." (69:6)

Yesus menjawab: "Dan engkau; menurut engkau siapakah aku?" Petrus menjawab: "Engkau adalah Kristus, anak Allah". Lalu Yesus menjadi marah, dan dengan murka Yesus menegurnya sambil berkata: "Pergilah daripadaku, karena engkau adalah iblis yang berusaha membuat aku berdosa" (70:1)

Yesus berkata lagi: "Aku mengaku di hadapan surga, dan meminta kesaksian dari semua yang hidup di muka bumi, bahwa aku adalah seorang asing bagi semua orang yang telah berkata tentang aku, yakni, bahwa aku lebih daripada seorang manusia biasa. Karena aku, yang lahir dari seorang perempuan, takluk kepada penghakiman Allah; yang hidup di sini seperti semua orang lainnya, sama-sama dapat mengalami penderitaan yang sama." (94:1)

Kemudian imam itu menjawab, dengan gubernur dan raja: "Jangan sesali dirimu, O Yesus, yang kudus dari Allah, karena di masa kita pemisahan ini tidak akan ada lagi, karena kami akan menulis kepada senat Romawi yang suci dengan cara yang sedemikian bijaksana sehingga dengan dekrit kaisar tak seorangpun akan menyebut engkau Allah atau anak Allah." Kemudian Yesus berkata: "Kata-katamu tidak menghibur aku, karena ketika engkau mengharapkan terang, kegelapanlah yang akan datang; tetapi penghiburanku terdapat dalam kedatangan sang Utusan, yang akan menghancurkan setiap pandangan yang salah tentang aku, dan imannya akan menyebar dan akan menguasai seluruh dunia, karena demikianlah yang telah Allah janjikan kepada Abraham bapak kita." (97:1)

Padahal

FAKTA sebenarnya sesuai dengan keyakinan iman Kristiani yang tertulis dalam Alkitab,

Yesus Kristus adalah Allah, sebagaimana tertulis dalam Alkitab.

Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan

Firman itu adalah Allah.

Yohanes 1:14

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Roma 9:5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan

Mesias dalam keadaan-Nya sebagai

manusia, yang ada di atas segala sesuatu.

Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

Yohanes 20:28 Tomas menjawab Dia: "

Ya Tuhanku dan Allahku!"

Fakta-Fakta lain Kepalsuan Injil Barnabas:

Injil Barnabas mengandung sejumlah anakronisme serta ketidakselarasan historis yang jelas:

* Injil Barnabas mengatakan bahwa Yesus berlayar menyeberangi Laut Galilea ke Nazaret – yang sesungguhnya berada di darat; dan dari situ "naik" ke Kapernaum – yang sesungguhnya berada di tepi danau (pasal 20-21);

* Yesus dikatakan lahir pada masa pemerintahan Pontius Pilatus, yang dimulai setelah tahun 26 M. Padahal Yesus sesungguhnya lahir pada masa pemerintahan Raja Herodes Agung (Matius 2:1).

* Barnabas tampaknya tidak menyadari bahwa 'Kristus' dan 'Mesias' adalah terjemahan dari kata yang sama (christos); ia menggambarkan Yesus sebagai "Yesus Kristus" namun mengklaim bahwa 'Yesus mengaku dan mengatakan kebenarannya, "Aku bukanlah Sang Mesias"' (ps. 42).

* Dalam kitab ini, dikatakan bahwa Tahun Yobel dirayakan setiap 100 tahun. Padahal berdasarkan fakta sejarah: Dalam kitab Taurat Yahudi, tahun Yobel dirayakan setiap 50 tahun sekali. Baru setelah masa Paus Bonifatius VIII (1300 M), dideklarasikan bahwa tahun Yobel dilakukan setiap 100 tahun.

Artinya, kitab ini ditulis dalam rentang waktu sangat jauh setelah kebangkitan Kristus (yaitu sesudah tahun 1300 M). Tidak mungkin ini ditulis oleh seorang yang mengaku hidup bersama-sama Yesus Kristus. Karena orang yang hidup sezaman dgn Yesus maupun sesudahnya (kisaran abad 1) pasti mengetahui dengan pasti bahwa peringatan tahun Yobel adalah dirayakan setiap 50 tahun sekali.

* Adam dan Hawa memakan buah apel (ps. 40); sementara asosiasi tradisional antara buah Pohon Pengetahuan Hal Yang Baik dan Jahat (Kejadian 2) dengan buah apel disebabkan oleh penerjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Latin, di mana 'apel' maupun 'kejahatan' sama-sama diterjemahkan dengan kata 'malum'.

* Injil ini berbicara tentang anggur yang disimpan di tong-tong kayu – sebuah ciri khas daerah Gaul dan Italia Utara (pasal 152); sementara anggur di Palestina pada abad ke-1 disimpan di kantong-kantong kulit dan bejana (Amphorae). Pedunculate atau Eik Inggris (quercus robur) tidak tumbuh di Palestina; dan jenis-jenis kayu yang lain tidak cukup memiliki jalinan yang cukup ketat terhadap udara untuk digunakan sebagai kotak tong-tong anggur.

* Dalam pasal 91, "Empat Puluh Hari" dirujuk sebagai puasa tahunan. Ini sesuai dengan tradisi puasa Kristen selama 40 hari pada masa Lent; sebuah praktik yang tidak ada sebelum Konsili Nicea (325). Demikian pula dalam Yudaisme di masa Yesus tidak ada puasa selama 40 hari (lihat Mishnah, Traktat: Taanith "Hari-hari Puasa")


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kesepian

Kesepian

Mazmur 62:6-9Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 40; Kisah Para Rasul 12; Keluaran 29-30Kesepian merupakan satu problem yang terbesar bagi orang yang tinggal di Amerika. Di negara yang amat maju ini, banyak orang berpacu dengan waktu dan kesibukannya sehingga tidak memiliki waktu untuk bergaul dengan sesamanya. Tetapi, problem kesepian tidak hanya terjadi di Amerika saja. Setiap orang pernah mengalami kesepian sekalipun berada di tengah keramaian atau di tengah pesta.Kesepian tidak hanya ditentukan oleh keadaan di luar hati kita, tetapi terutama oleh keberadaan di dalam hati kita. Hati yang kosong dan tidak memiliki arti hidup akan merasa sepi dan merana. Kitab Amsal berkata supaya kita menjaga hati kita dengan waspada sebab dari situlah terpancar kehidupan. Bagaimana kita dapat mengatasi kesepian?Kita perlu memiliki hubungan dengan Tuhan sehingga hati kita diisi oleh kasih, damai sejahtera, dan kuasa-Nya. Hanya Tuhan yang dapat memuaskan hati nurani kita. Di samping itu, kita juga perlu memiliki hubungan dengan sesama kita - belajar untuk hidup aktif dalam komunitas yang baik seperti keluarga, persekutuan, gereja dan lain-lain. Hidup kita menjadi berarti dalam hubungan kita dengan orang lain. Orang yang hidup hanya untuk dirinya sendiri adalah orang yang paling malang dan kesepian. Sebaliknya, orang yang memberikan hidupnya untuk orang lain biasanya akan menemukan kebahagiaan dan kepuasan.Berlarilah kepada Tuhan dan temukan bahwa Anda tidak sendiri!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Iman personal

Iman personal

Dalam sebuah kelompok doa, seseorang pernah berdoa kepada Allah dengan
mengatakan "Ya Bapa". Setelah selesai berdoa, seseorang yang lain
mengatakan bahwa ia tidak dapat menerima Allah sebagai Bapa karena
pengalaman buruknya dengan bapaknya yang jahat dan yang telah
menyia-nyiakan dirinya. Pengalaman di masa lalu dapat memengaruhi
pengungkapan iman seseorang kepada Allah. Pengungkapan iman yang
lahir dari pengalaman bersama Allah akan lebih kuat berakar
daripada pengungkapan iman yang hanya mengulang pengungkapan iman
orang lain.

Setiap orang atau kelompok dapat membuat pengungkapan iman
masing-masing sesuai dengan refleksi pengalaman mereka bersama
Yesus atau hanya karena mendengar dari orang lain. Maka, ada orang
yang mengatakan Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Ada orang
mengatakan Yesus adalah Elia atau seorang dari para nabi. Namun,
Tuhan Yesus sangat ingin pengakuan iman personal para murid:
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?". Refleksi iman Petrus yang
juga mewakili para murid lainnya adalah: Yesus adalah Mesias.
Refleksi ini memang masih dipengaruhi oleh konteks agama Yahudi
yang sedang menantikan Mesias. Petrus menemukan kemesiasan yang
dinanti-nantikan oleh Israel dalam diri Yesus. Tentu refleksi ini
belum sempurna, akan berkembang seiring pengenalannya akan Yesus.
Karena belum tiba waktunya untuk kemesiasan-Nya dipublikasikan,
Yesus melarang murid-murid-Nya mengungkapkannya kepada siapa pun.

Iman personal Petrus adalah juga iman komunitas para murid. Iman
personal seseorang bukan hanya karena pengalaman bersama Tuhan
tetapi juga karena anugerah pencelikan mata rohaninya. Iman
personal menjadi iman komunitas ketika sebagai warga kerajaan
Allah kita bersama-sama mengakui Yesus sebagai Kristus, Yang
Diurapi Allah, Sang Pendiri Gereja. Iman personal kita diwujudkan
dalam kesaksian pribadi di tempat kerja kita masing-masing. Iman
personal kita juga dinyatakan bersama saudara seiman sebagai
kesaksian gereja kepada dunia.

Markus 8:27-30

27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke
kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia
bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah
Aku ini?"
28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga
yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para
nabi."
29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan
memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Arjuna Arjuna Arjuna

 

Arjuna Arjuna Arjuna
Mazmur 25:17-21

 

Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau (Mazmur 25:21).

 

     Wayang itu bayang-bayang orang—bayangan aklak dan watak, kodrat, hasrat, prahara, mahardika, tragedi dan juga komedi. Mari sejenak menyimak lakon "seorang" wayang, namanya Arjuna. Pria tampan yang melankolis. Petarung ulung yang piawai memanah. Pejantan tangguh yang rela dimadu oleh Dewi Drupadi. Dari kisah

poliandri ini kita bisa menemukan kejujuran dan ketulusan Arjuna.

      Konon, ketika Pandawa menetap di Indraprasta, lima bersaudara itu tetap memegang teguh janji mereka dalam memperistri Dewi Drupadi. Pandawa sudah menetapkan prioritas dalam menjalankan kewajiban suami pada sang dewi.

The first husband adalah Yudistira, lalu Bima. Arjuna menyusul pada giliran ketiga.

Next husband adalah Nakula, dan Sadewa mendapat jatah terakhir. Perjanjian yang disaksikan Hyang Narada dan Begawan Wyasa itu memutuskan "hak otonomi" setiap saudara, dan kelak tak boleh ada yang

nyelonong masuk peraduan asmara saat sang istri bersama saudara yang lain. Siapa melanggar, wajib membuang diri ke hutan selama sepuluh tahun.

     Suatu malam, seorang brahmana datang mengadu pada Arjuna bahwa peternakannya disatroni para perampok. Arjuna pun bergegas untuk menolong, tetapi panahnya ada di kamar. Astaga! Sang dewi sedang dalam peraduan bersama Yudistira. Jika ia

nyelonong masuk kamar, artinya sepuluh tahun harus membuang diri ke hutan. Jika niat menolong diurungkan, ia merasa berdosa. Arjuna pun memutuskan untuk menolong si brahmana.

     Saat Arjuna memutuskan menolong si brahmana, ia tahu harus melanggar perjanjian, dan siap diasingkan. Meski Drupadi dan Yudistira maklum dan bisa memaafkannya, ia tetap bersikukuh pada keputusannya,

siapa berbuat harus berani bertanggung jawab. Dan, Arjuna membuang diri ke hutan selama sepuluh tahun. Ia tidak sekadar memikul tanggung jawab, tetapi juga tahu artinya bertanggung jawab.

     Tanggung jawab bukan sebatas pilihan menjadi jujur, tetapi juga pilihan yang harus disertai ketulusan. Tanggung jawab yang jujur berarti

tulus iklas,

rela hati dan

sedia memberikan diri untuk menerima risiko. Jika kita menghamili diri dengan utang, seharusnya berani menerima anaknya, membayar bunga. Jika kita melakukan kesalahan, seharusnya kita tulus bertobat dan menebus diri menjadi benar. Kita seharusnya jujur dan tulus bertanggung jawab, tidak melempar batu sembunyi tangan.

     Tidak sedikit orang percaya yang "memanfaatkan" penebusan Kristus tanpa disertai kejujuran dan ketulusan. Jika kita mengaku sebagai anak-anak Tuhan, seharusnya kita menjaga integritas diri, tidak ingin mendapat malu karena ingkar janji. Tidak mau dikekang oleh tabiat kefasikan. Seperti Daud kita seharusnya berharap agar ketulusan dan kejujuran mengawal kita, sebab Anda dan saya adalah anak-anak Tuhan yang senantiasa dipimpin-Nya. Percayalah, jika kita hidup jujur dan tulus, Tuhan pasti membebaskan kita dari segala kesulitan dan kesesakan hidup. Betapa indah hidup di bawah pimpinan Tuhan, kita pasti menjalaninya dalam kemuliaan dan kemurahan-Nya.

Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui. —Amsal 10:9  


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Gairah Hidup Tuhan Yesus

Gairah Hidup Tuhan Yesus

1 Korintus 6:19-20
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwatubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, RohKudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganyatelah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!Kalau bukan kita sendiri yang hidupmelainkan Kristus yang hidup di dalam kita, berarti kita kehilangan nyawa ataumelepaskan jiwa kita bagi Kristus. Di dalam jiwa terdapat pikiran, perasaan dankehendak. Jadi, sebagai orang yang ditebus oleh Tuhan Yesus, kita harus relamelepaskan gairah atau semangat pribadi kita, dan mengisi jiwa kita dengangairah atau semangat hidup Anak Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus.Kalau bukan kita sendiriyang hidup, berarti gairah hidup yang ada pada kita pun tidak lahir dari dirikita sendiri. Gairah hidup dari diri kita sendiri kita warisi dari nenek moyangkita dan yang diserap dari lingkungan sekitar kita. Tetapi gairah hidup kitaitu kita warisi dari Tuhan Yesus. Kita meneladani Dia ketika mengenakan tubuhinsani, dan gairah-Nya juga kita kenakan dalam hidup ini.
Gairah atau semangat hidup TuhanYesus sebagai Anak Allah adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikanpekerjaan-Nya (Yoh. 4:24).
Inilah konsekuensi sebagaianak tebusan.
Orang yang berkeberatanmengenakan kehidupan Tuhan Yesus—gairah, semangat dan semua filosofihidupNya—tidak layak disebut anak tebusan. Seseorang yang telah ditebusoleh darah Tuhan Yesus harus berani menyatakan dirinya bukan miliknya sendiri,melainkan sepenuhnya dimiliki oleh Tuhan yang menebusnya. Kalau diri kita milikTuhan, maka kita harus bersedia diperlakukan apa saja oleh Sang Pemilik. Jadikalau Sang Pemilik menginginkan kita mengubah seluruh filosofi hidup kita, kitaharus mengikuti kehendak-Nya itu. Filosofi yang diubah akan mengubah petakehidupan kita, sehingga kita memiliki dunia baru.
Mengenakangairah hidup Tuhan Yesus juga merupakan tanda seseorang yang sudah benar-benarselamat. Merekayang mengajarkan bahwa orang bisa selamat tanpa perlu mengenakan gairah hidupTuhan Yesus sesungguhnya sudah menipu jemaat. Sebab bagaimana kita bisa menjadianak Allah, bila menolak menjalani hidup baru dalam Tuhan itu? Kalau diajarkan demikian,tentu itu suatu pemalsuan terhadap Injil.Waspadailah pemalsuanterhadap Injil tersebut. Dan agar kita benar-benar mengalami hidup baru yangdiinginkan Tuhan, marilah kita belajar mengenakan gairah hidup Tuhan Yesus,dengan mempelajari seluruh kebenaran dan filosofi yang diajarkan oleh-Nya, yangtertulis di dalam Perjanjian Baru.
Orang yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus harusmengenakan gairah hidup-Nya.

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 09 Februari 2012

Kehebatan Tuhan Melebihi Segalanya

Kehebatan Tuhan Melebihi Segalanya
Mazmur 93:1-4

 

Dari pada suara air yang besar, daripada pecahan-pecahan ombak yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat tinggi (Mazmur 93:4).

 

     Mazmur 93 ini mungkin tepat untuk dibaca dan direnungkan pada saat-saat banjir bandang atau bahkan tsunami menerjang. Gejolak air pada saat terjadinya banjir bandang atau tsunami, pasti dahsyat dan mengerikan, jauh melebihi kemampuan dan kekuasaan manusiawi kita. Demikian juga akibat-akibat kerusakan yang ditimbulkannya. Namun Juru Mazmur dengan tegas dan penuh keyakinan bersaksi bahwa kuasa dan kekuatan Tuhan masih lebih hebat dari kekuatan banjir dan tsunami itu. Betapa tidak! Alam yang memiliki dan mengeluarkan semua kekuatannya yang luar biasa besarnya itu adalah ciptaan Tuhan juga. Dalam hal ini jelas bahwa Sang Pencipta tentu lebih hebat dari apa yang diciptakan-Nya.

     Apa yang dikemukakan oleh Juru Mazmur itu tentu saja tidak hanya berlaku secara harafiah bagi keadaan yang diakibatkan oleh bencana alam, melainkan juga secara kiasan berkenaan dengan kehidupan kita. Hidup kita yang dapat diumpamakan sebagai aliran air atau lautan itu sesekali juga diperhadapkan dengan, dan mungkin juga sedang ditimpa oleh, bencana akibat menggeloranya persoalan dan penderitaan yang terasa sangat hebat dan berat. Hidup kita tidak hanya akan selalu merupakan aliran air yang tenang ataupun lautan teduh tanpa gelombang. Hidup kita juga terancam oleh datangnya hujan badai yang dahsyat, yang mengakibatkan banjir bandang ataupun ombak setinggi gunung. Namun dalam keadaan yang seperti itu, kita harus tetap yakin bahwa Tuhan yang kita percayai dan imani itu adalah Tuhan yang Mahakuasa, yang kehebatan kekuasaan-Nya melampaui segala kehebatan apapun dari yang ada, termasuk persoalan dan penderitaan kita. Oleh sebab itu, dengan pertolongan-Nya, kita pasti akan dimampukan menghadapi dan mengatasi bencana kehidupan itu dengan selamat dan sejahtera.


Di badai topan dunia, Tuhanlah Perlindunganmu.

Kendati goncang semesta, Tuhanlah Perlindunganmu.

Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia;

Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh. —Kidung Jemaat 440:1



www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 07 Februari 2012

Kuatir

Kuatir

Matius 6:27Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Mazmur 34; Kisah Para Rasul 6; Keluaran 17-18Bagi Anda yang suka pergi ke tempat fitness pasti tahu bahkan pernah memakai alat yang saya sebut "sepeda diam di tempat". Pembuat alat tersebut merancang sedemikian rupa supaya para pemakai seakan-akan merasakan sedang mengayuh sepeda di jalan yang menurun maupun menanjak. Pada intinya, setiap orang yang memakai sepeda tersebut bisa berolah raga supaya sehat. Pernahkah kita berpikir bahwa sebenarnya kalau kita kuatir kita seperti seorang yang sedang mengendarai "sepeda diam di tempat" tersebut, tapi dalam arti yang negatif?Ketika dihimpit oleh berbagai masalah, kita kuatir, takut dan kondisi negatif itu mendorong kita berjuang sedemikian rupa supaya bisa keluar dari himpitan tersebut. Kita terus mengayuh "sepeda kehidupan kita" sampai keluar semua kekuatan, tapi tidak sadar bahwa kia sedang diam di tempat. Tuhan Yesus mengajarkan pada orang banyak pada waktu itu ada di bukit juga bahwa tidak perlu kuatir. Demikian juga hal itu diajarkan pada kita sekarang.Kuatir tidak memberikan sedikitpun jalan keluar bagi kita ketika menghadapi masalah. Kuatir justru menambahkan banyak penyakit dalam diri kita karena jiwa yang tertekan. Mari kita minta kekuatan dari Allah, supaya tetap percaya kepada-Nya dengan segenap keberadaan kita!Dalam kekuatiran tidak ada jalan keluar!
www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Solusi De-motivasi

 

Solusi De-motivasi
Lukas 5:5

 

Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga (Lukas 5:5).

 

     De-motivasi adalah sebuah siklus yang dapat kita alami, setelah sekian tahun kita menjalankan tugas rutin yang sama. Penyebab de-motivasi  dalam bidang pelayanan maupun dalam pekerjaan yang digeluti sehari-hari bisa beragam. Soal kesejahteraan, gaji  kurang, kinerja yang kurang diaspresiasi, dituntut keras berproduksi tapi miskin promosi. Bisa pula terjadi karena suasana internal kesulitan dalam perusahaan, maka gaji tidak naik, tunjangan dipotong, dan masalah pribadi yang bersangkutan ikut bercampur dengan situasi yang ada. Bisa pula de-motivasi terjadi karena faktor kerutinan, sehingga kita masuk dalam pusaran yang dinamakan "zona kenyamanan", sehingga kita tidak perlu mencari, berusaha lebih keras lagi, semuanya sudah ada di dalamnya, tidak ada sasaran yang lebih besar yang perlu kita kejar, maka semangat kita akan turun.

     Apa yang harus dilakukan: diam? Atau demonstrasi besar besaran yang menguras energi?  Atau dengan sikap bijak mengembangkan potensi dan kemampuan diri, dan terutama memohon Tuhan memberikan hikmat untuk bersikap?

     Murid Yesus sudah bekerja semalaman untuk menjala ikan di danau Genezaret, tetapi hasilnya ternyata nol besar.  Tidak menghasilkan apa-apa yang mereka dapat dengan tangannya. Kesulitan itu bisa mengakibatkan de-motivasi, kalau tidak segera diatasi.  Mereka sudah  bekerja keras dengan mencurahkan segenap energi dan tenaga, tetapi hasilnya, tidak ada ikan yang tertangkap dalam jala mereka. Siang hari mereka berlabuh kembali ke darat dengan tangan kosong,  wajah lelah tanpa hasil.

     Yesus adalah Sosok yang peduli kepada para murid yang mengalami kehabisan energi. Ia menawarkan kesempatan yang baru, menantang para murid agar berani bangkit untuk mencoba kembali. Jawaban Simon Petrus menunjukkan ungkapan de-motivasi tersebut. Katanya:

"Tuhan , telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan tidak menangkap apa apa…"     Berlabuh di tempat yang sama, menjalani profesi yang sama,  tetapi dengan mata iman, dan menerapkan sudut pandang yang baru akan menimbulkan pengharapan dan keyakinan penuh. Maukah kita mengisi kembali  kesempatan kedua yang harus dijalani....dan menyingkirkan keraguan yang ada? Hasilnya ternyata tidak mengecewakan, mereka menangkap sejumlah besar ikan yang membuat mereka takjub.  

Terapkan sudut pandang baru dan bangun keyakinan, mulai bekerja bersama Yesus. Jangan atasi sendiri masalah Anda.



www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Yang membuat najis

Yang membuat najis

Ada kelompok masyarakat atau agama tertentu yang berpikir bahwa dengan
menjauhkan diri dari makanan atau benda tertentu, mereka akan
menjadi tidak najis. Sampai sekarang pun, masih ada orang yang
berpegang pada tradisi atau adat istiadat seperti itu. Pada zaman
Yesus, adat istiadat itu masih sangat kuat diberlakukan. Ternyata
Tuhan Yesus membawa ajaran yang memerdekakan manusia dari
keterikatan mempraktikkannya secara keliru.

Tradisi najis dan tidak najis sangat kuat dianut oleh orang-orang
Farisi dan para ahli Taurat. Mereka tidak dapat menerima
murid-murid Yesus makan dengan tanpa cuci tangan terlebih dahulu
sebagaimana adat istiadat nenek moyang mereka (1-5). Menurut Yesus
adalah kemunafikan ketika seseorang terlihat beribadah kepada
Allah, tetapi memegang ajaran manusia (6-8). Terbukti juga, dengan
pengajaran mereka yang mengatakan bahwa seseorang boleh
mengabaikan pemeliharaan orang tua mereka dengan dalih uangnya
sudah dipersembahkan untuk kurban kepada Allah (9-13). Itu jelas
perbuatan munafik. Yesus mengatakan bahwa perbuatan jahat kepada
sesama itulah yang membuat seseorang menjadi najis (14-23).
Kejahatan kemanusiaanlah yang membuat kita menjadi najis. Bagi
Yesus, ada yang jauh lebih utama dari sekadar melaksanakan
aturan-aturan adat istiadat atau agama, yaitu tindakan nyata
mengasihi sesama.

Aturan-aturan adat istiadat dan agama bukan tidak penting, selama
didasarkan pada kebenaran firman Tuhan, dipahami dan dipraktikkan
dengan motivasi yang benar karena mengasihi Allah dan demi
kebaikan sesama manusia. Namun, untuk setiap aturan agama dan adat
istiadat di sekitar kita yang tidak memanusiakan manusia yang
telah ditebus oleh Kristus kita harus menolaknya. Misalnya, aturan
yang membedakan jemaat berdasarkan status sosialnya, sukunya, dan
gendernya tentu tidak berdasar pada firman Tuhan. Aturan-aturan
itu justru menjauhkan orang dari Tuhan dan dengan sendirinya yang
mempraktikkan aturan tersebut telah menajiskan dirinya sendiri di
hadapan Allah.
Markus 7:1-23

1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat
dari Yerusalem datang menemui Yesus.
2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan
najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak
makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena
mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak
lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang
mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan
perkakas-perkakas tembaga.
5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya
kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat
istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai
orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia.
8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat
manusia."
9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu
mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat
istiadatmu sendiri.
10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa
yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.
11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau
ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk
pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan
kepada Allah--,
12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk
bapanya atau ibunya.
13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat
istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang
kamu lakukan."
14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka:
"Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat
menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang
menajiskannya."
16 (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!)
17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang
banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti
perumpamaan itu.
18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak
tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam
seseorang tidak dapat menajiskannya,
19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu
dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan
halal.
20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang
menajiskannya,
21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran
jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri
hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

AKU BENCI MELIHATNYA

"AKU BENCI MELIHATNYA!"

Melihatlah bersama saya. Sudah tak terhitung gereja yang berdiri
tegak hari-hari ini, dengan jemaat yang berkembang. Ibadah
spektakuler makin sering kita temui. Di dalamnya, orang-orang
kristiani bersorak-sorai memuja hadirat Tuhan.

Melihatlah bersama Yesaya. Apa yang terjadi di surga, sementara di
bumi, Yerusalem beria-ria dengan persembahan domba dan lembu mahal
(ayat 11) dan perayaan-perayaan rutin yang fantastis (ayat 13-14)?
Ironis! Melihat semuanya itu, Yang Mahakudus mencela karena jijik
(ayat 11-14). "Aku benci melihatnya! Tanganmu penuh dengan darah!"
(ayat 14-15). Allah bahkan menyetarakan Yehuda dengan manusia Sodom
dan Gomora (ayat 10)! "Inilah kesalahan Sodom ... kecongkakan,
makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan
pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang
sengsara dan miskin" (Yehezkiel 16:49). Allah tak terkesan dengan
ibadah, perayaan, atau persembahan yang hebat namun penuh
kemunafikan. Dia geram. Meski ada kemegahan di dalam tembok rumah
ibadah, kesengsaraan dan kemiskinan masih bercokol di luar tembok
(ayat 17).

Lihat, setelah sekian tahun gereja bertumbuh, bukankah kondisi
orang-orang di jalanan tak banyak berubah? "Garam" tak lagi asin;
"terang" redup nyalanya. Hari ini, pesan Yesaya menghardik umat
Tuhan yang merasa diri tengah baik-baik saja. Ada dua pilihan: taat
dan ambil bagian dalam pekerjaan pelayanan di tengah dunia yang Dia
kasihi, atau mengabaikan gelisah hati untuk kesekian kali de ngan
risiko berhadapan langsung dengan kedahsyat-an murka-Nya (ayat 20).

"DI MANA KITA, KALA BANYAK PENINDASAN;
HAMBA KEGELAPAN, PARA PENYEMBAH KENYAMANAN?"
(MARS KAMP NASIONAL MAHASISWA PERKANTAS 2010)

Ayat Alkitab: Yesaya 1:10-20

10 Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom!
Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!
11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku
sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan
akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan
domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang
menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran
Bait Suci-Ku?
13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab
baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru
dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan
melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang
tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku,
Aku telah payah menanggungnya.
15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan
memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan
darah.
16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu
yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,
17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah
orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara
janda-janda!
18 Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun
dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju;
sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi
putih seperti bulu domba.
19 Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan
hasil baik dari negeri itu.
20 Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan
oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

"Apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya"

 "Apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya"

(1Raj 10:1-10; Mrk 7:14-23)

"Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!] Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan,

kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Mrk 7:14-23),

·   Yang keluar dari seseorang antara lain: kata-kata melalui mulut, keringat melalui kulit, air seni/ kencing melaui alat kelamin dan tinja melalui dubur. Apa yang keluar tersebut pada umumnya berbau, tidak sedap dan tidak enak. Dari anggota-anggota tubuh di atas juga dapat muncul percabulan atau perzinahan, sedangkan "dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan". Sabda hari ini mengingatkan kita agar dari hati kita timbul apa yang sebaliknya, yaitu pikiran dan perbuatan baik atau segala tingkah laku yang membuat tubuh, hati, pikiran dan jiwa kita semakin suci, bersih dari aneka macam dosa. Dengan kata lain kita diharapkan senantiasa berpikiran positif terhadap saudara-saudari dan lingkungan kita maupun aneka macam peristiwa yang sedang terjadi, sebagaimana sering muncul dari mulut orang-orang Jawa yang baik

ketika melihat sesuatu peristiwa, misalnya: ada orang jatuh, untung tidak patah kakinya, terlambat datang, untung tetap hadir dst.. Maka dengan ini kami berharap secara khusus kepada rekan-rekan laki-laki: ketika melihat gadis cantik, ayu, berpakaian bagus dst.. hendaknya tidak berpikiran cabul atau zinah, melainkan memuji Allah. Kepada kita semua: hendaknya ketika melihat uang atau barang berharga tertinggal tidak lalu berpikiran jahat untuk memilikinya, melainkan segera mengusahakan siapa pemiliknya serta menyerahkannya.

·   "Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan" (1Raj 10:8-9), demikian pujian ratu Syeba kepada raja Salomo. Apa yang dilakukan oleh ratu Syeba kepada raja Salomo ini kiranya merupakan contoh yang baik untuk kita tiru dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Melihat atau menyaksikan keberhasilan atau kesuksesan orang lain hendaknya langsung memujinya bukan iri hati. Pujian macam itu hendaknya juga senantiasa dilakukan oleh para orangtua kepada anak-anaknya, para guru/pendidik kepada para murid/peserta didiknya, para pemimpin kepada para anggotanya, para atasan kepada para bawahannya dst.. Sikap mental demikian merupakan perwujudan kita dalam berpartisipasi di dalam karya Penciptaan Allah atau Penyelenggaraan Ilahi,

yang bersifat menumbuh-kembangkan alias berbudaya kehidupan bukan berbudaya kematian. Jika kita ragu-ragu untuk memberi pujian kepada orang lain, kiranya juga dapat belajar dari ratu Syeba, yang menguji raja Salomo dengan aneka pertanyaan. Sebaliknya kepada mereka yang merasa sedang diuji hendaknya meneladan raja Salomo yang tidak menyembunyikan sesuatu apapun akan apa yang dilakukan atau dialami alias jujur, terbuka apa adanya dan tak ada sedikitpun yang ditutup-tutupi. Terbuka apa adanya serta tidak ada yang ditutupi sedikitpun bagaikan suami-isteri atau laki-laki dan perempuan yang sedang memadu kasih atau berhubungan seksual sebagai wujud saling mengasihi secara total itulah yang diharapkan dari kita semua, umat beriman atau beragama. Marilah kita saling memuji karena anugerah Tuhan yang telah dicurahkan kepada kita secara melimpah ruah.

" Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum; Taurat Allahnya ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidak goyah"(Mzm 37:5-6.30-31)


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Hari Yang Baik

Hari Yang Baik

Mazmur 5:4TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.

Mazmur 35; Kisah Para Rasul 7; Keluaran 19-20Hari ini adalah hari yang dijadikan Tuhan, karena itu marilah kita bersukacita di dalamnya. Setiap hari Tuhan memberikan berkat, kesempatan dan pengalaman baru. Bagaimana kita dapat menjadikan hari ini menjadi 'baik'?1. Mulailah hari ini bersama Tuhan. Bila kita mengawali hari ini dengan doa, maka hidup dan tindakan kita akan berbeda. Doa ini akan membuat kita berfokus pada hal-hal yang penting dan bernilai kekekalan. Kita menyerahkan hari ini ke dalam pimpinan Tuhan sehingga apa yang kita kerjakan hari ini akan mendatangkan kebaikan.2. Rencanakan apa yang akan kita kerjakan hari ini. Pikirkan dengan spesifik apa yang akan kita lakukan hari ini. Pikiran dan sikap kita dalam menghadapi hari ini dengan pesimis dan perasaan segan, maka besar kemungkinan bahwa kita tidak akan 'produktif' hari ini. Plan your work and your plan.3. Hadapi hari ini dengan antusias. Kata antusias berasal dari kata "entheos" yang berarti di dalam Tuhan. Bila kita di dalam Tuhan atau bila hidup kita dipenuhi oleh kuasa dan kasih Tuhan, maka kita dapat menghadapi hari ini dengan optimis dan mantap.Kecaplah kebaikan Tuhan dan bersukacitalah atas hari ini.
www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Iman yang bertahan

Iman yang bertahan

Cinta pantang menyerah. Seringkali, seseorang berani berkurban karena
cintanya kepada orang yang diperjuangkannya. Seorang ibu menahan
rasa sakit saat mengandung dan melahirkan bayinya karena cintanya
pada sang bayi dan demi kelangsungan generasi.

Seorang perempuan Siro-Fenisia pantang menyerah karena cintanya pada
anak perempuannya. Meski Yesus berusaha keras merahasiakan
kedatangan-Nya ke daerah Tirus, tetapi ibu ini tetap mendatangi
Yesus dan memohon supaya Yesus mengusir setan dari tubuh anaknya
(24-26). Yesus telah menyatakan bahwa kedatangan-Nya itu adalah
untuk orang-orang Yahudi (27). Akan tetapi, perempuan Siro-Fenisia
ini mengoyakkan batas wilayah, suku, dan agama demi keselamatan
jiwa anak perempuannya yang sangat dicintainya. Keselamatan jiwa
anak perempuan itu lebih penting daripada hambatan tradisi.
Perempuan itu tetap bertahan menantikan belas kasih Yesus untuk
mengusir setan dari tubuh anak perempuannya (28). Perempuan itu
percaya sekecil apa pun campur tangan Yesus, pasti akan membuat
anak perempuannya bebas dari kuasa setan. Yesus sangat menghargai
iman yang bertahan dari perempuan itu. Iman perempuan itu
menyelamatkan anak perempuannya dari kuasa setan (29-30). Yesus
menyelamatkan anak perempuan Siro-Fenisia tersebut melampaui batas
wilayah, suku, dan agama.

Untuk siapa sajakah iman Anda bertahan? Tentulah pertama-tama untuk
orang-orang terdekat Anda. Selain orang-orang di sekitar Anda, ada
banyak orang yang menantikan kehadiran iman Anda untuk bertahan di
hadapan Yesus, menantikan belas kasih-Nya bagi orang-orang yang
sedang menderita dan sengsara. Belas kasih Yesus tidak dibatasi
oleh wilayah, suku, agama, dan perbedaan lainnya. Iman Anda dapat
membawa kasih Yesus kepada orang yang Anda kasihi, siapa pun
mereka. Buatlah iman Anda bertahan bagi kesejahteraan orang-orang.
Berdoalah bagi semua orang! Yesus mengasihi semua orang tanpa
batas.


Markus 7:24-30

24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk
ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya,
tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat,
segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan
kaki-Nya.
26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon
kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu,
sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak
dan melemparkannya kepada anjing."
28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang
di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu,
pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu
berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

ROH PENGENALAN AKAN TUHAN

ROH PENGENALAN AKAN TUHAN

Dalam sebuah konferensi Alkitab, Prof. Ludwig Kopfwissen dari
Universitas Wissenheim menyampaikan ma kalah "Doktrin Paulus tentang
Pembenaran oleh Iman". Ia menjelaskan dok trin ini dengan sangat
baik. Di akhir kuliahnya, semua pendengar memberikan tepuk tangan
yang meriah kare na mereka begitu kagum. Namun, sebelum kembali ke
tempat duduknya, ia meng ucapkan komentar yang amat mengejutkan,
"Tetapi, semuanya hanyalah omong kosong!" Sang pakar Alkitab
ternyata bukanlah seorang yang beriman. Bagaimana bisa seseorang
yang meneliti dan menguasai firman Tuhan, tetapi tidak percaya pada
Tuhan?

Hal ini sangatlah mungkin karena firman Tuhan tak pernah berdiri
sendiri untuk menjamah dan mengubah hati orang. Kuasa firman Tuhan
berasal dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati seseorang. Demikianlah
keyakinan Paulus. Sebab itu, ia ber doa supaya Roh Kudus senantiasa
menolong orang percaya un tuk me ngenal Tuhan (ayat 17). Roh
Kuduslah yang dapat mene rangi hati kita untuk memahami pengharapan,
kemuliaan, kuasa, dan karya Bapa melalui Kristus untuk menebus dunia
ini (ayat 18-21).

Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan mengalami kuasa transformasi dari
firman-Nya dalam kehidupan ini. John Owen, teolog dari abad ke-17,
memperingatkan kita, "Jika Roh Kudus tidak bekerja bersama
firman-Nya maka Alkitab hanyalah kumpulan huruf mati." Adakah kita
senantiasa bergantung pada Roh Kudus saat mem- baca dan mendengarkan
firman-Nya? Berdoalah selalu agar Roh Kudus membuka hati kita setiap
kali berhadapan dengan firman-Nya.

DALAM SEKOLAH KEHIDUPAN
ROH KUDUS ADALAH GURU DAN ALKITAB ADALAH BUKU WAJIBNYA

Efesus 1:15-23

15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan
Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
16 akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku
selalu mengingat kamu dalam doaku,
17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa
yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan
wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti
pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa
kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang
kudus,
19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan
kekuatan kuasa-Nya,
20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia
dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya
di sorga,
21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan
kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut,
bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan
datang.
22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus
dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari
segala yang ada.
23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi
semua dan segala sesuatu.

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

DELAPAN

 

Delapan
Mazmur 139:13-14

 
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib (Mazmur 139:14).

     Kata sebagian orang, 8 adalah angka istimewa. Di sebagian lingkungan budaya Tionghoa, 8 diidentikkan dengan keberuntungan. Penyebabnya adalah homofon, persamaan bunyi atau lafal. Dalam Mandarin dan beberapa dialek (seperti dialek Kanton di Hong Kong) "delapan" dan "keberuntungan" dilafalkan nyaris sama, walaupun berbeda karakter. Angka 8 (八) dilafalkan "bā" (Pinyin) atau "baat" (Kanton), keberuntungan (發) dilafalkan "fā" (Pinyin) atau "faat" (Kanton). Orang Hong Kong merasa akan dilimpahi keberuntungan jika nomor mobil, telepon, atau rumahnya mengandung angka delapan. Bayangkan dialog seperti ini dalam Mandarin atau dialek Kanton. Si-A: "Tinggal di mana?" Si-B yang tinggal di Apartemen Anu #8-8 (lantai 8 nomor 8) menjawab: "Di Apartemen Anu, lantai "untung" nomor "untung."
8 x 1

+1

= 9

8 x 12

+2

= 98

8 x 123

+3

= 987

8 x 1234

+4

= 9876

8 x 12345

+5

= 98765

8 x

123456 +6

=

987654 8 x

1234567 +7

=

9876543 8 x

12345678 +8

=

98765432 8 x

123456789 +9

=

987654321
Ada perdebatan tentang 8 sebagai pembawa keberuntungan. Tapi di matematika 8 memang istimewa, seperti dalam operasi matematika berikut ini. Angka delapan dikalikan bilangan berangka-urut mulai dari 1 (misal 123) dan ditambah dengan jumlah angka bilangan pengali (dalam hal ini 3 angka, yaitu 1, 2 dan 3), menghasilkan bilangan berangka-urut, yang berjumlah angka sama (3 angka) di posisi berseberangan (987). Seandainya 8 diganti dengan angka lain (7, 6, 5, dstnya) hasilnya tak seindah operasi matematika dengan 8. Angka delapan memang istimewa.

Setelah melihat susunan angka-angka itu, mungkin pecinta angka delapan akan semakin yakin bahwa 8 memang identik dengan keberuntungan. Tapi mari kita melihatnya dari sudut lain. Dalam operasi matematika itu, angka delapan tidak sendiri. Keunikan dan keistimewaannya muncul karena kehadiran angka-angka lain, yang juga unik dan istimewa.

Setiap angka menjadi unik dan istimewa, karena menjadi penentu. Di setiap baris operasi, angka istimewa bukan 8, tapi angka yang ditambahkan ke hasil perkalian. Misalnya di baris ke-3, angka yang ditambahkan (3) adalah jumlah angka dalam bilangan yang dikalikan 8 (3 angka, yaitu 1, 2, dan 3) dan jumlah angka dalam bilangan yang dihasilkan (3 angka, yaitu 9, 8 dan 7). Di baris-5, angka yang ditambahkan (5) adalah jumlah angka dalam bilangan yang dikalikan 8 (5 angka, yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5) dan jumlah angka dalam bilangan yang dihasilkan (5 angka, yaitu 9, 8, 7, 6 dan 5), dan seterusnya.

Aspek lain dari operasi matematika di atas adalah keteraturan. Bilangan pengali 8 adalah deretan angka yang berurut-tertib, misalnya 1234, bukan acak (misal 1342). Setelah ditambah angka tertentu, menghasilkan bilangan dengan angka yang berurut-tertib pula, yaitu 9876, tidak acak. Selain itu, perkalian dan penambahan dalam operasi itu berjalan pada saatnya dan pada tempatnya. Seandainya penambahan berjalan sebelum pengalian, maka hasil operasi tidak akan seperti di atas. Misalnya, jika dalam operasi 8 x 12345 + 5, bilangan 12345 ditambahkan bilangan 5 sebelum dikalikan 8 hasilnya akan lain. Karena menjadi 8 x (12345 +5)  atau 8 x 12350 sehingga menghasilkan 98800 (angka acak) bukan 98765 yang berurut-tertib.

     Manusia bukan angka, kehidupan bukan operasi matematika. Tapi seperti angka, setiap manusia diciptakan Tuhan secara unik dan istimewa (Mazmur 139:14). Seperti operasi matematika, kehidupan juga memiliki momen-momen yang teratur, yang datang pada saatnya dan pada tempatnya.  

 

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. —Pengkhotbah 3:1



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 05 Februari 2012

Menghadapi Misteri Kehidupan

 

Menghadapi Misteri Kehidupan
Roma 8:38, 39

 

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa , baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu mahluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8:38, 39).

     Sebagai manusia, dalam menjalani kehidupan ini, ada banyak hal yang tidak dapat kita pahami, sehingga banyak orang berpendapat bahwa kehidupan penuh dengan misteri. Ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab: Mengapa orang benar menderita sedangkan orang yang tidak benar kehidupannya malah lancar-lancar? Mengapa anak-anak Tuhan yang sudah menjalani hidup sesuai dengan Firman Tuhan, rajin melayani di gereja maupun di masyarakat harus mengalami musibah yang tak kunjung berhenti? Mengapa banyak orang harus menjadi korban akibat ulah beberapa orang yang tidak bertanggung jawab? Ada banyak lagi contoh yang dapat kita temukan atau mungkin kita alami. Pertanyaan-pertanyaan di atas bahkan sering kita lontarkan kepada Tuhan dalam doa-doa kita. Mengapa Tuhan? Mengapa?
     Ayat di atas memberi kekuatan kepada kita, bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Pengorbanan Yesus Kristus, Putra tunggal Bapa membuktikan bahwa Allah benar-benar mengasihi kita.Walaupun tampaknya Tuhan diam, tetapi Tuhan ikut menderita bersama orang-orang menderita. Jikalau kita menghadapi masalah yang pelik padahal kita sudah hidup dengan benar, ingatlah bahwa Dia ikut menderita bersama kita karena Dia mengasihi kita.

     Lagu "

Trust His Heart" yang dapat kita akses lewat

youtube ( http://goo.gl/Vwsuw ) merupakan kesaksian pengarang lagu tersebut bahwa Tuhan Mahabijaksana dan Mahabaik sehingga tidak mungkin Dia salah dan tidak mungkin Dia melakukan yang tidak baik.

Mari kita simak sebagian syair lagu "
Trust His Heart"
God is too wise to be mistaken. God is too good to be unkind.

So, when you don't understand, when you don't see His plan, when you can't trace His hand. Trust His heart.
 


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Menderita, Perlukah?

Menderita, Perlukah?

2 Korintus 11:30Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 33; Kisah Para Rasul 5; Keluaran 15-16Penderitaan adalah topik yang rumit dalam ke-Kristenan. Pada satu sisi kita sering mendengar bahwa hidup ke-Kristenan adalah hidup penuh kemuliaan laksana anak Raja, penuh kemakmuran dan berkat berlipat-lipat. Di satu sisi, kita bahkan mendengar orang-orang yang sengaja menyiksa diri atau hidup dalam kemiskinan ekstrim sebagai bagian dari ibadah.Alkitab sendiri dengan jelas menyatakan bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup kita. Setiap kita tidak menyukai hidup menderita, tapi Allah melihatnya berbeda. Ia justru menghadirkan penderitaan untuk mengajar, mendidik dan mendisiplinkan kita. Ada beberapa penyebab mengapa kita menderita adalah:•Kita menderita karena dosa. Konsekuensi dosa adalah kesukaran hidup dan penderitaan.•Kita menderita agar kita belajar untuk taat.•Kita menderita untuk Kristus. Kita diejek karena iman kita. Kita dikucilkan karena Firman Tuhan yang hendak kita taati. Kita dianiaya pada saat kita hendak menyatakan iman kita. Saat ini kita hidup di dunia, di mana aniaya karena iman, bukanlah hal yang asing lagi.Penderitaan bukanlah selalu berarti hal yang buruk. Penderitaan jika dilihat dengan perspektif yang benar adalah bagian dari kehidupan kita dalam tuntunan Allah.Kelemahan dan penderitaan merupakan tenunan tangan Allah untuk menguatkan kita.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

BERSYUKUR LAGI

BERSYUKUR LAGI

Dalam berbagai bencana yang menimpa negeri ini-tsunami, gunung
meletus, angin puting beliung, tanah longsor, banjir, kapal
tenggelam, kecelakaan pesawat terbang, dan sebagainya-kita kerap
menjumpai berbagai kisah mengharukan dari mereka yang tertimpa
bencana. Ki sah tentang orang-orang yang dapat terus bertahan di
tengah situasi yang berat dan tidak mengenakkan, orang-orang yang
mengucap syukur sebab lolos da ri maut. Bagi mereka, selalu ada
alasan untuk bersyukur.

Mazmur 42 memberikan gambaran mengenai keresahan umat Tuhan ketika
dibuang di negeri asing. Bukan situasi yang mudah. Selama tujuh
puluh tahun mereka tidak lagi bi sa beribadah di Bait Allah.
Nostalgia masa lalu membuat ha ti tambah pedih (ayat 5, 7). Sangat
rindu rasanya un tuk bi sa kembali beribadah di Yerusalem-bagai rusa
merindu kan air (ayat 2). Bahkan terlontar seruan seolah-olah Tuhan
melu pa kan umat-Nya (ayat 10). Akan tetapi, pemazmur tidak mau
terbenam dalam kenangan masa lalu. Ia mengarahkan diri menatap ke
depan; berharap kepada Allah (ayat 6, 12). Ia memiliki keyakin-an
yang jelas bahwa dalam keadaan yang berat sekali pun, Tuhan tengah
berkarya. Sehingga, ia tetap dapat berkata, " ... aku akan bersyukur
lagi kepada-Nya"-Pribadi yang ia kenal sebagai Penolong dan Allah.

Ada masa-masa di mana kesadaran kita akan kehadiran-Nya yang memberi
pertolongan mengendur-oleh karena larut dalam persoalan, kekalutan,
maupun situasi tak menentu. Dalam keadaan seperti itu, mintalah
pertolongan-Nya, supaya kita selalu dapat melihat dan mensyukuri apa
yang ada. Sebab, di dalam hadirat-Nya, selalu ada alasan untuk
bersyukur.

KASIH DAN PEMELIHARAAN ALLAH TAK PERNAH LUNTUR
MAKA, DI MANA PUN DAN KAPAN PUN TERUSLAH NAIKKAN SYUKUR

Ayat Alkitab: Mazmur 42

1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2)
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah
jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2 (42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3 (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena
sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
4 (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku
gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan
manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara
sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang
yang mengadakan perayaan.
5 (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
6 (42-7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat
kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari
gunung Mizar.
7 (42-8) Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air
terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi
aku.
8 (42-9) TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan
pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah
kehidupanku.
9 (42-10) Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau
melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah
impitan musuh?"
10 (42-11) Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela
aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?"
11 (42-12) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau
gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku
bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 04 Februari 2012

PENGANTAR KECAP YANG JADI PENDETA

PENGANTAR KECAP YANG JADI PENDETA

Aku lebih dikenal dengan panggilan Ute. Aku dilahirkan sebagai putra ketiga di antara lima bersaudara, di kota udang Cirebon pada 27 Desember 1960.

Karena kesulitan ekonomi keluarga, aku kemudian ikut saudaraku untuk bisa menyelesaikan SMP-ku di BPK Jakarta. Setelah itu, aku langsung bekerja. Dengan berbekal ijazah SMP yang kukantongi, aku memasuki kota Bandung dan bekerja sebagai buruh pengantar. Setiap hari aku berkeliling kota Bandung untuk mengantar barang dengan menggunakan sepeda angin. Bukannya aku tidak ingin melanjutkan sekolah, namun keadaanlah yang membuat diriku kurang memungkinkan untuk bisa meneruskan sekolah.

Pada suatu hari, saat aku sedang berkeliling kota untuk mengantarkan kecap kepada para langgananku, tiba-tiba mataku terpaku pada sebuah poster ukuran folio yang tertempel di dinding sebuah toko. Poster itu berada tepat di dinding tempat aku menyandarkan kereta anginku yang sarat dengan botol-botol kecap yang kubawa. Poster itu membuat hatiku tertarik untuk membacanya, sehingga aku sempat merenung beberapa saat lamanya. Poster tersebut lalu kulepas dari dinding tembok dan kukantongi.

Sepanjang perjalanan, sambil mengayuh pedal sepedaku untuk mengantarkan kecap ke para langganan, pengumuman dalam poster tersebut terus mengganggu pikiranku. Begitu aku menyelesaikan tugas, di tempat pekerjaanku poster itu kubaca kembali. Begitu pula yang kulakukan pada sore dan malam harinya saat aku membaringkan tubuhku yang terasa penat di kamarku yang sempit. Aku berulang kali membaca pengumuman dalam poster yang tadi kuambil. Dan akhirnya, aku pun memutuskan untuk mengikuti lomba baca puisi yang dipublikasikan lewat poster itu.

Setelah mendaftarkan diri di kantor sekretariat panitia lomba, aku kemudian mulai melatih diri untuk membaca puisi sendiri di dalam kamar. Tak ada guru yang membimbing, maklum aku sudah tak bersekolah lagi. Tak ada teman yang bisa mengajari, karena di Bandung ini diriku hanyalah seorang anak rantau yang hidup sebatang kara.

Aku tak pernah bermimpi sama sekali, bahwa lomba baca puisi yang kuikuti karena perbuatan iseng dan hanya mengikuti dorongan hatiku, ternyata akan membuat suatu perubahan hidup bagi masa depanku. Perubahan itu terjadi saat piala kejuaraan Lomba Baca Puisi untuk kelompok pria tingkat SLTA dan Umum se-Kodya Bandung berhasil kuraih. Di atas panggung dan disaksikan pula oleh banyak orang, aku memeluk erat-erat piala pertama yang berhasil kuraih.

Di dalam kamarku yang sempit, aku merenungi kiprah yang telah kulakukan ini, dan yang kemudian menimbulkan rasa percaya diri di hatiku. Di dalam lomba baca puisi itu aku berhasil mengalahkan sederetan para pelajar tingkat SLTA dan mahasiswa, yang kesemuanya masih memiliki status sebagai pelajar. Sedangkan diriku? Hanyalah seorang pengantar kecap!

"Kalau sebagai pengantar kecap saja aku mampu mengalahkan mereka, apakah aku ini juga masih punya kemampuan untuk belajar kembali dan bisa meraih ijazah tingkat SLTA? Apakah aku akan terus saja menjadi pengantar kecap atau kurir barang selama hidupku?" Demikian pertanyaan yang sangat menantang ini terus saja mengusik pikiranku. Terdorong oleh niatku untuk belajar kembali dan menjajal kemampuan diriku, maka aku pun lalu memasuki sekolah malam di SMA YP 17 Bandung. Tiga tahun kulalui tanpa halangan, dan ternyata aku berhasil menyelesaikan studiku dengan baik.

Sementara bersekolah dan bekerja, aku melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pelayanan di gerejaku, menjadi guru sekolah minggu. Pada waktu gereja tersebut membuka kesempatan pemberian beasiswa bagi siswa yang ingin menempuh sekolah teologi, maka tanpa pikir panjang lagi aku pun segera mendaftarkan diri. Dengan bantuan beasiswa gereja, aku kemudian menjadi mahasiswa di Fakultas Teologia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta. Di universitas ini, aku aktif berorganisasi di berbagai persekutuan pemuda GKI Ngupasan Yogyakarta, dan melakukan orientasi di berbagai gereja yang ada di Jawa Tengah. Aku juga melayani kegiatan rohani antarmahasiswa, termasuk menjadi pengasuh majalah rohani kampusku.

Selama menjadi mahasiswa di Yogyakarta, aku mengembangkan bakat atau talenta yang Tuhan berikan kepadaku. Di samping sebagai redaktur pengasuh di majalah terbitan kampusku, aku juga menulis berbagai artikel lepas, cerita pendek, dan puisi. Aku pun lalu dikenal sebagai seorang cerpenis muda dengan nama UT Saputro. Beberapa kali cerpenku muncul di majalah remaja Gadis yang terbit di Jakarta. Sejumlah cerpenku yang bernapaskan kristiani sering dimuat di majalah khusus rohani. Di samping menulis cerpen, aku juga berhasil memublikasikan dua karya novelet sebagai sisipan bonus khusus sebuah majalah.

Setelah menyelesaikan pendidikan teologi di UKDW, aku kembali ke Bandung dan kini melayani di GKI Maulana Yusuf, Bandung. Dimulai dengan jabatan sebagai vikaris (pembantu dalam jabatan pimpinan gereja), aku kemudian diangkat sebagai tua-tua khusus, dan kini diriku menjadi pendeta dan pelayan penuh di GKI Jalan Maulana Yusuf, Bandung.

Sekarang aku mengalihkan segala talenta yang kuperoleh untuk berdiri di belakang mimbar, menjadi pengkhotbah di jajaran gereja kelompok GKI. Aku juga mengajar di Sekolah Menengah Farmasi BPK Penabur, Bandung. Namun demikian, kegiatan menulisku masih terus juga kulakukan, di antaranya aku menjadi pengisi ruang khotbah Minggu di Harian Pikiran Rakyat Bandung.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Semua Karena Anugerah-Nya
Penulis: Adhy Asmara
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1996
Halaman: 57 -- 62


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pikirkan sebelum marah

Pikirkan sebelum marah

Ada seorg tuan menyukai bunga anggrek. Pd saat ketika hendak pergi berkelana, dia berpesan kpd bawahannya, hrs hati-hati merawat bunga anggreknya.
Selama kepergiannya, bawahannya dgn teliti memelihara bunga-bunga anggrek tersebut. Namun, pd suatu hari ketika sdg menyiram bunga anggrek trsbt, tanpa sengaja menyenggol rak-rak pohon sehingga semua pohon anggrek berjatuhan & pot anggrek itu pecah berantakan & pohon anggrek berserakan.
Para bawahannya ketakutan, menunggu tuannya pulang & meminta maaf sambil menunggu hukuman yg akan mrk terima.
Setelah sang tuan pulang mendengar kabar itu, lalu memanggil para bawahannya, dia tidak marah kpd mrk, bahkan berkata, "Saya menanam bunga anggrek, alasan pertama adlh utk dipersembahkan kpd org yg suka melihatnya & yg kedua adlh utk memperindah lingkungan di daerah ini, bukan demi utk marah saya menanam pohon anggrek ini."
Perkataan tuan ini sungguh benar, "Bukan demi utk marah menanam pohon anggrek."
Dia bisa demikian toleran, krn walaupun menyukai bunga anggrek, tetapi di hatinya tidak ada rasa keterikatan akan bunga anggrek. Oleh sebab itu ketika dia kehilangan bunga-bunga anggrek tsb, tidak menimbulkan kemarahan dlm hatinya.
Sedangkan kita dlm kehidupan kita, sering terlalu byk kekhawatiran, terlalu peduli pd kehilangan & mendapatkan, sehingga menyebabkan keadaan emosi kita tidak stabil. Kita merasa tidak bahagia.
Maka seandainya kita sedang marah, kita bisa berpikir sejenak:
•» "Bukan demi marah menjadi sahabat."
•» "Bukan demi marah menjadi suami istri."
•» "Bukan demi marah melahirkan & mendidik anak."
•» "Bukan demi marah menjadi atasan dan pemimpin."
•» "Bukan demi marah menjadi sakit dan tidak berdaya."
Maka kita bisa mencairkan rasa marah & kesusahan yg ada dlm hati kita & merubahnya menjadi rasa damai.
Setelah membaca artikel ini, saat emosimu tinggi dan hendak bertengkar (dgn siapapun jg), ingatlah perjumpaan kalian di dunia, bukan utk  marah...:D
Hidup adalah Pilihan.




www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Perlindungan Allah

Perlindungan Allah

Julius Caesar, konsul Romawi yang terkenal itu, setelah menyerbu Mesir
melaporkan kepada Senat, "Veni, Vidi, Vici" (Aku datang, aku
melihat, aku menaklukkan/menang). Hal tersebut tidak terjadi
ketika para musuh Israel menyerbu dan mengepung Gunung Allah,
Sion. Malah mereka dikatakan "tercengang-cengang", "terkejut",
lalu "lari kebingungan". Dalam sejarah Israel, tahun 701 SM
Yerusalem pernah dikepung oleh pasukan Asyur di bawah pimpinan
raja Sanherib selama berbulan-bulan. Namun, secara tidak terduga
pengepungan dihentikan dan Sanherib kemudian terbunuh. Kelepasan
Yerusalem bukan karena bentengnya kokoh dan pasukannya kuat,
melainkan karena Allah Pembela Sion.

Mazmur ini merayakan kemahakuasaan Allah yang jauh lebih tinggi dan
berdaulat daripada semua ilah yang disembah bangsa lain. Gunung
Sion sebenarnya lebih tepat bukit. Tingginya secara geografis
tidak signifikan. Akan tetapi karena di sanalah Allah bertakhta
memimpin umat-Nya maka gunung itu jauh lebih "tinggi" daripada
semua gunung tempat dewa-dewi bangsa-bangsa kafir disembah. Hal
ini terungkap dalam kalimat "gunung Sion itu, jauh di sebelah
utara". Kepercayaan bangsa-bangsa nonIsrael adalah Gunung Zafon
(harf. utara) adalah tempat bersemayam dewa-dewi sesembahan
mereka.

Mazmur ini memuji Tuhan karena keperkasaan-Nya dan perlindungan-Nya
atas umat-Nya melalui kota kudus-Nya. Tidak ada yang dapat
menerobos apalagi menguasainya. Saat kini, kita bisa mengatakan
bahwa gereja adalah tempat kudus Allah, tempat perlindungan bagi
umat-Nya. Tentu bukan gedung gerejanya atau organisasinya, akan
tetapi persekutuannya yang dipimpin oleh Tuhan Yesus. Atau memakai
ilustrasi Paulus, gereja sebagai tubuh Kristus. Tugas Anda dan
saya adalah memberitakan dan menceritakan keperkasaan Allah yang
memimpin dan memelihara hidup kita di dalam Kristus.

Mazmur 48

1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. (48-2) Besarlah TUHAN dan sangat
terpuji di kota Allah kita!
2 (48-3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah
kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah
utara, kota Raja Besar.
3 (48-4) Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai
benteng.
4 (48-5) Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka
bersama-sama berjalan maju;
5 (48-6) demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang,
terkejut, lalu lari kebingungan.
6 (48-7) Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka kesakitan seperti
perempuan yang hendak melahirkan.
7 (48-8) Dengan angin timur Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis.
8 (48-9) Seperti yang telah kita dengar, demikianlah juga kita
lihat, di kota TUHAN semesta alam, di kota Allah kita; Allah
menegakkannya untuk selama-lamanya. Sela
9 (48-10) Kami mengingat, ya Allah, kasih setia-Mu di dalam bait-Mu.
10 (48-11) Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu
sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
11 (48-12) Biarlah gunung Sion bersukacita; biarlah anak-anak
perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh karena penghukuman-Mu!
12 (48-13) Kelilingilah Sion dan edarilah dia, hitunglah menaranya,
13 (48-14) perhatikanlah temboknya, jalanilah puri-purinya, supaya
kamu dapat menceriterakannya kepada angkatan yang kemudian:
14 (48-15) Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya
dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Orang Kristen dan Hartanya

Orang Kristen dan Hartanya
Markus 10:17-27

 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku (Markus 10:21).

 

     Yesus tidak suka berbohong. Karena itu dengan tegas sekali Ia berterus terang, "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah" (ayat 23). Dengan pernyataan ini Tuhan Yesus tidak bermaksud mengatakan bahwa orang kaya

mustahil masuk ke dalam Kerajaan Allah melainkan

sungguh sulit bagi mereka untuk masuk ke dalamnya. Seperti orang-orang lainnya, orang-orang kayapun membutuhkan hidup kekal. Karena itu dengan penuh semangat—orang muda itu datang sambil berlari-lari mendapatkan Yesus dan kemudian langsung bertelut di depan Yesus—ia datang pada Yesus dan meminta diberitahu rahasia mendapatkannya. Bagi Yesus hidup kekal hanya ada di dalam Kerajaan Allah. Dan untuk memasukinya orang harus bersedia melepaskan dirinya dari

ilah yang selama ini dinomorsatukannya. Sebab Kerajaan Allah adalah soal pemerintahan Allah, di mana Allah dan ketetapan-ketetapan-Nya yang menjadi satu-satunya pedoman.

     Orang kaya ini menginginkan hidup kekal namun tidak siap membayar harganya. Karenya dia adalah orang kaya yang bodoh karena sebagai orang yang sudah terbiasa berdagang ia tentu tahu bahwa untuk sebuah barang bagus harganya tentu tidak akan murah. Untuk mengalami hidup kekal yang dicarinya ia tidak siap membayar harganya—menjual semua hartanya dan memberikan hasilnya kepada orang-orang miskin.

     Ini terasa sangat ironis sebab dalam pengakuan sebelumnya ia berkata bahwa

semua perintah Allah sudah dilakukannya "sejak masa mudaku" (ayat 20). Itu berarti ia sudah berusaha untuk hidup di bawah kendali pemerintahan Allah. Ia sudah berhasil di bidang-bidang yang disebutkannya. Namun ternyata belum semua. Kekayaannya ternyata belum ditundukkannya di bawah kontrol Tuhan. Dan ia memilih untuk tidak mau.

     Ada sesuatu yang mau diajarkan Yesus pada murid-murid-Nya di sini, yaitu bahwa hidup di dalam Kerajaan Allah tidak akan pernah lengkap-utuh bila orang belum menundukkan dompetnya di bawah keinginan Allah. Martin Luther pernah berujar, "Orang Kristen membutuhkan dua pertobatan. Yang pertama adalah hatinya, dan yang kedua adalah dompetnya." Selama pertobatan kedua belum benar-benar terjadi kita masih belum benar-benar hidup di dalam Kerajaan Allah.  
 

The last part of a man to be converted is his wallet. —John Wesley
 


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

FACE THE BOOK

FACE THE BOOK

Jonathan Edwards mencatat bagaimana ia face the Book, memandang
Alkitab: "Di dalam diri saya tumbuh kesukaan yang sangat besar akan
Alkitab, lebih dari buku apa pun. Seringkali ketika membacanya,
setiap kata terasa menyentuh hati saya. Saya merasakan harmoni
antara sesuatu di hati saya dengan kata-kata yang indah dan kuat
dari Alkitab. Saya sering seperti melihat begitu banyak terang yang
dipancarkan oleh setiap kalimat, seperti menikmati makanan lezat
yang disajikan, sehingga saya terhenti melanjutkan pembacaan saya.
Sering saya sampai lama merenung kan satu kalimat Alkitab, untuk
melihat keajaiban di dalamnya; namun hampir semua kalimat tampaknya
penuh dengan keajaiban."

Mazmur 119 juga dipenuhi gairah kecintaan yang besar dari penulisnya
dalam face the Book. Perhatikan pilihan kata-katanya: "Atas petunjuk
peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta
... firman-Mu tidak akan kulupakan ... Hancur jiwaku karena rindu
kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu ... aku merenungkannya sepanjang
hari ... semuanya itu kegirangan hatiku ... perintah-perintah-Mu
lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua ... Aku berpegang pada
peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya. (ayat 14, 16,
20, 97, 111, 127, 167).

Becermin pada pemazmur dan Edwards, kita mendapati kerohanian kita
yang pucat, disiplin rohani yang tertatih, dan kerinduan yang
kerontang. Mari meminta Tuhan memenuhi kita dengan cinta pada
penyataan-penyataan Diri-Nya, kerinduan dan sukacita untuk face the
Book setiap hari.

HATI YANG MENCINTAI TUHAN MELUAP
MERINDUKAN PENYATAAN-PENYATAAN-NYA

Ayat Alkitab: Mazmur 119:1-24

1 Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang
hidup menurut Taurat TUHAN.
2 Berbahagialah orang-orang yang memegang
peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,
3 yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut
jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.
4 Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya
dipegang dengan sungguh-sungguh.
5 Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
6 Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati
segala perintah-Mu.
7 Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku
belajar hukum-hukum-Mu yang adil.
8 Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah
tinggalkan aku sama sekali.
9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku
menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau.
12 Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu
kepadaku.
13 Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
14 Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti
atas segala harta.
15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati
jalan-jalan-Mu.
16 Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak
akan kulupakan.
17 Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan
aku hendak berpegang pada firman-Mu.
18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban
dari Taurat-Mu.
19 Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan
perintah-perintah-Mu terhadap aku.
20 Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
21 Engkau menghardik orang-orang yang kurang ajar, terkutuklah
orang yang menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
22 Gulingkanlah dari atasku cela dan penghinaan, sebab aku memegang
peringatan-peringatan-Mu.
23 Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu
ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
24 Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi
penasihat-penasihatku.

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kasih Yang Mahal

Kasih yang Mahal
1Yohanes 3:16-18

 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1Yohanes 3:18).

 

    Kisah ini saya baca dalam sebuah buku renungan sepuluh tahun yang lalu. Adalah seorang anak yang saat itu baru berumur empat tahun, namun ibunya mengalami kelumpuhan dari leher sampai ke bawah. Ibu ini dirawat di rumah sakit selama empat tahun dan di rumah selama 36 tahun dengan paru-paru besi dan hidupnya seratus persen tergantung pada pertolongan orang lain. Suami si ibu ini bergumul antara mau meninggalkan si isteri atau bertahan. Pilihannya jatuh pada tetap bertahan dengan risiko berhenti dari pekerjaan. Ia merawat isterinya  tanpa bersungut-sungut. Ketika ia ditanya, apakah yang menjadi alasannya melakukan semuanya itu, maka ia menjawab tanpa ragu demikian

: "Aku tidak tahu sebenarnya, aku telah berjanji kepada isteriku ketika menikah dan aku mencoba untuk menepati janjiku."     Masih adakah pasangan suami-isteri dewasa ini yang hidup seperti kisah di atas? Makin tahun angka perceraian makin menjadi-jadi. Dan hampir pasti alasannya cukup klasik

: tidak ada kecocokan. Menikah bukan untuk mencari

kecocokan, yang kalau tidak berhasil lalu menjadi

ke-cekcok-kan dan perpisahan. Firman Tuhan menasihati setiap orang percaya untuk hidup dalam kasih sebagai tanda hidup baru.

     Masukkan kata PENGORBANAN dalam pikiran kita dan lakukan. Pikiran kita bisa membawa kita ke arah positip, tetapi juga bisa membawa kita ke arah negatip. Hidup menikah dan berumah tangga tidak akan bahagia tanpa ada pengorbanan. Karena pengorbanan adalah saat kita menyerahkan

"nyawa' yaitu hidup kita untuk dan bagi orang yang kita kasihi. Pikiran kita yang menolak pengorbanan, akan menimbulkan masalah dalam rangka penyatuan dua insan yang berbeda.

     Usahakan hidup BERBAGI yang  dimulai dari hati yang peduli. Menutup pintu hati adalah bukti bahwa kita masih belum bisa berbagi. Menutup pintu hati membuat sesak, pengap dan gelap perjalanan hidup ini. Jangan biarkan hati kita diisi dengan hal-hal duniawi melulu, melainkan isilah juga dengan

KASIH, sebuah kata  yang paling manis dan paling didambakan  setiap orang.

     Lakukan dengan KOMITMEN  yang tidak kenal menyerah. Sebutan "anak-anakku" keluar dari seorang yang benar-benar ingin agar generasi yang berikutnya akan menjadi lebih baik dan berkualitas. Bila masih ada komitmen untuk mengasihi, maka tidak akan ada kata  perpisahan atau perceraian. Contohlah suami yang rela merawat isterinya sampai memberikan dirinya sendiri demi hidup isterinya nyaman dan berarti.   

 

Kembalilah kepada kasih yang mula-mula, sebab kasih lebih mahal dari semua yang pernah ada di dunia ini.


 


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Menemukan Dunianya Sendiri

Menemukan Dunianya Sendiri

Lukas 13:34
13:34 Yerusalem,Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orangyang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, samaseperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,tetapi kamu tidak mau.Nuh pada jamannya pasti dianggapseakan-akan seorang "autis" yang asyik dengan dunianya sendiri. Autismemaksudnya adalah gangguan perkembangan mental pada seseorang yang berakibattidak dapat berkomunikasi dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan keinginan,sehingga perilaku hubungan dengan orang lain terganggu. Nuh tidak dimengertioleh orang-orang di zamannya; ia pun tentu frustrasi, tidak bisa memahamikebodohan mereka. Tetapi walaupun tidak diterima oleh orang-orang sekitarnya,Nuh tetap teguh berdiri pada integritasnya.Nuh telah menemukandunianya sendiri, dunia yang Tuhan berikan untuk dijalaninya.
Kehidupan seperti ini adalahkehidupan orang yang berjalan dengan Tuhan. Perintah Tuhanuntuk membuat bahtera telah merenggut kehidupan Nuh. Ia kehilangan hidup wajarseperti yang dijalani orang pada umumnya, yang mestinya dijalaninya kalau sajaTuhan tidak memerintahkannya untuk membangun bahtera. Tetapi ia mau menjalanidunia yang diberikan Tuhan itu, sebab itulah cara satu-satunya untuk menggenapirencana Allah dan menyelamatkan diri dari penghukuman Tuhan. Nuh harus membayarketaatannya dengan harga itu. Dalam perjalanan hidupnya, bisa saja Nuhmengalami keraguan terhadap Tuhan dengan perintah yang tidak masuk akal itu.Tetapi hingga akhirnya Nuh taat dan setia sampai rencana Allah digenapi;dirinya dan keluarganya selamat.
Hal ini mirip dengan apayang terjadi pada pelayanan Tuhan Yesus. Ia meratapi Yerusalem dan berkata,"Yerusalem, Yerusalem… Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, samaseperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamutidak mau." Sebagian besar orang Yahudi telah menolak Anak Allah. Hanyasegelintir orang yang mau mengikut Dia; segelintir orang itu adalahmurid-murid-Nya.
Di zamannya, murid-muridTuhan Yesus dianggap bodoh. Fanatismenya mereka terhadap Tuhan Yesus dianggapketerlaluan. Tetapi seperti Nuh, murid-murid Tuhan Yesus telah menemukandunianya sendiri. Mereka pun tetap setia. Tuhan Yesus pernah menguji agarmereka meninggalkan diri-Nya seperti orang banyak meninggalkan Dia, tetapimurid-murid tetap pada pendiriannya (Yoh. 6:67–68). Hari ini mereka sudah adadi tempat di mana Tuhan Yesus menyediakan Firdaus, kebahagiaan yang tiadataranya. Ternyata penderitaan yang mereka alami tidaklah sebanding dengankemuliaan yang mereka terima (Rm. 8:18).
Sebagai pengikut Yesus, sudahkah kita menemukandunia yang diberikan Tuhan untuk kita jalani?Diadaptasi dari
Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®