Sabtu, 28 Januari 2012

Siapakah Aku?

Siapakah Aku?

Matius 16:15Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 27; Matius 27; Keluaran 3-4Biasanya, ketika ditanya siapa kita, jawaban yang diberikan berkisar sekitar tempat lahir, pekerjaan, pendidikan dan prestasi hidup. Identitas kita seakan-akan tidak dapat terlepas dari prestasi atau status sosial. Apalagi budaya kita sering mengaitkan prestasi seseorang dengan materi: mobil yang dipakai, status lajang/menikah atau bahkan prestasi anak di sekolah. Ketika kita tidak "mempunyai apa-apa", kita seakan-akan menjadi nobody.Sepanjang sejarah pelayanan Tuhan Yesus, beberapa kali Dia ditanya mengenai identitas-Nya. Di lain kesempatan, orang saling bertanya dan memperbincangkan siapa Kristus. Mereka juga meragukan ke-Tuhanan-Nya hanya karena Dia sekedar anak tukang kayu dari Nazaret. Pertanyaan, perdebatan, pengakuan maupun penolakan mengenai siapa Kristus tidak pernah habis sejak dua ribu tahun lalu.Bila pertanyaan siapa Kristus dan mengapa mempercayai-Nya diajukan kepada kita, apa jawaban kita? Apakah Dia betul-betul tak tergantikan? Bila Dia memberikan kesembuhan, bukankah dokter modern atau ahli penyembuhan alternatif pun bisa melakukannya? Bila Dia mampu memberikan materi, mengapa dengan bekerja keras, pendidikan tinggi atau warisan lebih kita rasakan sebagai jaminan yang menjanjikan? Seandainya Tuhan Yesus tidak memberikan pekerjaan, materi, kesehatan, penampilan fisik yang baik, pasangan hidup atau anak pada kita, siapakah Kritus bagi kita?Temukan identitas Kristus dalam hidup Anda, seberapa pentingkah Ia untuk Anda?
www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tertunda

Tertunda

Mungkin Anda pernah merasakan bahwa Tuhan begitu lama menjawab
permohonan Anda. Bisa jadi Anda malah mengira bahwa jawaban-Nya
bagi Anda adalah "Tidak". Namun bisa jadi Tuhan memang menunda
jawaban-Nya untuk maksud melatih iman kita.

Yairus, kepala rumah ibadat, ternyata percaya pada kuasa Yesus. Ketika
anaknya sakit, ia datang kepada Yesus lalu memohon agar Yesus
menyembuhkan anaknya (21-23). Namun di tengah jalan, terjadilah
peristiwa yang menghambat perjalanan Yesus. Kalau kita membaca
ayat 25-34, kita tentu bisa mengira-ngira bahwa peristiwa itu
memakan waktu yang tidak sebentar. Jadi kita bisa bayangkan betapa
resah dan cemasnya hati Yairus selama peristiwa itu berlangsung,
bila mengingat anaknya yang sedang sekarat.

Benar saja. Di akhir peristiwa itu, datanglah orang yang berkata bahwa
anak Yairus sudah mati (35). Orang itu pun mengusulkan untuk tidak
lagi merepotkan Yesus. Namun kematian bukan merupakan kekalahan
bagi Yesus. Kematian bukanlah jalan buntu bagi Yesus. Yesus
meminta dua hal dari Yairus, yaitu "Jangan takut, percaya saja"
(36). Yairus harus berhenti dari rasa takutnya, karena takut dan
percaya tidak bisa berjalan seiring. Apa yang harus Yairus
percayai? Perkataan Yesus. Semua orang akan berkata bahwa tidak
ada harapan bagi Yairus, tetapi perkataan Yesus membawa
pengharapan.

Orang-orang yang meratapi dan menangisi kematian anak Yairus kemudian
menjadi tertawa ketika Yesus mengatakan bahwa anak Yairus tidak
mati, melainkan tidur (38-39). Yesus kemudian membuktikan
perkataan-Nya. Dengan disaksikan oleh Yairus dan istrinya, juga
ketiga murid-Nya yaitu Petrus, Yakobus, Yohanes (37, 40), Yesus
memerintahkan anak itu untuk bangung (41). Anak itu pun bangun dan
berjalan (42).

Kadang-kadang Tuhan membiarkan kita berada dalam situasi yang membuat
kita nyaris kehilangan pengharapan untuk menyatakan bahwa Dia ada
dan berkuasa. Dalam situasi demikian, mintalah kekuatan agar Anda
dapat melangkah maju dalam iman.


Markus 5:21-24, 35-43

21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak
berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada
di tepi danau,
22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika
ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang
sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu
atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di
dekat-Nya.

35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala
rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya
lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"
36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata
kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"
37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali
Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya
orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu
ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu,
lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama
dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang
berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab
umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat
takjub.
43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun
mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu
makan.


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

PADUAN SUARA "AMIN"

PADUAN SUARA "AMIN"

Ketika mengunjungi kebaktian be-berapa gereja di Korea Selatan,
ada satu hal yang membuat saya penasaran. Jemaat yang hadir berulang
kali menanggapi pengkhotbah dengan kata "Amin". Menariknya, suara
mereka nyaris selalu bersamaan, seperti sebuah paduan suara. Saya
tahu di Indonesia tanggapan "Amin" ada, namun umumnya
sendirisendiri. Rasa penasaran saya terjawab setelah mengikuti
kebaktian kesekian kalinya, dan mendengar tentang partisipasi nyata
gereja-gereja Korea Selatan dalam pemberitaan Injil ke seluruh
dunia. Semua gereja dari pelbagai latar-belakang mendidik jemaatnya
untuk mengabarkan Injil dan mendukung pekabaran Injil. Tidak heran,
ketika kalimat-kalimat khotbah berisi ajakan memberitakan Injil,
tanggapan spontan mereka pastilah "Amin".

Partisipasi dalam pemberitaan injil juga merupakan kesan kuat yang
tertanam di hati Paulus setiap kali mengingat jemaat di Filipi (ayat
5). Salah satu wujudnya, mereka memberikan bantuan untuk mencukupi
kebutuhan Paulus sebagai pemberita injil lintas budaya (lihat pasal
4:15, 16, 18). Tindakan kasih tersebut tentunya didasari kerinduan
agar injil diberitakan, bukan hanya dari satu orang, tapi seluruh
jemaat. Surat Filipi memuat ucapan terima kasih dari sang rasul
kepada mereka.

Ada satu hal yang sama-sama "diaminkan" baik oleh gereja-gereja di
Korea Selatan, maupun jemaat Filipi. Hati mereka penuh kerinduan
memberitakan Injil ke segala bangsa. Apakah keyakinan dan kerinduan
yang sama juga meliputi hati kita dan menggerakkan tindakan kita
untuk mengambil bagian secara nyata? --PAD

KETIKA HATI MENYATU DALAM BERITA SUKACITA
LANGKAH KITA PUN AKAN BERPADU UNTUK MENGABARKANNYA

Ayat Alkitab: Filipi 1:1-11

1 Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada
semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para
penilik jemaat dan diaken.
2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan
dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat
kamu.
4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa
dengan sukacita.
5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam
Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.
6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai
pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai
pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu
semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua
turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan
kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu
aku membela dan meneguhkan Berita Injil.
8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus
Yesus merindukan kamu sekalian.
9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,
10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan
tak bercacat menjelang hari Kristus,
11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus
untuk memuliakan dan memuji Allah.


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Raja atas segala bangsa

Raja atas segala bangsa

Dalam budaya timur kuna, perayaan naik takhta seorang raja
diselenggarakan dengan semarak. Setelah raja dimahkotai di kuil
dewanya, rakyat akan mengelu-elukannya dengan seruan "Nyatakan dia
raja..." Mereka akan bertepuk tangan serta berteriak "Hidup raja
sampai selama-lamanya"

Mazmur 47 adalah mazmur pujian kepada Allah sebagai Raja. Pemazmur
mengajak umat Tuhan mengelu-elukan Allah sebagai Raja yang
Mahatinggi (3). Allah adalah Raja yang telah menaklukkan
bangsa-bangsa musuh demi kesejahteraan umat-Nya (4). Dia telah
memberikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka umat-Nya (5). Bagian
pertama mazmur ini diakhiri dengan pernyataan bahwa Allah naik
untuk duduk di takhta-Nya yang tertinggi dan memerintah dari sana
(6).

Bagian kedua mazmur ini mengulang pujian dengan lebih semarak,
"bermazmurlah" (5x di ay. 7-8). Allah telah bersemayam di takhta
kudus-Nya untuk menjalankan pemerintahan-Nya atas bangsa-bangsa
(9). Semua wakil bangsa-bangsa (pemuka bangsa-bangsa =
perisai-perisai bumi) telah berkumpul untuk menyembah dan
menyatakan pengakuan akan kedaulatan Allah sebagai Raja (10). Ayat
10 ini bisa pula diterjemahkan, "Para pemuka bangsa-bangsa
berkumpul bersama umat Allah Abraham (= umat Israel)." Kapankah
semua bangsa bersama umat Israel akan bersatu menyembah Allah
sebagai Raja? Yang ultima tentunya kelak di surga mulia. Semua
orang dari berbagai suku, bangsa, dan bahasa akan menyembah tak
henti-henti kepada Allah Sang Raja di bumi yang baru (=surga).

Gereja yang didirikan Yesus di muka bumi ini sebenarnya telah mulai
mewujudkan Kerajaan Allah yang universal. Bukankah anggota gereja,
umat Allah berasal dari berbagai suku, bangsa, dan bahasa? jangan
biarkan gereja Anda hanya eksklusif untuk kelompok tertentu.
Jangan lupa, tugas (gereja) Anda, memberitakan Injil kepada semua
bangsa!


Mazmur 47

1 Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Mazmur. (47-2) Hai segala
bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!
2 (47-3) Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang
besar atas seluruh bumi.
3 (47-4) Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku
bangsa ke bawah kaki kita,
4 (47-5) Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub
yang dikasihi-Nya. Sela
5 (47-6) Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu,
dengan diiringi bunyi sangkakala.
6 (47-7) Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi
Raja kita, bermazmurlah!
7 (47-8) Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan
nyanyian pengajaran!
8 (47-9) Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah
bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
9 (47-10) Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah
Abraham. Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat
dimuliakan.


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bergaul dengan Allah

Bergaul dengan Allah
Kejadian 5:21-24

 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! (Yakobus  4:8).

 

       Adam, manusia pertama, hidup selama sembilan ratus tiga puluh tahun. Hidup manusia sekarang tidak akan sampai sedemikian panjang. Apa kira-kira rahasia panjang umur Adam? Salah satu perkiraan saya adalah karena dia hidup bergaul dengan Allah. Kehidupan ilahi yang Allah miliki terpancar terus dalam kehidupan Adam sehingga ia mengalami kemuliaan Allah. Kejadian 3:8 menulis, "Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk...." Manusia pertama, Adam memiliki gaya hidup yang bergaul dengan Allah. Allah bertemu secara langsung dengan manusia.

       Henokh (Kejadian 5:21-24) setelah hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah. Bagitu dekatnya Henokh bergaul dengan Allah sampai-sampai Henokh tidak mengalami kematian alami karena pancaran kehidupan ilahi begitu kuat sehingga diangkat langsung oleh Allah. Melalui kehidupan Henokh jugalah keturunannya yang bernama Metusalah mencapai usia sembilan ratus enam puluh sembilan, merupakan manusia yang paling lama hidup di Bumi ini.

       Nuh (Kejadian 6:9) mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh bergaul dengan Allah, melalui Nuh keselamatan Allah datang atas keluarganya untuk meneruskan keturunan dan rencana penyelamatan atas dunia ini.

      Jika kita simak kehidupan para manusia mula-mula, kita bisa belajar bahwa mereka begitu akrab bergaul dengan Allah, sehingga Allah bisa bebas melaksanakan setiap rencana-Nya dari keturunan ke keturunan. Apakah Anda dan saya rindu supaya rencana Allah digenapi dalam kehidupan kita dan juga keturunan kita? Bergaullah akrab dengan Allah karena Dia adalah sosok pribadi Ilahi yang terbuka untuk bersekutu dengan kita yang serba lemah dan terbatas ini. —Lydia Ong

 

Datanglah dan bergaulah akrab dengan Tuhan.

 


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

GURU

GURU

Filsafat Jawa mengatakan bahwa gu-ru adalah digugu dan ditiru
(ajarannya dipercayai dan hidupnya menjadi teladan) oleh muridnya.
Jepang, negeri yang terkenal sangat maju teknologinya, juga mengakui
betapa pentingnya peran guru. Ketika porak-poranda dalam perang
dunia kedua, yang menjadi perhatian Kaisar Hirohito adalah: "Masih
ada berapa banyak guru yang tersisa di Jepang?" Peran guru memang
sangat sentral dalam peradaban hidup manusia di mana saja. Guru-guru
yang berkualitas jelas akan menghasilkan generasi yang berkualitas
pula.

Menarik sekali apa yang dikatakan Alkitab tentang guru:
"...janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru..." Apa
maksudnya? Apakah Alkitab tidak menganjurkan pengikut Kristus
menjadi guru? Kalimat selanjutnya memberi penjelasan. Yakobus sedang
memberikan peringatan agar orang tidak memandang ringan peran guru
dan sembarangan saja mengajar orang lain. Jika seseorang mengajarkan
hal yang salah, yang diajar jadi ikut sesat, karena itu Tuhan
menuntut pertanggungjawaban yang lebih dari mereka yang menyebut
dirinya sebagai guru (bandingkan peringatan ini dengan Matius 18:6).

Adakah dalam hari-hari ini kita diberi kesempatan untuk mengajar
orang lain? Mungkin sebagai pemimpin, gembala, orang tua, atau
bahkan seorang pengajar profesional. Mari memeriksa diri, apakah
kita sudah pantas untuk digugu dan ditiru. Tindakan dan perkataan
kita, dapat membawa orang-orang makin mengenal dan memuliakan Tuhan,
atau sebaliknya, menjauh dan melakukan apa yang mendukakan hati-Nya

BAGIKANLAH TIDAK HANYA TUMPUKAN PENGETAHUAN
TETAPI JUGA KEHIDUPAN YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN

Ayat Alkitab: Yakobus 3:1-12

1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau
menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak
bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang
dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti
kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga
mengendalikan seluruh tubuhnya.
4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan
oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat
kecil menurut kehendak jurumudi.
5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh,
namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah,
betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan
mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai
sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda
kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta
binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat
dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia
adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun
yang mematikan.
9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita
mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini,
saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air
yang sama?
12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah
zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara?
Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.


www.askopgideon.com Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 03 Januari 2012

Sebuah Inspirasi Untuk Hidup

Judul yang aneh! Ya. Kematian kok dipersiapkan. Emang siapa yang mau mati. Begitulah tanggapan kita pada umumnya. Tapi jangan berpikir akan mati dulu. Masih banyak yang menarik untuk dinikmati di dunia ini. Ini hanya sebuah pemikiran bahwa kematian sangat erat dan berkaitan dengan kehidupan. Tanpa kehidupan maka kematian tidak akan pernah ada.Ini sekedar membalik pemikiran kita untuk mencari inspirasi dan motivasi dalam hidup, mencari tujuan hidup. Untuk apa sebenarnya kita hidup?
Aku tidak tahu dengan pasti, apa yang sedang anda cari dalam hidup ini. Dan apa yang sudah anda dapatkan. Mungkin yang anda cari adalah uang, jabatan, karier atau apa saja. Dan mungkin anda sudah mendapatkannya, mungkin juga belum. Tapi itu adalah tentang materi. Hal-hal yang berwujud fisik. Tulisan ini akan berbicara mengenai sebuah nilai -Nilai Kehidupan- sebuah nilai yang akan kita gali dari berakhirnya kehidupan, yaitu saat datangnya kematian.
Cobalah untuk merenung sebentar, dan pikirkanlah pertanyaan-pertanyaan ini:
Ketika Anda nantinya meninggal:
1. Siapa saja yang akan menghadiri pemakaman anda?
2. Apakah kesan-kesan para pelayat ketika mereka mengenang masa-masa hidup anda?
3. Karena apakah anda meninggal?
4. Umur berapa anda saat anda meninggal?
5. Apa yang anda tinggalkan / wariskan kepada keluarga anda?
Ketika anda bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang jawaban-jawaban pertanyaan tersebut, tuliskan hal ini menjadi sesuatu yang harus anda capai selama anda masih hidup. Ini akan menjadi inspirasi dan motivasi anda dalam menjalani kehidupan. Sekaligus sebagai pedoman anda.
Misalnya, kalau anda tidak mau meninggal karena penyakit jantung, so mulai saat ini anda akan menjaga kesehatan jantung anda. Hindari kegemukan dan makanan-makanan berkolesterol.
Anda tidak bisa memilih bagaimana dan kapan meninggal. Tapi, Anda bisa memutuskan bagaimana Anda menjalani hidup saat ini juga. Joan Baez, musisi folk.
Ini bukan bermaksud untuk mendahului kewenangan Tuhan dalam masalah kematian. Hanya mengajak anda untuk memikirkan dan membayangkan kematian. Anda jangan mati dulu. Hanya membalik proses pencarian tujuan hidup. Kadang sulit ketika ditanya, "Apakah yang anda cari dalam hidup ini?"
Mempersiapkan kematian merupakan suatu langkah kecil dalam menjalani kehidupan dengan segala kemampuan yang kita miliki, menggunakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tujuan hidup kita.
Hidup dengan menikmati dan mensyukuri apa yang kita punya. Mempersiapkan kematian berarti kita sedang mencari arti kehidupan sejati.

Powered by Telkomsel BlackBerry®