Kamis, 06 Oktober 2011

"Bagi Allah tidak ada yang mustahil."


(Kis 1:12-14; Luk 1:26-38)

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di

Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang

bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu

masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai,

Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu

bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya:

"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan

Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak

laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan

akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan

kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum

keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan

berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu

mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya:

"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi

engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak

Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung

seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia,

yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata

Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut

perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia."(Luk 1:26-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi

atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria, Ratu Rosario, hari

ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sesuatu

yang sungguh menarik dan mengesan bahwa 'rosario' dapat mengalahkan pasukan

bersenjata dengan persenjataan modern seperti tank, panser, senapan otomatis dst. ; itulah yang terjadi dalam

Revolusi Filipina beberapa tahun lalu, usaha rakyat dalam rangka menggulingkan

presiden Marcos yang dictator. Para ibu, remaja putri dan biarawati dengan

rosario di tangan menghadapi pasukan tentara bersenjata lengkap dan pasukan pun

mundur teratur. "Bagi Allah tidak ada

yang mustahil", itulah kebenaran imani yang harus kita renungkan dan hayati

dalam rangka mengenangkan SP Maria, Ratu Rosario hari ini. Doa Rosario

merupakan pengulangan doa-doa utama atau pokok, yaitu Bapa Kami, Salam Maria

dan Kemuliaan. Berdoa Rosario berarti berdevosi kepada SP Maria, meneladan

semangat iman SP Maria, perawan suci, yang membaktikan diri sepenuhnya kepada

Penyelenggaraan Ilahi, antara lain ketika menerima panggilan Tuhan melalui

malaikatNya ia menjawab "Sesungguhnya aku

ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu". Maka kami

berharap kepada siapapun yang percaya kepada SP Maria untuk berdevosi

kepadanya, entah dengan berdoa Rosario setiap hari atau sering ziarah ke tempat

peziarahan SP Maria. Mungkin kita juga dapat mendoakan dengan sungguh-sungguh

serta menghayati bagian dari doa Salam Maria ini, yaitu "Doakanlah kami orang yang berdosa ini sekarang sampai mati".  Kita sadari dan hayati bahwa kita adalah

orang-orang berdosa, lemah dan rapuh, yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi

dalam karya penyelamatanNya, sehingga kita hidup dan berkarya senantiasa

melaksanakan kehendak atau perintahNya.  

·   "Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka

ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes,

Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin

Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun

dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria,

ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus" (Kis 1:13-14). Para murid

Yesus 'bertekun dengan sehati dalam doa

bersama-sama" dalam restu dan perlindungan SP Maria. Sebagai orang beriman

atau beragama kita semua dipanggil untuk 'bertekun

dengan sehati dalam doa bersama-sama'. Kami percaya bahwa ketika kita

sedang berdoa bersama-sama memang kelihatan tekun dan khusuk, namun apakah kita

yang sedang berdoa bersama-sama sungguh sehati kiranya boleh dipertanyakan.

Kita dipanggil untuk sehati dan mungkin juga meneladan hati SP Maria yang suci

dan tak bernoda. Dengan kata lain kami mengajak anda sekalian untuk

bersama-sama dan bergotong-royong mengusahakan kesucian hati, saling membantu

dan mengingatkan agar hati kita masing-masing senantiasa dalam keadaan suci dan

tak bernoda. Memang sungguh suci dan tak bernoda secara sempurna mungkin jauh

dari harapan kita, karena aneka tantangan, hambatan dan masalah yang membuat

kita mudah jatuh ke dalam dosa. Namun demikian hendaknya ketika 'terjatuh ke

dalam dosa' segera bangkit kembali, biarlah kita jatuh-bangun sehingga semakin

tabah dan handal dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan.

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah,

Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya,

mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang

Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya

adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia."

(Luk 1:46-50)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar