Sabtu, 14 Agustus 2010

"Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"


(Yeh 16:1-15.60.63; Mat 19:3-12)
"Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat
zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti." (Mat 19:3-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Harian Suara Karya 15 Agustus 2009 antara lain memberitakan bahwa di Indonesia setiap tahun ada sekitar 2 juta pasangan menikah dan 200.000 perceraian, berarti 10% pernikahan bercerai. Angka 10% kiranya cukup besar dalam hal ini, apalagi dampak yang akan terjadi dari perceraian. Yang sering menimbulkan perceraian antara lain adanya perbedaan, misalnya beda selera, beda pikiran, beda suku, dst.. Laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain tetapi saling tertarik, saling ingin mendekat dan bersahabat serta mengasihi, tergerak untuk saling melengkapi. Itulah misteri ilahi, yang hendaknya kita imani. Maka hendaknya aneka perbedaan menjadi daya tarik, daya pikat untuk saling mendekat dan mengasihi, jangan menjadi sumber permusuhan atau perpisahan. Ingat bahwa di dunia ini tidak ada yang sama persis alias identik: manusia kembar pun tidak identik, pasangan anggota tubuh kita yang nampak samapun tidak sama persis, misalnya dua buah dada, dua daun
telinga, dua lobang hidung, dua buah pelir, dll. Alasan perceraian adalah kedegilan hati, hati yang membatu dan tak mungkin ditembus dengan peluru. Memang setia pada janji perkawinan selain karena jerih payah atau usaha keras pasangan yang bersangkutan, juga dan terutama merupakan anugerah Tuhan, sebagaimana apa yang berbeda merupakan karya Tuhan. Kesetiaan antara suami-isteri dalam saling mengasihi sampai mati merupakan dasar dan kekuatan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang damai sejahtera.
· "Engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama bersundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau menghamburkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat" (Yeh 16:15), demikian sindiran Tuhan kepada bangsa terpilih melalui nabi Yeheskiel. "Mengandalkan kecantikan untuk bersundal atau melacur' itulah sindirannya. Memang gadis cantik akan lebh mudah melacurkan diri dan pada umumnya akan cepat menjadi kaya raya akan uang dengan menjual dirinya alias melacur. Kecantikan merupakan anugerah Tuhan dan harus kita syukuri dan terima kasihi, jangan dikomersialkan entah dengan pelacuran atau iklan-iklan aneka macam produk. Kecantikan juga merupakan symbol apa yang baik indah, luhur dan mulia di dalam diri kita masing-masing, maka baiklah kecantikan hendaknya menjadi dorongan atau motivasi bagi kita semua, entah yang berssangkutan sendiri yang merasa cantik maupun orang lain, untuk semakin mendekatkan diri kita dengan Tuhan alias
memuji dan memuliakan Tuhan. Dengan kata lain ketika melihat gadis atau perempuan cantik hendaknya dipuji seperlunya saja, tanpa dirayu atau disanjung-sanjung secara berlebihan. Kepada rekan-rekan gadis atau perempuan yang cantik dan pada umumnya menjadi perhatian banyak orang, kami harapkan menjadikan diri sebagai dorongan atau motivasi bagi mereka yang memperhatikan untuk semakin memuji, memuliakan, mengabdi dan menghormati Tuhan. Jauhkan atau hindari gaya atau cara hidup yang merangsang orang lain untuk berpikiran jahat atau berdosa; hendaknya kecantikan anda tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk berdosa atau melakukan kejahatan. Jadikan kecantikan anda sebagai sarana atau wahana membangun, memperdalam dan memperkuat persaudaraan atau persahabatan sejati.

" Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku." Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.Pada waktu itu kamu akan berkata: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi"
(Yes 12:2-5) Jakarta, 13 Agustus 2010

Lidah

Lidah


Amsal 15: 1-7

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati(Amsal 15:4).

Alkisah, Aesop diperintah oleh raja untuk menghidangkan makanan terlezat bagi para tamu raja. Hidangan pertama, semur lidah sapi, membuat lidah para tamu bergoyang gembira. Hidangan kedua, ketiga, dan selanjutnya terdiri dari lidah sapi. Maka lidah para tamu pun tidak lagi bergoyang, melainkan terjulur, wuek."Apa-apaan ini," kata raja dengan nada marah bercampur malu, menghardik Aesop.

Yang dihardik, mengkerut, namun tetap menjawab dengan tenang. "Baginda, daging apakah yang lebih baik dari lidah? Lidah adalah saluran pengetahuan dan kebijaksaan. Melalui lidah keluar pujian, kata-kata yang menghibur dan memberi semangat, ceramah, dan khotbah. Lidah juga memenangkan negosiasi bisnis, kontrak. Dengan lidah pula kita berkomunikasi dengan Tuhan.

Sungguh, tak ada sesuatu yang sama pentingnya dengan lidah." Para tamu manggut-manggut dan bertepuk tangan memuji kepintaran dan kebijaksanaan Aesop. Jamuan makan malam pun berlanjut dengan gembira. Ketika berpamitan, para tamu diundang kembali oleh raja untuk jamuan makan esok hari. Lalu Raja pun memerintahkan Aesop menghidangkan daging yang terburuk.

Keesokan harinya para tamu hadir dengan rasa ingin tahu, menunggu daging apa yang akan disajikan. Alangkah terkejut raja dan para tamu, mendapati daging yang disajikan lagi-lagi lidah sapi. Dengan berang raja segera memanggil Aesop, dan menghardiknya, "Mengapa kauhidangkan daging lidah lagi? Bukankah aku memintamu menghidangkan daging yang buruk?"

Dengan kepala tegak Aesop menjawab, "Tuanku, adakah daging yang lebih buruk dari lidah? Adakah kejahatan di dunia ini yang tidak dilakukan lidah: pengkhianatan, caci maki, korupsi, pembunuhan, peperangan, tipu daya, fitnah, bujuk rayu. Lidah dapat menghacurkan persahabatan, keluarga, pemerintah, negara dan bangsa." Mau tak mau raja dan para tamu berdecak kagum.

Dongeng John Koster terkait lidah ini sama dengan pandangan Rasul Yakobus. Lidah dapat memegahkan perkara-perkara besar, tetapi lidah juga merupakan dunia kejahatan (Yakobus 3:5-6).

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi (Yakobus 3:9-10).

Penulis Amsal pun menyatakan, lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. Dan kata Petrus, "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu" (1 petrus 3:10). Jadi, mari hati-hati gunakan lidah kita. —Liana Poedjihastuti

Lidah dapat menjadi berkat, lidah juga dapat menjadi kutuk. Katakanlah teman, bagaimana Anda menggunakan lidahmu; untuk hal-hal yang baik atau hal-hal yang buruk? —Anonim

http://www.wilotocorp.com

Sesungguhnya Aku datang segera!! ( Pelajaran-01)

Sesungguhnya Aku datang segera!!

Kiamat 2012! Akankah terjadi?
Belakangan ini, kita sering mendengar banyak ramalan mengenai kiamat. Ramalan-ramalan ini berasal dari sumber yang berbeda-beda. Ada yang bersumber dari peramal-peramal terkenal seperti Nostradamus, yang menggambarkan beberapa peristiwa yang akan terjadi di akhir jaman. Ada juga yang meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012, seperti yang ditulis di buku-buku mengenai Kiamat versi Kalender Suku Maya dan Kitab I-Ching. Mungkin juga kita sudah menyaksikan betapa mengerikan ramalan tersebut ketika film Hollywood yang berjudul 2012 diputar di bioskop-bioskop kesayangan kita.


Namun apakah semuanya itu akan terjadi seperti yang diramalkan? Ramalan yang mana yang bisa dipercaya? Apakah Bumi akan berbenturan dengan Planet Nibiru? Apakah kita akan mengalami radiasi matahari yang terlalu dahsyat? Ataukah barangkali kita lebih memilih percaya para astronom dan peneliti di NASA yang mengatakan bahwa semua itu tidak akan terjadi?

Firman Tuhan tentang Akhir Jaman
PUJI TUHAN! Kita mempunyai Allah yang sangat mengasihi kita. Kita tidak hanya diberikan kepastian mengenai keselamatan kita; tetapi kita juga diberitahu dengan jelas mengenai kapan dan apa yang akan terjadi di akhir jaman, juga bagaimana kita mempersiapkan diri, semuanya melalui Alkitab.
Mungkin kita seperti murid-murid Tuhan Yesus, menanyakan: â?oKatakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?â? Jawab Yesus kepada mereka: â?oWaspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!â? (Matius 24: 3-4)


Mari kita simak pesan cinta dari Yesus mengenai kapan waktunya Akhir Jaman tiba.

â?oYa, Aku datang segera!â? Amin, datanglah, Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)
Di Akhir Jaman, Tuhan Yesus akan datang kembali. Banyak ayat-ayat di Alkitab yang mengatakan demikian. Di Kisah Para Rasul diceritakan, bahwa ketika para rasul sedang menatap ke langit sewaktu Tuhan Yesus terangkat, tiba-tiba berdiri dua orang yang berpakaian putih, berkata kepada mereka, â?oâ?¦ Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.â? (Kis 1:10-11).
Mengenai kedatangan-Nya, Tuhan Yesus sendiri menceritakan di Khotbah tentang Akhir Zaman: â?oPada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.â? (Mat 24:30)


Bahkan Tuhan Yesus mengatakan sampai 3 kali di pasal terakhir Kitab Wahyu, bahwa Ia akan segera datang:

a.. â?oSesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!â? (Wahyu 22:7)
b.. â?oSesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.â? (Wahyu 22:12)
c.. â?oYa, Aku datang segera!â? (Wahyu 22:20)

Karena itu kita percaya bahwa Tuhan Yesus pasti akan datang kembali. Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. (Mat 24:36). Walaupun demikian, Firman Tuhan juga memberitahu kita mengenai tanda-tanda Akhir Jaman, agar kita dapat berjaga-jaga sesuai dengan nasehat-Nya (Mat 24:37-44)


Jadi apakah tanda-tanda Akhir Jaman? Marilah kita setiap hari bersama-sama mempelajari pesan cinta dari Tuhan Yesus melalui Kitab Wahyu, agar kita dapat senantiasa berjaga-jaga, menantikan kedatangan-Nya kembali. Amin, datanglah, Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)


Baca: Wahyu 22:7, Wahyu 22:12, Wahyu 22:20


Takut membaca Kitab Wahyu? Apakah kita akan mengalami malapetaka yang tertulis di sana? Nantikan pembahasan yang menarik ini di episode selanjutnya, hanya di WAHYU 9779.


©GBI Christ the Healer 2010

SYMBOL IBLIS

SYMBOL IBLIS


Gedung Mahkamah Agung Israel memiliki keunikan tersendiri. Hadirnya symbol-symbol yang "tidak biasa" dan ruangan serta arsitektur yang sarat dengan hal-hal spiritual, menjadikan gedung ini layak untuk kita perhatikan dan pelajari. Khususnya mengenai apa yang tersembunyi di baliknya dan mengetahui peran apa yang sedang dijalankan Iblis melalui keberadaannya symbol-symbolnya. Kita berbicara tentang suatu produk Iblis dari hirarkhi tertinggi di Pusat Bumi Yerusalem, jelas berbeda nilai dan bobot spiritualnya dibandingkan dengan bangunan-bangunan manapun di dunia ini. Pengetahuan ini minimal akan membuka mata kita bahwa kerajaan Iblis sedang berada dalam persiapan terakhir untuk menghadirkan Antikris sebagai penguasa tunggal dunia sebagaimana dinubuatkan dalam Kitab Suci.


FAKTA DAN PEMBERITAAN
Fakta-fakta ini akan cukup mengejutkan kita, kehadiran symbol-symbol Iblis yang secara vulgar menyatakan dominasinya atas "pemerintahan" Israel. Disini kita belajar melihat keberadaan Israel dari sisi gelapnya sebagai "tempat" dimana Antikris akan memerintah dunia sebagaimana telah dinubuatkan Kitab Suci kita. Antikris akan duduk di puncak Gunung Moriah (The Temple Mount) dan akan memerintah seluruh dunia dari Yerusalem selama masa tribulasi (khususnya di tiga setengah tahun kedua). Dan jika berbicara mengenai pusat pemerintahan maka kita perlu juga melihat kepada wujud dari organ-organ pemerintahan dunia, baik itu sarananya ataupun aparatnya. Kita percaya bahwa masa pemerintahan Antikris atas dunia sudah tidak lama lagi, salah satu yang menjadi tandanya adalah dengan munculnya obyek-obyek phisik yang dipersiapkan untuk mendukung pemerintahan dunia bersatu dibawah Antikris. Iblis dan kerajaannya telah mulai bekerja menyelesaikan target-targetnya, dan salah satu yang dapat kita saksikan adalah: Gedung Mahkamah Agung Israel, yang berada satu kompleks dengan Gedung Parlemen Israel (Knesset), Gedung Departemen Luar Negeri, gedung Bank Central, dan Holocaust Museum. Kompleks gedung-gedung pemerintahan yang megah ini terletak di bagian barat kota Yerusalem, dipersiapkan dan dibangun dengan persetujuan pemerintah Israel sejak tahun-tahun awal kemerdekaan Israel (sejak 1948 s/d 1998), dipimpin oleh seorang Yahudi terkemuka yang bekerja dibawah mandat Illuminati.


Mau dipercaya atau tidak, faktanya tidak mungkin diabaikan, bahwa kuasa kerajaan Iblis telah menancapkan kaki-kakinya di kota Yerusalem. Mulai dari penguasaan puncak Gunung Moriah, gerbang maut Golgotha, lembah neraka Hinnom, The Golden Gate, sampai ke lokasi pusat pemerintahan Israel, gedung-gedung di Kompleks Knesset. Di satu sisi ada keagungan yang mendahsyatkan dari kehadiran Elohim di Yerusalem, tetapi disisi lain ada atmosfir kegelapan yang sangat kuat beroperasi disini. Melalui keberadaan symbol-symbolnya kita belajar mengenali aktivitas dan keberadaan, dan persiapan untuk menggenapi nubuatan atas mereka. Dengan demikian kita akan semakin yakin bahwa kita hidup di ujung dari akhir zaman, fakta-fakta ini menjadi bukti yang tidak dapat diragukan lagi.

Kurangnya pemberitaan/pengajaran mengenai hal-hal seperti ini di lingkungan gereja Tuhan menjadi penyebab utama atas tidak termotivasinya umat Tuhan untuk mempersiapkan diri. Banyak hamba Tuhan menyatakan penolakannya untuk menyampaikan berita-berita seperti ini, jelas karena kurangnya pengetahuan dalam mereka. Beberapa bahkan menyatakan ketidaksediaannya untuk masuk kedalam hal-hal tersebut karena katanya: "saya hanya menyampaikan tentang Tuhan dan pekerjaan-Nya dan bukan tentang Iblis dan pekerjaannya". Prinsip bodoh seperti itu jelas sangat menguntungkan kerajaan Iblis dan merugikan Kerajaan Tuhan. Karena ketika kita berurusan dengan Tuhan kita juga berurusan dengan musuh-musuh Tuhan. Mau meninju apabila kita tidak mengetahui apa yang kita tinju? Meninju angin? Atau memang tidak perduli apa-apa kecuali "ber-ego ria" dengan gemetar-gemetaran, lihat-lihatan, dan rebah-rebahan? Itu azas-azas pertama yang harusnya telah kita tinggalkan untuk menuju "perkembangannya yang penuh" (Ibrani 6:1), masa mau jadi bayi-bayi terus!? These truths must be revealed in order for the Body to know how close we are to the Second Coming of Yeshua Hamasiah.

Fakta bahwa Iblis sedang dalam persiapan-persiapan terakhir untuk peristiwa akhir zaman dimana ia sebagai Antikris akan duduk di puncak Gunung Moriah, dan dari Yerusalem ia akan memerintah dunia. Fakta-fakta berikut ini juga akan memperlihatkan bagaimana organisasi Iblis, Illuminati dan Freemasonry, menyatakan kehadiran dan dominasinya, dengan meneliti rancangan-rancangan bangunan-bangunan tertentu yang penuh dengan nilai-nilai spiritual dan filosofi Iblis mengenai perwujudan The New World Order dan The One World Government, sebagaimana terlihat dalam bangunan gedung Mahkamah Agung (Supreme Court) Israel.

Dikuasai Roh-NYA

Dikuasai Roh-NYA


Hosea 4 : 1–19

4:1. Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara
dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan
tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.
4:2 Hanyamengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan
dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah.
4:3 Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana;
juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan
di laut akan mati lenyap.
4:4 Hanya janganlah ada orang mengadu, dan janganlah ada orang menegor, sebab
terhadap engkaulah pengaduan-Ku itu, hai imam!
4:5 Engkau akan tergelincir jatuh pada siang hari, juga nabi akan tergelincir
jatuh bersama-sama engkau pada malam hari; dan Aku akan membinasakan ibumu.
4:6. Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak
pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau
melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
4:7 Makin bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka kepada-Ku, kemuliaan
mereka akan Kutukar dengan kehinaan.
4:8 Mereka mendapat rezeki dari dosa umat-Ku dan mengharapkan umat-Ku itu
berbuat salah.
4:9 Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam: Aku akan menghukum dia
karena tindakan-tindakannya dan Aku akan membalaskan perbuatan-perbuatannya
kepadanya.
4:10 Mereka akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal,
tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN untuk
berpegang kepada sundal.
4:11 Anggur dan air anggur menghilangkan daya pikir.
4:12. Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu
kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah
meninggalkan Allah mereka.
4:13 Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban
di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun,
sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan
menantu-menantumu perempuan bersundal.
4:14 Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah,
atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka
sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan
mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang
tidak berpengertian akan runtuh.
4:15 Jika engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah Yehuda turut bersalah!
Janganlah pergi ke Gilgal, dan janganlah naik ke Bet-Awen, dan janganlah
bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup!"
4:16 Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN
menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang?
4:17 Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia!
4:18 Persepakatan para pemabuk! mereka menyerahkan diri habis-habisan kepada
persundalan; mereka lebih mencintai kehinaan dari pada kemasyhuran mereka.
4:19 Angin melingkupi mereka dalam sayap-sayapnya, dan mereka akan mendapat malu
karena korban-korban mereka.


Ada satu kesalahan prinsip yang kerap disampaikan dari mimbar gereja, bahwa
kita harus menyerahkan kehendak kita sendiri untuk dikontrol Roh Kudus
sepenuhnya, sehingga kita cukup menjadi pasif mutlak tanpa perlu melakukan
perjuangan apapun seperti menyangkal diri dan menaklukkan keinginan daging,
sebab semua dikendalikan oleh Roh Kudus. Tampaknya cukup "rohani", tapi
nyatanya TUHAN tidak bekerja dengan cara demikian. Ia sangat menghargai
kehendak bebas yang telah dipercayakan-NYA kepada kita sejak penciptaan, dan IA
mau kita dengan kesadaran kita memilih –dengan kehendak bebas kita- untuk
melakukan kehendak TUHAN. Jika seorang Kristen tidak menyadari bahwa dirinya
memiliki kehendak bebas untuk dipergunakan, dan seharusnya dipergunakan untuk
memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN, maka tidak heran jika banyak orang
Kristen masih hidup dalam kedagingan mereka. Oleh karena mereka tidak
diberitahukan bahwa ada pilihan yang harus diambil. Dan untuk mengambil pilihan
untuk memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN merupakan perjuangan.
Perjuangan yang sangat berat karena untuk bisa memilih TUHAN dan melakukan
kehendak TUHAN, mereka harus melakukan: Menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya (Gal 5 : 24)

Sebaliknya, iblis sangat ingin agar kita menjadi pasif mutlak, tidak mengetahui
mengenai kehendak bebas untuk memilih dan perjuangan ini, sebab justru iblis
ingin menguasai kita. Maksudnya adalah penguasaan (possesion) roh-roh jahat
atas diri seseorang, mulai dari tingkat yang paling kecil sampai akhirnya
seluruh kehidupan. Seperti sarang laba-laba yang berkembang dari bentuk kecil,
proses penguasaan iblis meresap masuk terus ke dalam diri kita, jika kita tidak
waspada dan betul-betul menyerahkan diri kepada pemilikan TUHAN.

Kita harus mengerti benar apa yang dimaksud dengan penyerahan kepada ALLAH.
Berserah kepada ALAH bukan berarti menjadi pasif, tetapi sebaliknya menjadi
aktif. Aktif mencari kehendak-NYA, aktif menyangkal diri, aktif menyalibkan
keinginan daging dan mengenal-NYA lebih dalam. Untuk ini, mengerti isi Alkitab
adalah hal yang mutlak. Sebab tidak akan mungkin bagi kita untuk mengerti
kehendak-NYA, kalau kita tidak mengerti KitabSuci. Jarang—bahkan tidak ada—orang
yang tidak mengerti isi Alkitab, tetapi bisa mendengar suara TUHAN secara
permanen atau terus-menerus.

Perlu kita hayati dan kaji lebih mendalam apa yang disampaikan Hosea berkenaan
dengan pengenalan akan TUHAN ini. Alkitab berkata bahwa umat-NYA binasa karena
tidak mengenal ALLAH (Hos. 4:6). Dalam King James Version dikatakan "lack of
knowledge" atau "kurang pengetahuan", "kurang mengenal TUHAN". Seseorang tidak
akan dapat mengenal TUHAN secara benar, jika tidak memahami isi Alkitab secara
benar. Seseorang tidak akan peka mendengar suara Roh Kudus, jika ia tidak
memahami isi Alkitab secara benar. Jika seseorang tidak mengenal TUHAN secara
benar dan tidak peka mendengar suara Roh Kudus, bagaimana orang itu dapat
melakukan kehendak TUHAN?

Roh Kudus tidak akan berbicara menggantikan Alkitab. Justru Roh Kudus
mengingatkan atau memberitakan kepada masing-masing individu apa yang TUHAN
katakan. IA tidak akan sembrono dengan berbicara secara terus-menerus kepada
orang yang tidak menghargai Alkitab. Justru di sini kita temukan, bahwa orang
yang bisa dipercaya bahwa dirinya mendengar suara TUHAN adalah orang yang
mengerti kebenaran Firman TUHAN yang tertulis dalam Alkitab. Kalau seorang
pembicara Firman tidak menyampaikan kebenaran Firman yang murni, bisa
dipastikan suara TUHAN yang diakuinya sebagai murni dari TUHAN adalah
kebohongan. Orang ini bisa disebut nabi palsu, yang tidak menggiring umat
kepada kebenaran.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Pegangan hidup

Pegangan hidup

Mazmur 119:1-8

Dari beberapa hal ini yang manakah yang paling mantap untuk dijadikan
andalan dalam hidup: harta, pengaruh, kepandaian, atau firman Allah? Dari hal-hal itu yang
mana yang kini sedang Anda jadikan pegangan?

Paling tidak ada delapan sebutan untuk firman Allah dalam mazmur pengajaran
ini: taurat Tuhan, peringatan (atau kesaksian), jalan, titah, ketetapan,
perintah, penghukuman (1-8: dalam bahasa Ibr.: torah, edah, derek, pikud, khok,
mitsvah, mishpat). Tujuh sifat dan fungsi kerja firman Allah ini menunjukkan
kelengkapan dan kesempurnaan untuk menjadi pegangan hidup kita. Mari perhatikan satu per
satu.

Firman Allah adalah taurat atau hukum Tuhan. Hukum yang Allah berikan serasi
dengan keberadaan dan sifat Allah. Seluruh ciptaan diciptakan dengan
hukum-hukum yang serasi sifat Allah. Secara khusus manusia yang adalah
gambar-Nya diciptakan serasi sifat moral Allah, sebab dengan demikian kita
boleh menggambarkan Allah dalam hidup kita. Firman Allah adalah peringatan atau
kesaksian. Di dalam firman-Nya, Allah menyaksikan kebenaran firman-Nya. Allah melalui perintah,
ajaran, hukum, dan peristiwa menyaksikan kesejatian kebenaran firman-Nya.
Dengan menerima dan memberlakukannya, kebenaran firman sungguh terjadi. Firman
Allah juga adalah jalan Allah. Hidup ini adalah suatu perjalanan, entah maju
mencapai sasaran atau menyimpang dan sesat. Hanya firman Allah yang dapat
memberi kita jalan yang membawa kita ke perjumpaan dengan Allah, kekal kelak
dan tiap hari kini.

Firman Allah adalah titah. Allah adalah Raja yang berdaulat memastikan
segala ciptaan ada dalam keadaan serasi dengan diri dan kehendak-Nya. Firman
Allah adalah ketetapan. Allah yang tahu kebenaran, Allah yang terpercaya untuk
memutuskan. Firman Allah adalah perintah. Apa yang Allah nyatakan sebaai opsi,
tak boleh kita mutlakkan. Firman Allah juga adalah penghukuman. Paparan di
dalamnya akan terjadi dan orang yang memegang atau menolaknya akan menerima
akibat baik atau buruknya.

Kita membutuhkan pegangan untuk hidup dalam anugerah-Nya, diberdayakan
memuliakan Allah. Perkataan-Nya layak jadi pegangan sepanjang hidup kita.

|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/
||||||

Sukacita Pelayanan

Filipi 1:1-8
1 Korintus 15:58
Mazmur 89-90;
Roma 15:1-13

Saya teringat saat pertama kali
saya belajar memasak. Saat itu mama sa­ya spontan mengeluh, "Aduh, jadi repot!"
Namun, Mama tetap mengajari saya me­masak nasi goreng dengan sukacita. Saat
itu, saya hanya diminta mengaduk nasi­nya dan Mama memberitahukan semua pro­­sesnya
sambil memasukkan semua bum­­­bunya. Dan, jadilah nasi goreng per­ta­ma buatan
saya. Waktu Papa menga­ta­kan "Hm, lumayan enak!" rasanya hati senang sekali.
Walaupun saya tahu, itu bu­kan nasi goreng saya, tetapi nasi go­reng Mama yang
saya aduk.

Seperti itulah pelayanan kita.
Sesung­guhnya Tuhan bisa saja mengerjakan se­muanya sendiri. Jika melayani
Tuhan, ter­ka­dang kita malah membuat Tuhan "re­pot" karena perilaku kita.
Namun, itulah kasih Tuhan yang mau men­jadikan kita sebagai rekan sekerja-Nya.
Dan, sukacita kita adalah ketika kita dapat melihat karya Tuhan melalui tangan
kita. Itulah yang dirasakan oleh Rasul Paulus. Saat Paulus menulis kitab
Filipi, ia sedang berada di penjara. Namun, ketika ia mengingat perse­kutuan
jemaat Filipi di dalam Injil, Paulus bersukacita. Paulus tahu jika jemaat
Filipi dapat sehati dan bahkan bersekutu dalam pende­ri­taan, itu pun karya dan
pemeliharaan Tuhan, bukan sekadar hasil pe­layanan Paulus.

Melayani Tuhan memang tidak
mudah. Terkadang kita menga­lami hal yang tidak mengenakkan seperti halnya
Paulus yang dipen­jarakan karena memberitakan Injil. Namun, inilah hak istimewa
kita, yaitu turut merasakan sukacita Tuhan saat melihat orang-orang yang kita
layani bertobat dan bertumbuh di dalam Tuhan. Oleh karena itu, tetaplah giat
melayani Tuhan.

TUHAN ADALAH KAPTEN DARI
TIM IMPIAN YANG SELALU MENANG

MAKA BETAPA ISTIMEWA
apaBILA KITA PUN MENJADI ANGGOTA TIM-NYA!

Penulis: Vonny Thay

|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||

Keuntungan membaca Kitab Wahyu (PELAJARAN-02)

Keuntungan membaca Kitab Wahyu

Membaca Kitab Wahyu? Susah dimengerti? Takut?
Setiap hari, banyak waktu yang kita habiskan untuk membaca; membaca renungan harian, membaca firman Tuhan, membaca berita di surat kabar, membaca laporan pekerjaan, dan membaca bacaan-bacaan yang lain. Bacaan-bacaan tersebut sudah pasti penting dan bermanfaat untuk dibaca kita. Namun mengapa kita masih perlu meluangkan waktu kita untuk membaca Kitab Wahyu? Mungkin sebagian dari kita ada yang beranggapan bahwa di Alkitab masih banyak kitab lain yang lebih mudah kita pahami dan kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada juga yang mungkin takut ketika membaca Kitab Wahyu karena malapetaka yang tertulis di sana.
Tetapi sebenarnya, Kitab Wahyu adalah pesan cinta dari Tuhan Yesus kepada kita, jemaat-Nya. Pesan ini sangatlah penting bagi kita, karena Tuhan Yesus menginginkan kita untuk tetap berjaga-jaga mempersiapkan diri untuk kedatangan-Nya kembali. Nasehat dari Tuhan ini dapat kita baca di Kitab Injil yaitu Matius 24-25, Markus 13 dan Lukas 21. Karena itu, Allah mengaruniakan wahyu ini kepada Yesus Kristus agar kita hamba-hamba yang dikasihi-Nya dapat mengetahui apa yang harus segera terjadi. (Wahyu 1:1)
Dan apabila ada di antara kita yang takut akan malapetaka yang tertulis di dalam Kitab Wahyu, Tuhan Yesus berjanji akan melindungi kita: â?oKarena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.â? (Wahyu 3:10). Dari janji Tuhan Yesus di atas, kita dapat melihat bahwa hari pencobaan tersebut akan datang atas seluruh dunia, dan untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Itu berarti kita yang dilindungi Tuhan, tidak berada di bumi pada saat itu, karena kita telah diangkat dan berada di sorga. Bahkan dapat kita lihat di Kitab Wahyu, ternyata dari pasal 6 sampai pasal 19, yaitu pasal-pasal yang menceritakan tentang Masa Kesusahan Besar, tidak ditemukan satupun kata â?oJemaatâ? di sana. Haleluya!
Berkat bagi yang membaca Kitab Wahyu
Sebagai wujud pesan cinta dari Tuhan Yesus, Kitab Wahyu disampaikan kepada kita dengan suatu janji berkat yang indah. Tidak ada kitab lain dalam Alkitab yang menjanjikan berkat yang spesifik dan unik ini.
Apabila kita membaca terjemahan NKJV di atas, maka kita dapat mengerti bahwa ayat ini dimulai dengan kalimat â?oDiberkatilah dia yang membacakan..â?, karena sebagaimana kita telah mengetahui, bahwa kata â?oblessâ? mempunyai arti â?oberkatâ? dalam bahasa Indonesia.

Berkat ini tidak hanya ditulis di awal Kitab Wahyu, tetapi berkat ini dijanjikan kembali oleh Tuhan Yesus di akhir Kitab Wahyu.

Itulah pentingnya membaca Kitab Wahyu, karena ada janji berkat yang luar biasa bagi mereka yang:

a.. membacakan
b.. mendengarkan
c.. menuruti
semua yang tertulis di dalam Kitab Wahyu.

â?oJangan memeteraikan perkataan-perkatan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekatâ? (Wahyu 22:10)
Tuhan Yesus menginginkan pesan cinta-Nya dapat disampaikan kepada semua jemaat yang dikasihi-Nya. Tuhan tidak menginginkan kita merahasiakan (memeteraikan) apa yang tertulis di dalam Kitab ini, karena waktunya sudah dekat. (Wahyu 22:10) Karena itu, marilah kita bersama-sama diberkati dengan mempelajari Kitab Wahyu, membacakan Kitab Wahyu kepada orang lain, dan menuruti semua yang tertulis di dalam Kitab Wahyu. Tuhan memberkati kita semua. Amin.


Baca: Wahyu 1:3, Wahyu 22:7


Kitab Wahyu susah dimengerti? Apakah ada kunci untuk mengerti Kitab ini? Nantikan pembahasan menarik ini di episode selanjutnya, hanya di WAHYU 9779.


©GBI Christ the Healer 2010

HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA:

Why 11:19a; 12:1.3-6a; 1Kor 15:20-26; Luk 1:39-56
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu."
"Allah tidak berkenan mewahyukan misteri keselamatan umat manusia secara resmi, sebelum mencurahkan Roh yang dijanjikan oleh Kristus. Maka kita saksikan para Rasul sebelum hari Pestekosta `bertekun sehati sejiwa dalam doa bersama beberapa wanita, dan Maria Bunda Yesus serta saudara-saudaraNya'(Kis 1:14). Kita lihat Maria juga dengan doa-doanya memohon kurnia Roh, yang pada saat Warta Gembira dulu sudah menaunginya. Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, Ia telah ditinggikan Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan (lih Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa dan maut" (Vatikan II: LG no 59). Bunda Maria adalah teladan umat beriman, maka kita umat beriman kiranya juga mendambakan bahwa `sesudah menyelesaikan perjalanan hidup di dunia' alias meninggal dunia atau dipanggil Tuhan, akan hidup mulia selama-lamanya bersama Tuhan di sorga serta orang-orang kudus yang telah mendahului perjalanan kita untuk menghadap Tuhan di sorga. Dambaan tersebut akan menjadi kenyataan jika kita sungguh meneladan Bunda Maria dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, maka marilah kita renungkan dan hayati sabda-sabda yang terkait dengan Bunda Maria, sebagaimana diwartakan dalam Warta Gembira atau Injil hari ini.

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus" (Luk 1:46-49).
Jiwa adalah sumber hidup, yang menghidupkan dan menggairahkan cara hidup dan cara bertindak kita. "Jiwaku memuliakan Tuhan" berarti cara hidup dan cara bertindakku senantiasa menempatkan Tuhan di atas segala-galanya atau Tuhan menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Hidup dan bertindak dijiwai oleh Tuhan berarti membahagiakan, mensejahterakan dan menyelamatkan sesama manusia maupun lingkungan hidupnya atau hidup dan bertindak dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga menghasilkan keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22-23).

Hidup dijiwai oleh Tuhan berarti juga dengan rendah hati mengimani bahwa "Yang Mahakuasa telah melakuakn perbuatan-perbuatan besar kepadaku", dan dengan demikian mengakui dan menghayati bahwa apa-apa yang `besar', baik, mulia, indah, mempesona dll merupakan karya Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh. Kita menghayati bahwa hidup dan segala sesuatu yang kita nikmati, miliki, kuasai sampai saat ini adalah anugerah Tuhan, misalnya harta benda/uang, ketampanan, kecantikan, kecerdasan, keterampilan, anak-anak, sahabat, teman dll. Kita memfungsikan apa yang kita miliki atau kuasai pada saat ini untuk memuliakan, memuji, menghormati dan melayani Tuhan melalui saudara-saudari kita. Maka kita senantiasa saling memuliakan, memuji, menghormati dan melayani di dalam hidup sehari-hari. Jika kita sungguh hidup dan bertindak yang demikian ini, percayalah atau imanilah bahwa ketika kita dipanggil Tuhan atau setelah meninggal dunia akan dimuliakan bersama Tuhan di surga untuk selama-lamanya. Kepada rekan-rekan perempuan yang memiliki pelindung St.Maria atau mengenakan nama `Maria' dalam diri anda, kami harapkan dapat menjadi teladan dalam hidup beriman bagi saudara-saudarinya. Hendaknya saling berlomba dalam beriman, sehingga anda sebagai perempuan yang mengenakan nama `Maria' dapat dikenakan sabda yang dikenakan pada Bunda Maria, yaitu "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu": anak-anak yang pernah anda kandung dan dilahirkan terberkati serta menjadi berkat bagi sesamanya.
"Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (1Kor 15:20-22)

"Dalam persekutuan dengan Adam" berarti berdosa, sedangkan "dalam persekutuan dengan Kristus" berarti hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur selama di dunia ini. Bersekutu dengan Kristus berarti menjadi sahabat-sahabatNya, dan karena Ia adalah Allah, lebih dalam segalanya daripada kita, maka mau tidak mau kita pasti dikuasai atau dirajai alias harus melaksanakan perintah-perintahNya dan menghayati sabda-sabdaNya. Jika kita sungguh menjadi sahabat-sahabatNya selama hidup di dunia ini, maka ketika dipanggil Tuhan atau setelah meninggal dunia kita akan hidup mulia di sorga bersamaNya untuk selama-lamanya. Menjadi sahabatNya berarti juga meneladan Bunda Maria "yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Luk 8:21)

Menjadi `pendengar dan pelaksana' yang baik merupakan salah satu keutamaan yang harus kita usahakan, perdalam dan perkuat. Indera pendengaran atau kegiatan mendengarkan merupakan indera yang pertama kali aktif dan paling banyak aktif daripada indera-indera lainnya, tentu saja asal tidak tuli. Apa yang kita dengarkan akan membentuk pribadi kita, mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Apa yang kita dengarkan dapat merubah pikiran kita, yang pada gilirannya merubah rencana atau kegiatan. Kita semua kiranya mendambakan bahwa jika terjadi perubahan hendaknya berubah lebih baik atau menjadi baik, maka baiklah kita berusaha untuk mendengarkan apa-apa yang baik dan sebaliknya memperdengarkan atau berkata-kata apa-apa yang baik. Ingat dan hayati bahwa sebagai sahabat Tuhan kita dipanggil untuk menjadi pewarta-pewarta kabar baik.

Pelaksanaan atau penghayatan aneka macam aturan dan tatanan hidup pada masa kini sungguh memprihatinkan. Aneka aturan atau tatanan dibuat dan diundangkan atau diberlakukan, namun `hangat-hangat tahi ayam', artinya dilaksanakan dengan baik jika ada pengawasan ketat, dan ketika tiada pengawasan orang bertindak seenaknya untuk melanggar aneka aturan dan tatanan hidup. Dengan kata lain kedisiplinan dan kejujuran di antara kita sungguh memprihatinkan. Ada kebiasaan tidak disiplin yang dimaklumi umum, misalnya: undangan rapat atau pertemuan dikatakan mulai pk 08.00, tetapi sering baru dimulai pk 09.00, dan panitia pengundang diam saja, tidak minta maaf tanpa alasan. Kebiasaan mulai terlambat dan pulang lebih awal hemat saya merupakan sikap mental yang merusak hidup pribadi maupun hidup bersama. Kita semua dipanggil untuk menjadi pelaksana-pelaksana yang disiplin dan jujur. Keunggulan hidup beriman terletak dalam pelaksanaan bukan omongan atau wacana, dalam penghayatan bukan dalam diskusi atau perdebatan. "Seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati." (Yak 2:26), demikian kata Yakobus. Marilah kita berlomba menjadi pelaksana-pelaksana aturan dan tatanan hidup yang baik di dalam hidup kita sehari-hari, dimanapun dan kapanpun.

"Di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir. Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu!"
(Mzm 45:10bc-12ab)

Mengampuni saudara

"Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku ?"


(Yeh 12:1-12; Mat 18:21-19:1)

"Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali" (Mat 18:21-22), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. .

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• "Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami", demikian kutipan dari doa Bapa kami, doa harian, doa yang mungkin lebih dari sekali kita doakan setiap hari. Pertanyaannya: "apakah doa tersebut meresapi dalam hati dan kemudian menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari?". Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk hidup saling mengampuni. Hendaknya kita saling mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh berarti suatu ajakan atau panggilan untuk selalu saling mengampuni. Kita semua dipanggil untuk senantiasa menyalurkan kasih pengampunan Allah yang telah kita terima secara melimpah ruah melalui saudara-saudari kita. Ingatlah dan hayatilah bahwa masing-masing dari kita sejak masih berada di dalam kandungan ibu kita masing-masing telah menerima kasih pengampunan sampai saat ini, lebih-lebih dari atau melalui ibu kita menerima kasih pengampunan, sebagaimana disenandungkan dalam sebuah lagu "Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia". Semoga para ibu dapat menjadi saksi atau teladan dalam pengampunan ini di dalam hidup sehari-hari. Salah satu cara agar kita dapat dengan mudah dan enak mengampuni orang yang telah bersalah kepada kita, antara lain hendaknya kita senantiasa menyadari dan menghayati diri sebagai yang berdosa serta dengan rendah hati senantiasa melihat apa yang baik dalam diri orang yang telah menyalahi kita tersebut. Ingat bahwa mereka yang menyalahi kita belum tentu salah, karena mungkin mereka tidak tahu bagaimana harus berbuat, dan orang yang tidak tahu berarti tidak salah.
• "Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak, yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak melihat dan mempunyai telinga untuk mendengar, tetapi tidak mendengar, sebab mereka adalah kaum pemberontak. Maka engkau, anak manusia, sediakanlah bagimu barang-barang seorang buangan dan berjalanlah seperti seorang buangan pada siang hari di hadapan mata mereka; pergilah dari tempatmu sekarang ke tempat yang lain seperti seorang buangan di hadapan mata mereka. Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak." (Yeh 12:2-3). Para pemberontak memang memiliki mata dan telinga, tetapi tidak melihat dan mendengarkan, dan pada umumnya hidup dan bertindak hanya mengikuti kemauan sendiri atau selera pribadi. Kita dipanggil untuk menyadarkan para pemberontak, entah dalam kehidupan bersama kita di tingkat apapun dan dimanapun, dan kiranya terutama yang ada di dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing. Kami percaya diam-diam di antara anggota keluarga ada yang ingin memberontak atau sudah memberontak, misalnya tidak taat pada aturan atau kebijakan dalam keluarga atau pada orangtua. Kiranya cukup banyak anak-anak yang menjadi pemberontak alias melawan orangtuanya. Anak-anak yang demikian ini hemat saya mereka merasa kurang dikasihi, maka penyadaran bagi mereka berarti menyadarikan mereka sebagai yang dikasihi atau yang terkasih. Ingatkan dan ajaklah anak-anak untuk menyadari dan menghayati diri kembali ketika masih berada di dalam rahim ibu, masih bayi yang sering menangis dan mengganggu ibu, dst.. dan ibu tidak marah atau membenci melainkan tetap setia mengasihi. Jika mungkin anak-anak diminta membaca buku mungil yang berjudul `Sembilan bulan dalam kandungan atau rahim ibu'. Dalam kutipan di atas diingatkan bahwa untuk menyadarkan pemberontak kita diharapkan menempatkan diri sebagai yang terbuang, alias menjadi korban pemberontakan. Kami percaya di dalam hati kecil pemberontak pasti masih ada kasih, dan ketika melihat orang terbuang dan menderita pasti tersentuh untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.

"Tetapi mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya; mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka" (Mzm 78:56-58)

KUCING MENOLAK IKAN ASIN

KUCING MENOLAK IKAN ASIN


Mungkin kita pernah mendengar ungkapan: "Mana ada kucing yang menolak
ikan asin?" Itu benar. Taruh sepotong ikan asin di depan kucing, maka
tak perlu tunggu lama, ia pasti segera menyambarnya. Demikian juga
dengan dosa. Iblis sangat tahu apa yang "menggiurkan" bagi masing-
masing pribadi. Itu sebabnya godaan dosa tak pernah menawarkan sesuatu
yang tak enak. Dan kala dosa itu menggoda, ia mampu membuat manusia
sangat ingin menikmatinya. Maka tak heran, tatkala jatuh dalam dosa,
orang kerap mengatakan "khilaf" atau "abis enggak tahan, sih."

Di dalam suratnya, Rasul Paulus memperingatkan tentang godaan dosa ini
kepada jemaat Korintus. Dan Paulus memperingatkan hal ini bukan hanya
karena godaannya yang menggiurkan, melainkan karena beratnya akibat
dosa yang mungkin terjadi. Contoh yang ia pakai adalah bangsa Israel.

Karena tergiur untuk melakukan "dengan nikmat" segala dosa penyembahan
berhala, percabulan, sungut-sungut, maka Allah menghukum mati sebagian
besar dari mereka (ayat 7-10). Allah tidak dapat dipermainkan.
Intinya, Paulus mengingatkan supaya kita tidak lupa bahwa di balik
dosa yang menggiurkan, ada akibat yang mengerikan, yakni murka Allah.

Selanjutnya Paulus menasihati bahwa setiap godaan atau pencobaan dosa
yang menghampiri, sesungguhnya tidak pernah melampaui kekuatan kita
(ayat 13). Yakin saja bahwa setiap godaan itu adalah godaan biasa. Ia
tidak luar biasa. Artinya, kita pasti sanggup mengatasinya asal kita
mau menolaknya. Apalagi Tuhan berjanji akan memberikan jalan keluar.
Maka, kita pasti menang! --RY

MENGHINDARI DOSA TAK DITENTUKAN OLEH KESANGGUPAN KITA
TETAPI OLEH KEMAUAN KITA

Ayat Alkitab: 1 Korintus 10:1-13

1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek
moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa
mereka semua telah melintasi laut.

2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan
dan dalam laut.

3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama

4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka
minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu
karang itu ialah Kristus.

5 Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang
terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.

6 Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk
memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang
jahat seperti yang telah mereka perbuat,

7 dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama
seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka
duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah
mereka dan bersukaria."

8 Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas
dua puluh tiga ribu orang.

9 Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.

10 Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh
malaikat maut.

11 Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan
untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana
zaman akhir telah tiba.

12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!

13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan
biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan
karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu
jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.


http://www.wilotocorp.com

Dipimpin Roh

Dipimpin Roh


Roma 8 : 14

8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.


Alkitab tegas mengatakan bahwa hanya orang-orang yang dipimpin oleh Roh ALLAH
yang adalah anak-anak ALLAH. Jadi, supaya kita pantas disebut sebagai anak-anak
ALLAH, maka kita harus hidup dalam pimpinan Roh. Pernyataan Alkitab ini sungguh
sangat jelas, bahwa siapa pun kita yang mengaku Kristen, apa pun posisi yang
kita emban di gereja, kalau kita tidak hidup di bawah pimpinan Roh ALLAH, kita
bukan anak ALLAH.

Apa yang dimaksud dengan "hidup dipimpin Roh" itu? Kata-kata "dipimpin Roh
ALLAH" dalam bahasa aslinya πνεύματι θεοῦ ἄγονται (pnévmati Theú ágondai)
memberi isyarat seolah-olah TUHAN akan aktif memimpin kita, sehingga otomatis
membuat kita mampu menuruti kehedak-NYA. Seakan-akan Roh-NYA sendiri yang aktif
memimpin kita dan otomatis kita dapat mengikuti. Tetapi sebetulnya "dipimpin"
(ágondai) juga bermakna "dibimbing" atau "dipengaruhi". Kalau kita dibimbing
oleh Roh ALLAH, itu berarti keaktifan kita juga penting. Harus ada proses
penyesuaian terhadap kehendak Roh, bukan TUHAN yang harus menyesuaikan diri
dengan kita, tetapi kita yang harus menyesuaikan diri dengan TUHAN.

Maka orang yang memberi diri dipimpin oleh Roh ALLAH harus rela tunduk kepada
Roh, harus rela berserah kepada Roh. Dengan kata lain, jika kita mau dipimpin
oleh Roh ALLAH, kita harus mau menyangkal diri (Mat. 16:24). Penyangkalan diri
ini menuntut keseriusan kita sebagai orang percaya untuk senantiasa bergumul
melawan diri kita sendiri, dan membutuhkan pengorbanan waktu guna mencapai
tahap-tahap penurutan terhadap kehendak Roh yang semakin tinggi.

Dengan penjelasan ini tampak bahwa "dipimpin Roh ALLAH" hendaknya tidak
dipahami bahwa orang percaya menjadi seperti robot yang diatur TUHAN dengan
sebuah remote control. Pemahaman yang menghilangkan atau melemahkan prinsip
kebebasan dan tanggung jawab manusia seperti itu tidak sesuai dengan Alkitab.
Harus selalu dicamkan bahwa TUHAN tidak akan merenggut atau mengambil alih
kesadaran dan kebebasan seseorang dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Roh memang memimpin, tetapi apakah manusia mau tunduk dan mengikuti pimpinan
itu, tergantung kepada manusia itu sendiri.

Roh Kudus menuntun orang percaya dengan lembut dan mereka harus belajar dan
terus berlatih unuk mengerti kehendak-NYA guna dilakukan. Latihan demi latihan
akan menyanggupkan kita hidup sesuai dengan kehendak TUHAN tanpa perlu diatur
oleh suatu peraturan atau hukum.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Penyusupan

PENYUSUPAN


Pada suatu pertemuan Seminar Hidup Baru Dalam Roh Kudus, diadakanlah pencurahan
Roh Kudus. Tiba-tiba peserta seorang ibu yang sedang membaca alkitab, suaranya
berubah menjadi laki-laki, dan dia mengaku bernama Yesus, sang Mesias.
Hari-hari berikutnya banyak sekali kejutan-kejutan yang dibuatnya. Ketika dia
akan pergi ke gereja melewati sebuah pasar, diberkatilah orang-orang
disekitarnya. Demikian pula, mereka mulai berkonsultasi kepadanya. Apa yang
dikatakannya selalu benar, sehingga merekapun percaya.

Pada awalnya suasana di dalam keluarganya sangat bangga karena bersemayamlah Roh
Yesus di dalam tubuh istrinya. Namun pada suatu ketika atas ajakan seorang
teman dia diperkenalkan kepada seorang hamba Tuhan sebagai pendoa syafaat.
Pertemuan pertamapun sang pendoa syafaat sudah dapat mengetahui bahwa hal ini
tidak wajar. Karena seorang pendoa syafaat memiliki ketajaman pembedaan roh,
dalam bahasa Inggrisnya, "spiritual discernment".


Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh(1 Kor 12: 10).
Karunia ini merupakan kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk membedakan
dan menilai nubuat-nubuat secara tepat dan membedakan apakah ucapan itu berasal
dari Roh Kudus atau bukan. Bahkan, roh-roh jahatpun, melalui kehadiran guru
atau nabi palsu, dapat bekerja dalam perhimpunan jemaat. Karena karunia rohani
itu dapat ditiru oleh iblis. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan
muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat,
sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga (Mat
24:24).


Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa
perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu (2 Tes 2:9).


Dengan kuasa kasih Tuhan Yesus sendiri melalui pendoa syafaat beserta tim,
akhirnya kuasa iblis yang menyusup dalam diri ibu tersebut dapat dikalahkan.


Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh,
terutama karunia untuk bernubuat (1 Kor 14:1). Orang percaya yang mempunyai
kasih yang sejati bagi orang lain dalam tubuh Kristus harus merindukan karunia
rohani supaya sanggup menolong, menghibur, mendorong, dan menguatkan mereka yang
membutuhkan. Kita tidak akan dengan pasif menunggu Allah mengaruniakan Roh.
Sebaliknya, kita harus merindukan dengan sungguh-sungguh, berusaha, dan berdoa
memohon karunia itu, khususnya yang bermanfaat bagi orang banyak.

Ya Tuhan, utuslah Roh-Mu yang kudus untuk menguasai seluruh hidup kami sehingga
kami mampu menghasilkan buah-buah yang berlimpah.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

: Gagasan Terbaik

Gagasan Terbaik


Yakobus 4 : 1–5

4:1. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah
datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamumengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu
membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu
bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu
tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu
salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan
hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadibarangsiapa hendak
menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang
ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"


Ada sebuah pertanyaan yang perlu kita renungkan: Mengapa TUHAN tidak
menciptakan manusia lain, atau manusia baru yang bukan keturunan Adam dan Hawa,
untuk mendiami langit dan bumi baru nanti?

Jawaban yang pertama, TUHAN sudah melepaskan ide atau gagasan-NYA yang terbaik
dalam menciptakan manusia. Itu berarti tidak ada ciptaan yang lebih baik dari
itu. Firman TUHAN menunjukkan bahwa ALLAH melihat segala yang dijadikannya itu
sungguh amat baik (Kej. 1:31). Tidak ada gagasan yang lebih baik daripada yang
TUHAN telah nyatakan, yaitu menciptakan manusia bersamaan dengan penciptaan alam
semesta. Oleh karena manusia adalah ciptaan TUHAN yang terbaik, mahkota
ciptaan TUHAN dan ide gagasan-NYA yang terbaik, berarti tidak ada spesies yang
lebih baik daripada manusia. Karenanya TUHAN tetap mempertahankan manusia ini.
Memahami hal ini, kita bisa mengerti betapa tragisnya akibat kejatuhan manusia
ke dalam dosa itu, sebab kejatuhan manusia ke dalam dosa berarti kerusakan
mahkota ciptaan TUHAN yang terbaik.

Jawaban yang kedua, karena TUHAN hanya memberi jatah satu jenis roh untuk
manusia. Hanyasatu kali TUHAN mengalirkan roh dari dalam diri-NYA untuk
menjadikan manusia sebagai makhluk hidup. IA menghembuskan nafas hidup, roh
dari ALLAH (bukan Roh ALLAH) menjadi roh manusia (Kej. 2:7). Dari roh manusia
ini lahir atau digandakan banyak roh manusia melalui proses perkawinan. Jadi
TUHAN tidak menciptakan roh manusia lain. Dari roh manusia dalam diri Adam,
kemudian memperbanyak diri menjadi banyak roh manusia lain.

Berkenaan dengan hal ini, TUHAN menginginkan dengan cemburu roh yang
ditempatkan-NYA dalam diri kita untuk diselamatkan (Yak. 4:5). Maksudnya, IA
menginginkannya dengan sangat, karena IA merasa berhak atasnya. Di sini
digunakan kata "dengan cemburu", karena roh itu memang milik TUHAN. Jadi
sungguh luar biasa pertaruhan TUHAN menciptakan manusia ini, sebab kejatuhan
manusia ke dalam dosa merupakan keadaan yang sangat menyedihkan dan mendukakan
hati TUHAN. IA harus menyelamatkan manusia agar roh yang ditempatkan ALLAH
dalam diri manusia tidak terseret ke api kekal oleh jiwa yang mencintai dunia.

Kenyataan ini sekali lagi membuktikan pengertian bahwa TUHAN hanya menciptakan
roh manusia satu kali saja. IA tidak menciptakan roh manusia yang lain.
Dengan hal ini, maka kita harus menghargai roh kita sendiri dengan berusaha
untuk tidak hidup dalam percintaan dengan dunia (Yak. 4:4).


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Saudara berbuat dosa

"Apabila saudaramu berbuat dosa tegorlah dia di bawah empat mata."


(Yeh 9:1-7; 10:18-22; Mat 18:15-20)

"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Klara, perawan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Ketika ada orang kumpul-kumpul, dua, tiga orang atau lebih, pada umumnya ada kecenderungan umum untuk membicarakan kekurangan atau kesalahan orang lain yang tidak pada saat itu tidak bersama mereka. Ngrumpi atau `ngrasani' yang isinya membicarakan kekurangan atau kelemahan orang lain memang terasa nikmat dan meriah pada saat itu. Yesus mengingatkan kita bahwa jika saudara kita berbuat dosa hendaknya ditegor di bawah empat mata, dengan kata lain hendaknya dimana dua atau tiga orang atau lebih berkumpul senantiasa dalam nama Tuhan, sehingga apa-apa yang dikatakan atau dibicarakan semakin mendekatkan yang berkumpul dalam Tuhan alias semakin suci bersama-sama. Ketika yang ditegor tidak mendengarkan atau tidak menerima barulah diusahakan pihak ketiga yang diharapkan dapat menegor dengan berhasil dan yang bersangkutan dengan rendah hati berani mengakui kesalahaan atau kekurangannya. St.Klara yang kita rayakan pada hari ini kiranya dapat menjadi teladan kesucian serta motivasi atau dorongan bagi rekan-rekan gadis untuk mengikuti cara hidup St.Klara dengan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dalam pelayanan bagi sesama, lebih-lebih yang miskin dan berkekurangan. Kami juga mengingatkan rekan-rekan gadis untuk menjaga keperawanannya sebelum hidup berkeluarga, tidak melakukan hubunngan seks sebelum nikah. Persembahkan keperawanan anda kepada `yang terkasih', entah Tuhan atau suami anda, sebagai wujud kasih dan syukur atas anugerah Tuhan.
• "Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya." (Yeh 10:22). Kutipan ini merupakan bagian dari sharing Yeheskiel perihal penglihatan akan makhluk-makluk yang baik. "Masing-masing berjalan lurus ke mukanya", kata-kata inilah kiranya yang baik kita renungkan atau refleksikan. Kita semua dipanggil untuk berjalan lurus ke muka, artinya senantiasa berujud lurus serta mengusahakan terwujudnya ujud tersebut dengan cara yang lurus juga, cara yang baik dan berbudi pekerti luhur. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak baik bagi mereka yang masih belajar maupun sudah bekerja. Bagi yang masih belajar, yaitu para murid/peserta didik, pelajar maupun mahasiswa, kami ajak untuk sungguh belajar sehingga terampil belajar. Usahakan terus menerus selama belajar agar semakin terampil belajar. Tanamkan dalam diri anda sikap mental `belajar terus menerus', ongoing education, ongoing formation. Kepada para pekerja, entah dalam bidang pekerjaan atau pelayanan apapun, kami harapkan selama bekerja berusaha agar semakin terampil bekerja atau melayani. Percayalah bahwa jika anda semakin terampil bekerja atau melayani pasti akan semakin sejahtera dan damai-bahagia juga. Kepada para orangtua kami berharap sungguh mendampingi dan mendidik anak-anaknya untuk senantiasa memiliki ujud lurus serta mewujudkannya dengan cara yang lurus juga, tentu saja teladan orangtua sungguh menjadi kunci keberhasilan pendidikan atau pendampingan.tersebut. Kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak dengan jujur dimanapun dan kapanpun. "Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta berkorban untuk kebenaran" (Prof Dr. Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997 , hal 12).

"Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN! Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN. TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?"
(Mzm 113:1-6)

PESONA YESUS

PESONA YESUS


Seorang aktris Hollywood menceritakan pengalamannya bertemu berbagai
tokoh dunia. Bahkan ia pernah bertemu dengan beberapa dari kaum
bangsawan, seperti Ratu Elisabet dan Putri Diana. Namun, menurutnya
pribadi yang paling memesona adalah Nelson Mandela. Ketenangan batin
dan kekuatan kepribadiannya memberikan kesan yang sangat mendalam bagi
aktris tersebut. Pesona Nelson Mandela membekas lama setelah pertemuan
mereka. Firman Tuhan hari ini menggambarkan Yesus sebagai pribadi yang
sangat memesona dan berwibawa. Orang-orang tertarik dan berkerumun
untuk bertemu dengan-Nya. Simon sampai jatuh tersungkur di hadapan
Yesus; pertemuan dengan Yesus membuatnya menyadari dosa dan
ketidaklayakannya. Pesona Yesus mengubah hidup Simon, Yohanes, dan
Yakobus. Mereka seketika meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut
Yesus. Seolah-olah tidak masuk akal. Hal ini hanya dapat dimengerti
apabila pesona Yesus melampaui daya tarik dari segala sesuatu yang
ditinggalkan oleh Simon dan kawan-kawannya! Yesus adalah pribadi yang
menakjubkan. Mengikut Yesus dimulai dengan sebuah "pertemuan" rohani
dengan-Nya. Pertemuan yang sedemikian memesona, yang membuat seseorang
dapat meninggalkan segala sesuatu demi Dia. Pertemuan yang memanggil
seseorang untuk berkomitmen mengikuti-Nya. Panggilan ini adalah
panggilan Yesus sendiri. Panggilan untuk menjadikan Allah segala-
galanya, lebih dari apa pun, sebagaimana Yesus menjadikan Allah
segala-galanya. Pesona Nelson Mandela mungkin mengesankan, tetapi
pesona Yesus mengubah hidup manusia --DBS

BIARLAH PESONA YESUS NYATA DALAM HIDUP KITA
HINGGA KITA SENANTIASA MENJADIKAN-NYA YANG TERUTAMA

http://alkitab.sabda.org/?Lukas+5:1-11

Lukas 5:1-11

1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang
orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah
turun dan sedang membasuh jalanya.
3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan
menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai.
Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah
ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras
dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau
menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar
ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang
lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu
mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga
hampir tenggelam.
8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan
Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini
seorang berdosa."
9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh
karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang
menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai
dari sekarang engkau akan menjala manusia."
11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun
meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+81-83
http://alkitab.sabda.org/?Roma+12

Ada apa dengan kita?

Ada Apa Dengan Kita?
(Oleh: Julianto Simanjuntak)


Jika kita melihat anak lupa makan, kita menegurnya.
Jika kita tahu anak lupa sikat gigi, kita memarahinya.
Jika anak segan mandi, kita kadang meneriakinya
Namun jika kita melihat anak lupa berdoa, kita bisa mendiamkannya begitu saja.

Ada apa dengan kita?


Jika kita lihat anak banyak nonton TV, kita menyatakan kesedihan kita.
Jika anak trus main game, kita menyatakan kekecewaan kita.
Jika anak banyak bermain dg temannya di mal, kita menyatakan kemarahan kita.
Tetapi jika anak tidak pergi ke gereja, ada saja orangtua yang menganggapnya biasa dan tdk menegur si anak.

Ada apa dengan kita?


Jika kita melihat anak malas membaca buku pelajaran, kita menegurnya dengan keras.
Jika kita melihat anak tdk menyiapkan diri buat ujiannya besok, kita bisa cerewet.
Jika kita menerima dan membaca raport anak dan ada nilai merah, kita bisa kesel banget
Tapi kita melihat anak malas baca Alkitab, kita kadang merasa hal itu biasa-biasa saja.
Bahkan saat tidak lagi ada waktu berdoa bersama anak dimalam hari, kita anggap normal-normal saja.

Ada apa dengan kita?


Selamat pagi!
Info Buku konseling harga khusus di bulan agustus lihat di grup FB: Peduli Konseling Nusantara (Pelikan)

Tanpa Juklak

Tanpa Juklak


Roma 2 : 17–29

2:17. Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum
Taurat, bermegah dalam Allah,
2:18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat,
dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,
2:19 dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka
yang di dalam kegelapan,
2:20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam
hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.
2:21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau
mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau
sendiri mencuri?
2:22 Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah?
Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah
berhala?
2:23 Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah
dengan melanggar hukum Taurat itu?
2:24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di
antara bangsa-bangsa lain."
2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika
engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
2:26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum
Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
2:27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum
Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi
yang melanggar hukum Taurat.
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang
disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan
sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka
pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.


Dalam Alkitab kita tidak akan dapat menemukan TUHAN memberikan juklak (petunjuk
pelaksanaan) atau semacam prosedur operasional dalam pengelolaan bumi ini
kepada manusia. Mulai dari kitab Kejadian, kita melihat bahwa TUHAN tidak
memberikan petunjuk–petunjuk rinci. Fakta ini mengisyaratkan dengan jelas bahwa
manusia telah didesain untuk sanggup melakukan tugas-tugas yang TUHAN
percayakan sekalipun tanpa petunjuk rinci, sebab IA telah memberi kemampuan
kepada manusia untuk mengerti apa pun yang dikehendaki-NYA untuk dilakukan.

Dari fakta ini kita belajar, betapa hebat manusia yang TUHAN ciptakan itu.
Dengan kemampuan yang sangat luar biasa manusia bisa menjadi penguasa bumi ini
secara profesional. Tidak heran kalau alam yang luas, dahsyat dan yang
menyimpan kekayaan nyaris tanpa batas ini bisa dipercayakan ALLAH kepada
manusia. Sayangnya manusia jatuh ke dalam dosa, sehingan tanggung jawab
pengelolaan bumi berubah menjadi nafsu mengeksploitasi bumi tanpa henti yang
berujung pada kerusakan bumi. Pernah terlintas suatu pertanyaan: Seandainya
manusia tidak jatuh ke dalam dosa, namun matahari yang menyinari bumi ini habis
energinya, atau bumi yang ditempati manusia ini tidak sanggup lagi menampung
jumlah manusia sebab manusia berkembang biak dan tidak ada yang mengalami
kematian, bagaimana mengatasi masalah tersebut? Jawabannya sederhana saja,
manusia yang cerdas—walaupun tidak sama dengan TUHAN—akan mampu menjangkau
planet-planet di luar tata surya kita ini. Sekarang saja manusia yang berdosa
bisa mencapai bulan, dan membuat wahana tanpa awak yang bisa keluar dari tata
surya kita. Apalagi kalau tidak jatuh ke dalam dosa, pastilah manusia akan
mampu menjangkau yang lebih luas dan jauh.

Di sini kita bisa mengerti mengapa manusia tidak dimusnahkan oleh TUHAN,
walaupun manusia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan-NYA.
Sebaliknya, IA memberikan hukum dan peraturan agar manusia tetap eksis sampai
TUHAN Yesusdatang ke dunia, menyelamatkan manusia dan mengembalikan manusia pada
rancangan-NYA. Jadi manusia dilestarikan agar manusia dapat masuk ke dalam
proyek keselamatan ALLAH melalui Yesus Kristusdan manusia dapat dipersiapkan
menjadi manusia baru guna mewarisi langit baru dan bumi baru dengan kecerdasan
yang dipulihkan, selain juga moralnya. Dalam kehidupan yang akandatang di
langit dan bumi baru nanti, manusia harus mengelola langit dan bumi yang baru
yang luasnya tiada batas. Dengan kecerdasan yang TUHAN berikan, manusia akan
mampu mengelola alam semestayang luas ini. Dalam hal ini, hendaknya kita tidak
berpikir bahwa Surga adalah tempat dimana manusia berhenti bekerja. Justru Surga
adalah tempat manusia dikembalikan kepada kodratnya, yaitu bekerja.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

MENGEJAR EKOR SENDIRI

MENGEJAR EKOR SENDIRI


Seekor anak anjing bergerak lucu "mengejar" ekor pendeknya sendiri
untuk menggigitnya. Jelas ia berputar-putar terus, tanpa pernah
mencapai tujuannya. Anjing tua berkata kepadanya, "Lupakanlah itu! Tak
usah kaukejar ekormu itu. Berjalanlah saja, maka dengan sendirinya ia
akan mengikutimu." Dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak dapat diraih
dengan terus sibuk mengejarnya. Salah satunya adalah kehormatan atau
kemuliaan. Kian dikejar, kian menjauh. Sejenak teraih, sekejab raib
lagi. Membuat kita jadi gila. Haus kuasa. Gila hormat. Di samping
hasilnya sia-sia, harga yang harus dibayar pun amat mahal. Korban
pasti berjatuhan. Tuhan Yesus meluruskan kekeliruan murid-murid-Nya
dalam hal serius yang satu ini. Hidup ini bukan untuk "mengejar"
kemuliaan, kehormatan, kedudukan dan kekuasaan. Sebab, orang pasti
akan "berputar-putar" dalam keributan, pertengkaran, dan aksi
kekerasan. Semua payah, semua susah, semua kalah! Yesus menekankan
bahwa kemuliaan, kehormatan, kedudukan, dan kekuasaan hanya bisa
dicapai ketika kita merendahkan hati, menjadi pelayan; menjadi hamba
(ayat 43, 44). Teladan yang sejati adalah Yesus sendiri (ayat 45).
Tugas kita adalah untuk "berjalan saja" memenuhi panggilan hidup,
yaitu memuliakan Tuhan dengan cara melayani sesama; memberikan yang
terbaik. Lupakan pamrih. Jauhkan keinginan untuk dimuliakan. Kemuliaan
adalah hak Tuhan. Dia lebih tahu bagaimana melengkapi kita dengan
anugerah-Nya. Berkat pasti "mengikuti" kita selaras dengan kemurahan-
Nya atas karya pengabdian kita yang tulus --PAD

LAKUKAN SAJA KARYA TERBAIK ANDA
TUHAN TAHU MENGARUNIAKAN APA YANG TERBAIK UNTUK ANDA

http://alkitab.sabda.org/?Markus+10:35-45

Markus 10:35-45

35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan
berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya
mengabulkan suatu permintaan kami!"
36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat
bagimu?"
37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu
kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di
sebelah kiri-Mu."
38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis
dengan baptisan yang harus Kuterima?"
39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang,
kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis
dengan baptisan yang harus Kuterima.
40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku
tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa itu telah disediakan."
41 Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada
Yakobus dan Yohanes.
42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka.
43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar
di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang."


http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+79-80
http://alkitab.sabda.org/?Roma+11

Ujian iman

Ujian iman....


Sepanjang hidup ini Anda akan diuji melalui perubahan-perubahan besar, janji-janji yang tertunda, masalah-masalah yang sulit, doa-doa yang tak terjawab, kritikan-kritikan yang tidak layak diterima dan bahkan tragedi yang tidak masuk akal. Namun Allah sangat menghargai respon Anda yang positif.

Sebab itu Yak 1: 12-15 katakan

1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

1:13. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.

1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.

1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.


Kedewasaan rohani....

Kedewasaan rohani artinya menjadi serupa dengan Kristus, dalam cara kita berpikir, merasa dan bertindak. Semakin karakter Anda menyerupai Kristus, semakin besar Anda mendatangkan kemuliaan bagi Allah.

Sebab itu Filipi 2:4- 5 katakan : dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Pergi ke rumah Tuhan

Mari kita pergi ke rumah Tuhan

Mazmur 122

Ketika tiba hari Minggu, dan saatnya untuk ke rumah Tuhan, perasaan apa
yang muncul di hati kita? Setelah lelah bekerja selama lima atau enam hari,
bagaimana keadaan hati kita ketika pergi ke rumah Tuhan? Seringkali
"sukacita" bukanlah jawaban yang ada di hati kita bukan? Bagi
orang-orang yang aktif terlibat dalam pelayanan mungkin yang terbayang adalah
keletihan yang akan dihadapi sepanjang hari Minggu. Sebagian orang mungkin
merasa tidak enak, ada yang mengganjal kalau belum ke gereja. Ada pula yang
merasa berbeban berat karena harus bertemu Ibu A atau Bapak B. Ada pula yang
merasa biasa-biasa saja karena ke gereja adalah bagian dari agenda rutin
mingguan.

Daud mengungkapkan betapa bersukacita dan bergairahnya dia ketika orang
mengajak dia pergi ke rumah Tuhan. Mazmur ini banyak berbicara tentang
Yerusalem. Namun kita melihat di ayat 9 bahwa Yerusalem menjadi sumber sukacita
dan gairah Daud bukan karena kota itu sendiri, melainkan karena adanya Bait
Allah di situ. Dalam konteks kita, kita bisa meletakkan gereja dalam pandangan
yang sama seperti Daud memandang Yerusalem.

Apa perasaan kita waktu melangkahkan kaki ke gereja? Dari ayat 8 dan 9 kita
bisa mendengar gaung kerinduan hati Daud untuk melangkahkan kakinya ke
Yerusalem. Di sana ia akan bertemu dengan saudara dan teman, orang-orang yang
mencintai Tuhan. Di sana juga ada Rumah Tuhan. Di gereja kita bersekutu dengan
sesama anak Tuhan, saudara seiman. Kita disegarkan kembali oleh perjumpaan
dengan Allah.

Waktu melangkahkan kaki ke gereja, apa perasaan kita? Adakah kita memiliki
sukacita dan gairah seperti yang Daud miliki? Jika sukacita dan gairah itu
telah pudar dimakan waktu, dimakan kesibukan kita di gereja, dimakan oleh
keletihan pelayanan kita, inilah saatnya kita berhenti dan berdoa, meminta
Tuhan memulihkan kembali sukacita dan gairah untuk datang ke rumah Tuhan:
bersekutu dengan saudara seiman dan memuji Allah.

|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/
||||||

Sisa 12 Bakul

Bacaan hari ini: Yohanes 6:1-14

Ayat mas hari ini: Yohanes 6:9

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur
74-76; Roma 9:16-33

Di sebuah gereja kecil ada
seorang ibu yang rajin melakukan tugas-tugas ge­re­ja walau yang sederhana;
menyapu ruangan, membereskan kursi-kursi sehabis dipakai acara gereja, menata
buku nya­nyi­an dan warta jemaat sebelum kebaktian, dan lain-lain. Gereja itu
tidak punya karya­wan tetap untuk mengurus pekerjaan ter­se­­but. Ia
melakukannya dengan sukarela dan senang hati. "Saya ini bukan orang yang
pintar, tetapi saya ingin memberikan ke­pada Tuhan apa yang bisa saya lakukan
wa­lau mungkin sangat kecil," begitu ia ber­­kata. Ibu itu sungguh menjadi
berkat bagi gerejanya.

Dalam Injil Yohanes dikisahkan
ten­tang orang banyak berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus. Mereka sangat
ter­pesona dengan kuasa mukjizat dan pengajaran Tuhan Yesus. Hingga sampailah
mereka di tempat terpencil, jauh ke mana-mana. Para murid pun kebingungan,
bagaimana mereka bisa memberi makan orang sebanyak itu. Di antara orang banyak
itu rupanya ada seorang anak kecil yang mempunyai lima roti dan dua ikan. Ia
menye­rah­kannya kepada Tuhan Yesus. Dari yang sedikit itulah kuasa Tuhan di­nyatakan.
Orang banyak dikenyangkan. Bahkan, masih tersisa 12 bakul.

Kita mungkin bukan orang yang
pintar, bukan orang kaya, tidak punya jabatan penting dan tidak pandai bicara.
Pendek kata, kita orang yang biasa-biasa saja. Tidak usah berkecil hati. Yang penting kita pu­nya
niat untuk menyerahkan apa yang kita mampu dan kita punya untuk Tuhan. Sesuatu
yang kecil dan sederhana, kalau kita serahkan untuk Tuhan, akan menjadi sesuatu
yang sangat berarti.

BANYAK
HAL BESAR BERASAL DARI PERKARA KECIL

YANG
DISERAHKAN KEPADA TUHAN

Penulis: Ayub Yahya

|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||

Batu sandungan

"Jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka"

(Yeh 1:2-5.24-2:1a; Mat 17:22-27)
"Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga." (Mat 17:22-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Kepekaan sosial atau kepedulian terhadap orang lain merupakan salah satu cirikhas dari orang yang baik dan berbudi pekerti luhur. Orang yang memiliki kepekaan atau kepedulian terhadap orang lain berusaha seoptimal mungkin agar cara hidup dan cara bertindaknya tidak menjadi `batu sandungan' bagi orang lain untuk berbuat dosa atau melakukan kejahatan, tetapi menjadi dorongan atau motivasi bagi orang lain untuk semakin hidup baik, beriman dan berbudi pekerti luhur, sebagaimana dilakukan oleh Yesus dan para rasul dalam hal pembayaran pajak. Maka dengan ini kami berharap kepada kita semua untuk berusaha seoptimal mungkin agar cara hidup dan cara bertindak kita tidak menjadi `batu sandungan' bagi orang lain untuk berbuat jahat atau berdosa. Hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita tidak merangsang orang lain untuk berbuat dosa, misalnya cara berpakaian, pemakaian aneka asesori atau perhiasan, cara bicara dst… Memang dalam hal `batu sandungan' ini bagi mereka yang terpandang dalam hidup bersama sungguh tantangan, karena dimanapun berada atau kemanapun pergi senantiasa menjadi perhatian orang. Hendaknya para orangtua, guru, pemimpin atau atasan tidak menjadi batu sandungan bagi anak-anak, peserta didik, anggota atau bawahan. Mereka yang terpandang atau berada `di atas' hendaknya menjadi teladan dalam hal hidup yang dipersembahkan kepada Tuhan seutuhnya melalui sesamanya dengan melayani, membahagiakan dan menyelamatkan mereka. Secara khusus kami berharap kepada para pemimpin kelompok hidup beragama di tingkat apapun senantiasa berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan bagi umat untuk melakukan kejahatan atau berdosa.
• "Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN" (Yeh 1:28b). Yeheskiel menggambarkan kemuliaan Tuhan dengan `makhluk hidup' di cakrawala yang sungguh menakjubbkan serta membuat orang bersembah sujud dan berusaha mendengarkan suara dari `makhluk hidup' tersebut. Kita semua adalah ciptaan Tuhan, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citraNya, dengan kata lain Tuhan hidup dan berkarya di dalam diri kita, manusia yang lemah dan rapuh ini. Kita dipanggil untuk menyaksikan karya Tuhan dalam diri kita sendiri maupun sesama kita, dan tentu saja pertama-tama dan terutama kita sendiri memang sungguh layak menjadi `bait Tuhan'. Masing-masing dari kita diharapkan menjadi `bait Tuhan' agar dengan demikian kita juga akan saling bersembah-sujud sata sama lain dimanapun dan kapapun. Sembah sujud kepada Tuhan harus menjadi nyata juga dalam sembah sujud kepada sesama manusia. Marilah kita saling melihat apa yang indah, luhur, mulia dan baik dalam diri kita masing-masing. Mungkin yang paling mudah adalah tubuh yang indah alias cantik atau tampan, sehingga senantiasa mempesona bagi orang lain. Hendaknya kecantikan atau ketampanan tersebut dihayati sebagai karya atau anugerah Tuhan artinya tidak menjadi bahan pelecehan atau dorongan atau motivasi untuk berbuat jahat dan berdosa. Rekan-rekan gadis atau perempuan yang merasa diri sungguh cantik dan menjadi perhatian orang lain kami harapkan tetap menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga menjadi dorongan atau motivasi bagi orang lain untuk semakin bersembah-sujud kepada Tuhan; hendaknya jangan merangsang orang lain untuk berdosa. Kepada mereka yang kaya, pandai atau cerdas kami harapkan tetap rendah hati, semakin kaya atau semakin pandai hendaknya semakin rendah hati. Pendek kata semakin banyak menerima anugerah Tuhan, entah berupa kekayaan, pengalaman, kecerdasan, kesehatan, kecantikan, ketampanan dll,. hendaknya semakin rendah hati.

"Hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda! Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit." (Mzm 148:11-13) .

Tuhan luar biasa..

Tuhan luar biasa..


Aku minta. . KEKAYAAN agar aku bahagia.
Namun. .
Tuhan mberi KEKURANGAN agar aku bijaksana.

Aku minta KUASA agar aku dipuja sesama.
Namun . .
Tuhan mberi KELEMAHAN agar aku bgantung pdNYA.

Aku minta SEGALA SESUATU agar aku menikmati khdpn
Namun . .
Tuhan memberi khdupan agar aku menikmati sgala sesuatu.

Aku minta KESEHATAN agar aku dpt mengerjakan yg lbh besar.
Namun. .
Tuhan memberi ANUGERAH,
Agar aku dpt mengerjakan yg lbh BAIK.

Aku tak selalu mperoleh apa yg aku minta.
Namun. . . .
Sebenarnya DOA ku selalu TUHAN jawab.
Thanks The Lord. .4 the all.
Karena. . .
Apa yg sudah kualami dan tjd dlm hidupku. .adalah SALIB yg harus kujalani dan bsyukur.walaupun pahit,skt hati,kecewa dan mderita. .aku slalu besyukur.
Karena
kuyakin dan percaya.
Apa yg tjd dlm hdpku . .ada rencana TUHAN yg Indah bg hdpku.
PUJI TUHAN. . .
Indah rencana TUHAN.
Luka,skt hati dan kkcwaan, tlah Tuhan balut dan ganti hati yg penuh dgn sukacita.
Thanks The Lord.

RAMADHAN -- MEMPERLUAS LINGKARAN KASIH

RAMADHAN -- MEMPERLUAS LINGKARAN KASIH


Selama Ramadan, warga Inggris non Muslim di mancanegara diminta menghormati orang-orang yang tengah berpuasa. Selain itu, mereka harus memaklumi bila ada restoran yang tutup atau mengubah jam buka selama Ramadan. Demikian diberitakan Vivanews.

Demikian pesan pemerintah Britania Raya (Inggris) kepada semua warga di mancanegara, terutama di negara-negara Islam maupun yang berpenduduk Muslim terbanyak, termasuk Indonesia. Pesan itu telah dimuat di laman Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat 6 Agustus 2010.

"Ramadan adalah bulan suci bagi umat Muslim. Bila pergi ke negara Muslim selama Ramadan, Anda harus bersikap sensitif kepada mereka yang berpuasa," demikian pesan dari Kementrian Luar Negeri Inggris menyambut Ramadan, yang dimulai sekitar 11 atau 12 Agustus 2010 dan berlangsung hingga 30 hari.

Sikap sensitif yang dimaksud adalah jangan makan, minum atau merokok di tempat umum. "Banyak orang paham bahwa Anda tidak menjalankan kewajiban puasa, namun akan menghargai kearifan Anda," lanjut pesan itu.

Warga Inggris juga harus mengantispasi bahwa banyak restoran di negara Muslim akan tutup atau mengubah jam layanan selama Ramadan. "Restoran yang biasa melayani turis kemungkinan tetap buka seperti biasa. Namun, di hotel-hotel, mereka akan membuat penghalang agar pengunjung tidak terlihat langsung dengan tamu Muslim," lanjut pesan dari pemerintah Inggris itu. Selain itu, jam bisnis selama bulan Ramadan biasanya jadi lebih singkat

Suatu kebijakan yang bijaksana. Bagaimana dengan kita?

Puasa akan segera dimulai, apa yang akan kita lakukan terhadap saudara-saudara muslim?

Selain sekedar menghormati mereka berpuasa, alangkah baiknya jika kita turut menyediakan hidangan berbuka puasa bagi mereka.

Atau menggelar bazar amal dengan harga murah di gereja kita, ini akan sangat bermanfaat bagi rakyat miskin, mengingat harga-harga yang makin mencekik leher.

Donor darah di gereja kita juga sangat baik, karena PMI terus membutuhkan supply darah yang tinggi, sementara saudara muslim kita sedang berpuasa dan tidak bisa menyumbangkan darah mereka.

Membantu mengorganisasikan mudik bersama juga sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat. Dan masih banyak lagi kegiatan yang bisa kita lakukan.

Sekedar memasang spanduk menghormati saudara kita yang berpuasa adalah langkah paling minimal yang HARUS kita lakukan.

Kepada Petrus, Tuhan juga menunjukkan bahwa orang non- Yahudi pun mendapat lawatan Roh yang sama seperti yang mereka alami (ayat 15-17).

Cara pandang Petrus berubah. Pengalaman ini memperluas lingkaran kasihnya. Lingkaran kasih kita perlu diperluas dengan meruntuhkan tembok pembatas yang membuat kita malas menjangkau orang asing.

Ini tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Kita perlu berjuang mengatasi rasa tidak nyaman. Lalu, membangun jembatan persahabatan dengan orang di sekitar yang berbeda suku, agama, budaya, maupun status sosialnya.

Jika kita tidak mau keluar dari zona nyaman kita, bagaimana orang bisa mendengar berita keselamatan? --JTI & CW

KITA BISA MENJADI BERKAT HANYA SELUAS LINGKARAN KASIH YANG KITA BUAT

Ayat Alkitab: Kisah Para Rasul 11:1-18

1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah.

2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia.

3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka."

4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya:

5 "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku.

6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung.

7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!

8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku.

9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!

10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit.

11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea.

12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu,

13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus.

14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu.

15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita.

16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.

17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?"

18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."


http://www.wilotocorp.com

MEMPERLUAS LINGKARAN KASIH

MEMPERLUAS LINGKARAN KASIH


Apa yang Anda lakukan saat berada dalam lift yang penuh sesak? Anda
akan menunduk, menatap pintu, atau mengutak-ngatik telepon genggam.
Anda menghindari kontak mata, karena merasa tidak nyaman berdekatan
dengan orang asing. Ini bukti bahwa tiap orang memiliki boundary:
tembok pembatas tak terlihat di sekeliling tubuhnya. Jika seorang
asing mencoba mendekat, secara refleks tubuh akan resah dan bergerak
menjauh sampai ke "jarak aman". Tidak heran kita hanya merasa nyaman
berada dalam lingkungan keluarga dan teman. Lingkaran kasih kita
sempit. Jemaat mula-mula juga hidup dalam lingkaran kasih yang sempit.
Sebagai orang Yahudi, mereka enggan bergaul dengan orang non-Yahudi.
Mereka keberatan Petrus pergi ke rumah orang non-Yahudi dan melakukan
pembaptisan. Hal itu dianggap najis. Petrus lalu menjelaskan bahwa
pembedaan antara yang najis dan halal kini telah dihapuskan Tuhan
(ayat 5-9). Kepada Petrus, Tuhan juga menunjukkan bahwa orang non-
Yahudi pun mendapat lawatan Roh yang sama seperti yang mereka alami
(ayat 15-17). Cara pandang Petrus berubah. Pengalaman ini memperluas
lingkaran kasihnya. Lingkaran kasih kita perlu diperluas dengan
meruntuhkan tembok pembatas yang membuat kita malas menjangkau orang
asing. Ini tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Kita perlu berjuang
mengatasi rasa tidak nyaman. Lalu, membangun jembatan persahabatan
dengan orang di sekitar yang berbeda suku, agama, budaya, maupun
status sosialnya. Jika kita tidak mau keluar dari zona nyaman,
bagaimana orang bisa mendengar berita keselamatan? --JTI

KITA BISA MENJADI BERKAT HANYA SELUAS LINGKARAN KASIH YANG KITA BUAT

Kisah Para Rasul 11:1-18

1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa
bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah.
2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang
bersunat berselisih pendapat dengan dia.
3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak
bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka."
4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya:
5 "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa
ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk
kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari
langit sampai di depanku.
6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang
berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan
burung-burung.
7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus,
sembelihlah dan makanlah!??
8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah
sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku.
9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku:
Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan
haram!??
10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke
langit.
11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana
kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea.
12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang!
Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah
orang itu,
13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang
malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah
orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus.
14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan
mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu.
15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka,
sama seperti dahulu ke atas kita.
16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis
dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.??
17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti
kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus,
bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?"
18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu
memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga
Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+77-78
http://alkitab.sabda.org/?Roma+10