Jumat, 15 Oktober 2010

Yesus Kristus

ANAK-ANAK DAN YESUS KRISTUS

Konsep awal yang dimiliki oleh seorang anak tentang Yesus merupakan
hal penting bagi pelayan anak, untuk memberi pengertian lebih lanjut
mengenai Yesus. Kecenderungan seorang anak untuk memahami pengertian
antara Yesus dan Allah, sering diartikan sebagai hal yang sama.
Anak-anak sering menyebut "Allah" untuk mengacu pada Yesus. Demikian
pula sebaliknya.

Menyadari pentingnya kebutuhan anak untuk mengenal Yesus secara
lebih mendalam, maka e-BinaAnak menyajikan bahan-bahan seputar Yesus
Kristus, baik berupa artikel, tip, bahan mengajar, maupun ulasan
situs. Kiranya bahan-bahan ini dapat semakin membekali pelayan anak,
untuk menjelaskan konsep-konsep tentang Yesus Kristus yang berkaitan
dengan cara pandang anak terhadap Yesus, hubungan anak dengan Yesus,
daya tarik Yesus, pesan Yesus, dsb..

Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati!

"Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan
Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya.
Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus"
(Filipi 3:8)


PANDANGAN ANAK TENTANG YESUS

ANAK DAN YESUS

Ketika anak-anak diberi pertanyaan, "Mengapa Yesus dahulu hidup di
dunia?", seorang anak laki-laki berusia 5 tahun menjawab, "Allah
ingin manusia tahu bahwa Dia mengasihi mereka. Tetapi ada orang yang
tidak dapat mendengarkan bisikan-Nya di dalam hati mereka, jadi Dia
mengutus Yesus untuk memberitakan hal ini kepada mereka dengan suara
keras."

Jawaban anak ini amat responsif. Jawaban ini menunjukkan bahwa anak
itu memahami tujuan dasar kelahiran Yesus sebagai manusia, dan
hubungan yang istimewa antara Yesus dan Allah Bapa. Doktrin ini
telah membingungkan para teolog selama hampir 2.000 tahun, apalagi
bagi anak berusia 5 tahun.

-Siapakah Yesus Kristus itu?
-Bagaimana hubungan-Nya dengan Bapa-Nya?
-Apa persamaan dan perbedaan-Nya dari manusia lainnya?
-Di mana kini Dia berada, dan apa peranan-Nya sekarang?

Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan intisari kekristenan yang
dipelajari oleh para pakar teologi, pengkhotbah, dan orang awam
sejak zaman Kristus. Pertanyaan-pertanyaan itu juga sama seperti
jenis-jenis pertanyaan yang diutarakan anak kecil tentang Yesus:
Apakah Allah itu Bapa Yesus? Apakah Yesus adalah bayi atau manusia
dewasa? Di manakah Yesus sekarang?

Jawaban yang diberikan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak
selalu matang. Meskipun demikian, tanggapan anak-anak sering kali
menunjukkan konsep awal tentang Yesus.

YESUS DAN ALLAH

Masalah yang paling sering dijumpai para peneliti, guru, dan orang
tua mengenai pemikiran anak tentang Yesus adalah kecenderungan untuk
mencampuradukkan Yesus dan Allah. Kebanyakan anak di bawah usia 6
tahun akan memakai kedua nama itu untuk pengertian yang sama dan
mengacu pada Allah. Bertanyalah kepada seorang anak, "Siapa yang
menciptakan dunia?" Anda cenderung mendapat jawaban bahwa Yesus
adalah Pencipta, sama seperti ia berkata bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu. Tunjukkan gambar Yesus pada anak dan tanyakan siapa
yang ada pada gambar itu. Jawabannya bisa Yesus, bisa Allah.

Usaha orang dewasa untuk memberi penjelasan kepada anak sering kali
hanya menambah kesukaran. Usaha-usaha untuk menekankan perbedaan
antara Yesus dan Allah mengandung risiko anak akan berpikir ada dua
Allah. Karena tumpang tindih antara Yesus dan Allah memiliki dasar
yang kuat dalam ajaran Alkitab, maka hal ini tidak dipandang sebagai
kesalahan total, tetapi lebih dipandang sebagai pengertian anak yang
belum lengkap.

DAYA TARIK YESUS

Aspek penting dari pemikiran anak kecil tentang Yesus adalah daya
tarik-Nya yang amat kuat. Pada umumnya, anak-anak yang banyak
mendengar cerita tentang Yesus percaya bahwa Dia hangat, simpatik,
dan menyenangkan. Seorang anak jarang mengungkapkan perasaan
memusuhi, marah, atau takut terhadap Yesus seperti terhadap Allah,
guru, orang tua, atau tokoh-tokoh lainnya.

Perasaan positif yang dikemukakan oleh hampir semua anak ini
tampaknya disebabkan karena kisah yang mereka dengar dan lagu yang
mereka nyanyikan tentang Yesus menunjukkan bahwa Dia penuh kasih dan
suka menolong. Sebaliknya, hal-hal yang berkaitan dengan penghakiman
atau penghukuman biasanya dihubungkan dengan Allah Bapa. Alasan lain
adalah karena anak dapat dengan mudah mengidentifikasikan dirinya
dengan Yesus sebagai bayi dan anak, dan adanya konsep bahwa Yesus
itu Anak Allah. Yesus cenderung dipandang sebagai sekutu anak
melawan dominasi orang-orang dewasa dan terkadang dunia yang jahat
ini.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Mengenalkan Allah Kepada Anak
Judul buku asli: Teaching Your Child About God
Penulis: Wes Haystead
Penerjemah: Drs. Xavier Q. Pranata
Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1995
Halaman: 117 -- 118
______________________________________________________________________
TIPS

PESAN YESUS

Apa pesan Yesus untuk kita sebagai orang-orang dewasa sehubungan
dengan anak-anak? Dari sepuluh pesan berikut ini, kita dapat melihat
cara-cara mengenalkan Yesus kepada anak.

1. Yesus menantang kita untuk menjadi pendukung anak-anak.
2. Yesus memercayakan anak-anak di bawah asuhan kita, kita harus
menerima mereka
3. Yesus mengingatkan kita bahwa dia memiliki relasi spesial dengan
anak-anak.
4. Yesus mengingatkan kita supaya dalam menerima anak, kita
benar-benar menerimanya.
5. Yesus meminta kita untuk "berubah dan menjadi seperti anak-anak"
supaya bisa masuk Kerajaan Surga.
6. Yesus menyuruh kita untuk tidak meremehkan anak-anak.
7. Yesus memberikan peringatan keras bahwa menyesatkan anak-anak itu
mengerikan, lebih baik baginya jika ia ditenggelamkan.
8. Yesus berkata, "janganlah menghalang-halangi mereka datang
kepada-Ku".
9. Yesus mengingatkan kita bahwa Kerajaan Allah dimiliki oleh orang
yang seperti anak-anak itu.
10. Yesus mengingatkan kita bahwa anak-anak dan bayi-bayi bisa
memberikan puji-pujian yang sempurna.

1. Yesus menantang kita untuk menjadi pendukung anak-anak.

Kita harus memerhatikan mereka seperti yang Ia lakukan, dan
tidak menghalang-halangi mereka (Markus 10:14). Hal ini dapat
berupa:

- Anda memperjuangkan kepentingan mereka ketika tidak ada orang
lain yang mendukung mereka.
- Anda mendukung mereka ketika mereka mengalami kejadian yang
menyenangkan, dengan cara merayakan atau memujinya.
- Anda berjuang agar kepentingan dan kebutuhan anak-anak
diprioritaskan dalam agenda gereja Anda.

Dalam konteks yang lebih luas, Anda dapat mendukung anak-anak di
seluruh dunia yang mengalami eksploitasi dan kekerasan. Anda
dapat berdoa atas nama anak-anak; doa yang terus-menerus, tekun,
dan penuh kasih; doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk
masing-masing anak. Apakah kita membela anak-anak dengan cara
seperti ini di hadapan Allah?

2. Yesus memercayakan anak-anak di bawah asuhan kita, kita harus
menerima mereka (Markus 9:37, BIS).

Menerima tanpa mengeluh, dengan tangan terbuka, dengan senyum.
Hal itu menunjukkan rasa bahagia terhadap orang yang Anda
sambut. Anak-anak perlu mengalami penerimaan semacam itu dari
kita. Bagaimana respons kita terhadap anak-anak ketika kita
bertemu mereka di jalan? Apakah kita hanya mengangguk, atau
merasa canggung untuk menyapa mereka?

Lalu bagaimana respons mereka terhadap kita? Apakah mereka
kegirangan dan mulai mengajak bicara? Apakah mereka membalikkan
punggung serta berharap kita tidak melihat mereka? Anak-anak
sering merasa tidak diterima dengan tulus di gereja, yaitu dalam
hal penyambutan yang dilakukan oleh kaum dewasa. Mereka merasa
bahwa orang-orang dewasa tidak tahu bagaimana memperlakukan
mereka. Hal ini sangat berlawanan dengan ajaran Yesus yang
menyatakan bahwa pembelaan yang tegas dan keras perlu dilakukan
atas nama anak-anak kepada pemimpin gereja. Pastikan bahwa sikap
mereka sudah berubah. Jika tidak, anak-anak tidak akan datang ke
gereja lagi karena mereka merasa tidak diterima dan diinginkan.

3. Yesus mengingatkan kita bahwa dia memiliki relasi spesial dengan
anak-anak.

"Kita harus menyambut mereka dalam nama-Nya sebagai
wakil-wakil-Nya" (Markus 9:37). Relasi spesial itu berdasarkan
pada karakter yang sederhana, percaya dan terbuka. Apakah kita
memiliki relasi spesial dengan anak-anak kita seperti Yesus?

Relasi spesial ini bisa ditunjukkan dengan mengingat hari-hari
penting (hari ulang tahun), mengirimkan kartu ucapan, dan
mengingat apa yang diberitakan selama seminggu dan mengikutinya
pada minggu berikutnya. Kita perlu mencari cara kreatif dalam
membangun relasi kita dengan anak-anak, agar mereka bisa melihat
kualitas relasi mereka dengan kita. Setelah itu, ajak mereka
melihat lebih jauh kualitas relasi yang bisa mereka jalin dengan
Yesus.

4. Yesus mengingatkan kita supaya dalam menerima anak, kita
benar-benar menerimanya.

Jadi, dengan menerima anak-anak, kita menerima Allah, Pribadi
yang mengutus Yesus. Oleh karena itu, ketika kita menanggapi
seorang anak, berkat Bapa dan sang Putra pun tercurah bagi kita.
Selanjutnya, ketika Anda mendekati dan menyambut seorang anak,
ingatlah dia datang dalam nama Yesus dan sambutlah Bapa dan sang
Putra. Luar biasa!

5. Yesus meminta kita untuk "berubah dan menjadi seperti anak-anak"
supaya bisa masuk Kerajaan Surga (Matius 18:3, BIS).

Supaya kita tahu bagaimana masuk dunia anak-anak, bagaimana
menjadi seperti anak-anak, kita harus menyediakan waktu; waktu
untuk bermain, mendengar, menonton, dan membaca. Kita harus tahu
apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman masa kanak-kanak
kita untuk masa sekarang. Hal terpenting adalah kita memiliki
sifat-sifat seperti anak-anak: mudah percaya, terbuka, suka
berbagi kebahagiaan dan kasih. Hal-hal tersebut dapat sebagai
modal pendekatan kita kepada Allah, supaya kita bisa masuk
Kerajaan Surga.

6. Yesus menyuruh kita untuk tidak meremehkan anak-anak (Matius
18:10).

"Anak kecil" dalam perikop ini mungkin merujuk pada mereka yang
"kecil" dalam iman, namun kebenaran tetap sama. Hanya karena
anak-anak itu kecil, tidak berpengalaman, dan selalu diawasi
tidak berarti kita bisa merendahkan mereka atau tidak
menghiraukan mereka. Nilai-nilai Kerajaan Surga tidak terkait
dengan ukuran atau kuasa. Di mata dunia, anak-anak hanya boleh
sedikit berpendapat bahkan kadang tidak sama sekali. Oleh karena
itu, orang-orang dewasa sangat mudah terjebak memperlakukan
mereka sebagai orang-orang yang tidak terlalu penting.

7. Yesus memberikan peringatan keras bahwa menyesatkan anak-anak itu
mengerikan, lebih baik baginya jika ia ditenggelamkan (Matius
18:6).

Sekali lagi "anak kecil" di sini mungkin tidak secara spesifik
merujuk pada anak-anak, tapi pada kebenaran. Menyesatkan anak
bisa dilakukan dengan sangat mudah, sangat halus. Jika orang
dewasa tergelincir, anak yang melihatnya akan tergelincir juga.

Sebagai pendukung anak-anak, kita memiliki tanggung jawab yang
sangat besar. Bagaimana kita memberi contoh kepada anak-anak
layan kita? Kita harus meneladani Kristus. Seorang anak perlu
melihat kita dan seseorang yang menjadikan hubungannya dengan
Kristus sebagai hal yang terutama. Seseorang yang menjadikan
firman Tuhan sebagai pusat dari doa dan pertolongannya. Mereka
juga membutuhkan seseorang yang memunyai banyak waktu untuk
mereka dan mengerti mereka. Mereka memerlukan seseorang yang
akan membela mereka dan berjuang untuk mereka. Mereka
membutuhkan seseorang yang bisa bermain dan bersenang-senang
dengan mereka. Mereka membutuhkan seseorang yang nyata, yang
bisa membuat kesalahan, yang bisa tergelincir dan jatuh.
Sekaligus orang yang bisa menyadari dan mengakui kesalahan,
minta maaf, dan mulai mencoba lagi. Mereka membutuhkan seseorang
yang bisa melihat sosok Yesus dan menyadari bahwa dia dapat
mengubah hidup mereka sehingga ia pantas dicontoh.

8. Yesus berkata, "janganlah menghalang-halangi mereka datang
kepada-Ku" (Matius 19:4).

Keduanya merupakan suatu sukacita sekaligus tanggung jawab.
Sukacita karena tangan Yesus selalu terbuka untuk anak-anak.
Sebanyak apa pun yang datang, tetap masih ada tempat untuk
lebih banyak anak-anak lagi. Kadang-kadang, kita mungkin lebih
banyak memedulikan diri sendiri, tapi kita pun harus meneladani
Yesus. Kita harus bersedia mengesampingkan kepentingan diri
sendiri dan menyertai anak-anak kita. Kita harus meyakinkan
orang-orang tua kita bahwa aturan seperti: "Kamu harus begini",
"Di gereja tidak boleh begitu", "Kamu harus belajar begini",
tidaklah menghalang-halangi anak-anak. Kita harus yakin dengan
nada suara kita, ekspresi wajah kita, tingkah laku kita untuk
tidak menyesatkan anak. Bagaimana kita melakukannya? "Menjadi
seperti seorang anak", kata Yesus, berarti memandang diri kita
seperti seorang anak dan selanjutnya Anda tidak akan menjadi
penghalang.

9. Yesus mengingatkan kita bahwa Kerajaan Allah dimiliki oleh orang
yang seperti anak-anak itu (Matius 19:14, VMD).

"Mereka yang seperti anak-anak" adalah mereka yang benar-benar
berkarakter seperti anak-anak. Sederhana, rendah hati, percaya,
dan terbuka. Dengan demikian, kita bukan hanya masuk ke dalam
Kerajaan Surga, tapi juga memilikinya. Kerajaan itu menjadi milik
kita. "Menjadi milik" sering dikonotasikan "ini milikku". Setelah
kita berkarakter seperti anak-anak kita bisa berkata, "Ini bisa
jadi milikmu, datang dan lihatlah".

Bagaimana kita bisa membagikan kasih karunia yang besar ini
dengan anak-anak kita? Bagaimana kita bisa membuat Injil menjadi
"menarik"? Bagi pelayan anak-anak, sumber bahan mengajar yang
baik, pendekatan yang kreatif untuk menyampaikan bahan
alkitabiah, dan suasana yang kasih, hangat dan akrab tentu saja
sangat penting. Mengenal anak-anak, kelebihan-kelebihan dan
kebutuhan-kebutuhan mereka sangat penting. Yang terpenting, kita
berbagi kasih kepada sesama. Jika kita memiliki karakter yang
membuat kita bisa masuk Kerajaan Surga, anak-anak bisa melihat
Yesus dalam kita. Saat Allah menunjukkan kasih-Nya yang
menyelamatkan dunia, Dia tidak memberikan buku-buku atau
mengadakan kegiatan-kegiatan. Dia mengutus orang yang
benar-benar hidup, bisa bernapas, penuh kasih, dan penyayang.
Kegiatan-kegiatan yang kita buat bisa menjadi cara yang bagus,
tapi anak-anak dapat melihat dan merasakan iman yang hidup hanya
bisa melalui relasi kita dengan mereka.

10. Yesus mengingatkan kita bahwa anak-anak dan bayi-bayi bisa
memberikan puji-pujian yang sempurna (Matius 21:16).

Kita tidak perlu menunggu mereka besar, untuk menjadi "dewasa".
Ayat ini adalah suatu penegasan yang kuat dan positif sehubungan
dengan keseluruhan persembahan anak kepada Allah. Ini tidak
membutuhkan pendewasaan dan pemurnian. Ini adalah "pujian yang
sempurna". Ini juga suatu peringatan keras bagi kita yang harus
mengubah atau "memperbaiki" persembahan anak kepada Allah.

Setiap kali kita mengajak anak-anak datang dalam ibadah di
gereja, apakah kita melihat mereka lebih "ditoleransi" daripada
"disambut"? Sebagai orang dewasa kita mungkin perlu mengajarkan
kebenaran ayat tersebut. Ibadah umum bukanlah pilihan, ibadah
umum adalah perwujudan kesatuan kita sebagai keluarga Allah.
Masing-masing kelompok usia harus diberi kesempatan untuk
terlibat atau berkontribusi. Setiap orang dan persembahan harus
diakui sebagai bagian yang sama-sama penting di mata Allah.

Memerhatikan kembali kesepuluh poin di atas secara rutin sangat
tepat untuk membangun relasi kita dengan anak-anak dan mengasuh
mereka. Dengan demikian, kita bisa mengetahui apakah kita mengikuti
rekomendasi dan perintah Yesus berkaitan dengan anak-anak atau
tidak. (t/Setya)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul artikel: Jesus' Messages to Adults
Judul buku: Become Like A Child
Penulis: Kathryn Copsey
Penerbit: Scripture Union, London 1994
Halaman: 63 -- 69
_________________________________________________


BAGAIMANA BERSAHABAT DENGAN YESUS?

Ayat: Yohanes 15:14

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu.

Cerita

Budi kecil pulang ke rumah sambil menangis. "Jimmy bukan
temanku," ujarnya.

"Mengapa kamu katakan Jimmy bukan temanmu?" tanya ibunya.

"Karena dia tidak menuruti omonganku," ujar Budi. Budi ingin Jimmy
pergi ke toko dengannya, tetapi Jimmy menolaknya.

Jimmy hampir selalu melakukan apa yang diinginkan Budi karena mereka
adalah teman baik. Akan tetapi, ketika Budi tidak melakukan apa yang
Budi inginkan, atau ketika Budi tidak melakukan apa yang Jimmy
inginkan, mereka tidak bersahabat baik. Semakin banyak mereka
melakukan sesuatu untuk sahabat mereka, semakin akrab hubungan
persahabatan mereka.

Demikian juga, kita dapat menjadi sahabat-sahabat Yesus yang lebih
baik dengan melakukan apa yang Dia inginkan. Dia berkata, "Kamu
adalah sahabat-sahabat-Ku, jika kamu melakukan apa yang Kukatakan
kepadamu."

Apa yang diinginkan Yesus untuk kita lakukan? Tentu saja semua hal
yang Allah katakan dalam Alkitab: menghormati orang tua, menolong
orang lain, bersikap jujur, tidak mengatakan hal-hal yang buruk
tentang orang lain, dan memercayai bahwa Yesus adalah Juru Selamat
kita dari dosa.

Sebenarnya, ketika Yesus mengatakan hal ini kepada
sahabat-sahabat-Nya, dia sedang berbicara tentang hal saling
mengasihi satu sama lain. "Kasihilah sesamamu seperti Aku telah
mengasihimu," kata-Nya. Itulah maksud-Nya, terutama saat Dia
berkata, "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu."

Diskusi

Bagaimana kamu menilai dua orang yang bersahabat itu dikatakan
akrab? Bagaimana Yesus menginginkan sahabat-sahabat-Nya saling
memperlakukan satu sama lain? Apa yang akan terjadi jika kita
menolak apa yang Yesus katakan kepada kita? Mari kita ucapkan ayat
Alkitab bersama-sama.

Ayat

Yohanes 15:4-8

Doa

"Yesus yang baik, kami mau menjadi teman-teman-Mu dan
murid-murid-Mu. Tolong ampuni kami karena tidak melakukan dengan
lebih baik apa yang Engkau katakan. Bantulah kami melakukan hal-hal
yang telah Engkau perintahkan kepada kami agar setiap orang melihat
bahwa kami adalah sahabat-sahabat-Mu. Amin." (t/Uly)

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Judul asli artikel: How to Be Friends with Jesus
Judul buku: Little Visits With God
Penulis: Allan Hart Jahsman dan Martin P. Simon
Penerbit: Concordia Publishing House, 1957
Halaman: 79 -- 80


TANDA TANGAN TUHAN

Alat Peraga: Berbagai Tanda Tangan
Ayat Alkitab: Yohanes 1:29-34
Tema: Tuhan memberi tanda tangan-Nya dengan berbagai cara.

TAHUKAH KAMU APA ITU TANDA TANGAN?

Tanda tangan adalah tanda namamu. Sebagian besar dari kalian telah
tahu cara menulis namamu sendiri. Kamu dapat menuliskannya dengan
huruf cetak atau huruf sambung. Tanda tangan kita menunjukkan kepada
orang lain siapa diri kita.

*Setiap anak sekolah minggu menuliskan tanda tangan di atas kertas.
Apakah kamu melihat bagaimana masing-masing tanda tangan itu
berbeda?

Tanda tangan mengungkapkan sedikit kepribadian kita. Ada
orang-orang dengan tanda tangan acak-acakan, dan mungkin hal itu
mengungkapkan bahwa mereka sedang terburu-buru. Ada orang-orang
dengan tanda tangan yang kecil. Mungkin ini mengungkapkan bahwa
mereka suka segala sesuatu yang rapi dan teratur. Ada orang-orang
yang menuliskan nama mereka dengan tulisan yang penuh hiasan.

Tahukah kamu bahwa Tuhan juga punya tanda tangan? Bahkan sebenarnya
Tuhan punya banyak tanda tangan. Kita tidak melihat tulisan tanda
tangan-Nya T-U-H-A-N. Tetapi kita dapat melihat tanda tangan Tuhan
di sekeliling kita. Tuhan menyatakan kebaikan-Nya melalui dunia di
sekeliling kita, dan saya senang merenungkan bahwa semuanya ini
adalah tanda tangan-Nya.

Kita melihat keindahan alam semesta: pohon-pohon, bunga-bunga, dan
benda-benda lainnya. Semua tanda-tanda alam adalah tanda tangan
Tuhan.

Kita dapat melihat tanda tangan Tuhan di dalam orang-orang yang
membutuhkan pertolongan dan perhatian kita.

Kita dapat melihat tanda tangan Tuhan di dalam orang-orang di
sekeliling kita yang memerhatikan dan mengasihi kita.

Kita melihat tanda tangan Tuhan dalam perasaan bahagia yang kita
rasakan pada saat kita menyembah-Nya.

Kita dapat melihat tanda tangan Tuhan di banyak tempat. Bukalah mata
dan telingamu. Lihatlah dan dengarkanlah dunia kita yang indah ini.
Lihatlah keluargamu dan teman-temanmu.

Dan ingatlah Tuhan dan berkat-berkat yang telah Tuhan berikan bagi
kita melalui berbagai tanda tangan-Nya!

Mari kita berdoa.

"Ya Tuhan, tanda tangan-Mu yang indah ada di sekeliling kami. Terima
kasih atas berkat-berkat-Mu, dan mengingatkan kami untuk memandang
tanda tangan-Mu. Amin."

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Cerita untuk Anak-Anak Sekolah Minggu
Penulis: Donna McKee Rhodes
Penerbit: Gospel Press, 2002
Halaman: 101 -- 103

Tidak ada komentar:

Posting Komentar