Sabtu, 30 Oktober 2010

Roh Kudus

MENGAJARKAN TENTANG ROH KUDUS

Tahukah Anda siapakah Roh Kudus itu? Apakah Anda bisa menjelaskan
dengan benar, apabila seorang anak bertanya tentang Roh Kudus kepada
Anda? Setiap orang yang sudah dipanggil oleh Tuhan mendapatkan
anugerah keselamatan. Orang yang sudah percaya kepada-Nya diberikan
hati dan roh yang baru dalam batinnya, yaitu Roh Kudus.

Sebagai orang Kristen, kita memunyai tanggung jawab untuk membawa
setiap orang kepada Yesus, termasuk anak-anak. Yesus ingin anak-anak
datang kepada-Nya, tanpa ada yang menghalang-halangi mereka. Mari
kita bawa anak-anak lebih dekat lagi mengenal Yesus, dan memberikan
bekal khusus bagi mereka untuk mengenal Roh Kudus. Edisi e-BinaAnak
kali ini memberikan berkat kepada kita semua untuk mengenal Roh
Kudus secara benar, melalui artikel, tip, bahan mengajar yang kami
sajikan. Bukan hanya sekadar bahan mengajar, melainkan kita dapat
semakin menyadari arti penting Roh Kudus dalam hidup orang
Kristiani. Selamat menyimak dan berikan yang terbaik untuk Tuhan
melalui pelayanan sekolah minggu Anda.

Tuhan Yesus memberkati!

"Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya
kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita."
(2 Timotius 1:14)

ROH KUDUS DAN YESUS

Sesaat sesudah Yesus duduk bersama murid-murid-Nya pada perjamuan
terakhir, Dia mengumumkan kepada mereka bahwa Dia akan pergi. Mereka
sangat sedih karena mereka mulai menyaksikan bahwa kematian semakin
mendekati-Nya. Dia berkata kepada mereka supaya tidak gelisah,
melainkan percaya kepada-Nya dan kepada Allah. Kemudian Dia berkata,
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu
Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak
melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab
Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14:16)

Kemudian Dia mengatakan, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi." (Yohanes 16:7). Saat Yesus mengatakan hal ini untuk yang
pertama kali, para murid tentunya merasa kesulitan untuk memahami
hal ini, tetapi betapa luar biasanya pengalaman mereka saat
Pentakosta. Mereka pun paham bahwa Yesus tidak membiarkan mereka
bersedih.

Lihatlah betapa sederhananya Yesus menunjukkan hubungan antara Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Dia berkata bahwa Dia akan berdoa kepada
Bapa-Nya. Dia berkata bahwa Bapa-Nya akan mengirimkan seorang
Penolong lain. Dalam pernyataan ini, Dia mengacu pada ketiga anggota
dalam Tritunggal. Memang sulit memahami bahwa Allah itu tiga, tetapi
Allah itu satu. Walaupun demikian, Yesus tidak berusaha membahas
masalah ini. Sebenarnya, hal ini menjadi sebuah permasalahan hanya
karena kita tidak memunyai contoh dunia yang dapat dibandingkan
dengan realitas surgawi. Setiap usaha yang kita lakukan untuk
menjelaskan hubungan ini gagal memuaskan kebenaran. Karena Yesus dan
murid-murid-Nya tidak berusaha memberikan penjelasan yang menyeluruh
tentang hal ini, mari kita merasa puas dalam iman untuk menerima apa
yang mereka katakan tentang hal ini. Ingatlah bahwa doktrin
Tritunggal tidak dibahas dalam Alkitab.

Yesus memanggil Roh Kudus "paraklete". Dalam Ibrani, hal ini mengacu
pada pembela dalam kasus hukum, atau dalam penjelasan yang lebih
luas, orang yang bertindak sebagai penolong atau asisten. Secara
harfiah, kata tersebut berarti "orang yang dipanggil sebagai
pendamping". Yesus berkata bahwa Bapa akan mengirimkan "penolong
lain". Implikasinya cukup sederhana. Yesus sendiri adalah seorang
penolong, pemelihara, pengacara. Roh Kudus akan terus memberikan
pelayanan dan bantuan seperti itu.

Saat ini, di beberapa bagian dunia, daya tarik penginjilan Roh Kudus
menjadi sangat besar sampai-sampai pengajaran-pengajaran Alkitab
lainnya ditiadakan. Beberapa orang berpendapat
bahwa manusia dapat mengetahui bahwa dia diselamatkan hanya oleh
beberapa manifestasi khusus Roh Kudus. Ini adalah pembelokan
pengajaran Perjanjian Baru. Mari kita perhatikan
bagaimana hubungan Roh Kudus dengan pelayanan Yesus.

Roh Kudus saat Yesus Dilahirkan

Roh Kudus dilibatkan secara langsung saat kedatangan Yesus ke dunia.
Dalam Lukas 1:30-35, kita membaca kisah tentang pesan malaikat
kepada Maria. Maria diberi tahu bahwa dia telah dipilih untuk tujuan
Allah. Dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak. Anak itu
akan dinamakan Yesus; Dia akan diberi takhta Daud, Kerajaannya tidak
akan pernah berkesudahan. Kata Maria kepada malaikat itu:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
Malaikat itu menjelaskan, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."

Roh Kudus saat Yesus Dibaptis

Saat Yesus dibaptis Roh Kudus hadir dalam manifestasi khusus. Matius
mencatat bahwa setelah Yesus keluar dari air, "Langit terbuka dan
Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.'" (Matius 3:16-17) Hal ini
menggambarkan kesatuan tindakan antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Yesus mengatakan bahwa Dia dan Bapa-Nya adalah satu; maka jelaslah
bahwa Roh Kudus juga berpartisipasi dalam kesatuan ini.

Roh Kudus saat Yesus Dicobai

Fungsi Roh Kudus dalam kehidupan Yesus ditunjukkan oleh fakta bahwa
setelah dibaptis, Ia "... dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk
dicobai Iblis." (Matius 4:1) Kedengarannya janggal bahwa Roh Kudus
justru memimpin-Nya ke dalam pencobaan. Namun justru lewat
kemenangan awal atas Iblis inilah Yesus muncul melayani manusia dan
mengalahkan Iblis waktu demi waktu. Roh Kudus tidak hanya memimpin
Yesus ke padang belantara, tetapi Dia menemani-Nya juga. Dia adalah
penolong, asisten, dan perantara.

Roh Kudus saat Yesus Berkhotbah

Ketika Yesus muncul dari belantara dan memulai pelayanannya kepada
manusia, Ia datang "mengabarkan injil Allah" (Markus 1:14).
Interpretasi pribadi-Nya tentang pelayanan pengajaran-Nya ini
menunjukkan bahwa Dia mengajar dalam kekuatan Roh. Dalam rumah
ibadah di Nazaret, Ia membaca dari Kitab Yesaya, "Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan
bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19)
Saat perhatian semua orang dalam rumah ibadah terarah kepada-Nya,
Dia menjelaskan, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya." (Lukas 4:21) Seluruh pelayanan khotbah, penyembuhan,
dan penebusan dilakukan di bawah kuasa Roh.

Roh Kudus saat Yesus Melakukan Mukjizat-Mukjizat

Yesus menyatakan bahwa kekuatan-Nya untuk mengalahkan Iblis adalah
karena kehadiran Roh Kudus. Orang-orang Farisi melihat kekuatan
Yesus mengusir setan-setan, mereka menuduh Yesus melakukannya dengan
kekuatan Beelzebul, pemimpin para setan. Di sini, Yesus menyatakan
argumen-Nya yang terkenal tentang Iblis yang terpecah belah melawan
Iblis, yaitu jika setan-setan itu diusir oleh pemimpin mereka
sendiri! Akan tetapi, konklusi argumen-Nyalah yang menjadi kuncinya.
Dia berkata, "Dan jikalau Aku ini membuangkan setan dengan
pertolongan Baalzebul, dengan pertolongan siapakah pula anak-anakmu
itu dapat membuang dia? ... Tetapi jikalau Aku membuangkan setan
dengan kuasa Roh Allah, niscaya kerajaan Allah datang kepadamu."
(Matius 12:27-28, TL). Kejadian seperti ini ditulis oleh Lukas
(dalam versi Shellabear) dengan istilah seperti ini, "Tetapi kalau
dengan jari Allah aku membuangkan setan, mesti kerajaan Allah
sudah datang sama kamu." (Lukas 11:20). Penggunaan kata "jari
Allah" adalah istilah yang sepadan dengan "Roh Allah". Hal ini
membantu kita melihat bahwa Roh Kudus adalah perwujudan kuasa Allah.

Dari kelima contoh di atas jelas sekali bahwa Roh Kudus terkait erat
dengan kehidupan dan pekerjaan Penebus.

Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul asli artikel: What Jesus Taught About the Holy Spirit
Judul buku: What Jesus Taught
Penulis: George Alder
Penerbit: Standard Publishing
Halaman: 29 -- 32


Hidup Dalam Kekudusan

Ada dua cara manusia hidup. Yang pertama adalah hidup menurut daging
(Galatia 5:19-21). Contohnya adalah melakukan perbuatan-perbuatan
yang cabul, kotor, dan tidak patut; penyembahan berhala dan ilmu
guna-guna; bermusuh-musuhan, berkelahi, cemburu, lekas marah, dan
mementingkan diri sendiri; perpecahan dan berpihak-pihak, dan
sebagainya.

Ketika manusia pertama, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa (Kejadian
3:6,14,24), secara fisik manusia tidak mengalami perubahan apa-apa.
Perubahan yang terjadi ialah kapasitas rohani manusia yang tidak
mampu untuk bersekutu dengan Tuhan karena dosa dan pemberontakan
yang dilakukannya terhadap Allah. Dosa membuat manusia terpisah
dengan Allah karena yang najis tidak dapat dipersatukan dengan yang
kudus.

Roh atau hati nurani manusia adalah elemen diri manusia yang membuat
manusia mampu atau tidak mampu bersekutu dengan Allah. Roh manusia
yang telah jatuh ke dalam dosa memengaruhi akal budi, perasaan, dan
tubuh jasmani manusia untuk melakukan dosa. Nurani manusia yang
berada dalam dosa menjadi tumpul, tidak peka atau tidak mampu untuk
mengerti kehendak Tuhan (1 Korintus 1:18). Apabila Roh Kudus
melahirkan seseorang kembali (Yohanes 3:5-6), orang tersebut
disucikan oleh darah Tuhan Yesus dari segala dosanya (1 Yohanes
1:9). Maka sebagai bayi yang baru lahir, ia akan memiliki kepekaan
hati nurani untuk mengerti kehendak Roh (1 Petrus 2:2-3).

Cara hidup yang kedua adalah hidup menurut Roh (Galatia 5:22-23).
Ciri-cirinya adalah hidup yang dipenuhi kasih, suka cita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Dengan kematian Kristus di
kayu salib, dosa telah dikalahkan dan manusia mengalami kemerdekaan
(2 Korintus 5:21) "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah." Hal ini memungkinkan manusia mengalami kemerdekaan dari
kuasa daging yang tentunya menghasilkan damai, yang bukan hanya
dengan Allah tetapi juga dengan sesama. Roh Kudus menjalankan
fungsinya; Ia mendiami tubuh dan menguasai daging kita (Roma
8:9-11). Dengan Roh Kudus tinggal atau berdiam dalam diri kita, Ia
memimpin kita setiap hari agar tidak hidup dalam dosa keinginan
daging. Firman Tuhan dalam 1 Petrus 1:15 "Tetapi hendaklah kamu
menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus,
yang telah memanggil kamu."

Hidup Sebagai Anak-Anak Allah

Tinggalnya Roh Kudus dalam diri orang percaya bukan saja memberi
jaminan bahwa orang percaya itu milik Allah, tetapi juga menjadikan
kita anak-anak Allah dan pewaris kerajaan Allah. Sebagai
anak-anak Allah kita tidak perlu dan tidak wajib lagi menuruti dosa,
karena tidak mungkin Roh Allah berdiam dalam diri orang yang bukan
milik Allah. Selain itu, Roh Kudus juga menjadi saksi bahwa kita
adalah anak-anak Allah. Oleh sebab itu, kehidupan kita harus sesuai
dengan apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita sebagai
anak-anak-Nya yaitu kehidupan yang merdeka, karena Roh Kudus telah
memberi kemenangan.

Bagi orang percaya dan sebagai manusia yang sudah dilahirkan baru
Roh Kudus akan menolong mereka untuk meyakini bahwa dosa mereka
sudah dihapus dan diampuni oleh Tuhan (Yesaya 1:18; Mazmur 103:8-14;
1 Yohanes 1:9) sehingga mereka dapat bersukacita memuji Tuhan
(Mazmur 32:1-2; 103:1-2). Roh Kudus menolong manusia agar sadar dan
peka akan dosa dan memiliki kemampuan untuk membedakan kebenaran dan
dosa (Yohanes 16:8-11). Roh Kudus memeteraikan manusia resmi menjadi
milik Tuhan (Efesus 1:13) dan mulai dari saat itu Roh Kudus berdiam
dalam diri manusia (Roma 8:9), bersaksi kepada roh manusia bahwa
ia adalah milik dan anak Allah (8:14).

Roh Kudus kemudian menanamkan kerinduan kepada roh manusia untuk
merindukan persekutuan dengan Tuhan, baik melalui doa dan belajar
firman-Nya (1 Petrus 2:2) serta menolong untuk setia menaati firman
itu (Yohanes 16:13). Roh Kudus juga mencelikkan roh manusia
sehingga manusia memiliki pandangan hidup yang positif terhadap
segala sesuatu yang terjadi (Roma 8:28) sehingga manusia dapat
bersukacita dalam segala keadaan (Filipi 4:4) dan mengucap syukur
dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18).

Supaya Hidup Menurut Pimpinan Roh

Alkitab mengatakan bahwa seseorang akan memiliki Roh Kudus kalau ia
dengan iman percaya dan menerima Tuhan Yesus dalam hidupnya (Efesus
1:13). Setelah seseorang menerima Roh Kudus maka orang itu akan
berjalan dalam pimpinan Roh itu. Yesus mengatakan bahwa karya Roh
Kudus adalah untuk membuat orang dilahirkan kembali (Yohanes 3:5).
Namun setelah Tuhan Yesus naik ke surga, Allah mengutus Roh Kudus
dengan cara yang lebih spesifik untuk menolong orang percaya dalam
tugasnya memberitakan Injil dan untuk membangun gereja Tuhan di
dunia. Mekanismenya ialah, bahwa Yesus meminta kepada Bapa agar Roh
Kudus itu diutus (14:16). Kemudian Bapa mengutus Roh itu dalam nama
Yesus (14:26) dan Roh yang telah datang itu diutus oleh Yesus untuk
tinggal dalam diri orang percaya (15:26; 16:7).

Sumber diringkas dari:
Nama situs: GKPI.org
Judul artikel: Roh Kudus Yang Memerdekakan Pelayan Tuhan
Alamat URL: http://www.gkpi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=79&Itemid=80
Tanggal akses: 9 Agustus 2010
____________________________________________________________________
TIPS

PEKERJAAN ROH KUDUS

Di antara nama-nama yang sering dipakai dalam hubungan dengan
pekerjaan Roh Kudus, Penolong dan Penghibur mungkin nama yang
terindah. Dalam bahasa asli Perjanjian Baru, istilahnya "paraklete",
yang dapat diartikan sebagai seseorang yang dipanggil untuk
mendampingi kita. Dalam situasi tertentu, Roh Kudus dapat
mendampingi kita sebagai pembela umat-Nya. Roh Kudus bertindak bukan
untuk memuliakan Diri-Nya ataupun untuk membuktikan kesucian dan
kebenaran orang Kristen. Dia menunjuk kepada Yesus Kristus yang mati
bagi kita, menerima vonis dan menjalankan hukuman yang menjadi
bagian kita sehingga kita dapat dibenarkan.

Pengaruh kerja Roh Kudus dapat kita saksikan, walaupun pribadinya
tidak tampak. Sering kali bahasa Alkitab memakai istilah "netral"
(yang tidak disangkutpautkan dengan kepribadian Roh Tuhan) --
seperti kata "roh" dari bahasa Ibrani, "ruakh", yang berarti: "napas"
atau "angin" atau "kuasa" -- maka pengaruh-Nya disamakan dengan yang
diketahui eksistensinya hanya dari hasil kerjanya. Pekerjaan-Nya
ibarat api; menghancurkan yang fana dan memurnikan yang berharga
(ibaratnya api yang dipakai untuk membakar sampah juga dapat
memurnikan emas).

Banyak roh-roh lain disebut dalam Alkitab, seperti roh manusia
dan roh jahat, tetapi hanya Roh Allah saja yang disebut Roh Kudus,
yaitu Roh yang telah menguduskan dan masih akan terus menguduskan
kita. Sebagaimana Bapa disebut Pencipta, dan Anak disebut Penebus,
maka Roh Kudus dengan pekerjaan-Nya disebut Pengudus (Roh yang
membuat kita kudus).

Pekerjaan Roh Kudus

1. Menghidupkan iman dalam diri kita.

Sejak Allah menciptakan manusia, prinsip-Nya tetap, yaitu kita
diberi kebebasan untuk memilih sendiri apakah kita mau turut
dalam rencana-Nya; "supaya senantiasa baik keadaan kita" (Ulangan
6:24) atau memilih jalan yang lain. Barangsiapa yang belum
menerima Kristus masih dibujuk dan diinjili oleh Roh Kudus,
tanpa, ataupun melalui hamba-hamba-Nya (pendeta, penginjil,
dll.). Saat ini pun di antara kita terdengar kesaksian
saudara-saudara yang berasal dari kebudayaan dan agama lain.
Mereka datang percaya kepada Kristus Tuhan semata-mata karena
digerakkan Roh Kudus untuk merindukan keselamatan dan mencari-Nya
melalui Alkitab, atau buku-buku Kristen lainnya. Alangkah
terkejutnya beberapa pendeta yang didatangi saudara-saudara
tersebut, yang tanpa usaha gereja telah ditangkap oleh Tuhan
sendiri. Inilah pekerjaan Roh Kudus.

2. Regenerasi terus menerus (Penyucian/Pengudusan).

Kata "kudus" artinya dikhususkan untuk Tuhan (terjemahan Alkitab
BIS). Kita tidak diubah Tuhan menjadi alim atau sok alim maupun
Farisi-Farisi modern sesuai dengan anggapan orang terhadap
istilah kudus atau suci pada masa kini. Kudus dipisahkan dari
yang najis dan buruk untuk melayani dan mencerminkan kebaikan dan
kebenaran Kristus di dunia. Seorang Farisi modern, berapa pun
umurnya (ada di kalangan pemuda juga) tidak menyukai dan akan
melarang semua hal yang paling kita nikmati di dunia. Tetapi
Yesus yang Mahasuci diberi gelar "Sahabat orang-orang berdosa".
Selama di dunia, Yesus ikut memeriahkan pesta sahabat-sahabatnya,
bahkan sebagai tamu terhormat dalam rumah seorang koruptor besar.
Hanya, Dia tidak berdosa. Sang koruptor, Zakheus, menyatakan
keputusannya bahwa separuh miliknya akan diberikan pada orang
miskin dan orang-orang yang pernah diperas akan menerima hartanya
kembali, empat kali lipat.

Buah Roh Kudus

Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Bukti kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya bukan saja dalam
pengakuan imannya terhadap Yesus -- Allah yang menjadi manusia
(1 Yohanes 4:1-4) -- tetapi juga dalam buah Roh; sikap-sikap Yesus
diproduksi lagi dalam diri kita.

Berulang-ulang dalam sejarah gereja gerakan-gerakan baru timbul
dengan tekanannya bukan kepada buah hidup, buah Roh, tetapi pada
"karisma-karisma ajaib" ("kharisma" dalam bahasa Yunani berarti
"karunia"). Gejala-gejala gerakan karismatis ini adalah penyembuhan,
bahasa lidah ("glossolalia" atau bahasa roh), nubuat, dan
sebagainya. Tetapi gejala-gejala serupa muncul dalam sekte-sekte
agama lain, dan merupakan hal biasa di kalangan paranormal (dukun)
yang justru menolak Kristus. Memang Tuhan, melalui Roh-Nya, dapat
memberikan karunia kepada umat-Nya. Karunia bersifat mukjizat dan
lebih menarik perhatian daripada kesaksian verbal dan kesaksian
tingkah laku sehari-hari.

Roh Kuduslah yang menarik kita untuk datang kepada Kristus; Dia yang
menyampaikan hidup baru dan terus-menerus memperbarui hidup orang
percaya. Dia pula yang menguduskan dan memelihara umat-Nya sampai
pada akhirnya. Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman lagi bagi
mereka yang ada dalam Kristus. Roh yang memberi hidup telah
memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (Roma
8:1-2).

Diambil dan disunting dari:
Judul artikel: Proses Perkenalan
Judul buku: Pendidikan Agama Kristen
Penulis artikel: Dr. J.R. Hutauruk
Penyusun buku: Dosen-dosen STT HKBP dan FKIP Nommensen, Pematang
Siantar
Penerbit: Taman Pustaka Kristen, Yogyakarta, 1994

Halaman: 122 -- 128
_________________________________________________________________

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar