Senin, 25 Oktober 2010

Pemuji Yang Dewasa

Pemuji Yang Dewasa

Roma 8 : 28-30

8:28 Kitatahu sekarang, bahwa Allahturut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
8:29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya
dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya
itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.


Sekalipun TUHAN melakukan banyak sekali pertolongan dan mukjizat di depan mata
bangsa Israel, mereka tetap juga tidak setia kepada TUHAN. Mereka tegar tengkuk
dan keras kepala; mereka memberontak, menyakiti dan melukai hati TUHAN. Kita
tentu ingat bagaimana TUHAN membelah Laut Merah dengan tongkat Musa; bagaimana
IA membebaskan bangsa Israel dari kejaran tentara Mesir. Umat Israel menari-nari
dan memuji TUHAN (Kel.15), tetapi setelah itu mereka menyembah anak lembu emas
(Kel. 32). Berarti faktanya, pengalaman-pengalaman spektakuler dan ajaib serta
kuasa TUHAN yang mendorong mereka memuji TUHAN tidak membuat mereka bertumbuh
dewasa. Bagaimana dengan umat TUHAN sekarang?

Berkenaan dengan puji-pujian terhadap TUHAN, bagaimana kita bisa membedakan anak
TUHAN yang dewasa dan yang belum? Seperti puji-pujian umat Israel, anak TUHAN
yang belum dewasa biasanya puji-pujiannya kepada TUHAN hanya berorientasi pada
kuasa, mukjizat, dan hal-hal spektakuler yang dilakukan TUHAN. Ini sama sekali
tidak berarti kita tidak setuju terhadap lagu pujian tentang kuasa dan perbuatan
TUHAN yang ajaib. Tetapi jika puji-pujian kita hanya didasarkan pada hal-hal
tersebut, maka seperti umat Israel, pujian kita tidak akan membangun kedewasaan
dan kesetiaan kita kepada-NYA. Ini yang harus kita catat dan perhatikan
baik-baik.
AnakTUHAN yang dewasa selalu percaya bahwa ALLAH turut bekerja dalam segala
perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi DIA. Karena itu
orientasi kita adalah kecerdasan dan kebijaksanaan ALLAH. Ini yang luar biasa.
Coba kita lihat Ayub. Dalam keadaan yang sungguh mengerikan, di mana seluruh
hartanya habis, anak-anaknya meninggal, bahkan akhirnya ia terkena barah dan
istrinya pergi meninggalkan dia, ia masih dapat berkata, "Terpujilah Nama Tuhan"
(Ayb. 1:20, 21). Saat dipenjara, Paulus dan Silas juga tidak bersungut-sungut,
tetapi memuji TUHAN (Kis. 16:25). Berarti orang yang dewasa rohaninya memuji
TUHAN tidak hanya pada saat mengalami sesuatu yang spektakuler dan ajaib, tetapi
juga di tengah badai hidup.


Dalam pengalaman yang kita alami, ALLAH turut bekerja dalam kecerdasan dan
kebijaksanaan-NYA, agar kita menjadi lebih dewasa dan sempurna, segambar dengan
TUHAN Yesus, sehingga kita dapat dimuliakan bersama-sama dengan-NYA. Jadi,
sekalipun saat kini kita mungkin sedang dalam kondisi fisik yang lemah, ekonomi
terpuruk, atau dihina dan diperlakukan tidak adil, ingatlah, bahwa kemuliaan
TUHAN menanti kita, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak memuji
TUHAN.


Pemuji yang dewasa berorientasi pada kecerdasan dan kebijaksanaan ALLAH.

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar