Senin, 25 Oktober 2010

Niko,Panglima kegelapan yang takluk pada Yesus

Niko, Panglima Kegelapan Yang Takluk Pada Yesus

Pria ini ditakuti lawan dan disegani oleh kawan. Nama Niko Kilikili sudah
tidak asing lagi bagi mereka yang tinggal di sebuah kawasan niaga Jakarta
Pusat. Pria yang sering mengenakan jubah putih dan menyandang samurai ini
mendapat julukan "panglima." "Semua orang takut sama saya, dan saya
menganggap bahwa diri saya adalah orang yang terhebat," tutur Niko. Sudah
tak terhitung berapa banyak orang yang tewas ditangannya. Tidak ada belas
kasihan di hati Niko bagi lawan-lawannya. Namun suatu saat, sebuah
bentrokan antar preman membuatnya melakukan kesalahan fatal. "Akibat ribut
itu akhirnya kantor camat Tanah Abang dibakar. Saya yang pimpin keributan
itu." Karena kejadian itu Niko dan anak buahnya di gelandang ke kantor
polisi. Namun setelah diproses tak berapa lama kemudian, mereka bebas
kembali. Keluar masuk penjara karena perkelahian adalah sesuatu yang biasa
bagi Niko, karena ia memang di didik oleh sang ayah untuk itu. "Niko,
kalau kamu mencuri, pakai narkoba atau memperkosa orang dan masuk penjara,
kamu tidak akan papa bela. Tapi kalau kamu bunuh orang, sampai dimanapun
kamu akan papa bela," demikian pesan ayah Niko yang rupanya juga seorang
jagoan. Tindakannya yang brutal dan bengis ternyata dimanfaatkan para
pengusaha untuk memperlancar urusan mereka. Hal ini membuat uang dengan
mudahnya mengalir ke kantong Niko, dan membuatnya ia makin bergelimang
dosa. Minuman keras, narkoba dan seks bebas mewarnai hidupnya setiap hari.
"Mengapa saya lakukan semua itu? Jawabannya sangat sederhana. Saya cuma
ingin cari damai sejahtera. Saya ingin cari kasih sayang. Sebenarnya saya
ingin keluar dari lingkaran setan ini, tapi tidak bisa. Berat sekali."
Hingga suatu hari, Niko ditawari inex dari Belanda. Saat ia mencobanya,
sesuatu yang tak pernah diduganya terjadi. "Saya pakai inex itu, tapi
waktu saya pakai, ternyata saya over dosis."
Darah mengalir keluar dari telinga, mulut dan hidung Niko, ia pun segera
dilarikan ke rumah sakit. "Dalam perjalanan, dingin pelan-pelan mulai naik
dari kaki hingga leher saya. Waktu dingin sudah mulai sampai leher, saya
cuma ingat satu lagu sekolah minggu, 'Yesus.. Yesus.. dokterku yang baik.
Dokter dunia tak sama dengan Dia. Saya sakit DIa sembuhkan.' Pada hal saya
tidak pernah ingat lagu itu, sudah lama sekali saya tidak nyanyikan lagu
itu. Tiba-tiba bisa ingat dan saya nyanyi lagu itu." Di rumah sakit,
seorang suster mendengar Niko menyanyikan lagu itu dengan suara yang kecil
dan sudah mulai tidak jelas berkata-kata karena lidahnya sudah mulai kaku.
Menyadari ajal sudah di depan mata, Niko meminta tolong pada sang suster
untuk mendoakannya. Semua keangkuhan Niko saat itu hancur. "Pada saat maut
itu datang, saya sangat ketakutan. Saya sangat menyesal atas semua
dosa-dosa yang telah saya lakukan."
Kegelapan menyelimuti Niko, dalam hatinya berkata bahwa ia pasti ke neraka.
Samar-samar ia mendengar dokter mengatakan kepada suster bahwa waktu bagi
Niko tinggal sebentar lagi. "Waktu dokter bilang, 'Sebentar lagi!' Saya
langsung teriak kenceng-kenceng, ' Tuhan Yesus tolong saya! Tuhan Yesus
tolong saya!' Waktu saya teriak seperti itu, suster berdoa. Selesai 'amin,'
sepuluh menit kemudian dingin mulai turun berlahan-lahan. Dokter bingung,
dokter bilang hal seperti ini belum pernah terjadi. Tapi itulah Tuhan Yesus
yang ajaib." Menyadari bahwa dirinya masih bernafas, Niko pun membuat
sebuah keputusan penting yang akan mengubah jalan hidupnya. "Waktu itu
tahun 98 akhir, saya berkata, 'Tuhan, mulai saat ini dari ujung kaki sampai
ujung rambut, aku serahkan bagi kemuliaan nama-Mu." Niko akhirnya
meninggalkan dunia preman dan bertobat sungguh-sungguh, namun hal ini
bukanlah hal yang mudah karena ia di cap pengkhianat oleh rekan-rekannya.
"Banyak orang yang membenci saya, tapi saya tidak peduli. Saya berpikir,
lebih baik saya menyenangkan hati Tuhan dari pada menyenangkan hati
manusia." Namun pengorbanan Niko tidak sia-sai, melalui proses yang
panjang, ia berhasil merangkul rekan-rekannya dan membawa mereka kepada
Tuhan. Kini ia dipakai oleh Tuhan untuk membawa bukan hanya kelompoknya
dulu, namun ribuan preman kepada Tuhan dan memuridkan mereka. Niko dulu
adalah "panglima" bagi kerajaan kegelapan, namun kini ia menjadi tentara
Tuhan yang berdampak dalam memperluas Kerajaan Allah. (Kisah ini
ditayangkan 22 Oktober 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber : Niko Kilikili

Tidak ada komentar:

Posting Komentar