Selasa, 12 Oktober 2010

Mencermati Gerakan Rohani Dalam Pengaruh Neo-Pentakostalisme Di Tengah Arus Postmodernisme

MENCERMATI GERAKAN ROHANI DALAM PENGARUH NEO-PENTAKOSTALISME DI TENGAH ARUS
POSTMODERNISME

Kategori: Artikel - Iman

Sebuah Pemaparan dari Perspektif Pemahaman Historis-Filosofis Doktrinal

oleh: Pdt. Yarman Halawa, D.Min.

Latar Belakang Historis

Neo-Pentakostalisme(Pentakosta Baru) atau The Latter Rain Movement (Gerakan
Hujan Akhir) atau yang juga dikenal sebagai the Charismatic Movement
(Gerakan Karismatik) terbilang sangat sukses dalam mempopulerkan pengajaran
dari gerakan Pentakosta yang telah terlebih dahulu ada mengenai baptisan Roh
Kudus yang dianggap sebagai 'berkat kedua (the second blessing).' Gerakan
ini mendapat tempat yang besar dalam sebuah organisasi persekutuan pebisnis
Full Gospel Business Men's Fellowship International (FGBMFI). Persekutuan
ini didirikan oleh Demos Shakarian, seorang jutawan yang memiliki pertanian
yang luas di California Selatan. Ia merasa bahwa Allah menggerakkannya untuk
memulai suatu gerakan para pebisnis yang dapat bersekutu bersama dari
berbagai denominasi gereja untuk berbagi iman di dalam Kristus. Full Gospel
atau "Injil Sepenuh" mencerminkan keyakinan mereka dan arah persekutuan ini.
Tidak ada unsur yang dilarang untuk dilakukan di dalam persekutuan ini:
berbicara bahasa lidah, kesembuhan, pengusiran setan-apa pun yang dialami
oleh seseorang.

Pertemuan pertama Full Gospel Busines Men's Fellowship International
diadakan pada bulan Oktober 1951 di Los Angeles mengundang Pdt. Oral
Roberts, seorang pengkhotbah KKR yang konon memiliki karunia pemulihan
khususnya kesembuhan. Dua tahun kemudian, pada Oktober 1953, Full Gospel
Business Men's Fellowship International mengadakan pertemuan nasional
seluruh USA. Usaha yang dilakukan sebagai hasil dari pertemuan ini adalah
"menginjili" orang lain yang berada di gereja-gereja tradisional atau
'mainline churches' (Protestan, Katolik, Ortodoks, Anglican, dan yang
lainnya) yang dianggap dan dipandang masih belum menerima baptisan Roh
Kudus.1 Untuk seterusnya, persekutuan ini berupaya menjangkau orang-orang
dari golongan non-Pentakosta dengan berita utama mengenai baptisan roh.
Perlu diketahui, mereka tidak mengharuskan orang-orang non-Pentakosta masuk
ke gereja Pentakosta. Seorang Katolik bisa saja masuk ke persekutuan itu
dengan skeptis (tidak percaya) namun keluar dengan berbahasa lidah, tanpa
merasa dipaksa untuk meninggalkan gerejanya dan pindah ke gereja lain yang
di anggap 'penuh Roh Kudus.'

Pada pertama kali berdirinya, mereka tidak suka dengan label
"Neo-Pentakosta" dan lebih memilih "Pembaruan atau Gerakan Karismatik."
Mereka menerima pengalaman Pentakosta dan perlunya karunia-karunia rohani,
namun menolak penekanan bahwa bahasa lidah adalah ciri utama bila seseorang
telah menerima baptisan Roh. Bagi mereka, bahasa lidah adalah salah satu
dari karunia rohani yang dicurahkan oleh Roh, tetapi bukan bukti utama.
Sebagian orang Karismatik menolak bahwa bahasa lidah merupakan pengalaman
nyata dari baptisan kedua, tetapi menerimanya hanya sebagai salah satu
karunia. Persamaan keduanya ialah, bahwa pembaruan rohani yang berkembang di
dalam diri orang-orang percaya akan membangkitkan kharismata
(karunia-karunia) seperti yang ada di dalam Kitab Suci, sebagai kelengkapan
pelayanan gereja.

Neo-Pentakostalisme dan Semangat Postmodernisme

Di tengah dunia Post Modern dimana secara wawasan umum berlaku diktum bahwa
hampir tidak ada kebenaran yang absolut, bahwa segala sesuatu itu adalah
baik bila menghasilkan yang baik bagi manusia tanpa pandang filosofi
dasarnya apakah bercampur aduk dengan unsur pengaruh demonik atau tidak,
gereja dan orang percaya terjebak dalam grey area (wilayah abu-abu) yang
menyebabkan tidak adanya satu filosofi doktrinal murni yang dipegang sebagai
the absolute truth (kebenaran yang absolut). Bukan lagi doktrin yang absolut
yang menjadi fondasi dari suatu bangunan gerakan rohani yang ada diatasnya
dan yang kebetulan menghasilkan efek yang positif. Bagaimanapun disadari
ataupun tidak Neo-Pentakostalismememiliki korelasi dengan semangat
postmodernisme ini.

Apabila dalam kurun waktu hampir 50 tahun sejak kehadirannya gerakan ini
melakukan pendekatan yang begitu ekstrem; maka, pada hari ini gerakan
Karismatik terlihat lebih mengambil jalan tengah yang 'soft' terutama
terhadap kelompok-kelompok 'mainline churches.' Bila dahulunya misi utama
adalah 'menginjili' orang-orang Kristen dalam kelompok 'mainline churches'
(Protestan, Katolik, Ortodoks, Anglican, dan lainnya) karena dianggap hidup
dalam ibadah yang kaku, kurang gairah, terlalu liturgikal, musik yang loyo,
'mati,' dan belum menerima baptisan Roh Kudus, maka pada hari ini misi utama
itu adalah bagaimana 'bersama-sama dengan saudara seiman menjadi berkat bagi
gereja dan masyarakat.' Bila diperhatikan maka konsep 'menjadi berkat' telah
diterjemahkan dengan sangat sukses melalui terminologi 'pemulihan'
'penyembuhan,' 'impartasi,' 'lawatan Allah,' dan lain-lain. Mengapa merubah
strategi pendekatan menjadi 'soft'? Karena sikap anti dan alergi terhadap
gerakan Karismatik dari kelompok 'mainline churches.' Pendekatannya sekarang
adalah melalui filosofi pelayanan dan gerakan-gerakan yang bersifat
interdenominasi. Daya tarik filosofi dan gerakan-gerakan yang 'dibidani'
oleh pengaruh Neo-Pentakostalisme ini dapat dikatakan luarbiasa, apalagi
dari banyak pengakuan hampir tidak ada anjuran atau mengharuskan
anggota-anggota 'mainline churches' yang ikut 'jajan' mencicipi manisnya
'madu berkat' yang dihasilkan oleh gerakan ini untuk meninggalkan gereja
mereka. Justru ini menjadi semacam 'pengutusan' kembali untuk 'memberkati'
ke dalam gereja asal masing-masing.

Berikut adalah dua diantara gerakan-gerakan popular saat ini dalam akar
pengaruh dan operasional gerakan Neo-Pentakostalismedi Indonesia yang juga
bertujuan untuk menjadi berkat bagi gereja, orang Kristen dan masyarakat
termasuk kepada gereja-gereja di dalam "mainline churches" yakni Gerakan
Pria Sejati dan Gerakan Wanita Bijak.

Gerakan Pria Sejati adalah sebuah pelayanan bagi kaum pria yang dilahirkan
dalam gerakan Karismatik internasional. Gerakan ini berawal dari Christian
Men's Network (CMN) yang didirikan oleh Edwin Louis Cole pada 1977. Siapakah
Edwin Louis Cole? Edwin Louis Cole atau yang lebih dikenal sebagai Ed Cole
dilahirkan di Dallas, Texas pada 1922 dan meninggal pada 27 Agustus 2002 dan
dimakamkan dengan upacara tertutup di Newport Beach, California. Ia memulai
karir pelayanannya sebagai salah satu orang penting dari Aimee Semple
McPherson di Angelus Temple atau yang juga dikenal sebagai International
Church of the Foursquare Gospel (ICFG) di Los Angeles, CA. Angelus Temple
adalah salah satu gereja Pentakosta Karismatik yang berpengaruh dengan
pengikut 2 juta orang di seluruh dunia. Selama 20 tahun Cole turut serta
dalam pelayanan-pelayanan misi dan penginjilan Angelus Temple dan menjadi
pria pertama yang menjadi hamba Tuhan full time disana. Tentu saja ini
sebuah prestasi yang luarbiasa mengingat kepemimpinan Angelus Temple
didominasi sepenuhnya oleh kaum Hawa yakni sang pendiri, Aimee Semple
McPherson2 dan ibunya Mildred Kennedy.

Sebagai seorang yang bersemangat melayani Tuhan dan merasa menerima
panggilan khusus dari Tuhan untuk memimpin pemuridan kaum pria; maka, pada
1977 ia mendirikan apa yang kita kenal sebagai Christian Men's Network. Pada
April 1984 ia menyatakan mengundurkan diri sepenuhnya dari sayap pelayanan
Angelus Temple dan selanjutnya memfokuskan diri pada pelayanan CMN yang
didirikannya. Ia juga menerbitkan banyak buku dan berkhotbah tentang para
pria berkaitan dengan tema-tema mengenai pria dan religiusitas pria.

Di bawah kepemimpinannya CMN mengalami masa jaya pada era 1980an-1990an yang
dikatakan telah menjadi berkat bagi para pria di lebih 220 negara dan
melayani jutaan pria melalui pertemuan pria Kristen, retreat, pelayanan
gereja, video, radio, televisi, buku, kaset dan siaran satelit. Dikatakan
bahwa jutaan pria telah mengalami perubahan hidup, perkawinan dipulihkan,
hubungan dipulihkan, pelayan-pelayan Tuhan bangkit dan dikuatkan. Pada hari
ini CMN terus berlanjut namun jika dilihat dari grafik perkembangan
sesungguhnya; maka, gerakan ini tidak lagi seperti era Cole masih hidup dulu
(bandingkan hal ini dengan FGBMFI ketika Demos Shakarian masih hidup!).

Edwin Louis Cole terkenal dengan pengajarannya yang dikalangan
Neo-Pentakostalismedisebut sebagai "suara nubuatan (prophetic voice)" bagi
kaum pria dari generasi masa kini. Pengajaran itu adalah:

. "Christians are not patched-up sinners, they are new
creations" (orang-orang Kristen bukanlah sepenuhnya orang berdosa, mereka
adalah ciptaan baru).

. "You don't drown by falling in the water; you drown by staying
there" (Anda tidak tenggelam karena jatuh kedalam air; tetapi tenggelam
karena tinggal/berada disana)

. "Do not let others create your world for you, for they will
always create it too small" (jangan biarkan orang lain menciptakan dunia
bagimu, karena mereka akan menciptakannya terlalu kecil bagimu).

. "Manhood and Christlikeness are synonymous" (kepriaan dan
menjadi serupa Kristus memiliki makna yang sama).

Oleh para pengikut dan pengagumnya ia dianggap sebagai "BAPA KEGERAKAN PRIA
MODERN." Buku-bukunya telah dicetak lebih dari dua juta eksemplar dan ia
memiliki 53 kantor internasional yang melayani lebih dari 200 negara,
termasuk Indonesia.

Pelayanan CMN masuk ke Indonesia pada 1997 melalui Gereja Yesus Kristus
Tuhan (Abbalove Ministries), salah satu gereja yang bila diperhatikan
platformnya tergolong Neo-Pentacostalism/Karismatik besar Indonesia di
Jakarta. Gembalanya Ir. Edi Leo menjadi ketua CMN Indonesia yang diresmikan
pada 1999 di Texas, Amerika Serikat. CMN Indonesia atau lebih dikenal dengan
sebutan Gerakan Pria Sejati, dikatakan telah memuridkan lebih dari 60.000
pria (pada pemaparan angka statistik per 2008 kemarin sekitar 50.126) yang
berasal dari berbagai gereja, denominasi, lembaga Kekristenan, perusahaan,
institusi, badan pemerintahan pada akhir 2007. Gerakan Pria Sejati ini juga
dikatakan telah merambah lebih dari 34 kota dan bahkan lebih dari 1.000
gereja lokal yang sudah pernah terlibat ikut dalam pemuridan pria ini
(catatan: meskipun secara fakta kebanyakan yang ikut bukan atas nama lembaga
gereja tetapi atas nama pribadi). Berkaitan dengan CMN Internasional dan CMN
Indonesia silakan lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Edwin_Louis_Cole dan
http://CMN Indonesia.htm

Setelah Gerakan Pria Sejati yang dikomandani oleh Ir. Edi Leo ini lahir,
maka muncul juga pelayanan yang disebut Gerakan Wanita Bijak yang di pimpin
oleh Rose Leo (isteri Ir. Edi Leo). Bila diperhatikan korelasi
ministrial-psikologis; maka, sangat besar kemungkinannya bahwa Gerakan
Wanita Bijak ini kelahirannya dimotivasi oleh Gerakan Pria Sejati ini. Hal
ini terlihat dari motto gerakan ini: 'Murid Kristus, Mitra Pria.'

Mencermati Dengan Tepat dan Bijaksana Gerakan Produk Neo-Pentakostalisme

Apapun gerakan yang dilahirkan dalam kancah kehidupan Kekristenan dalam era
Post Modern ini tetap harus dicermati, diteliti dan diuji berdasarkan
historis filosofis-doktrinal Alkitab yang tepat yang memotivasi pengajaran,
kepemimpinan, penggembalaan dan pelayanan di lingkungan gereja-gereja dalam
lingkup gereja Reformed.

Berikut adalah pertimbangan-pertimbangan yang mungkin diperlukan untuk
menyikapi dengan bijaksana dan tepat gerakan-gerakan seperti ini:

1. Harus diakui bahwa gerakan-gerakan semacam ini telah
menghasilkan banyak hal yang bersifat positif, seperti yang disaksikan oleh
mereka yang telah mengikuti gerakan-gerakan ini antara lain, pengalaman
perubahan hidup, perkawinan dipulihkan, hubungan dipulihkan, pelayan-pelayan
Tuhan bangkit dan dikuatkan, dst. Namun di sisi lain track record
Neo-Pentakostalismeyang telah terbukti kurang tepat (bahkan salah dan kacau)
dalam memahami sebagian (yang tentunya juga mempengaruhi keseluruhan)
doktrin mengenai Roh Kudus (Pneumatologi) telah mengakibatkan kerusakan
doktrinal yang luar biasa di dalam 'mainline churches' berkaitan dengan
filosofi dasar mengenai kehidupan Kristen lahir baru yang sesungguhnya.

2. Gerakan Karismatik layak diacungi jempol sebagai gerakan
dengan pendekatan kepada individu, kelompok, atau massa secara psikologis.
Bukan lagi bisa tidaknya berbahasa Roh atau masalah baptisan Roh yang
menjadi isu penting dalam gerakan ini, tetapi berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan psikologi manusia yang hari ini banyak mengalami stress,
tekanan dan pergumulan-pergumulan hidup pribadi, keluarga, usaha, gereja dan
masyarakat. Gerakan Neo-Pentakostalisme telah turut melahirkan apa yang
sebut sebagai Psychological Gospel/Injil Psikologi. Ciri utama Injil
Psikologi adalah Tuhan dan firman-Nya melayani kebutuhan (needs) manusia.

3. Banyak orang Kristen Neo-Pentakostalisme tidak menyadari bahwa
gerakan-gerakan dalam pengaruh Karismatik telah turut membangkitkan sikap
radikalisme dari saudara-saudara non Kristen (lihat
www.indomedia.com/bpost/9805/1/OPINI/artikel1.htm ).

4. 'roh' pemberontakan yang merupakan ciri utama gerakan
Neo-Pentakostalisme sejak awal terhadap nilai-nilai tradisional gereja
reformasi, telah semakin memperlebar jurang pemberontakan kaum muda terhadap
nilai-nilai histories filosofis-doktrinal yang bersifat prinsip yang selama
ini telah membangun kehidupan gereja dimana mereka diasuh secara rohani.

5. Wibawa kepemimpinan gerejawi khususnya dalam 'mainline
churches' menjadi rusak ketika para pemimpin yang seharusnya memiliki
wawasan yang jelas terhadap historis filosofis-doktrinal gereja reformasi
yang mewarnai pengajaran, theologi, dan penggembalaan gereja justru
terpengaruh baik sadar atau tidak dengan alasan yang masuk akal kedalam
gerakan-gerakan produk dari pengaruh Neo-Pentakostalisme ini.

6. Kita harus jujur untuk mengakui bahwa produk-produk yang
dihasilkan oleh gerakan-gerakan dalam pengaruh Neo-Pentakostalisme telah
terbukti menyebabkan perbedaan pendapat yang tajam dan bahkan benih-benih
'perselisihan' di dalam 'mainline churches.'

Penutup

Jaringan global (global network) menjadikan gerakan Neo-Pentakostalisme jauh
lebih bergairah daripada 'mainline churches' pada umumnya. Pujian, ibadah,
persekutuan, pelayanan dan terobosan-terobosan yang bersifat massive dan
komunal menjadi daya tarik karena bersifat interdenominasi. Sering kali
kemampuan dalam 'menjaring' partisipan dari gereja-gereja lain (khususnya
'mainline churches') dan hal-hal positif yang dihasilkannya dianggap sebagai
bukti bahwa gerakan-gerakan ini berasal dari lawatan Roh Kudus. Namun sekali
lagi kita harus cermat dalam sudut pandang theologi Reformed dalam
pengajaran Alkitab khususnya berkaitan dengan doktrin Roh Kudus, doktrin
Soteriologi (keselamatan), dan doktrin Eskatologi (akhir zaman) yang secara
umum dalam gerakan Neo-Pentakostalismedipahami dan dimengerti secara kurang
tepat, bahkan dalam praktek sebenarnya sering kali diabaikan karena sikap
alergi terhadap doktrin dan dokumen-dokumen tradisional pengakuan iman
reformasi yang merupakan salah satu ciri khas Neo-Pentakostalismesejak awal.
Memang ketika doktrin dan warna theologi dikesampingkan, dan apalagi jika
gereja/jemaat/hamba Tuhan menganut paham theologi abu-abu, maka yang terjadi
adalah 'kesamaan dan kebersamaan.' Namun jumlah yang besar, kemampuan
menghimpun manusia dan terobosan-terobosan positif bukanlah alasan
satu-satunya (apalagi kalau dijadikan alasan utama) bahwa gerakan-gerakan
seperti itu benar-benar merupakan lawatan Roh Kudus bagi pemulihan manusia.
Mari selalu ingat bahwa doktrin/pengajaran yang benar dan tepat sangat
menentukan arah kehidupan percaya kita. Ada baiknya peringatan dari Tuhan
Yesus dalam Matius 7:13-23 kita renungkan ulang kembali. Kiranya Tuhan
terus-menerus memberikan kepekaan yang tajam kepada kita sesuai firman-Nya
untuk belajar bijaksana bukan saja didalam menyikapi akibat-akibat positif
tetapi juga didalam menyikapi kelemahan-kelemahan prinsipiil dalam setiap
gerakan rohani yang ada disekeliling kita.

Catatan Kaki:

1. Pemahaman ini sangat berkaitan dengan pemahaman doktrin dasar
Pneumatologi (ajaran mengenai Roh Kudus) berkaitan dengan kehidupan lahir
baru seseorang. Dalam pandangan ini orang-orang Kristen belumlah 'sah' lahir
baru apabila masih belum mengalami pengalaman rohani seperti glosolalia. Hal
ini berbeda sekali dengan apa yang dipahami dalam 'mainline churches' bahwa
baptisan Roh Kudus terjadi pada saat seseorang melalui pekerjaan Roh Kudus
yang menunutunnya untuk menyadari, mengakui, bertobat dari dosa-dosanya dan
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.

2. Siapakah Aimee Semple McPherson? Ia dilahirkan pada 9 Oktober 1890 di
Canada yang kemudian pindah ke Amerika. Dalam gerakan Pentakosta/Karismatik,
Aimee Semple McPherson sangat dihormati dan buku-bukunya banyak yang
diterjemahkan ke berbagai bahasa (termasuk Indonesia dan dapat ditemukan di
toko buku-toko buku bercorak Pentakosta/Karismatik atau interdenominasi).
Bagi para pengikutnya, ia sering dianggap sebagai wanita teladan (bijak??)
dengan karunia bahasa lidah dan karunia penyembuhan.. Wanita teladan ini
melewati masa mudanya sebagai seorang yang meragukan Tuhan, menentang
gereja/tidak menyukai pendeta dan menjadi penulis yang mempromosikan Teori
Evolusi Darwin di majalah dan koran. Tetapi setelah ia sembuh dari penyakit
yang dideritanya yang ia anggap sebagai 'kesembuhan ajaib' ia berbalik
menjadi Kristen. Ia mendirikan Angelus Temple atau yang lebih dikenal dengan
International Church of the Foursquare Gospel (ICFG) di Echo Park yang
berada di distrik Los Angeles, California. Gereja ini selesai dibangun pada
1 Januari 1923 dan boleh dikatakan lebih cocok disebut sebagai sebuah gedung
pertunjukan dari pada sebuah bentuk bangunan gereja pada umumnya dengan
kapasitas 5300 orang. Layaknya aktris Holywood pada zamannya, penginjil
Aimee Semple McPherson menggunakan dan mempromosikan daya tarik kabaret,
dancing, program-program radio, retreat, camp, pemutaran film, pertandingan
tinju, dll., yang diadakan dalam gedung 'gereja' itu untuk menyampaikan
Injil. Pada hari ini ia memiliki sekitar 2 juta pengikut di seluruh dunia.
Aimee Semple McPherson atau yang juga dikenal sebagai "Sister Aimee" ini
menikah 4 kali, 2 diantaranya dengan pria yang telah beristri yang
menyebabkan ia harus menghadapi gugatan dan denda pengadilan. Ia juga
bercerai 4 kali. Ia meninggal pada 27 September 1944 karena overdosis
Seconal yaitu sejenis obat yang dapat menyebabkan seseorang terhipnotis
untuk terus-menerus meminum obat (untuk informasi detilnya lihat di
http://en.wikipedia.org/wiki/Aimee_Semple_McPherson dan juga informasi
tambahan berkaitan dengan Angelus Temple di
http://en.wikipedia.org/wiki/Edwin_Louis_Cole)

Artikel Lain:

- Merenungkan Kehidupan Yang Akan Datang


Renungan: Strategi Kaisar Romawi

By Joseph Muntu

Belakangan saya merasa bersalah karena Tim PI beberapa saat lalu kurang
"terurus". Kelompok PI memang masih berjalan rutin, tetapi saya tidak
memikirkan tim PI lebih lebih serius di luar dari rutinitas itu, karena saya
sibuk oleh pekerjaan yang banyak menyita waktu, tenaga dan mental. Selain
itu juga ada pelayanan lain yang memiliki deadline, hingga berganti minggu,
tak terasa pelayanan PI terabaikan beberapa bulan.

Sabtu lalu saya berdoa, "Tuhan tolong saya, saya sangat perlu kesegaran
rohani untuk melayani tim PI. Tolong beri saya semangat untuk melayani dari
dalam, bukan melayani yang hanya dimotivasi oleh tugas. Saya percaya
motivasi melayani harus didasari oleh visi dan semangat berjuang untuk
Tuhan. Niscaya kita akan mengalami berjuang bersama Tuhan." Puji Tuhan,
Tuhan menjawab doa "SOS" saya melalui 3 hal:

[1] Ketika bersaat teduh, saya membaca "Tetapi celakalah kamu, hai orang
kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu" (Lukas
6:24). Firman Tuhan ini menusuk hati saya. Sangat celaka jika saya senang
hanya karena materi. Materi merupakan hal penting dalam hidup, tetapi juga
sangat berpotensi menggeser orientasi hidup seseorang ke arah yang salah.
[2] Malam harinya, saya mendapat berita bahwa murid saudara saya yang baru
berumur 17 tahun meninggal karena kecelakaan. Saya sadar, bahwa kematian
merupakan hal yang amat sangat mengerikan buat orang yang belum mengenal
Tuhan. Saya diingatkan kembali betapa amat sangat berharganya Injil bagi
manusia. Betapa beruntungnya orang mendapat berita Injil sehingga betapa
penting bagi kita untuk memberitakan Injil. [3] Saya teringat ketika saya
mengunjungi Collosseum di Roma, lokal guide yang mengantar saya bercerita
bahwa Kaisar Roma mempunyai strategi untuk menstabilkan politik, yaitu:

- Rakyat harus dibuat kenyang

- Rayakat harus diberi hiburan.

Maka dibuatlah pertunjukan rutin di Colosseum; manusia melawan manusia atau
binatang buas, dll. Selalu ada bahan pembicaraan yang menarik sehingga
rakyat yang sudah 'kenyang' itu sibuk dengan 'mainannya,' jadi mereka tidak
lagi memusingkan urusan politik. Dengan beegitu, tidak ada kudeta dan
kekuasaan Kaisar bisa langgeng. Strategi yang sederhana tapi brillian.

Saat itu saya langsung diingatkan bahwa setan pun memasang strategi semacam
itu. Saya dibuat mapan, lalu disibukkan oleh pekerjaan dengan segala
permasalahannya dan juga pelayanan lainnya sehingga lupa akan perjuangan
berperang memenangkan jiwa. Rutinitas yang kelihatannya 'biasa,' mampu
membuat kita lupa pada perjuangan ktia perperang memenangkan jiwa yang 'luar
biasa' penting.

Soli Deo Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar