Jumat, 15 Oktober 2010

Memuliakan TUHAN

Memuliakan TUHAN

Matius 15 : 8-9

15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari
pada-Ku.
15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan
ialah perintah manusia."


"Terpujilah TUHAN," begitu banyak kalimat ini terdapat dalam kitab Mazmur
(misalnya Mzm. 28:16; 31:22; 72:18) dan menjadi bagian dari lagu puji-pujian
kita. Banyak orang Kristen memahami ayat-ayat itu sebagai panggilan untuk
memuji-muji TUHAN dengan bibirnya, sehingga mereka merasa sudah memuliakan TUHAN
dengan menyanyikan lagu-lagu rohani. Apakah sesungguhnya yang dimaksud dengan
"memuliakan TUHAN" itu? Pertanyaan ini menjadi penting, sebab pada kenyataannya
banyak orang Kristen yang merasa telah memuliakan ALLAH sebenarnya belum
memuliakan-NYA sebagaimana mestinya sesuai kehendak ALLAH.

Kata "memuliakan" berasal dari akar kata "mulia" yang artinya "tinggi(kedudukan,
pangkat, martabat), luhur, terhormat, agung". "Memuliakan" berarti "menghormati,
sangat menghargai, menjunjung tinggi, memandang luhur". Dalam bahasa Yunani,
kata ini ditulis δόξα (dóksa), dalam bahasa Ibraninya כָּבַד (kâvad). Dalam
kata-kata tersebut terkandung unsur yang memberi nilai atau bobot atas sesuatu,
sebab juga dapat diterjemahkan sebagai "kecemerlangan". Jadi memuliakan ALLAH
berarti mengakui bahwa ALLAH adalah pribadi yang sepenuh-penuhnya pantas
menerima apa yang diucapkan tentang DIA sebagai pernyataan sujud dan hormat.

Dari Mat. 15:8 dapat kita peroleh satu kebenaran bahwa memuliakan ALLAH bukanlah
hal yang hanya menyangkut soal bibir atau lidah seperti anggapan banyak orang
selama ini. Orang yang sudah cukup merasa puas memuliakan ALLAH bila dapat
menyanyikan beberapa lagu atau mengucapkan beberapa kata yang berisi pemujaan
kepada ALLAH tanpa disadari telah jatuh ke dalam paham Farisiisme. Dengan
tegas TUHAN Yesus mengutip Yes. 29:13, "Oleh karena bangsa ini datang mendekat
dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari
pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan."

Bila cara kita memuliakan TUHAN seperti ini, maka kehidupan ibadah kita sama
rendah nilainya dengan kehidupan ibadah agama-agama lain: yang penting
formalitas, yang penting liturgi, yang penting upacara, yang penting yang
kelihatan, lahiriahnya saja. Sesungguhnya memuliakan TUHAN bukan hanya dengan
bibir, lidah dan mulut ini, tetapi jauh lebih penting adalah dengan hati, dengan
batin sehingga terpancar dari segenap kehidupan kita. Bukan hanya yang
kelihatan, tetapi yang tidak kelihatanlah yang lebih penting, yaitu manusia
batiniah kita. Oleh sebab itu orang Kristen seharusnya tidak hanya belajar
teknik memuji TUHAN dengan nyanyian dan alat musik, tetapi bagaimana memiliki
sikap hati yang memuliakan TUHAN dalam segenap kehidupannya dari hari ke hari.


Memuliakan TUHAN bukan hanya dengan bibir, tetapi jauh lebih penting adalah
dengan hati.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar