Senin, 25 Oktober 2010

Manusia dan Dosa

MENJADI TELADAN UNTUK ANAK


"Percaya kepada Tuhan sekalipun tidak melihatnya" merupakan hal yang
tidak semua orang bisa mempraktikkannya. Sebagai orang Kristen,
masih adakah yang meragukan pernyataan, janji, perintah, dan
kehendak Tuhan? Keraguan yang dimiliki manusia bisa melahirkan
ketidakpercayaan, keinginan yang kuat, hingga akhirnya membawa pada
ketidaktaatan dan melakukan dosa. Orang Kristen tidak diperkenankan
sedikit pun meragukan pernyataan, janji, perintah, dan kehendak
Tuhan supaya tidak jatuh dalam dosa. Dosa akan membawa manusia
kepada kebinasaan dan menjauhkan manusia dari Tuhan. Lalu
bagaimanakah mengajarkan hal ini kepada anak-anak layan kita?

Anak-anak memerlukan sesuatu yang nyata. Mereka lebih bisa menerima
seseorang yang berada di dekatnya dan mengajarkan banyak hal kepada
mereka, daripada memikirkan hal-hal yang tidak mereka lihat. Untuk
alasan itulah, orang tua dan Pelayan Anak harus bisa menjadi contoh
yang baik dan memiliki karakter yang mencerminkan Kristus dalam
hidup mereka. Apa yang dilihat oleh anak, itu pulalah yang akan
ditiru oleh mereka. Kasihilah anak-anak dengan kasih Tuhan, supaya
mereka dapat percaya, taat, dan menjauhi perbuatan dosa. Bagaimana
mengajarkan pengertian kepada anak tentang manusia dan dosa? Apa
yang seharusnya dilakukan oleh Pelayan Anak berkaitan dengan
pertumbuhan kerohanian mereka? Simaklah sajian e-BinaAnak edisi kali
ini, terapkan hal-hal berharga yang Anda temukan untuk
memperlengkapi pelayanan Anda. Tuhan Yesus memberkati!

"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan,
yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya"
(Efesus 1:7)

DOSA DAN AKIBATNYA

Jatuhnya Manusia ke Dalam Dosa

Setelah Allah menciptakan manusia, Adam, Allah mengambil dan
menempatkannya di taman Eden. Di situ ia sebagai teman sekerja Allah
diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengusahakan taman itu, dan
menjalankan pemerintahan atas makhluk-makhluk lain. Untuk itu, Allah
memberi kebebasan kepadanya (Kejadian 2:16- 17). Dalam kebebasan
itu, ia melawan Allah, sebab ia ingin menjadi sama dengan Allah,
penciptanya. Maka dalam cerita ini Adam dan Hawa telah berbuat dosa
melanggar pedoman hidup yang telah digariskan Allah. Hubungan yang
akrab antara Tuhan Allah dengan rekan sekerjanya itu telah retak dan
sekaligus Allah menindak mereka.

Cerita tentang kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa menunjukkan
bahwa manusia tidak mengenal Allah dan hidup hanya dengan pikirannya
yang sia-sia serta hidup dalam ketakutan dan kematian. Manusia
merasa bahwa dirinya sendiri sudah berada di bawah kutukan Allah
tentang realitas hidup umat manusia dari dulu sampai sekarang.

Biasanya, dosa itu terlihat sangat menarik dan memukau hati sebelum
dilakukan, tetapi segera sesudah perbuatan itu dilakukan, datanglah
kesadaran yang disertai perasaan kaget. Begitulah Adam dan Hawa.
Setelah mereka jatuh ke dalam dosa, terlihatlah oleh mereka bahwa
mereka itu telanjang. Lalu timbullah dalam hati mereka perasaan
malu; mereka malu terhadap masing-masing, dan merasa diri mereka
bersalah. Kedua manusia itu merasa seluruh hidupnya berubah sama
sekali dan kesempurnaan yang ada pada mereka telah hilang. Hati
mereka gusar dan damai telah hilang; manusia merasa bahwa ia tidak
lagi seperti yang dikehendaki Allah.

Sumber Dosa

Alkitab menunjukkan bahwa tidak mungkin Tuhan Allah menjadi sumber
dosa, sebab Dia murka terhadap segala dosa (Keluaran 23:22). Dalam 1
Yohanes 1:15, dikatakan bahwa Allah ialah terang yang menghilangkan
segala kegelapan. Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa atas godaan
Iblis yang menyamar dalam bentuk seekor ular. Dalam hal ini jelas
bahwa manusia tidak pernah berada dalam suatu bidang yang netral,
tetapi harus berada entah pada pihak Allah atau pada pihak Iblis
(Lukas 11:20). Iblis mencobai manusia menurut Kejadian 3:1-7 melalui
tiga cara: melalui tubuh, melalui jiwa (perasaan), dan melalui roh.
Hawa telah melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan. Kemudian
Hawa merasa bahwa pohon itu sedap kelihatannya. Dan terakhir Hawa
terpukau akan tawaran untuk menjadi seperti Allah.

Jadi, walaupun manusia pertama (Adam dan Hawa) sempurna adanya,
yaitu dapat melakukan kemauan Allah, namun mereka melanggar hukum
yang diberikan Allah karena godaan Iblis, membiarkan diri mereka
digoda Iblis, dan berpaling dari Allah, sebab dosa ialah pelanggaran
kemauan Allah (1 Yohanes 3:4; Yakobus 1:15).

Sifat Dosa

Dalam Kejadian 4:7, Iblis diibaratkan sebagai seorang musuh yang
senantiasa mengintip di depan pintu hati manusia. Itulah sebabnya
Rasul Petrus mengingatkan supaya kita tetap berjaga-jaga, sebab
Iblis bagaikan singa yang mengaum dan senantiasa mencari mangsa
(1 Petrus 5:8). Iblis selalu menyembunyikan diri, tidak mau dikenal
dalam sifatnya yang sesungguhnya, dan senantiasa menutupi maksudnya
yang sebenarnya. Sifat dosa selalu menyembunyikan diri di belakang

perbuatan-perbuatan yang tampak baik. Itulah sebabnya manusia mudah
terpengaruh oleh dosa. Dosa adalah kekeliruan, kebengkokan,
penyimpangan, pemberontakan, ketidaksetiaan, dan ketidaktaatan
terhadap segala hukum Allah. Sifat dosa bukan hanya tidak percaya,
memberontak, serta tidak menaati Tuhan Allah, melainkan seperti
Iblis: memusuhi Allah sebab ingin sama dengan Allah dan merebut hak
wewenang Allah. Tidak ada sedikit pun di dalamnya sifat Allah yang
baik.

Pembedaan Antara Dosa-Dosa

Ada beberapa cara membedakan dosa-dosa yang terjadi:

1. Dosa yang disadari dan dosa yang tidak disadari.
Dalam kitab Bilangan 15:30 dibicarakan tentang berdosa dengan
sengaja, atau dengan sadar dalam niat. Ini dibedakan dengan
dosa tidak sadar. Dalam Mazmur 19 dibedakan antara dosa yang kita
sadari dan dosa yang tersembunyi dari kita sendiri.

2. Dosa perseorangan dan dosa kolektif.
Adapun yang membedakan antara dosa perseorangan dan dosa kolektif
adalah adanya kesombongan kolektif yang lebih fanatik dari
kesombongan perseorangan. Sedang dosa kolektif adalah dosa
perluasan dosa-dosa perseorangan secara besar-besaran.

3. Dosa terhadap Allah dan dosa terhadap sesama manusia.
Barangsiapa membenci saudaranya, ia membenci Allah. Tiap-tiap
dosa terhadap Allah ialah suatu dosa terhadap sesama manusia, dan
setiap dosa terhadap sesama manusia juga adalah dosa terhadap
Allah.

4. Menghujat Roh Kudus.
Inilah dosa yang tidak dapat diampuni menurut Markus 3:29 dan
Lukas 12:10. Dosa ini disebutkan tidak dapat diampuni karena
dengan melakukan dosa ini batas antara dosa manusia dengan dosa
Iblis telah dilampaui.

5. Dosa warisan.
Dunia menyatakan bahwa bayi yang lahir tidak berdosa, bersih
seperti kertas yang tidak bertulis pada waktu lahirnya. Namun
orang Kristen percaya adanya dosa warisan. Cerita-cerita dalam
Alkitab mempersaksikan sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
dosa itu masuk kepada semua keturunannya. Oleh karena itu, semua
manusia lahir di dalam dosa.

Selain itu masih ada dosa karena perbuatan dan kelalaian, dosa di
dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, serta dosa struktural.

Akibat Dosa Bagi Manusia

1. Terpisah/tertimpa murka Allah.
Karena murka Allah, maka hubungan manusia dengan Allah telah
terputus. Manusia tidak memiliki hidup kekal dan tidak
mencerminkan hidup ilahi. Murka menghilangkan persekutuan antara
Allah dan manusia, sehingga manusia akan hidup dalam ketakutan
yang tiada arti.

"Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk
mendengar, tetapi yang menjadi pemisah antara kamu dan Allahmu
ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan
diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala
dosamu." (Yesaya 59:1-2)

2. Tertawan oleh diri sendiri.

Dosa tidak hanya memisahkan kita dari Allah, namun juga
memperhamba kita. Kita tertawan olehnya dan menjadi rusak. Yesus
menyamakan dosa dengan buah, yang jenisnya tergantung dari
pohonnya. Demikian juga perbuatan kita ditentukan oleh pikiran
kita. Yang diucapkan mulut meluap dari hati (Matius 12:33-3).
Dosa menyatakan penyakit-penyakit rohani yang menghinggapi hati
manusia,

Yesus berfirman, "Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul
segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam
dan menajiskan orang." (Markus 7:21-23)

3. Bentrokan.
Mementingkan diri tidak hanya melawan Allah, tetapi juga melawan
sesama manusia. Ada yang cepat tersinggung, cemburu dan tidak mau
menerima pendapat atau nasihat orang lain, suka mencela atau
tidak hati-hati. Semua hubungan dalam hidup sangat kompleks,
orangtua dengan anak-anak, suami dengan istri, buruh dengan
majikan. Dosa adalah sebab-musabab segala kemalangan kita, dan ini
yang membuat kita saling bertentangan.

Pengampunan dan Kelepasan dari Dosa

1. Hanya oleh iman.
Kita percaya bahwa kelepasan dari dosa tidak dapat diperoleh
dengan pekerjaan baik atau dengan kekuatan sendiri. Hanyalah
karena kemurahan Allah di dalam penebusan Yesus Kristus. Jalan
menerimanya ialah kepercayaan (iman) yang dikerjakan oleh Roh
Kudus. Hanya dengan iman kita menerima keampunan dosa yang
disediakan-Nya dengan kematian-Nya. Iman yang demikianlah yang
dipandang Allah menjadi kebenaran dan kelepasan di hadapan-Nya
(Yohanes 3:1; 2 Korintus 8:9; Kisah 4:12).

2. Kasih dan anugerah.
Kedatangan Yesus ke dunia ini telah membawa penebusan dan
pengampunan supaya manusia dapat hidup di dalam pengampunan,
iman, dan damai bersama Allah (Roma 5:1-2). Oleh karena itu, kita
menjadi hidup di dalam Kristus dan sekaligus sebagai orang yang
diampuni. Oleh pengampunan-Nya kita mengenal dosa kita, dan kita
menjadi ahli waris hidup kekal dari kehadiran kerajaan Allah.
Manusia menjadi milik Allah kembali dan memunyai kesempatan
bertobat. Karena itulah, manusia tidak dapat dikatakan lagi
sebagai seorang yang terbelenggu, sakit dan berutang, sebab Allah
dalam Yesus Kristus telah memberi kelepasan, kesembuhan, dan
pengampunan. Kristus adalah domba Allah yang dipersembahkan
mengampuni dosa dunia ini (Yohanes 1:29).

Sumber diambil dan disunting dari:
Judul artikel: Dosa dan Akibatnya
Judul buku: Pendidikan Agama Kristen
Penulis artikel: Dr. J.R. Hutauruk
Penyusun buku: Dosen-dosen STT HKBP dan FKIP Nommensen, Pematang
Siantar
Penerbit: Taman Pustaka Kristen, Yogyakarta, 1994
Halaman: 90 -- 98
______________________________________________________________________
TIPS

DOSA DAN PENGAMPUNAN TUHAN

Apakah dosa itu? Dosa adalah melanggar hukum Allah. Ada tertulis di
Alkitab, "Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum
Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah." (1 Yohanes 3:4) dan
"Semua kejahatan adalah dosa,...." (1 Yohanes 5:17)

Apakah hukum Tuhan itu? Ia menulis dengan tangan-Nya sendiri di atas
loh batu. (Keluaran 20:3- 17)

Prinsip dasar dari hukum Allah diringkas dalam satu kata "kasih".
Yesus berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum
yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. Pada kedua hukum inilah, tergantung seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)

Dosa

Dosa berasal dari dalam hati. Kata Yesus, "Apa yang keluar dari
seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati
orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian,
pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa
nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat
ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7:20-23)

Tidak seorang pun lebih baik dari orang lain, kita semua berdosa.
Alkitab berkata, "Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang
lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa
dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun
tidak.'" (Roma 3:9-10)

Tanpa Yesus, konsekuensi dari dosa kita adalah maut. "Sebab upah
dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23)

Bagaimana jika saya tidak yakin apa dosa-dosa saya? Ada dikatakan
dalam Alkitab, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku,
ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku
serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24)

Pengampunan

Akuilah dosamu kepada Allah dan terimalah pengampunan. "Jika kita
mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan." (1 Yohanes 1:9)

Apakah ada dosa yang tidak terampuni? Di dalam Alkitab tertulis,
"Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan
diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan
diampuni." (Lukas 12:10)

Sebagai simbol bahwa kita telah berpaling dari dosa, kita haruslah
dibaptis. Alkitab berkata, "Maka datanglah Yohanes ke seluruh
daerah Yordan dan menyerukan: 'Bertobatlah dan berilah dirimu
dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.'" (Lukas 3:3)

Jika kita merasa sebagai seorang berdosa yang tidak memiliki
harapan, apakah yang harus kamu lakukan?

1. Mengakui dosamu.

"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku
seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!"
(Mazmur 51:2-4)

2. Mintalah pengampunan akan dosamu.

"Sucikanlah aku, maka aku akan bersih; cucilah aku, maka aku akan
lebih putih dari kapas. Biarlah aku mendengar kabar sukacita,
agar hati yang Kauremukkan ini bersorak lagi. Palingkanlah
wajah-Mu dari dosa-dosaku, dan hapuskanlah segala kesalahanku.
Ciptakanlah hati yang murni bagiku, ya Allah, perbaruilah batinku
dengan semangat yang tabah. Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan jangan mengambil roh-Mu yang suci daripadaku.
Buatlah aku gembira lagi karena keselamatan daripada-Mu, berilah
aku hati yang rela untuk taat kepada-Mu." (Mazmur 51:7-12, versi
Bahasa Indonesia Sehari-hari)

3. Percaya bahwa Tuhan telah mengampunimu dan berhentilah merasa
bersalah.

"Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya
ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak
diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! Selama aku
berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh
sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan
berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim
panas. Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan
karena dosaku. Sebab itu, hendaklah setiap orang saleh berdoa
kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu
banjir besar terjadi, itu tidak melandanya" (Mazmur 32:1-6).

Sumber diambil dan disunting dari:
Judul Artikel: Dosa
Nama Situs: bibleinfo
Alamat URL: http://www.bibleinfo.com/id/topics/dosa



MUTIARA GURU

"Anak-anak memerlukan lebih banyak contoh daripada kritik"
(Joseph Joubert)
_

Firman Allah mengatakan bahwa setiap orang Kristen harus memantulkan
kasih-Nya (1 Yohanes 2:15). "Jikalau orang mengasihi dunia, maka
kasih akan Bapa itu tidak ada (dipantulkan) di dalam orang itu."
Allah berkata, janganlah kita mengasihi dunia.

Allah tidak bermaksud bahwa kita tidak boleh menikmati hal-hal yang
indah yang telah diciptakan-Nya untuk kita, misalnya bunga-bunga,
pohon-pohon, burung-burung, gunung-gunung, dan lautan yang biru.
Allah ingin kita menikmati ciptaan-Nya yang indah, tetapi Ia tidak
menghendaki kita mencintai hal-hal yang jahat dan salah, yang
menjerumuskan orang ke dalam dosa.

Iblis menguasai dunia ini dan ia berusaha dengan bermacam-macam cara
agar kita mencintai hal-hal yang tidak menyenangkan Allah. Iblis
menghendaki kita melawan kehendak Allah dan berbuat hal-hal yang
tidak menyenangkan Allah.

Dalam ayat ini, Allah berkata bahwa apabila kita mencintai hal-hal
duniawi yang dikuasai Iblis, kita tidak bisa menjadi "pemantul"
kasih-Nya. Ingatlah bahwa lampu belakang itu tidak punya cahaya di
dalamnya. Ia hanya dapat memantulkan cahaya yang diterimanya. Begitu
juga dengan kita.

Sebenarnya, kita ini tidak memiliki kasih Allah, tetapi pada waktu
kita mengakui dosa kita dan menerima Tuhan Yesus dalam hati kita,
maka kasih Allah, yaitu kasih sejati yang kita terima, kita
pantulkan kepada orang lain. Kita akan mengasihi orang lain dengan
kasih Kristus. Dengan demikian, kita bersaksi kepada mereka bahwa
Kristus juga telah mati untuk dosa mereka dan dengan menerima Dia
sebagai Juru Selamat, mereka pun dapat diselamatkan.

Mari kita mengambil keputusan sekarang juga, bahwa kita tidak akan
lagi mencintai hal-hal yang kita tahu adalah salah, berdosa, dan
tidak menyenangkan Allah. Kalau kita mencintai hal-hal yang duniawi
berarti kita tidak memantulkan kasih Allah, sebab dengan begitu
kalian tidak dapat membawa orang lain menjadi pengikut-pengikut
Allah. Kalau lampu ini kena lumpur, dia tidak akan dapat memantulkan
cahaya yang diterimanya.

Kalau kalian merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam hati
kalian, sekarang ini waktunya untuk mengakui dosa itu dan minta
supaya Dia mengampuni kalian. Setelah itu, kasih Allah akan
dipantulkan melalui kalian dan Allah dapat memakai kalian menurut
kehendak-Nya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli artikel: Pemantulan
Judul buku: Pelajaran dengan Alat Peraga
Penulis: D.H. Pentecost
Penerbit: Gandum Mas, 1960
Halaman: 52--54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar