Rabu, 20 Oktober 2010

Legiun Gemuruh

LEGIUN GEMURUH

Gubernur Romawi itu berdiri dengan keputusan tegas di hadapan empat
puluh prajurit Romawi dari Legiun Gemuruh. "Aku memerintahkan kalian
untuk mempersembahkan korban kepada dewa-dewa Romawi. Jika kalian
tidak melakukannya, kalian akan dilucuti dari pangkat militer
kalian."

Keempat puluh prajurit itu semuanya percaya dengan teguh kepada
Tuhan Yesus. Mereka tahu bahwa mereka tidak boleh menyangkal-Nya
atau memberikan korban bagi dewa-dewa Romawi, apa pun yang akan
dilakukan Gubernur Romawi kepada mereka.

Candidus berbicara bagi legiun itu, "Tiada yang lebih berharga atau
lebih mulia bagi kami selain Kristus, Tuhan kami."

Sang gubernur kemudian mencoba berbagai taktik lainnya untuk membuat
mereka menyangkali iman percaya mereka. Pertama, ia menawarkan
kepada mereka uang dan kehormatan. Kemudian, ia mengancam mereka
dengan siksaan dan aniaya.

Candidus menjawab, "Engkau menawarkan kepada kami uang yang akan
ditinggal di dunia dan kemuliaan yang akan sirna. Engkau berusaha
untuk membuat kami menjadi kawan Kaisar, tetapi menjauhkan kami dari
Raja yang sejati. Kami hanya ingin satu hadiah, yaitu mahkota
kebenaran. Kami menanti-nantikan satu kemuliaan, yaitu kemuliaan
kerajaan surgawi. Kami ingin kehormatan yang berasal dari surga."

"Engkau mengancam dengan siksaan-siksaan yang menakutkan dan
menyebut iman kami sebagai kejahatan, tetapi kami tidak akan menjadi
tawar hati atau terikat kepada dunia ini atau dilemahkan dengan
ketakutan. Demi kasih kemurahan Allah, kami siap untuk menahan
siksaan jenis apa pun."

Sang gubernur menjadi murka. Kini ia ingin mereka disiksa dengan
kematian yang perlahan dan menyakitkan. Mereka dilucuti hingga
telanjang dan digiring ke tengah-tengah danau yang membeku. Ia
menempatkan para prajurit untuk menjaga mereka dan mencegah agar
tidak satu pun dari mereka yang dapat melarikan diri.

Keempat puluh orang itu saling memberi semangat seolah-olah mereka
akan pergi berperang. "Berapa banyak rekan-rekan seperjuangan kita
mati di medan perang, demi kesetiaan mereka bagi raja dunia ini?
Jangan sampai kita gagal mengorbankan hidup kita dalam kesetiaan
bagi Raja yang sejati! Janganlah kita berpaling, wahai para pejuang!
Jangan sampai kita membalikkan badan kita dan kabur dari Iblis."
Mereka menghabiskan waktu sepanjang malam dengan berani menahan rasa
sakit mereka dan bersukacita di dalam pengharapan bahwa mereka akan
berada bersama Tuhan sebentar lagi.

Untuk menambah siksaan bagi para orang Kristen tersebut, bak-bak air
panas ditempatkan di sekitar danau. Sang Gubernur berharap hal ini
melemahkan tekad pria-pria yang membeku ini. Ia mengatakan kepada
mereka, "Kalian boleh datang ke sini saat kalian siap untuk
menyangkali iman kalian." Akhirnya, salah seorang dari mereka
menjadi lemah imannya, keluar dari es, dan masuk ke dalam bak yang
hangat.

Ketika salah seorang penjaga melihat orang yang lemah imannya itu
meninggalkan teman-temannya, ia sendiri yang pergi menggantikan
orang itu. Ia mengejutkan semua orang dengan menjadi percaya pada
saat itu juga; ia membuang bajunya, kemudian ia lari untuk bergabung
dengan orang-orang yang telanjang di atas es sambil berseru dengan
nyaring, "Aku adalah orang Kristen."

Mengapakah dengan melihat 39 orang percaya yang rela mati demi iman
mereka memberikan inspirasi kepada seorang prajurit yang terlatih
dengan baik, pada puncak kehidupannya, untuk bergabung bersama
dengan mereka dalam kematian? Sungguh menakjubkan untuk melihat
bagaimana Allah bekerja melalui situasi-situasi tragis ini untuk
memanggil lebih banyak orang datang kepada-Nya.

Diambil dan diterjemahkan ulang dari:
Judul buku: Jesus Freaks
Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
Penerjemah: Tidak dicantumkan
Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995
Halaman: 101 -- 103

Judul kisah ini dalam bahasa Inggris: Forty Martyrs of Sebaste
______________________________________________________________________

Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena
kedatangan Tuhan sudah dekat (Yakobus 5:8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar