Jumat, 08 Oktober 2010

Kepercayaan Yang Berdasar

Kepercayaan Yang Berdasar

2 Timotius 1 : 12

1:12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena
aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan
apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

Kadang-kadang ada pedagang yang merasa kurang nyaman apabila seorang distributor
memberi barang kepadanya untuk dijual begitu saja tanpa jaminan apa pun. Atau
ada juga orang yang merasa kurang nyaman apabila ada orang yang meminjamkan uang
dalam jumlah besar kepadanya tanpa jaminan apa pun. Ini karena orang yang baik
bisa merasa tidak enak, bagaimana orang lain bisa begitu percaya kepadanya.


Orang ingin agar kepercayaan orang lain kepadanya memiliki landasan dan tidak
asal percaya saja. Maka kepercayaan yang benar adalah kepercayaan yang berdasar,
memiliki landasan. Contoh jaminan di atas bisa terjadi pada pada hubungan antara
dua orang yang tidak terlalu dekat, karena jaminanlah yang bisa menjadi landasan
kepercayaan tersebut. Tetapi di antara dua orang sahabat biasanya jaminan apa
pun tak diperlukan, sebab pengenalan di antara keduanya dalam persahabatan sudah
cukup menjadi landasan kepercayaan. Kalau seseorang meminjamkan uang kepada
sahabatnya, lalu orang lain bertanya kepadanya, "Mengapa kamu begitu percaya
kepadanya? Bagaimana kalau ia tidak mengembalikan uangmu?" Dengan yakin ia
menjawab, "Saya sudah mengenalnya. Dia sahabatku. Kami saling memercayai."


TUHAN pun bisa bertanya kepada kita, "Mengapa kamu percaya kepada-KU? Apa
dasarnya kamu percaya kepada-KU?" Dalam hal ini bukan berarti TUHAN mau
memberikan jaminan secara lahiriah supaya kita dapat menaruh percaya kepada-NYA,
tetapi IAmenghendaki agar kita memercayai-NYA dengan landasan yang mantap, yaitu
pengenalan akan DIA. Alkitab mengatakan, dari pendengaran akan Firman
Kristus—yaitu Injil—terbangunlah iman (Rm. 10:17), karena iman berasal dari
pengenalan yang benar akan DIA.


Maka tidak perlu kita ragu untuk memberi diri melayani TUHAN secara all out,
mempertaruhkan segala yang ada pada kita. Jika ada yang bertanya, "Mengapa kamu
begitu beraninya berbuat demikian bagi TUHAN?" jawablah, "Aku mengenal DIA. Aku
tahu kepada siapa aku percaya; satu-satunya ALLAH Yang Benar." Kepercayaan
seperti inilah kepercayaan yang berkualitas, bukan kepercayaan ikut-ikutan,
seperti yang kita lihat dalam kehidupan banyak orang Kristen lain. Kepercayaan
kita harus dibangun dari pengenalan yang cukup dan juga benar akan TUHAN serta
terus bertumbuh. Semakin bertumbuh pengenalan kita tersebut, iman kita pun
semakin berkualitas. Ini tidak bisa terjadi secara otomatis hanya oleh karunia,
tetapi juga oleh kerja keras kita, yaitu usaha mengenal TUHAN melalui berbagai
sarana yang sudah dipersiapkan TUHAN.

Kepercayaan yang berkualitas adalah yang didasarkan pada pengenalan akan TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar