Senin, 25 Oktober 2010

Hans,bintang film laga yang menerima Yesus

Hans, Bintang Film Laga Yang Menerima Yesus

Kecintaannya pada ilmu bela diri mengantarkan Hans Wanaghi masuk kedunia
film laga. Hal ini awalnya hanyalah sebuah mimpi baginya yang hanyalah anak
dari daerah dan keluarga sederhana. "Dari nonton-nonton film ini (film
laga), timbul keinginan, 'Saya kan punya kemampuan bela diri, kenapa ngga
sekalian aja jadi pemainnya.' Tapi hanya sebatas impian, karena saya merasa
saya di daerah." Impian itu terus bertumbuh di hati Hans, hingga suatu
hari sebuah kejadian membuat masa depannya seakan telah hancur. "Papa saya
meninggal, perekonomian keluarga kami hancur. Disitu timbul tekad, suatu
hari nanti saya harus merubah keadaan perekonomian keluarga." Hans yang
akhirnya melanjutkan SMA-nya di Jakarta semakin memperkuat tekadnya untuk
menjadi populer dan sukses. Apa lagi ketika ia menyaksikan beberapa teman
sekolahnya yang berhasil menjadi artis, impiannya mulai menyala kembali.
Suatu hari pintu kesempatan terbuka baginya, ia pun menyambarnya. "Pada
saat itu pemilihan "Abang None Jakarta," saya coba ikuti. Kebetulan saya
mendapat predikat sebagai salah satu abang Jakarta di tahun 83. Disitu, ada
salah satu none yang sudah sering ikut drama-drama di televisi. Saya diajak
dan di casting lalu diterima. Karena saya baru, jadi dikasih peran figuran
untuk coba dulu. Disitulah awal karir saya hingga ke layar lebar." Jalan
menjadi seorang bintang sudah terbuka lebar di depan Hans. Tidak hanya
ketenaran, uang pun mengalir dengan deras ke kantongnya. Namun hal tersebut
membuatnya lupa diri dan jatuh dalam dunia seks bebas. "Saat saya
ditawarkan menjadi pemeran utama di sebuah film kolosal, disitulah saya
baru merasa inilah dunia saya. Saya semakin populer dan terlena. Saya lagi
istirahat shooting, tiba-tiba ada yang mengetok pintu. Pada saat itulah
terjadi hubungan suami istri." Bergonta-ganti wanita adalah hal biasa bagi
Hans, bahkan dirinya sama sekali tidak merasakan bahwa apa yang telah
dilakukannya adalah sesuatu yang salah. Hati Hans semakin melambung saat
ia sudah berhasil mendirikan rumah produksi sendiri dan bisa membeli mobil
dan rumah mewah. Namun harta telah membutakan mata hatinya, Hans malah
terperosok dalam perjudian. "Dipuncak kesuksesan saya itu, disitu tidak
membuat saya bersyukur. Malah saya jatuh dalam perjudian. Memang awalnya
membuahkan hasil, sepertinya gampang sekali. Selama masih ada uang
ditangan, saya akan terus pergunakan untuk judi." Namun malang tak dapat
ditolak, kekalahan membuat Hans kehilangan semua hartanya. "Saya mengalami
putus asa, saya sempat stag. Pada saat itu saya baru menyadari bahwa selama
ini saya telah menyia-nyiakan apa yang saya miliki." Hans mencoba bangkit,
ia mulai melamar pekerjaan ke berbagai tempat namun hal itu bukanlah
sesuatu yang mudah. Penolakan demi penolakan ia terima. Hans akhirnya
memulai usaha air minum gallon. "Saya dulu direktur, namun kini saya
angkat-angkat gallon sendiri. Saat itu sebenarnya hati kecil saya
menangis." Sepertinya Tuhan tidak ingin membiarkan Hans terus meratapi
nasibnya. Seorang teman datang dan mengajaknya untuk mengikuti sebuah camp
khusus pria. "Sesi demi sesi saya ikuti, hingga pada malam harinya ketika
pembicara mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada dalam hidup ini bukanlah
milik kita, semua titipan dari Tuhan. Disitu hati saya mulai tersentuh,
saya merasa kalau saya sendiri adalah milik Tuhan, masakah saya
menyia-nyiakan hidup saya. Disitu saya merasa kelegaan, saya merasa Tuhan
Yesus begitu baik. Saya yang tidak bisa bertanggung jawab terhadap berkat
yang Tuhan berikan, tapi Tuhan tetap mengasihi saya. Masih mau menyadarkan
saya, masih mau menerima saya kembali." Sejak saat itu, Hans mengambil
keputusan untuk meninggalkan dosa-dosanya dan bersungguh-sungguh hidup
untuk Tuhan. "Saya baru menyadari bahwa saya ini bukan apa-apa.
Popularitas dan materi yang pernah saya miliki ternyata tidak bisa membantu
saya, tidak bisa mengangkat saya kembali. Hal itu membuat ambisi saya untuk
kembali ke profesi saya yang dulu hilang. Jika saya bandingkan, saya kini
jauh merasakan ketenangan. Kedamaian yang saya rasakan yang berasal dari
Tuhan Yesus." (Kisah ini ditayangkan 21 Oktober 2010 dalam acara Solusi
Life di O'Channel). Sumber : hans wanaghi/jawaban.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar