Jumat, 15 Oktober 2010

Gunung Batu dan Kolam Air

GUNUNG BATU DAN KOLAM AIR



Di jaman digital ini banyak ragam penemuan dan kreatifitas. Daya kreatifitas
tidak saja bagi informasi tehnologi, tetapi agamapun ikut berpartisipasi. Di
agama Katolik, ada karismatik, doa kontemplasi, kursus evangelisasi, dll. Ada
seorang ibu yang sangat fundamentalis sekali, sehingga dia memprovokasi kepada
teman-temannya agar jangan terpengaruh oleh pembaruan-permbaruan di atas. Hal
ini mengingatkan kisah Lukas.

Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di
rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu
melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum
makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu
membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh
rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan
bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah
isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan
dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan
dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan
di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab
kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di
atasnya, tidak mengetahuinya." Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab
dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami
juga." Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab
kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri
tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun. (Luk 11:37-46).

Kehidupan beragama disebut kaum fundamentalis sebagai keluarga yang ingin
kembali ke masa lalu, karena jelas dan ada hukum Taurat, seperti orang farisi.
Tetapi apa yang terjadi terhadap orang-orang yang berpegang dalam hukum Taurat?
Mereka tidak mempunyai iman yang kuat. Berhadapan dengan Yesus tidak jelas,
orang-orang menjadi bingung. Namun mereka dapat melihat kehadiran Allah lewat
Injil, sedangkan orang farisi tidak dapat melihatnya. Orang farisi bisa
memahami orang yang mau berpegang dengan jelas dan tegas pada hukum Taurat,
padahal itu adalah kafir. Diibaratkan mereka beriman statis. Apa yang terjadi
oleh orang yang beriman statis?, Mereka sulit menerima perubahan. Kita diajak
melihat situasi kehidupan sehari-hari bahwa Allah ada. Jadi iman menjadi
dinamis, karena situasi jaman dan Tuhan bersabda, itu berarti Tuhan hadir di
tengah-tengah kita.


Dengan berjalannya waktu, akhirnya ibu ini imannya mulai cair, yang semula vokal
terhadap pembaruan, sedikit demi sedikit menjadi dinamis. Ternyata Tuhan telah
memberikan calon pasangan hidup anak tercintanya, yaitu seorang yang telah
mengalami pembaruan.

Yang mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan batu yang keras menjadi mata
air! (Mzm 114:8). Tetapi janji Tuhan tetap hadir di dalam perubahan-perubahan.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar