Selasa, 12 Oktober 2010

Bonifasius dan Robert Lowry

"Aku tahu Allah tidak akan memberikan kepadaku
sesuatu yang tidak bisa kupertanggungjawabkan.
Aku berharap
semoga Allah tidak terlalu memercayakan banyak hal kepadaku."

Bunda Teresa -- Biarawati


BONIFASIUS: MISIONARIS YANG GIGIH

Hampir seperti Elia di atas bukit Karmel, Bonifasius, misionaris
berdarah Sakson dari Inggris, melawan kekafiran di jantung negeri
Jerman.

Di hadapannya ada Pohon Petir yang besar, sebuah tanda
perbatasan setempat yang dikeramatkan bagi dewa petir oleh
orang-orang kafir. Bahkan sebagian orang yang sudah bertobat dan
menjadi Kristen karena ajaran-ajaran Bonifasius, diam-diam masih
menyembah pohon tersebut.

Dengan berani Bonifasius menentang penyembahan sesat ini. Ia
memunyai sebuah kapak di tangannya. Sebagai wakil Allah yang sejati
bagi orang-orang Kristen, ia memusnahkan lambang Iblis tersebut. Ia
menebang "pohon suci" tersebut dengan kapaknya dan Pohon Petir itu
pun tumbang dengan suara gemuruh.

Itulah legendanya, benar atau tidak, sekurang-kurangnya
cerita ini mengungkapkan keberanian dan iman yang ditampilkan
Bonifasius melawan kepercayaan yang salah.

Bonifasius dilahirkan dalam keluarga Kristen di Wessex pada tahun
680. Nama aslinya ialah Winfred. Ia dilatih di sebuah biara
Benediktus dan ditahbiskan pada usia 30 tahun. Ia dianugerahi
keterampilan untuk belajar dan memimpin. Sebenarnya, ada peluang
baginya di Inggris untuk belajar, mengajar, dan mungkin juga
memimpin sebuah biara, namun ia merasa terpanggil untuk orang-orang
yang belum mengaku percaya kepada Kristus. Beribu-ribu orang Sakson
di wilayah Belanda dan Jerman sangat membutuhkan Injil.

Pada tahun 716, Winfred berangkat ke Frisia, tempat para misionaris
Inggris telah mengerjakan ladang berpuluh-puluh tahun lamanya. Raja
Frisia, Radbod, menentang kekristenan. Tekanan di situ sangat kuat
dan Winfred pun kembali ke Inggris. Inilah kegagalan misinya yang
pertama.

Teman-temannya di biara Benediktus memintanya menjadi kepala biara.
Setelah pengalaman yang menyakitkan di Frisia, ia mungkin saja
tergiur dengan tawaran ini, tetapi visi Winfred masih mengarah ke
luar. Ia pergi ke Roma pada tahun 718, dan di sana ia menerima tugas
misionaris dari Sri Paus. Ia ditugaskan untuk pergi lebih jauh,
melewati Sungai Rhein, dan mendirikan gereja di antara orang Jerman
di sana.

Jerman umumnya telah terbuka untuk kekristenan jenis apa pun, namun
tidak ada gereja yang kuat di sana. Pada abad keempat, suku-suku
Jerman terikat dengan Arianisme yang mereka campurkan dengan
takhayul mereka sendiri. Kemudian, para misionaris bangsa Kelt telah
memenangkan sejumlah jiwa, tetapi mereka tidak pernah ada di bawah
naungan organisasi gereja yang kuat. Sri Paus ingin sekali
menghadirkan gereja yang kokoh di sana.

Mula-mula, Winfred mendatangi Thuringia untuk menghidupkan gereja
yang mulai melemah di sana. Kemudian setelah ia mendengar bahwa
musuhnya, Radbod, telah mati, ia kembali ke Frisia. Otoritas Sri
Paus agaknya telah memberikan Winfred wibawa atas pemerintah
setempat. Di sana ia bekerja selama 3 tahun, kemudian berpindah ke
arah tenggara, ke Hesse.

Ia kembali ke Roma pada tahun 723 dan diangkat sebagai uskup. Itulah
saatnya ia menerima nama barunya -- Bonifasius. Ia juga diberikan
surat perkenalan untuk Charles Martel, raja suku Franka. Ketangkasan
Charles di bidang militer sangat terkenal (ia yang memukul mundur
pasukan Islam di Tours [di tengah-tengah negara Perancis modern,
Red.]). Perlindungannya memberikan dukungan kuat bagi Bonifasius.
Sekembalinya dari Hesse, Bonifasius melanjutkan pemusnahan kekafiran
dan mendirikan gereja. Hal ini terjadi ketika ia menumbangkan Pohon
Petir yang dianggap suci tersebut. Mungkin saja ketakutan warga pada
Charles Martel yang mencegah mereka menjatuhkan Bonifasius, namun,
hasil yang tampak ialah bahwa kekristenan menjadi kekuatan baru yang
harus diperhitungkan di Jerman. Jika pohon suci mereka saja tidak
dapat dilindungi para dewa orang Jerman, maka mereka tidak memiliki
apa pun untuk dibandingkan dengan Allahnya Bonifasius.

Bonifasius menjadi daya tarik bagi sejumlah misionaris dari Inggris.
Para biarawan dan biarawati ingin sekali melayani bersamanya. Dengan
bantuan mereka, ia mendirikan organisasi gereja yang kuat di seluruh
kawasan itu. Ironisnya, pelindungnya, Charles Martel sedang
mengupayakan perubahan gereja di antara orang-orang Franka. Charles
mengambil kuasa atas gereja-gereja di sana dengan merampas tanah
mereka dan menjual instansi-instansi gereja. Hanya setelah ia wafat,
pada tahun 741, Bonifasius dapat memulihkan gereja Franka tersebut.

Pada tahun 747, Bonifasius sekali lagi ke Roma. Di sana ia diangkat
menjadi Uskup Agung Mainz dan pemimpin spiritual seluruh Jerman.
Namun, setelah melewati umur 70 tahun, ia berkeinginan untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang tertinggal. Setelah mengundurkan
diri dari jabatan uskup agungnya pada tahun 753, ia kembali ke
Frisia, tempat ia memulai karya misionarisnya. Di sana ia memanggil
kembali orang-orang yang telah ia baptis dan yang sekarang telah
kembali ke kekafiran, kemudian ia melanjutkan perjalanan ke
daerah-daerah yang belum dijangkau.

Pada hari Minggu Pentakosta tahun 755 di Dokkum, di sepanjang Sungai
Borne, ia merencanakan kebaktian di tempat terbuka untuk mengajar
dan meneguhkan orang-orang percaya baru. Ketika sedang berdiri di
tepi sungai, sambil menyiapkan kebaktian, segerombolan penjahat
kafir menyerangnya. Orang-orang yang ada di pihaknya mencoba melawan
mereka, tetapi Bonifasius berteriak: "Hentikanlah dari pertikaian,
anak-anakku. Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh
tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Terimalah dengan
tenang serangan maut sesaat ini, agar engkau dapat hidup dan
memerintah bersama-sama Kristus selama-lamanya." Menurut saksi mata
ia mati dengan Injil di tangannya.

Tidak ada yang dapat meragukan kesalehan, keberanian, ataupun
kesetiaan pelayanan Bonifasius. Seperti yang ditulis sejarawan
Kristen Kenneth Scott Latourette, "Tidak banyak, jika pun ada,
misionaris Kristen yang telah menyajikan dengan lebih tepat,
idealisme iman mereka yang hendak disebarluaskan dengan perilaku
mereka. Rendah hati, meskipun ada kesempatan yang menggiurkan untuk
mendapatkan posisi gerejawi yang tinggi; tanpa cacat skandal;
seorang yang mandiri dan tekun berdoa; berani; mengorbankan diri
sendiri; dan adil. Bonifasius adalah salah seorang panutan yang luar
biasa bagi kehidupan Kristen."

Diambil dan disunting dari:
Judul artikel: 716: Bonifasius Berangkat sebagai Misionaris
Judul buku: 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
Penulis: A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, Randy Petersen
Penerbit: PT BPK Gunung Mulia, Jakarta
Halaman: 41 -- 43
_____________________________________________________________________


ROBERT LOWRY:
PENGALAMAN HIDUPNYA MELATARBELAKANGI HIMNE-HIMNENYA

Robert Lowry adalah nama yang terkenal hampir di setiap tempat
puji-pujian dinyanyikan. Setiap kali menyebut namanya, ada kobaran
simpati dan sukacita di hati ribuan orang-orang Kristen yang
terbiasa menyanyikan himnenya.

Robert Lowry lahir di Philadelphia, Pennsylvania, AS, pada tanggal
12 Maret 1826. Kesukaannya terhadap musik telah terlihat sejak dia
masih muda. Sebagai seorang anak, dia tertarik dengan berbagai alat
musik yang dipegangnya.

Pada saat berumur 17 tahun, dia bergabung dengan First Baptist
Church of Philadelphia, dan kemudian menjadi pelayan yang aktif di
sekolah minggu sebagai guru dan pengurus paduan suara. Pada usia 22
tahun, dia berkomitmen untuk mengambil bagian dalam pelayanan, dan
mengambil studi di Universitas Lewisburg, Pennsylvania. Pada usia 28
tahun, dia lulus dengan nilai tertinggi di kelasnya. Pada tahun yang
sama, dia mulai terjun ke dunia pelayanan. Dia melayani sebagai
pendeta di West Chester, Pennsylvania (1854-1858); New York
(1859-1861); Brooklyn (1861-1869); dan Lewisburg, Pennsylvania
(1869-1875). Selain itu dia juga menjadi profesor sastra fiksi di
universitas dan mendapat titel D.D. [Doctor of Divinity, Red.] pada
tahun 1875. Kemudian dia pergi ke Plainfield, New Jersey. Di sana
dia menjadi pendeta Park Avenue Church. Setiap ladang pelayanannya
ditandai dengan kesuksesan.

Dr. Lowry adalah seorang yang tidak begitu memiliki kemampuan
administrasi, tapi khotbah-khotbahnya luar biasa. Dia adalah seorang
mahasiswa yang begitu tekun mempelajari Alkitab secara keseluruhan.
Entah di altar ataupun di mimbar, ia selalu menjadi pembicara yang
pintar dan menarik. Dia memiliki watak yang ramah dan menyenangkan.
Selera humornya yang tinggi menjadi salah satu karakternya yang
paling menonjol. Orang yang memiliki kemampuan yang besar dalam
melukis dengan imajinasi hanya sedikit. Namun Dr. Lowry bisa
menggetarkan pendengar dengan penggambarannya yang hidup dan
memberikan inspirasi kepada orang lain dengan pemikiran yang sama
yang telah menginspirasinya.

Lagu-lagu yang diciptakannya dinyanyikan di mana-mana, dan banyak
dari himnenya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,
[termasuk bahasa Indonesia]. Sementara itu, mengajarkan Injil, yang
adalah sukacitanya yang terbesar, merupakan pekerjaannya seumur
hidup. Musik dan ilmu yang mempelajari himne merupakan studi
favoritnya. Hal lain yang disukainya: rekreasi.

Tahun 1880, dia mengambil cuti selama 4 tahun untuk berkunjung ke
Eropa. Tahun 1885, dia merasa perlu beristirahat dan mengundurkan
diri dari kepastoriannya di Plainfield. Kemudian dia mengunjungi
negara-negara bagian di bagian selatan dan barat AS, serta menetap
beberapa waktu lamanya di Meksiko. Setelah itu, dengan kesehatan
yang membaik dia kembali mengerjakan pelayanannya di Plainfield.

Saat dia mendapatkan tanggung jawab untuk memperbaiki karya-karya
yang berhubungan dengan musik, dia pun mempelajari musik dengan
sungguh-sungguh dan berburu banyak buku dan karya seni yang memiliki
komposisi musik yang tinggi. Bahkan, perpustakaannya menjadi salah
satu perpustakaan musik terbaik di negaranya. Perpustakaannya itu
penuh dengan karya-karya filsafat dan ilmu suara musik. Dia juga
memiliki beberapa karya musik yang berusia lebih dari 150 tahunan.

Ketika seorang wartawan menanyakan metode mengarangnya, ia menjawab,
"Saya tidak memiliki metode. Kadang musik muncul lebih dulu baru
syairnya mengikuti, yang terdengar harmoni dengan melodinya;
tergantung suasana hati. Saat sesuatu mengejutkanku, entah syair
atau musik, dan tidak peduli di mana pun saya berada, di rumah atau
di jalan, saya mencatatnya. Bagian pinggir koran atau belakang
amplop sering saya jadikan tempat mencatat. Otak saya ini seumpama
mesin pintal, pikir saya, karena musik mengalun di benak saya setiap
waktu. Saya tidak menciptakan musik dengan kunci-kunci alat musik.
Nada-nada dari hampir semua himne yang saya tulis sudah terbentuk
sebelum saya mencobanya dengan organ. Biasanya syair himne dan musik
ditulis pada saat yang sama."

Dr. Lowry sering mengatakan bahwa dia menjadikan "Weeping Will Not
Save Me" sebagai himne penginjilan yang paling bagus dan paling
panjang yang pernah dia tulis. Berikut ini beberapa lagu gerejawi
yang terkenal dan berkesan: "Shall We Gather at the River?" [NKB No.
114 Apa Kita 'kan Berhimpun], "One More Day's Work for Jesus",
"Where is My Wandering Boy Tonight?", "I Need Thee Every Hour"
[Tuhan Harapanku], "The Mistakes of My Life", "How Can I Keep from
Singing?", dan masih banyak lagi yang lain.

Dr. Lowry pernah berkata, "Saya lebih suka mengajarkan Injil kepada
jemaat yang menghargai dan menerima saya daripada membuat himne."
Namun, himnenya terus muncul, diterjemahkan ke banyak bahasa.
Melalui karyanya, Dr. Lowry mengajar, menenangkan beribu-ribu jiwa,
serta membakar semangat untuk menyatakan pujian dan rasa syukur
mereka kepada Allah atas kebaikan-Nya terhadap anak manusia.

Rev. Robert Lowry, D.D. meninggal di tempat tinggalnya di
Plainfield, New Jersey, pada tanggal 25 November 1899. Akan tetapi,
hidup dan ceramahnya seputar lagu-lagu rohani akan masih terus
terdengar dan dinyanyikan. (t/Setya)

Diterjemahkan dan dirangkum dari:

1. Judul artikel: Robert Lowry
Nama situs: NetHymnal
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.cyberhymnal.org/bio/l/o/w/lowry_r.htm
Tanggal akses: 1 Juli 2010

2. Judul artikel: Robert Lowry
Nama situs: Wholesome Words
Penulis: Jacob Henry Hall
Alamat URL: http://www.wholesomewords.org/biography/biorplowry.html
Tanggal akses: 1 Juli 2010
______________________________________________________________________

LAGU HIMNE YANG DICIPTAKAN UNTUK PARA KORBAN TSUNAMI

Ketika bantuan uang, makanan, obat-obatan dan lain-lainnya terus
mengalir dari organisasi-organisasi kemanusiaan kepada jutaan korban
tsunami yang telah kehilangan segalanya, sebuah organisasi dari
gabungan Gereja Metodis mempersembahkan sebuah lagu himne yang
khusus diciptakan untuk mengenang tragedi tsunami.

Salah satu lagu himne tersebut berjudul "When Innocence is
Fractured", yang ditulis oleh Pdt. Gareth Hill beberapa hari setelah
bencana tsunami terjadi. Lagu himne ini diciptakan untuk membantu
kita untuk berdoa lebih tenang ketika kita tidak bisa berdoa
sendiri, begitulah tutur Dean Mclntyre, pimpinan bidang musik dari
Gabungan Gereja Metodis. Lagu himne ini juga bisa membantu
penyembuhan batin secara lebih mendalam, dan dapat menjadi inspirasi
pribadi dan ketenangan jiwa.

Beberapa pelayanan dan anggota gabungan Gereja Metodis, menulis lagu
himne untuk pertama kalinya untuk menyatakan rasa empati kepada para
korban. Selain itu, melalui lagu ini mereka juga ingin memberikan
harapan baru kepada para korban untuk kembali membangun kekuatan
dari Tuhan.

Sumber:
Nama situs: Kristiani Pos
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL:
http://www.christianpost.co.id/culture/music/20050204/1501/lagu-hymne-diciptakan-untuk-para-korban-tsunami/index.html
Tanggal akses: 8 Juli 2010

+ Apa Kata Mereka_____________________________________________________

TRIVIA ASYIK FB BIO-KRISTI

Mulai tahun 2010, pelayanan Bio-Kristi sudah merambah ke tautan
jejaring sosial Facebook dan lebih mengaktifkan forum diskusi
In-Christ.Net (ICN). Untuk menindaklanjuti perluasan pelayan ini,
publikasi Bio-Kristi pun menambah sebuah kolom tak tetap yang akan
memberitakan perkembangan aktivitas di FB atau forum diskusi tersebut.

Untuk semakin menghidupkan kolom ini, kami mengundang Anda untuk
bergabung dan berinteraksi dalam Facebook Bio-Kristi dan Forum
ICN Bio Tokoh.

Facebook Bio-Kristi
==> http://fb.sabda.org/biokristi

Forum ICN Bio Tokoh
==> http://www.in-christ.net/forum/index.php?board=33.0

Dinding Facebook Bio-Kristi, 28 Juni 2010:
Ada yang tahu tidak, siapakah orang yang rela mati membela imannya
dalam Kristus selain Stefanus?

Komentar:

Fritz Gwan Nehemnya: Petrus iya bukan?
Avniel de Laurist: Theodora dan kekasihnya, Didimus
Valentina Sinaga: I.L. Nomensen
Rumeni Christiane: Ada banyak, baca aja Batu-Batu Tersembunyi, OK
Elya Susanti: Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Yakobus, Yakobus anak
Zebedeus, Petrus, Yudas saudara Takobus, Bartolomeus (
Natanael), Andreas, Thomas, Matias pengganti Yudas
Iskariot & Paulus. Is it true?
Avniel de Laurist: Saya pernah baca, itu ada di buku pelajaran, jadi
bukan tafsiran. :)

Alamat URL:
http://fb.sabda.org/biokristi?story_fbid=134224476602043

+ Sisipan_____________________________________________________________

POKOK-POKOK DOA DARI KALENDER DOA SABDA (KADOS)

Puji Tuhan, satu lagi milis publikasi baru diterbitkan oleh Yayasan
Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi yang diberi nama KADOS
(singkatan dari Kalender Doa SABDA) ini lahir dari kerinduan YLSA
untuk membagikan pokok-pokok doa harian bagi para pendoa syafaat
yang terbeban berdoa bagi Indonesia dan pelayanan YLSA. Semoga
melalui kesatuan hati untuk berdoa ini, Tuhan akan melawat umat-Nya
dan nama-Nya dimuliakan.

Publikasi KADOS terbit secara mingguan dan bersifat terbuka
untuk semua denominasi gereja. Dengan menjadi pelanggan KADOS,
maka secara otomatis Anda juga menjadi pelanggan e-Doa, Open Doors,
dan 30 Hari Doa. Jadi, bagi pendoa-pendoa Kristen Indonesia yang
ingin dibekali untuk menjadi pendoa yang setia dan memiliki visi,
segera daftarkan nama Anda dan jadilah berkat.

Kontak redaksi:
==> < doa(at)sabda.org >

Untuk berlangganan, kirimkan email kosong ke:
==> < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

Jika Anda memiliki pokok-pokok doa syafaat yang ingin didoakan, Anda
dapat mengirimkan pokoh-pokok doa tersebut melalui Facebook e-Doa
atau melalui situs Doa.

Facebook e-Doa:
==> http://fb.sabda.org/doa

Situs Doa:
==> http://doa.sabda.org/node/add/content-permohonan-doa
______________________________________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar