Minggu, 01 Agustus 2010

Why Not The Best?

Why Not The Best?

2 Korintus 5:11–21

5:11 Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan
orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata
juga demikian bagi pertimbangan kamu.

5:12. Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada
kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami,
supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah
dan bukan batiniah.

5:13 Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah,
dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.

5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa
jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.

5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak
lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka.

5:16. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia.
Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak
lagi menilai-Nya demikian.

5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu
kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati
kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.


Karena TUHAN telah memberikan dirinya sendiri, tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak memberi yang terbaik bagi TUHAN. Masalahnya adalah, apakah yang terbaik
itu? Yang terbaik bukan diukur dari jumlah pemberian atau persembahan. Dalam ay.
14–15, dinyatakan bahwa tidak ada persembahan yang dikatakan terbaik,
kecualisemuanya harus dipersembahkan, artinya kita sudah mati, tidak ada yang
tersisa pada kita. Bukan diukur pada jumlah yang diberikan, tetapi sisa yang
masih di simpan untuk diri kita sendiri. Yang terbaik menyangkut sikap hati,
artinya yang kita persembahkan bagi TUHAN diukur dari hati kita. Hati ini diukur
dari perkenanan TUHAN atas apa pun yang kita lakukan (harus ada dalam
pemerintahan TUHAN). Hati juga diukur dari kecintaan kita kepada TUHAN.

Persembahan yang terbaik kepada TUHAN adalah sikap mengembalikan kepada-NYA,
bukan memancing berkat TUHAN. ALLAH menghendaki kita memberi apa yang terbaik
bagi-NYA. Hal ini jelas dapat kita mengerti, sebab seharusnya DIA yang Tertinggi
memang layak menerima persembahan yang terbaik. Kesediaan kita memberi yang
terbaik bagi TUHAN adalah ciri kedewasaan kita dan kecintaan kita kepada TUHAN.
Pemberian tanpa kerelaan pastilah pemberian palsu.

Yang terbaik juga menyangkut waktu yang tepat untuk berbuat bagi TUHAN.
Persembahan yang bukan pada waktunya bisa tidak berarti. Pada waktu kita diberi
kesempatan untuk mencari TUHAN dan bertobat, maka haruslah kita gunakan
kesempatan ini sebaik mungkin. TUHAN Yesus mengatakan, "Bekerjalah selagi hari
siang" (Yoh. 9:4). Kita harus mulai saat ini, sebab kesempatan yang diberikan
TUHAN bisa berlalu dan kita kehilangan kesempatan selama-lamanya. Jangan
berpikir bahwa kesempatan bisa diatur dan ditentukan oleh diri sendiri, sebab
kesempatan hari ini tidak bisa ditukar dengan kesempatan hari esok. Kesempatan
hari ini adalah untuk hari ini, besok bisa lain ceritanya. Maka apakah
kesempatan tersebut menjadi berkat ataupun kutuk, menjadi bagian kita untuk
mengarahkan pilihan kita.

Maka sebagai orang-orang yang sudah ditebus oleh-NYA, mengapa kita masih tidak
mau memberikan yang terbaik? Dengan menghargai anugerah keselamatan-NYA, tidak
mungkin kita tidak memberikan yang terbaik. Sekarang saatnya kita berkata dengan
tulus kepada TUHAN, "Berbicaralah TUHAN, hamba-MU mendengar".


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar