Jumat, 06 Agustus 2010

Bagi DIA

Bagi DIA


Roma 12 : 1–8

12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada
setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir
begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang
dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi
tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus;
tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih
karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat
baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk
mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang
membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas;
siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang
menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.


Apabila kita bertanya kepada TUHAN, "Untuk apa ENGKAU menciptakan manusia?"
Jawaban-NYA akan sangat singkat, yaitu "Untuk-KU." Mengapa kita bertanya
tentang hal ini? Sebab untuk mengetahui ukuran kebaikan manusia, kita harus
tahu maksud dan tujuan manusia diciptakan. Jawaban tersebut sangat jelas
mengandung pengertian bahwa manusia hidup hanya bagi DIA. Manusia tidak berhak
hidup untuk hidupnya sendiri. Jika manusia eksis saat ini, ia harus eksis untuk
TUHAN. Suka ataupun tidak suka, manusia harus hidup hanya untuk melakukan
kehendak-NYA, rencana-NYA dan tujuan-NYA yang sempurna. Jika manusia tidak
menerima kenyataan ini, itu berarti memberontak terhadap TUHAN.

Manusia yang baik adalah manusia yang tahu untuk apa ia diciptakan oleh TUHAN.
Jika ia mengetahuinya, ia bersedia melakukan kehendak-NYA: apa yang baik, yang
berkenan, dan yang sempurna. IA harus berusaha mengetahui apakah yang
dilakukannya dalam hidup ini dapat memuaskan perasaan TUHAN.

Kebaikan manusia tidak diukur dari tindakan melakukan hukum agama dan menjadi
orang saleh secara agamawi. Pola keberagamaan seperti itu tidak berstandar
kesempurnaan seperti BAPA di surga. Kekristenan yang benar tidak agamawi
seperti itu, tetapi dalam Kekristenan kita mengenal pembaruan pikiran
terus-menerus dari hari ke hari sehingga kita mengerti kehendak TUHAN (ay. 2).
Untuk itu kita harus sadar untuk mengasihi TUHAN. Mengasihi TUHAN –karena TUHAN
telah mengasihi kita- dalam konteks yang benar akan mendorong kita berusaha
mengenal kehendak dan rencana-NYA sehingga tidak sama seperti dunia ini.

Mengerti kehendak TUHAN bukan hanya karena aturan hukum-hukum yang ada, tetapi
memiliki kepekaan terhadap pikiran dan perasaan TUHAN. Itulah sebabnya TUHAN
mengutus Roh Kudus kepada orang percaya agar memiliki kepekaan tersebut. Namun,
kalau orang percaya tidak meresponi karya Roh Kudus itu, maka Roh Kudus pun
tidak bersedia menuntun orang tersebut mengerti kehendak TUHAN.

Sebagai orang percaya, marilah kita meresponi Roh Kudus dengan penuh kerinduan
untuk mengerti kehendak TUHAN dan berusaha menggali kekayaan Alkitab untuk
mengenali kebenaran TUHAN. Mari menyediakan waktu untuk bersekutu secara
pribadi dengan TUHAN dalam doa (minimal 30 menit setiap hari). Bila kita ingin
dipersiapkan menghuni dan memerintah di Kerajaan Surga bersama-sama dengan
TUHAN Yesus dalam kemuliaan, marilah belajar melakukan kehendak-NYA. Orang yang
melakukan kehendak TUHAN di bumi ini, akan melakukan kehendak TUHAN di
kekekalan, dalam Kerajaan Surga.

Dimodifikasi dariTruth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar